Revisi Ref THT Runi
Revisi Ref THT Runi
PENDAHULUAN
3.1 Definisi
Laporan yang dilakukan di Pennsylvania dari tahun 2004 sampai 2010 dari
231.694 pasien terdapat 327 pasien (0,14%) mengalami trauma esofagus. Risiko
trauma esofagus meningkat secara nyata pada pria dari 1,98% menjadi 3,47%.
Resikonya juga meningkat di Afrika dan Amerika dari 3,65% menjadi 5,82%.
Sebagian besar kasus berasal dari luka tembak dan luka tusukan.
Pasien dengan trauma esofagus memiliki mortalitas yang jauh lebih tinggi
daripada mereka yang tidak mengalami cedera (20,5% banding 1,4%). Bagi
pasien dengan trauma esofagus, ada hubungan antara tingkat keparahan trauma
dan kematian. Studi yang telah dilakukan mengenai luka esofagus sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa cedera ini jarang terjadi namun
membawa morbiditas yang cukup besar (46%) dan mortalitas (20%). Cedera
memiliki morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi bila esofagus toraks terlibat
dibandingkan dengan esofagus servikal saja. Cedera yang paling sering terjadi
pada orang muda, pria kulit hitam yang menderita luka tembak.10
Secara garis besar etiologi trauma esofagus ini dapat digolongkan kedalam
3 kategori : 1. Trauma Iatrogenik, meliputi : perforasi akibat tindakan endoskopi,
ruptur saat melakukan dilatasi, perforasi akibat pemasangan Nasogastric Tube
(NGT), perforasi akibat pembedahan torak dan abdomen. Perforasi akibat
pemberian radiasi. 2. Trauma yang berasal dari dalam esofagus, meliputi: Benda
asing, bahan korosif, ruptur spontan akibat muntah yang hebat. 3. Trauma
langsung dari luar esofagus , meliputi: akibat tusukan dan benturan dada.7
Trauma eksternal pada esofagus lebih sering terjadi oleh karena luka
tembak dan luka tusuk. Perforasi esofagus akibat trauma tumpul eksternal sangat
jarang terjadi. Penyebab yang paling sering berkaitan dengan kecelakaan
kendaraan bermotor berkecepatan tinggi. Hasil klinis dari pasien-pasien tersebut
dipengaruhi oleh keterlambatan diagnosis, komplikasi dari perforasi esofagus dan
cedera terkait. Karena tanda dan gejala awal perforasi esofagus tidak mudah
dikenali, diagnosis yang cepat dan akurat merupakan tantangan pada pasien
dengan trauma tumpul multiple. Sehingga kecurigaan yang tinggi diperlukan
dalam menangani pasien trauma dengan tekanan yang kuat pada leher atau dada.8
3.3 Patogenesis
Lokasi ruptur bisa dipengaruhi oleh ada atau tak adanya hernia hiatus.
Dengan adanya hernia, tekanan maksimum ditimbulkan dalam lambung yang
berherniasi dan sisanya biasanya timbul dalam cardia, yang melibatkan lambung
Nyeri, disfagia dan odinofagia biasanya ada bila suatu benda asing yang
tersangkut, ulkus esofagus atau karsinoma progresif mengerosi dinding esofagus.
Riwayat menelan benda asing, gejala refluks menahun, atau obstruksi progresif
belakangan ini sering ada. Karena proses perforasi dalam keadaan ini lambat,
maka peradangan akibatnya biasanya mencegah perforasi bebas dan menyokong
pembentukan abses atau fistula di dalam mediastinum.
Jarang ruptur esofagus setelah trauma. Harus disingkirkan bila ada bukti
emfisema mediastinum, hidropneumotoraks, hematemesis atau drainase berdarah
dari sonde nasogogaster setelah trauma tumpul atau penetrasi.8
Foto polos torak dengan posisi posteroanterior dan lateral : untuk melihat
adanya tanda perforasi esofagus dengan servikal, emfisema mediastinum,
pneumotorak, piotorak, mediastinitis serta aspirasi pneumonia.
3.6 Diagnosis
3.8 Terapi
Suatu perforasi dini dengan tempat ruptur yang dapat didebridasi adekuat
dan diperbaiki dengan drainase akan memberikan hasil yang memuaskan. Tetapi
perforasi yang diterapi lebih dari 24 jam setelah kejadian, pasien dengan
perbaikan awal yang gagal dan pasien dengan perforasi esofagus yang sakit, akan
menjalani eksisi esofagus dengan pembentukan esofagostomi servikal dan
gastrostomi. Kontrol sepsis dengan pemberian makan yang memuaskan akan
memungkinkan rekonstruksi nantinya, yang menggunakan graft interposisi kolon
atau lambung.
Perforasi intramural atau walled-off pada pasien dengan tanda vital stabil
dan tanpa bukti septik dapat ditatalaksana dengan antibiotik intravena, pemberian
makan parenteral dan penghambatan sekresi lambung selama pembatasan
pencernaan.8
3.9 Komplikasi
Pada perforasi yang luas atau perforasi kecil dan terbatas dengan
kontaminasi dapat menyebabkan Pneumoni, Mediastinitis, Empiema,
Polimikrobial sepsis dan Multi-organ failure.9,10
3.10 Prognosis
RESUME
Nyeri dada dianggap sebagai keluhan utama dari perforasi esofagus dan
ditemukan pada lebih dari 70% pasien dengan perforasi esofagus intratorak. Nyeri
yang timbul bersifat akut dengan onset yang tiba-tiba menjalar ke punggung atau