Anda di halaman 1dari 38

Batuan Metamorfosa

Hendro Purnomo

TEKNIK PERTAMBANGAN STTNAS


2017
Siklus Batuan Metamorfosa
Pembentukan Batuan Metamorfosa

• Batuan metamorf terbentuk sebagai akibat dari proses perubahan


temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya, di atas batas
diagenesis dan di bawah batas titik lebur (melting), dimana batuan
dalam keadaan keseimbangan baru tanpa terjadi perubahan
komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fase cair (dalam
keadaan padat), dengan temperatur antara 200-700-1000⁰C.

• Proses metamorfosa terjadi pada kondisi di bawah permukaan.


Proses metamorfosa meliputi:
– Rekristalisasi
– Reorientasi dan
– Pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.
Proses Metamorfosa

Epidote
Muscovit,
Albite,
Paragonit,
Pyrophyllite
Migmatite rock
Pembentukan Batuan Metamorfosa (lanjutan..)

• Metamorfisme membentuk batuan dengan tekstur dan


komposisi mineral yang sama sekali berbeda dengan batuan
asal. Kenaikan temperatur dan tekanan pada proses
metamorfosa akan merubah mineral bila batas kestabilannya
terlampaui, selain itu juga merubah hubungan antar butiran
kristalmya.

• Pada proses metamorfosa tidak merubah komposisi kimia


batuan asal, oleh karena itu pembentukan batuan metamorfosa
selain dipengaruhi oleh faktor tekanan (P) dan temperatur (T)
juga dipengaruhi oleh jenis batuan asal.
Tekstur
Geology1403-bloger

Derajat metamorfisme
Mineral-mineral Metamorfosa
Kontrol Tektonik Terhadap Metamorfisme
• Metamorfisme pada zona subduction = P tinggi / T rendah.

• Metamorfisme pada zona pemekaran lantai samodera (mid-ocean


ridges) = P rendah / T sangat tinggi.

• Metamorfisme pada arc basement = P rendah / T tinggi.

• Metamorfisme pada tumbukan antar benua (continental-continental


collision) = P dan T intermediate.

• Metamorfisme pada continental extension = P intermediate / T


tinggi.
Metamorfisme dan Lempeng Tektonik
Metamorfisme dan Lempeng Tektonik (lanjutan..)
Metamorfisme dan Lempeng Tektonik (lanjutan..)
Metamorfisme dan Lempeng Tektonik (lanjutan..)
Slate Phyllite

Schist Gneiss
Metamorfisme dan Lempeng Tektonik (lanjutan..)
Klasifikasi Metamorfisme Berdasarkan
Setting Geologi

• Metamorfisme Lokal:
a) Metamorfisme Kontak – P rendah / T tinggi.
b) Metamorfisme Dinamik/ cataclastic (pada zona
sesar) – tinggi / T rendah.

• Metamorfisme Regional (metamorfisme dinamo-


termal), mempengaruhi/berdampak pada daerah yang
luas (large region) – P tinggi / T tinggi.
a) Metamorfisme beban (burial metamorphism).
Metamorfisme Kontak
• Terjadi karena aktivitas magma panas yang mengintrusi pada
batuan (country rock) yang lebih dingin. Kenaikan temperatur
menyebabkan batuan yang diintrusi terubah/termetamorfkan.

• Tidak ada gaya tekan (tectonic stress) yang mempengaruhi


proses ini, sehingga tekstur batuan hasil metamorfisme kontak
adalah non foliasi (hornfels, kuarsit dan marmer).

• Zona ubahan terjadi pada area yang relatif sempit yang di


sebut dengan contact aureole.
Kontak Aureole
Penampang intrusi monzonit kuarsa pada batumarmer di Crestmore-
California. Zona kontak aureole mencapai tebal 17m (Ehlers, 1982)
Kontak aureole pada batuan shale, batugamping, batupasir dan sandy shale.
Metamorfisme Dinamik/ Cataclastic
• Metamorfisme dinamik terjadi sangat lokal pada zona
fractures/ rekahan (fracturing and granulation) di sekitar zona
sesar.
• Secara umum efek dari proses metamorfisme dinamik adalah
menurunnya ukuran butir.
• Jika cataclastic terjadi pada lokasi yang dangkal/ dekat
permukaan maka akan menghasilkan breksi sesar dan jika
terjadi pada level yang dalam akan terjadi rekristalisai
mylonites. Pada mylonite fragmen dari batuan asal berbentuk
lensa dapat sering ditemukan di dalam matrik yang halus.
• Hasil rekristalisasi mylonites menghasilkan batuan yang keras
dan tahan/resitant terhadap erosi.
Metamorfisme Cataclastic (lanjutan..)
Batuan metamorfosa cataclastic

Mylonite

Mylonite pada sayatan tipis


Metamorfisme Regional
• Proses yang berperan dalam metamorfisme regional adalah
kenaikan tekanan (P) dan temperatur (T). Proses ini terjadi
secara regional meliputi daerah yang luas dan dalam bentuk
sabuk pegunungan.
Proses metamorfisme regional berhubungan dengan
lingkungan tektonik, misalnya pada zona tunjaman atau
pembentukan pegunungan.

• Burial metamorphism (metamorfisme beban) atau sering


disinonimkan dengan high-grade diagenesis adalah proses
kelanjutan diagenesis yang berhubungan dengan penimbunan/
pembebanan pada cekungan sedimen tanpa ada keterlibatan
aktivitas tektonisme atau plutonisme.
Burial Metamorphism
• Jika sedimen terendapkan dan tertimbun di cekungan sedimen
maka:
a) P naik karena beban dari overburden
b) T naik karena geothermal gradient
• Diperlukan kedalaman yang lebih dari efek diagenesa:
a) Kedalaman 8-15km, tergantung pada gradient geothermal.
Mineral Pembentuk Batuan Metamorfosa
Zona Derajat Metamorfosa Regional
Mineral indek dan grade metamorfisme
Index Minerals and Metamorphic Grade
References

• Ehlers E.G., Blatt H.,1982, Petrology Igneous, Sedimentary and


Metamorphic. W.H. Freeman and Company.
• Fry N., 1993, The Field Description of Metamorphic Rocks,
Geological Society of London Handbook, John Wiley & Sons.
• Laboratorium Geologi Dinamis., 1988, Pedoman Praktikum.
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral ITB.
• Monttana A., Crespi R., Liborio G., 1978, Guide to Rocks and
Minerals, Simon and Schuster, New York.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai