Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320032752

ANALISIS CHROMIUM HEXAVALENT DAN NIKEL TERLARUT DALAM LIMBAH


CAIR AREA PERTAMBANGAN PT VALE Tbk, SOROAKO-INDONESIA ANALYSIS
OF HEXAVALENT CHROMIUM AND NICKEL DISSOLVED IN WA....

Article · December 2016


DOI: 10.17605/OSF.IO/YF9QJ

CITATION READS

1 1,101

1 author:

Ismail Marzuki
Fajar University
79 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Marzuki, I., 2016. Microsymbiont Sponges Callyspongia Sp as Biomaterials Degrading Hydrocarbons, Proceedings of the National Seminar on Chemistry, Lombok-
Mataram, Vol 1: 480-450 View project

Article View project

All content following this page was uploaded by Ismail Marzuki on 26 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

ANALISIS CHROMIUM HEXAVALENT DAN NIKEL TERLARUT DALAM


LIMBAH CAIR AREA PERTAMBANGAN PT VALE Tbk,
SOROAKO-INDONESIA

ANALYSIS OF HEXAVALENT CHROMIUM AND NICKEL DISSOLVED IN WASTE


WATER USED IN MINING AREA PT VALE Tbk, SOROAKO-INDONESIA

Ismail Marzuki
Laboratorium Dasar, Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Fajar,
Jl. Prof. Abdurrahman Basalamah, (Jl. Racing Center) No. 101, Makassar
Sulawesi Selatan, Indonesia, 90231.
Email: ismailmz@unifa.ac.id cc ismailmz3773@gmail.com

ABSTRAK

Pengawasan, pengendalian dan tindakan konstruktif dengan


menerapkan standar baku mutu limbah cair terhadap industri
pertambangan yang menghasilkan limbah cair mengandung logam
berat harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan, kerugian materil dan timbulnya dampak kesehatan bagi
masyarakat sekitar. Analisis terhadap limbah cair yang dihasilkan
industri pertambangan bertujuan memastikan diterapkannya
ketentuan standar baku mutu lingkungan oleh setiap industri dengan
menggunakan metode pengukuran dan analisis parameter derajat
keasaman menggunakan pH meter Oakton, padatan total,
konsentrasi Chromium hexavalent (Cr6+) menggunakan
Spektrofotometer HACH DR 2000 dan Nikel (Ni) terlarut
menggunakan ICP-OES. Hasil yang diperoleh berturut-turut: Derajat
keasaman (pH) sampel (SP1) rata-rata pH 8,35 dan sampel (SP4)
rata-rata pH 8,92. Kadar padatan Total sampel (SP1) tertinggi, 864
mg/L dan terendah, 136 mg/L, sedangkan sampel (SP4), tertinggi,
1.280 mg/L dan terendah, 174 mg/L. Konsentrasi Chromium
Hexavalent (Cr6+) sampel (SP4), 0,91 mg/L dan sampel (SP1), 0,01
mg/L. Konsentrasi rata-rata Nikel (Ni) terlarut (Soluble Nickel) sampel
(SP1) rata-rata, 0,08 mg/L, dan sampel (SP4), 0,07 mg/L.
Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa kedua jenis
sampel limbah cair PT. Vale Tbk, Soroako memenuhi syarat empat
variabel yang dianalisis dalam standar baku mutu limbah cair.

Kata Kunci: Limbah Cair, Pertambangan,Chromium, Nikel terlarut,


ICP-OES

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


2
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

ABSTRACT
Supervision, control and constructive action by applying liquid
waste quality standards to the mining industry that produces heavy
metal wastewater must be done to prevent environmental pollution,
material loss and health impact to surrounding communities. The
analysis of the liquid waste generated by the mining industry aims to
ensure the application of environmental quality standard requirements
by each industry using measurement method and parameter analysis of
acidity degree using Oakton pH meter, total solid, Chromium hexavalent
(Cr6+) of concentration using HACH DR 2000, and Nickel (Ni) of
dissolved using ICP-OES Spectrophotometer. Results obtained
respectively: The average acidity (pH) of the sample (SP1) averaged pH
8.35 and sample (SP4) averaged pH 8.92. Highest total sample (SP1)
solids, 864 mg/L and lowest, 136 mg/L, while sample (SP4), highest,
1.280 mg/L and lowest, 174 mg/L. Concentrations of Chromium
Hexavalent (Cr6 +) samples (SP4), 0.91 mg/L and samples (SP1), 0.01
mg/L. Mean Soluble Nickel (SP1) average concentration, 0.08 mg/L,
and sample (SP4), 0.07 mg/L. Based on the results obtained concluded
that both types of waste water samples PT. Vale Tbk, Soroako, meets
four variables that are analyzed in liquid waste quality standard.

Key words: Liquid Waste, Mining, Chromium, Dissolved Nickel, ICP-


OES

PENDAHULUAN Saru dkk., 2000).


Analisis kandungan logam berat Dugaan konsentrasi (Cr6+) dan
dalam satu limbah cair hasil samping (Ni) tinggi pada limbah cair PT. Vale
dari industri petambangan maupun didasarkan pada hasil observasi awal
industri makanan dan sejenisnya untuk parameter fisika dan kimia terhadap
wilayah Sulawesi Selatan didasarkan limbah cair buangan PT. Vale Tbk,
pada Keputusan Gubernur Sulawesi Soroako, seperti terperatur, zat padat
Selatan, Anonim, 2003. Limbah cair terlarut, padatan tersuspensi, padatan
buangan pertambangan PT. Vale Tbk, total, pH, BOD5, COD dan nitrit (NO2-
Soroako diduga mengandung N). Pemilihan dan analisis (Ni) terlarut
berbagai jenis logam berat terutama dalam limbah cair penambangan nikel
chromium hexavalent (Cr6+) dan nikel karena logam tersebut dipastikan
terlarut, yang mana perlu dilakukan terdapat dalam limbah cair hasil
analisis kadar yang dibuang samping tambang nikel, sedangkan
kelingkungan sebagai bentuk analisis (Cr6+) karena logam ini dalam
pengawasan dan pengendalian keadaan teroksidasi paling tidak stabil
pemerintah dalam menjaga dan dan memiliki resiko kesehatan paling
mendukung kelestarian lingkungan tinggi diantara logam berat lainnya
khususnya area sekitar yang rentan yang diduga terkandung dalam limbah
terhadap dampak penambangan, cair penambangan nikel dengan level
(Eisa, et al., 2015; Marzuki dkk., 2009; sama dengan resiko paparan merkuri,

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


3
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

dan arsen. Baku mutu (Cr6+) dan (Ni) 1998).


terlarut dalam limbah cair
pertambangan maksimal yang METODE PENELITAN
ditoleransi dan diperbolehkan dibuang Lokasi penelitian dilaksanakan
ke lingkungan tidak melebihi 0,5 mg/L. di PT. Vale Tbk, Soroako-Indonesia
Artinya setiap liter limbah cair yang khususnya pada area penampungan
dibuang ke lingkungan maksimal limbah cair dan pengukuran serta
mengandung 0,5 mg chromium analisis dilaksanakan pada
hexavalent dan dan 0,5 mg nikel Enviromen-tal Laboratory
terlarut, (Marzuki dkk., 2011; Departement Process Technology.
Venkateswara et. al., 2009; Idris, 2005; Waktu penelitian dilaksanakan pada
Satpathy, dkk., 2997) bulan April sampai dengan Juni 2016.
Kadar logam berat yang Sampling dilakukan sebanyak 30 kali.
terkandung dalam limbah cair Alat yang digunakan adalah:
penambangan tidak dapat diprediksi gelas piala 250 ml, labu ukur 100 ml,
karena dipengaruhi oleh beberapa kuvet 25 ml, pipet volume 100 ml, pipet
faktor, seperti kedalaman material volume 50 ml, kaca arloji (berdiameter
yang ditambang, cuaca (musim hujan 5 cm), cawan porselen, labu semprot
atau kemarau) pada area 500 ml, kertas saring, penjepit kertas
penambangan, pH, paparan sinar saring, balp, gegep bebas karat, kertas
matahari pada lokasi penampungan tissue, ICP-OES, Spektrofotometer
limbah cair sebelum treatment, metode
dan teknologi yang digunakan dalam
melakukan penge-lohaan limbah
sebelum dibuang ke lingkungan.
Fluktuasi kadar logam berat yang
mengalami perubahan signifikan dapat
terjadi dalam hitungan hari. Keadaan
ini yang menjadi permasalahan utama
pihak manajemen dalam menentukan
dan menerapkan metode dan
teknologi pengolahan limbah cair pada
industri pertambangan tidak terkecuali
PT. Vale Tbk, Soroako, Indonesia.
Kondisi ini pula yang menjadi dasar
dilakukannya penelitian terhadap
Gambar 1. Lokasi Penelitian di PT.
kandungan (Cr6+) dan (Ni) terlarut
Vale Tbk, Soroako, Indonesia
pada limbah cair di PT. Vale Tbk,
Soroako, bertujuan melakukan analisis
HACH DR 2000, pH meter “OAKTON”,
kadar (Cr6+) dan (Ni) terlarut terhadap
neraca analitik, hot plate, tanur, oven,
limbah cair hasil samping
desikator, lemari asam, sedangkan
penambangan nikel pada PT. Vale
bahan terdiri atas: contoh uji kode titik
Tbk, (Marzuki dkk., 2014; Gede, 2008;
sampling (SP1), dan (SP4),
Dermatas, at. Al., 2004; Asiah, dkk.,
Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11
4
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

Chromaver 3 (reagent), Chrom didestruksi dengan asam nitrat


Hexavalent standard solution 12,5 (HNO3) dan asam klorida (HCl)
ppm, larutan multi elemen, Asam untuk melarutkan analit logam.
Klorida (HCl) pekat, Asam Nitrat Intensitas emisi analit selanjutnya
(HNO3) pekat, gas Argon, larutan diukur dengan mengggunakan
penyangga (buffer) pH 4, pH 7 dan pH ICP-OES, (Anonim, 2005).
10, Deminwater.
Parameter analisis terdiri atas: HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penetapan Derajat Keasaman (pH), Kode sampel (SP1)
didasarkan pada pengukuran aktivitas merupakan sampel yang diperoleh
ion Hidrogen secara potensiometri/ dari lokasi penampungan limbah cair
elektrometri dengan menggunakan pH dengan masa simpan antara 15 hari
meter; sampai 30 hari dan telah melalui
2. Padatan Total (Total Solid) proses pengolahan limbah yaitu
menggunakan metode gravimetri, penempatan pada kolam-kolam
dilakukan dengan menguapkan contoh pengendapan lumpur, sedangkan
uji pada suhu 103 oC – 105 oC kode sampel (SP4) adalah sampel
kemudian ditimbang sehingga yang diperoleh pada lokasi
diperoleh berat tetap, penentuan kadar penampungan limbah cair dengan
padatan total menggunakan rumus: masa simpan 15 sampai 30 hari
( ) namun belum melalui proses
= ,
pengolahan.
…[1]
A = Berat tetap (g) cawan kosong 1. Analisis Derajat Keasaman (pH)
setelah pemanasan 103 oC -105 Analisis pH terhadap sampel
oC, (SP1) dan (SP4) bertujuan untuk
B = Berat tetap (g) cawan berisi melihat fluktuasi perubahan nilai pH
padatan total setelah sebelum pengolahan dan setelah
pemanasan 103 C -105 oC
o
pengelohan, dimana adanya
(residu),
V = Volume contoh uji (ml), perubahan pH menunjukkan terjadi
(Widjonarko et al., 2003) perubahan fisik limbah yang dapat
berdampak pada adanya perubahan
3. Penetapan kadar chromium kadar logam berat khususnya (Cr6+)
hexavalent 6+
(Cr ) dengan dan (Ni) terlarut. Nilai pH limbah cair
mengukur kadar (Cr6+) akan berdampak pada proses
menggunakan metode 1.5- perkaratan saluran pembuangan dan
diphenyl Carhydrazide yang secara bak penampungan limbah cair yang
umum dikenal dengan Chromaver sebagian besar terbuat dari besi.
3. Pengukuran pada panjang Berdasarkan Gambar 1.
gelombang 540 nm, (Anna, 1992) menunjukkan bahwa pH sampel (SP1)
4. Penentuan Soluble Nickel (Nikel tertinggi yaitu pH 10.12 dan terendah
Terlarut), dilakukan dengan cara yaitu pH 7.43, atau rata-rata pH 8,73,
contoh uji yang telah homogen sedangkan sampel (SP4) tertinggi pH

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


5
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

10.15 dan terendah pH 8.35, atau nilai akan mengakibatkan timbulnya


rata-rata pH 8,92. Hasil analisis kerusakan pada benda-benda yang
tersebut sesuai dengan ambang batas dilaluinya, salah satu akibatnya adalah
yang ditetapkan oleh Pemerintah akan menyebabkan perkaratan pada
dalam Standar Baku Mutu Limbah Cair pipa-pipa saluran yang terbuat dari
maksimum : pH (6,0 – 9,0). Tinggi besi. Oleh karena itu, pH dalam limbah
rendahnya pH tersebut baik (SP1) dan cair industri tersebut harus selalu
(SP4) terutama disebabkan oleh dikontrol setiap waktu. Hasil
penambahan Caustic di lapangan. bila pengukuran pH terhadap sampel
pH-nya rendah (keasamannya tinggi) (SP1) dan (SP4), disajikan pada
maupun pH-nya tinggi (bersifat basa). Gambar 2, di bawah:
pH yang rendah maupun pH tinggi

pH SP1 pH SP4
10.3 10.15
10.2 10.12 10.1110.15 10.12
10.05 10.06
10.1 9.97
9.93
10 9.85
9.9 9.79 9.81
9.8 9.67 9.69 9.68 9.71 9.68
9.7
9.6 9.48 9.51
9.44 9.43 9.43
9.5 9.34
9.33
9.4 9.26
9.3 9.21 9.21
9.2 9.07 9.11 9.1
9.04 9.03 9.04
9.1 8.96
9 8.87 8.91 8.87 8.91
8.85 8.85 8.81
8.9 8.768.78 8.74
8.8 8.71
8.65 8.62
pH (Unit)

8.7 8.55 8.57 8.56


8.53 8.49
8.6
8.5 8.42
8.35 8.35 8.36 8.32
8.4
8.3
8.2
8.1 7.95
8
7.9
7.8
7.7 7.56
7.6
7.43
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nomor sampling (hari)

Gambar 2. Hasil Analisis pH terhadap (SP1) dan (SP4)

Nilai pH kedua sampel status sampel tersebut, (Cahyadi, 2004;


netral hingga basa menunjukkan Monoarfa, 2002).
bahwa kedua jenis sampel tidak
memerlukan perlakukan khusus untuk 2. Analisis Padatan Total
tujuan penurunan nilai pH atau Material padat yang terdapat
sebaliknya, sehingga konstruksi dalam limbah cair merupakan
saluran dan bak penampungan limbah komponen pengotor yang berkon-
cair yang sebagian besar berbahan tribusi pada tingkat kebahayaan suatu
besi dianggap dapat tahan pada limbah. Jumlah dan konsentrasi
kondisi range pH sesuai kedua jenis padatan total yang terdapat dalam

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


6
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

limbah cair sangat menentukan status untuk menentukan kadar padatan total
limbah tersebut, yang juga mem- limbah cair. Mengetahui kadar padatan
berikan acuan dalam melakukan total suatu limbah cair akan
pengolahan, penyimpanan, pengang- berkontribusi pada pemilihan metode
kutan dan penimbunan, termasuk pengolahan limbah dan cara perla-
pilihan material yang akan digunakan kuan terhadap limbah tersebut.
dalam konstruksi saluran pembua- Gambar 2, di bawah merupakan
ngan dan bak penampungan limbah. gambaran kandungan padatan total
Metode gravimetri merupakan salah limbah cair PT. Vale Tbk, Soroako.
satu metode yang dapat digunakan

1,600 (SP1) (SP4)


634 1,280
1,400
kadar padatan total (mg/L)

680
1,200
454 762
496
1,000 750

864 308 430


800 262
308 285
698 218
600 578 580
1
564
528
277 470 208 466
400 416 396 428
174 276 262
200 204 190
136
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu sampling (hari)

Gambar 3. Hasil Analisis kadar padatan total (mg/L) sampel (SP1) dan (SP4)

Hasil analisis kadar padatan dibandingkan dengan nilai padatan


total menggunakan metode gravimetri total sampel (SP1), hal ini disebabkan
ditunjukkan pada Gambar 2, di atas oleh adanya perbedaan lokasi
terhadap sampel process plant area pengambilan sampel dimana sampel
(SP1) dan (SP4). Nilai padatan total (SP4) adalah sampel yang belum
tertinggi sampel (SP1) adalah 864 mengalami proses pengolahan
mg/L dan nilai terendaa adalah 136 sedangkan sampel (SP1) telah
mg/L, sedangkan sampel (SP4) nilai mengalami pengolahan yaitu melalui
padatan total tertingginya adalah 1.280 sistem pengolahan kolam-kolam
mg/L dan nilai terendah adalah 174 pengendapan lumpur. Nilai padatan
mg/L. Membandingkan nilai padatan total kedua jenis sampel ini memenuhi
total kedua jenis sampel tersebut standar baku mutu limbah cair,
menunjukkan bahwa padatan total maksimum 3400 mg/L.
sampel (PS4) jauh lebih tinggi 3. Analisis Chromium Hexavalent

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


7
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

(Cr6+) dimana setelah dilakukan


Penentuan kadar Chromium penambahan reagent Chromaver 3
hexavalent (Cr6+) dilakukan dengan secara langsung dapat dibedakan
menggunakan alat Spektrofotometer bahwa kadar (Cr6+) dalam sampel
HACH DR 2000 dengan metode 1.5- (SP1) lebih rendah dibanding kadar
diphenylcarbohydrazide yang secara (Cr6+) dalam sampel (SP4). Gambar 3
umum dikenal dengan Chromaver 3, di bawah memperlihatkan bahwa
diukur pada panjang gelombang 540 kandungan (Cr6+) dalam sampel (SP4)
nm. Prinsip alat ini didasarkan pada lebih tinggi dibandingkan kadar (Cr6+)
ketebalan media dan kepekatan sampel (SP1). Berdasarkan Gambar 3
sampel (senyawa berwarna) setelah berikut memperlihatkan nilai rata-rata
penambahan reagent Chromaver 3, konsentrasi (Cr6+) pada sampel (SP4)
warna sampel akan berubah menjadi adalah 0,91 mg/L lebih tinggi
merah. Kepekatan warna berbanding dibandingkan nilai rata-rata kadar
lurus dengan konsentrasi (Cr6+). (Cr6+) pada sampel (SP1), yakni
Analisis kadar (Cr6+) pada sampel adalah 0,01 mg/L, Hasil ini ditunjukkan
process plant (SP1) dan (SP4), dalam Gambar 4, berikut:

2 SP1 SP4

1.8
Kadar Chromium Hexavalent (mg/L)

1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Waktu sampling (hari)

Gambar 4. Hasil Analisis Chromium Hexavalent SP1 dan SP4

Hasil di atas jika didasarkan singkat karena Chromium Hexavalent


pada Standar Baku Mutu Limbah Cair (Cr6+) dalam limbah cair industri
adalah maksimum: 0.50 mg/L, maka pertambangan merupakan logam
konsentrasi (Cr6+) pada sampel (SP4) berat yang dapat memberikan efek
tidak memenuhi standard dan tidak yang kurang baik bagi kesehatan
dapat dibuang ke lingkungan, karena dapat mengakibatkan
sedangkan sampel (SP1) sudah berbagai jenis penyakit seperti lever,
memenuhi standard dan layak di gagal ginjal, gangguan pernapasan
buang ke lingkungan dalam volume dan kanker, sehingga harus ada
terbatas dan waktu yang relatif pengawasan yang ketat terhadap

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


8
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

industri pertambangan yang pada Process Plant Area [(SP1) dan


menghasilkan limbah cair (SP4)] dan SP1A) dengan
6+
mengandung (Cr ), (Gede, 2008; menggunakan alat instrument
Ardiyanti, 2005; Asiah, dkk., 1998). Inductively Coupled Plasma – Optical
Emmision Spectrometer (ICP-OES).
4. Analisis Soluble Nickel Gambar 5, adalah hasil pengukuran
Analisis ini dilakukan untuk kadar (Ni) terlarut dalam limbah cair
mengetahui Nikel (Ni) terlarut PT. Vale Tbk, Soroako, sebagai
(soluble nickel) dalam limbah cair berikut:

1
SP1 SP4
0.9

0.8

0.7

0.6
Kadar Nikel Terlarut (mg/L)

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Waktu sampling (hari)

Gambar 5 : Hasil Analisis Kadar Nikel Terlarut (mg/L) sampel (SP1) dan (SP4)

Dari hasil analisis soluble Nilai rata-rata konsentrasi (Ni)


nickel (Gambar 4) sampel (SP1) dan terlarut sampel (SP1), yakni 0,08
(SP4) dapat dilihat bahwa konsentrasi mg/L sedangkan sampel (SP4), yakni
(Ni) terlarut pada sampel (SP1) relatif 0,07 mg/L. Melihat hasil analisis
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi (Ni) terlarut kedua jenis
konsentrasi (Ni) terlarut sampel sampel sesuai Gambar 4, di atas
(SP4). Secara teoritis kandungan (Ni) disimpulkan bahwa limbah cair PT.
terlarut sampel (SP1) seharusnya Vale Tbk, Soroako telah memenuhi
lebih rendah dibandingkan standar baku mutu limbah cair, yakni
konsentrasi (Ni) terlarut sampel maksimum (Ni) terlarut 0,50 mg/L.
(SP4), mengingat bahwa sampel Meskipun telah memenihi standar
(SP1) telah melalui pengo-lahan baku mutu limbah cair, namun masih
kolam-kolam pengendapan, namun diperlukan metode pengolahan yang
hal ini dapat terjadi karena sumber lebih baik untuk lebih menekan
awal limbah cair sampel (SP1) konsentrasi logam berat, terutama
berbeda dengan sampel (SP4), (Cr6+) dan (Ni) terlarut dengan
(Elisa, at al., 2015; Idris, 2005). penambahan material tertentu berupa

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


9
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

biomaterial yang bersifat sedangkan sampel (SP4), rata-


bioabsopben logam berat, seperti rata 0,07 mg/L, kedua jenis
arang aktif, isolat bakteri, ekstrak biji sampel memenuhi standar baku
kelor yang telah diketahui dapat mutu limbah cair, yakni maksimum
mengabsoprsi logam berat tertentu 0,5 mg/L
ataupun bahan kimia seperti soda
Caustic, (Venkateswara et.al., 2009; 2 Saran-Saran
Satpathy, et al., 1997). Beberapa temuan yang
diperoleh untuk lebih optimalnya hasil
PENUTUP analisis logam berat pada limbah cair
1 Kesimpulan khususnya pada PT. Vale Tbk,
Empat variabel analisis ter- Soroako, diajukan beberapa saran
hadap limbah cair PT. Vale Tbk, sebagai berikut:
Soroako khususnya konsentrasi 1. Pihak yang mengambil sampling
6+
Cromium hexavalent (Cr ) dan Nikel contoh uji harus melakukan
(Ni) terlarut, dapat disimpulkan secara benar karena ketepatan
sebagai berikut; sistim pengambilan contoh uji
1. Derajat keasaman (pH) sampel akan mempengaruhi data hasil
(SP1) rata-rata pH 8,35 dan pengujian;
sampel (SP4) rata-rata pH 8,92, 2. Perlu dilakukan upaya dalam
artinya status pH netral hingga menekan konsentrasi logam berat
basa dan memenuhi standar mutu khususnya (Cr6+) dan (Ni) terlarut
limbah cair dengan range pH 6,0 – pada pengolahan limbah cair di
9,0); PT. Vale Tbk, Soroako selain
2. Kadar Padatan Total (PT) limbah proses pengendapan lumpur
cair sampel (SP1) tertinggi, yakni melalui kolam-kolam pengendap
864 mg/L dan nilai terendah, 136 dengan penambahan biomaterial
mg/L, sampel (SP4), nilai PT pengabsoprsi logam berat;
tertinggi, 1.280 mg/L dan 3. Diharapkan pihak industri secara
terendah, 174 mg/L, kedua sungguh-sungguh mencari
sampel tersebut memenuhi metode dan teknologi dalam
standar baku mutu limbah cair mengolah limbahnya dengan
untuk padatan total maksimal bekerja sama dengan pusat-pusat
3400 mg/L; penelitian lingkungan maupun
3. Analisis Chromium Hexavalent menggunakan konsultan
(Cr6+) dalam limbah cair sampel lingkungan yang baik
(SP4) konsentrasi 0,91 mg/L dan 4. Pihak industri (PT. Vale Tbk,
sampel (SP1), yakni 0,01 mg/L, Soroako) perlu segera mengambil
kedua jenis sampel memenuhi langkah-langkah nyata dan konkrit
standar baku mutu limbah cair dalam upaya penanganan limbah
maksimum 0,5 mg/L; cair yang dihasilkan agar tidak
4. Konsentrasi rata-rata Nikel (Ni) mencemari lingkungan dan
terlarut (Soluble Nickel) sampel menimbulkan kerugian materil dan
(SP1) rata-rata yakni 0,08 mg/L, kesehatan bagi masyarakat
Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11
10
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

sekitar; Adsortive Filtration, Global Nest. The


5. Pihak pemerintah diharapkan Int. Journal., Vol. 5 (1) : 73-80
dapat mengambil pengawasan, Eisa, Sosgi, Javad, Parmah, 2015.
pengen-dalian dan tindakan Analysis and assessmend of nickel
konstruktif dan tegas terhadap and chromium pollution in soils
pihak industri pertambangan yang around Baghejar Chromium Mine of
Sabzevar Ophiolite
menghasilkan limbah cair tidak Belt, Northeastern Iran, Journal
sesuai dengan standar baku mutu Trans Nonferrous Met Soc. China,
lingkungan Vol. 25 : 2380−2387

Gede, Widihati, I.A., 2008. Adsorpsi


Referensi Anion Cr (VI) oleh Batu Pasir
Teraktivasi Asam dan Tersalut
Anonim, 2003. Peraturan Gubernur Sul- Fe2O3. Jurnal Kimia, Vol. 2 (1):25-30
Sel Nomor: 14 Tahun 2003, Tentang
Standar Baku Mutu Limbah Cair, Idris, F., 2005, Analisis Kandungan logam
Makassar. Berat Tembagal (Cu) dan Kadmium
(Cd) pada Air Laut di Sekitar
Anonim, 2005. Metals by Inductively Perairan Pelabuhan Pare-Pare
Coupled Plasma (ICP) Method dengan Metode Adisi Standar,
3120-B, Standard Method for The Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Examination of Water and Hasanuddin, Makassar.
Wastewater, 21th Edition. American
Public Health Associaton. Marzuki,I., 2014. Analysis of heavy metal
Washington, DC. on the origin of Coastal Marine
Sediment In Melawai Beach,
Anna, Mary F., 1992. Standard Methods Balikpapan, East Kalimantan,
for The Examination of Water and Proceeding The 3. International
Wastewater. John Wiley and Sons. Conference on the Indonesian
New York. chemical society (ICICS), ISBN
Ardiyanti, 2005,Analisis Kandungan 989-702-52198-3-7 Page 156-164
logam Berat Timbal (Pb) dan Seng
(Zn) pada Air Laut di Sekitar Marzuki, I., 2011. Penetralan Limbah
Perairan Pelabuhan Pare-Pare Beracun Hidrogen Peroksida
dengan Metode Adisi Standar, dengan Metode Peningkatan pH dan
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Temperatur, Jurnal Phinisi, Vol. 6
Hasanuddin, Makassar. (2): 26-35

Asiah, S., Lahtiani, D., dan Ratnaningsih, Marzuki, I., 2009. Analisis Penambahan
1998, Pemantauan Sebaran Limbah Additive Limestone Terhadap
Senyawa Organotin dan Logam Kualitas Kimia Semen Portland,
Berat pada Daerah Pelabuhan, Jurnal Chemia, vol. 10(1):64-70
http:// www.disperindag- jabar.go.id/
artman /publish/article_1116.html. Monoarfa, W., 2002, Dampak
Pembangunan Bagi Kualitas Air di
Cahyadi, W., 2004, Bahaya Pemcemaran Kawasan Pesisir Pantai Losari,
Timbal pada Makanan dan Makassar, Vol. 3 (3), http://www.
Minuman, http://www. pikiran- iptek.net.id/ind/jurnal/jurnal_idx..php
rakyat.com/ cetak/ 0803/ 27/0311. ?doc= v4.n5.09.htm
Htm.
Saru, A., dan K. Amri, 2000, Analisis
Dermatas, D. and Meng, X., 2004, Kandungan Logam Berat Kadmium
Removal of As, Cr, and Cd by

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11


11
Analisis Chromium Hexavalent dan Nikel Terlarut dalam Limbah Cair Area Pertambangan PT. Vale, Tbk, Soroako, Indonesia

(Cd) dalam Sedimen di Perairan Rao. 2009. The use of marine


Pantai Losari, Jurnal sponge, Haliclona tenuiramosa as
Torani,Vol.10(2), hal. 69. bioindicator to monitor heavy metal
pollution in the coasts of Gulf of
Satpathy, K. and Chaudhuri, M., 1997, Mannar, Journal Environ Monit
Treatment of Cadmium-Plating and Assess, 156:451–459 DOI
Cromium-Plating Wastes by Iron 10.1007/s10661-008-0497-x
Oxide- Coated Sand, Journal
Environ. Sci. Technol, 31 : 1452- Widjonarko, D. M., Pranoto, dan Cristina,
1462 Y., 2003, Pengaktifan H2SO4 dan
NaOH Terhadap Luas Permukaan
Venkateswara, Rao. K. J., Srikanth, dan Keasaman Alofan, Jurnal
Ramjee, Pallela,T,. Gnaneshwar, Alchemy, Vo;. 2, (2) : 60-68

Jurnal Chemica Vol. 17, Nomor 2, Desember 2016, 1-11

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai