I. Tujuan
1. Mengerti dan memahami bahan utama dan bahan pembantu untuk pembuatan
Rayon
2. Menerapkan K3 dalam pembuatan Rayon
3. Melakukan percobaan polimerisasi kondensasi
4. Mengenali ciri-ciri polimerisasi kondensasi
5. Mempelajari pembuatan polimer kondensasi pada pembuatan serat Rayon
6. Membuat serat Rayon dalam skala Lab
5gr CuSo4.5H2O
Pencampuran
+
2ml Aquades
Penyariingan I
pencucian
Penyaringan II
Penyepetan Rayon
Cara Kerja :
V. Data pengamatan
No Perlakuan Perubahan yang terjadi
1. CuSO4. 5H2O dilarutkan dalam Warna menjadi buru laut atau bening
aquades
2. Ditambah NH3 5ml Warna menjadi biru tua dan terdapat
endapan
Analisis
- Warna =putih
- Bau = Menyengat
- Tekstur = Kuat
- Hasil akhir = Kuat, lentur, tidak berbau tajam,.
- Berat Rayon=
VI. Pembahasan
Rayon merupakan serat buatan yang paling tua. Pengamatan terhadap ulat sutera dalam
membuat kepompong ataupun laba-laba membuat jaring rumahnya, menyebabkan orang
ingin menirunya dengan cara memintal berbagai larutan untuk memperoleh filament seperti
sutera. Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 3 macam proses untuk merubah senyawa
selulosa padat yang kemudian disemprotkan menjadi sustu serat melalui spinneret. Proses
kupramonium berkembang di jerman mulai tahun 1857. Proses nitroselulosa di perancis pada
tahun 1884 dan proses viskosa di inggris pada tahun 1892, proses viskosa pada waktu
sekarang paling banyak dikerjakan, proses kuproamonium hanya beberapa sedang proses
nitroselulosa tidak dipakai lagi.
Tujuan dari praktikum ini adalah mengerti dan memahami bahan utama dan bahan
pembantu untuk pembuatan rayon.melakukan percobaan polimersasi kondensasi serta dapat
mengenali ciri-ciri polimerisasi kondensasi. Mempelajari pembuatan polimer kondensasi
dalam pembuatan pembuatan serat rayon dan mampu membuat serat rayon dalam skala lab.
Polimerisasa kondensasi adalah proses pembentukan polimer melalui penggabungan
molekul-molekul kecil yang melibatkan gugus fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya
molekul kecil. Dengan kata lain, polimerisasi kondensasi hanya dilangsungkan oleh
monomer yang mempunyai gugus fungsional.
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum pembuatan rayon adalah membuat
larutan H2SO4. Selanjutnya menimbang CuSO4. 5H2O seberat 5gram lalu dilarutkan dalam
25ml air, larutan tersebut diaduk dengan tanpa pemanasan. Tetesi larutan tersebut dengan
NH3 peket sambil terus diaduk. Endapan yang terbentuk lalu disaring dan endapan dicuci
sebanyak dua kali selanjutnya endapan dmasukkan kedalam gelas beker sedangkan filtratnya
sudah tidak terpakai dan dibuang.endapan ditambahkan NH3 lalu dtambahkan kapas sedikit
demi sedikit dengan terus dilakukan pengadukan. Kapas disobek kecil-kecil supaya mudah
terlarut secara sempurna. Proses pembentukan alkali selulosa dengan mereaksikan selulosa
yang berbentuk pulp dengan NH3, tujuanya adalah mendapatkan hasl berupa slury alkali
selulosa, penggabungan selulosa, menghilangkan kotoran dan melarutkn hemiselulosa
dengan NH3. Bahan utama yang digunakan yaitu CuSO4. 5H2O dan NH3. Langkah terakhir
yaitu ditipet larutan cupri dalam NH3, lalu dimasukan dalam H2SO4. H2SO4 merupakan
elektrolit kuat untuk membantu proses koagulasi dengan menjaga stabilitas pH (buffer) dan
mencegah kerusakan filament yang sudah terbentuk oleh H2SO4.
Hasil dari praktikum yang kami lakukan,dihasilkan serat rayon berbrntuk panjang
silinder, karakter serat rayon yang sudah jadi adalah berbentuk panjang siliinder, berwarna
putih, dan lumayan kuat. Berat total rayon yang sudah jadi adalah . Produk-produk rayon
yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah senar pancing, sebagai bahan
pakaian serta dijadikan sebagai kain karena sifatnya yang menyerupai sutera. Dalam
praktikum ini, banyak kesalahan yang dilakukan sehingga hasil yang didapatkan tidak
maksimal. Salah satunya, human error, ketidak telitian dalam penimbangan bahan, alat yang
digunakan kurang steril sehingga dimungkinkan ada bahan lain yang masih menempel dan
mempengaruhi reaksi polimerisasi. Juga pada penambahan kapas terlalu berlebihan sehingga
larutan yang dihasilkan terlalu kental dal sulit saat pembentukn sehingga hasilnya kurang
sesuai seperti apa yang diiinginkan.
VII. Kesimpulan
1. Bahan utama dalam pembuatan serat rayon adalah CuSO4. 5H2O dan NH3,
sedangkan bahan pembantu yang digunakan adalah H2SO4
2. Polimerisasii yang terjadi dalam pembuatan serat rayon yaitu polimerisasi
kondensasi
3. Ciri-ciri yang dapat dilihat pada pembuatan serat rayon dengan polimerisasi
kondensasi yaitu terdapatnya hasil samping berupa H2O (air)
4. Dari praktikum pembuatan serat rayon, didapatkan hasil akhir berupa rayon
berwarna putih dengan bentuk memanjang silinder dengan karakter sedikit kuat
VIII. Daftar Pustaka
Basuki, Fatmuanis. 2000. Sitesis dan Karakterisasi Kopolimer Grafting Radiasi Asam
Akrilat, Akrilamida, dan Campuranya pada Serat Rayon Sebagai Penukar ion.
Depok: Departemen Kimia FMIPA UI.
Kauffman, GB. 1993.Rayon: The First Semi-Synthetic Fiber Product. Journal of
chemical education Y. Vol.70, No. 11, p887-893
Prabowo, N.K. 2007. Modifikasi Serat Rayon Sebagai Adsorben Ion Logam Berat
Pencangkokan Metakrilamida dan Agen Pengikat Silang N.N’-Teknik Ozonast.
Depok: Derpartemen Kimia FMIPA UI.