Anda di halaman 1dari 11

44

Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP


TINGKAT SENSITIVITAS KAKI DAN KADAR GLUKOSA DARAH
PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
DI KELURAHAN BANYURADEN
GAMPING SLEMAN
1 2 1
Dedi Rusandi , Tri Prabowo , Tetra Saktika Adinugraha

1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

ABSTRACT

Background: High blood glucose level will lead to macrovascular complication that will subsequently causes
neuropathy. One management technique that can prevent neuropathy in lower part extremity is by practicing
diabetic foot exercises which can improve blood circulation.
Objective: To investigate the effect of diabetic foot exercise on the level of foot sensitivity and blood glucose
level in people with diabetes mellitus in Banyuraden Gamping Sleman.
Methods: This was a quasi-experimental research with pre- and post-test controlled groups. This research
was conducted in Banyuraden Gamping Sleman with 32 subjects as samples, 16 subjects were in the
intervention group and the rest were in the control group. Researcher used foot exercise procedure
instrument; cotton, brush, and needle to measure the foot sensitivity; and glucometer to test the blood
glucose level. Data were then analysed with independent sample t-test.
Result: The result showed that there was significant difference in the foot sensitivity between the
intervention and the control groups, p=0.010 (p<0.05), while the blood glucose level difference showed p-
value 0.039 (p<0.05).
Conclusion: Diabetic foot exercise had a significant effect on the level of foot sensitivity and blood glucose
level in people with diabetes mellitus in Banyuraden Gamping Sleman.

Key words: Foot Exercise, Foot Sensitivity, Blood Glucose Level, Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN akibat berkurangnya hormon insulin dan


Kemajuan perekonomian di Negara- menurunnya efek insulin.(2)
negara berkembang berdampak pada Berbagai penelitian epidemiologi
perubahan gaya hidup. Perubahan gaya menunjukkan adanya kecenderungan
hidup akan berdampak pada pola makan peningkatan angka insidensi dan prevalensi
yang akan menggeser pola makan tradisional DM di berbagai penjuru dunia. WHO
menjadi pola makan modern atau cepat saji. memprediksi adanya peningkatan jumlah
Jika tidak terkontrol dengan baik dapat penyandang diabetes yang cukup besar pada
menyebabkan kadar glukosa terlalu tinggi tahun-tahun mendatang.(3) Jumlah penderita
dan dapat menimbulkan penyakit diabetes DM terbesar di dunia adalah India sebanyak
mellitus.1 Diabetes mellitus (DM) merupakan 31,7 juta jiwa, Cina sebanyak 20,8 juta jiwa,
gangguan metabolik yang ditandai dengan dan Amerika Serikat sebesar 17,7 juta jiwa.
hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa darah) Indonesia menempati urutan keempat
dengan jumlah 8,4 juta jiwa.
45
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

Pernyataan tersebut menimbulkan seperti penyakit jantung, ginjal, dan liver,


peningkatan yang signifikan karena keadaan seperti itu sering dijumpai pada
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak penderita yang tidak menjalankan pola hidup
sehat.(4) sehat. Penderita DM harus berusaha
WHO memprediksi kenaikan jumlah mengontrol penyakitnya dan menghindari
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta faktor risiko komplikasi dengan membina
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. gaya hidup sehat. (8)
Menurut International Diabetes Federation Penderita DM tidak bisa memproduksi
(IDF) pada tahun 2009, memprediksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh
kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 tidak mampu menggunakan insulin secara
juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada efektif sehingga terjadi kelebihan gula di
tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan dalam tubuh. DM yang tidak dikendalikan
angka prevalensi, laporan keduanya akan menimbulkan beberapa penyulit yang
menunjukkan adanya peningkatan jumlah dapat berakibat fatal, termasuk amputasi
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada pada kaki akibat kegagalan pada sirkulasi. (9)
tahun 2030. Jumlah kasus DM kunjungan Sistem sirkulasi darah merupakan salah
rawat jalan rumah sakit di Indonesia pada satu sistem yang penting sebagai alat perfusi
tahun 2007 adalah 28.095 kasus. jaringan. Gangguan pada sistem sirkulasi
Keseluruhan angka kematian DM 4.162 perifer jangan diabaikan karena keluhan
kematian atau case fatality rate (CFR) ringan yang timbul kemungkinan akan
(5)
sebesar 7,02%. menggangu aktivitas sehari-hari. Manifestasi
Laporan Survailans Terpadu Penyakit klinis yang berat dapat menggangu kinerja
(STP) di DIY pada tahun 2012 pasien DM penderita, mempengaruhi produktivitasnya,
berjumlah 7.434 orang, di Kabupaten Sleman bahkan dapat menyebabkan kematian.
pada tahun 2012 merupakan jumlah DM yang Gangguan sistem sirkulasi cukup banyak
paling banyak di DIY yaitu 18.131 kunjungan. terjadi pada penderita DM. Komplikasi
(6)
Hasil survai dari Dinas Kesehatan tersebut kebanyakan berhubungan dengan
Kabupaten Sleman, Puskesmas Gamping II perubahan-perubahan metabolik, terutama
merupakan jumlah pengunjung DM terbanyak hiperglikemia. Kerusakan vaskuler
di antara 25 puskesmas lain yang ada di merupakan gejala yang khas sebagai akibat
Kabupaten Sleman, jumlah pengunjung DM DM, dan dikenal dengan nama angiopati
yang berobat di Puskesmas Gamping II (kerusakan makrovaskular) biasanya muncul
(7)
berjumlah 1.466. sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung
Penderita DM memiliki kerentanan yang iskemik dan pembuluh darah perifer.
tinggi terhadap serangan berbagai penyakit
46
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

Mikrovaskular memberikan manifestasi dengan kelurahan lainnya yaitu sebanyak 55


(10)
retinopati, nefropati, dan neuropati. orang.
Pada penderita DM, penatalaksanaan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengobatan dan penanganan difokuskan pengaruh senam kaki diabetes terhadap
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. tingkat sensitivitas kaki dan kadar glukosa
Pengontrolan nilai kadar gula darah darah pada penderita DM di Kelurahan
merupakan kunci program pengobatan, yaitu Banyuraden Kecamatan Gamping Sleman
dengan mengurangi berat badan, diet, dan Yogyakarta
berolahraga. Salah satu bentuk pengelolaan
penyakit DM untuk mencegah komplikasi BAHAN DAN CARA PENELITIAN
neuropati atau ekstremitas bagian bawah Metode penelitian ini menggunakan
adalah melakukan senam kaki diabetes. (9) Quasi Eksprimental dengan desain
Menurut Setiawan senam kaki mengunakan pre and post test group with
merupakan salah satu terapi yang diberikan control. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
kepada penderita diabetes yang bertujuan Banyuraden Gamping Sleman pada bulan
untuk memperlancar peredaran darah yang Juli hingga Agustus 2014. Penelitian ini
terganggu, membantu memperkuat otot-otot menggunakan total sampel dengan
pada kaki, dan memperbaiki sirkulasi darah pembagian kelompok intervensi dan kontrol
sehingga nutrisi ke jaringan lebih lancar, jika menggunakan sistem undian, dengan jumlah
tidak dilakukan dapat menimbulkan sampel 32 subyek, 16 subyek pada kelompok
penyempitan pembuluh darah kaki atau intervensi dan 16 pada kelompok kontrol.
neuropati, kemudian akan menyebabkan Pada kelompok intervensi dilakukan senam
terjadinya ganggren, selanjutnya kaki sebanyak 6 kali selama 2 minggu dan
meningkatkan risiko kecacatan atau dilakukan pemeriksaan sensitivitas kaki dan
(11)
morbiditas. kadar gula darah pada awal sebelum latihan
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dan pada akhir setelah 6 kali senam kaki
oleh peneliti pada bulan April 2014 jumlah yaitu tiap kali tindakan dilakukan selama 30
pasien DM yang memeriksakan diri di menit, 3 kali dalam seminggu selama 2
Puskesmas Gamping II sebanyak 111 orang. minggu. Sedangkan pada kelompok kontrol
Puskesmas Gamping II menaungi tiga tidak dilakukan senam hanya dilakukan
Kelurahan yaitu Kelurahan Banyuraden, pemeriksaan sensitivitas kaki dan kadar gula
Kelurahan Nogotirto, dan Kelurahan darah pada awal penelitian dan akhir
Trihanggo. Kelurahan Banyuraden memiliki penelitian pada waktu yang sama dengan
pasien DM yang paling banyak dibandingkan kelompok intervensi. Pada kedua kelompok
sebelum melakukan pemeriksaan, dilakukan
47
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

wawancara penggunaan terapi Tabel 2.Distribusi Frekuensi Sensitivitas


Kaki Sebelum Dilakukan Senam Kaki
antihipoglikemi dan melakukan puasa. Alat Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus
yang digunakan menilai senam kaki
Sensitivitas Intervensi Kontrol
berdasarkan pedoman yang dikembangkan Kaki F % F %
(14) Tidak ada 3 18,8 1 6,3
oleh Atun , sensitivitas kaki menggunakan
sensitivitas
alat jarum, sikat pada hammer refleks, serta Sensitivitas 3 18,8 3 18,8
kurang
kapas, dan glukometer. Uji normalitas data Sensitivitas 9 56,3 8 50,0
mengunakan Shapiro-Whilk, uji analisis sedang
Sensitivitas 1 6,3 4 25,0
sensitivitas kaki menggunakan uji Non baik
Jumlah 16 100 16 100
Parametric Mann-Whitney, dan uji analisis
kadar glukosa darah mengunakan
Tabel 2 menunjukkan sensitivitas kaki
independen sampel t-test.
sebelum dilakukan senam kaki diabetes pada
kelompok intervensi sebagian besar adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sensitivitas sedang (56,3%), demikian juga
Analisis Univariabel
sensitivitas kaki pre test pada kelompok
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik kontrol sebagian besar adalah sensitivitas
Responden Berdasarkan Umur, dan Jenis
Kelamin sedang (50,0%).

Karakteristik Intervensi Kontrol


F % F % Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sensitivitas
Umur Kaki Setelah Dilakukan Senam Kaki
< 45 tahun 2 12,5 1 6,3 Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus
45 - 55 tahun 5 31,3 2 12,5
56 - 65 tahun 7 43,8 13 81,3 Sensitivitas Intervensi Kontrol
> 65 tahun 2 12,5 0 0 Kaki F % F %
Jenis kelamin Tidak ada 0 0 0 0
Laki-laki 7 43,8 8 50,0 sensitivitas
Perempuan 9 56,3 8 50,0 Sensitivitas 1 6,3 4 25,0
Jumlah 16 100 16 100 kurang
Sensitivitas 7 43,8 8 50,0
sedang
Berdasar hasil Tabel 1 menunjukkan Sensitivitas 8 50,0 4 25,0
baik
jumlah proporsi umur responden yang
Jumlah 16 100 16 100
terbanyak pada kelompok intervensi berumur
56-65 tahun (43,8%) dan berjenis kelamin Tabel 3 menunjukkan pada kelompok
perempuan (56,3%). Umur responden pada intervensi setelah dilakukan senam kaki
kelompok kontrol kebanyakan antara 56-65 diabetes sebagian besar memiliki sensitivitas
tahun (81,3%) dan jenis kelamin laki-laki dan baik (50%), sedangkan sensitivitas kaki pada
perempuan berbanding sama (50%).
48
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

kelompok kontrol sebagian besar adalah Hasil uji normalitas data perubahan
sensitivitas sedang (50,0%). tingkat sensitivitas kaki kelompok intervensi
Tabel 4. Statistik Kadar Glukosa Darah maupun kontrol didapatkan nilai p masing-
Sebelum Dilakukan Senam Kaki Diabetes
Pada Pasien Diabetes Melitus masing < 0,05, berarti data tidak berdistribusi
normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut
Kategori N Mean SD
Intervensi 16 203,88 47,193 maka uji pengaruh senam kaki diabetes
Kontrol 16 198,25 50,070
terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien
DM di Kelurahan Banyuraden Kecamatan
Tabel 4 menunjukkan kadar glukosa
Gamping Sleman Yogyakarta menggunakan
darah sebelum dilakukan senam kaki
uji Mann-Whitney.
diabetes pada kelompok intervensi adalah
Uji normalitas data perubahan kadar
sebesar 203,88, sedangkan kadar glukosa
glukosa darah kelompok intervensi maupun
pada kelompok kontrol sebesar 198,25.
Tabel 5. Statistik Kadar Glukosa Darah
kontrol didapatkan nilai p masing-masing >
Setelah Dilakukan Senam Kaki Diabetes 0,05, berarti data berdistribusi normal, maka
Pada Pasien Diabetes Melitus
uji pengaruh kadar glukosa darah pada
Kategori N Mean SD
pasien DM di Kelurahan Banyuraden
Intervensi 16 184,81 43,990
Kontrol 16 205,44 51,538 Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta
menggunakan uji independent sample t-test.
Tabel 5 menunjukkan kadar glukosa
darah setelah dilakukan senam kaki pada
Tabel 7. Hasil Pengaruh Senam Kaki
kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, Diabetes Terhadap Tingkat Sensitivitas
Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus
pada kelompok kontrol kadar glukosa darah Kategori N Mean Mann-Whitney
post test sebesar 205,44. Sig.
Intervensi 16 20,72 0,010
Kontrol 16 12,28
Analisis Bivariabel
Hasil uji normalitas menggunakan uji Berdasarkan hasil analisis tabel 7. dapat
Shapiro-Wilk disajikan pada tabel berikut: diketahui bahwa nilai sensitivitas kaki pada
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Perubahan kelompok intervensi dan kontrol didapatkan
Sensitivitas Kaki Dan Kadar Glukosa Darah
Pada Penderita Diabetes Melitus hasil uji Mann-Whitney dengan nilai p = 0,010
Kategori Statistic Df Sig. (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan ada
Perubahan
Sensitivitas pengaruh senam kaki diabetes terhadap
kaki
Intervensi 0,807 16 0,003 sensitivitas kaki diabetes melitus di
Kontrol 0,871 16 0,028 Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman
Kadar glukosa
darah Yogyakarta.
Intervensi
Kontrol 0,957 16 0,607
0,941 16 0,355
49
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

Tabel 8. Hasil Pengaruh Senam Kaki intervensi sebagian besar adalah sensitivitas
Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus baik (50%), sedangkan pada kelompok
kontrol sensitivitas kaki post test sebagian
Kategori N Mean t-test
T Sig besar adalah sensitivitas sedang (50%).
. Sensitivitas kaki setelah dilakukan senam
Intervensi 16 -22,8 -2,2150,039
Kontrol 16 7, 19 kaki diabetes pada kelompok intervensi lebih
baik dibandingkan sebelum dilakukan senam
Berdasarkan hasil analisis tabel 8 dapat kaki diabetes, sedangkan pada kelompok
diketahui bahwa nilai kadar glukosa darah kontrol tidak mengalami perubahan. Hal ini
pada kelompok intervensi dan kontrol disebabkan adanya perlakuan berupa senam
didapatkan hasil uji independent sample t-test kaki diabetes.
dengan nilai p = 0,039 (p < 0,05). Hasil ini Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
menunjukkan ada pengaruh senam kaki penelitian yang dilakukan oleh Endriyanto,
diabetes terhadap kadar glukosa darah pada sensitivitas kaki pada kelompok eksprimen
pasien DM di Kelurahan Banyuraden meningkat setelah diberikan senam kaki DM
Gamping Sleman Yogyakarta. dengan koran sedangkan pada kelompok
kontrol tidak terjadi peningkatan. (12)
Sensitivitas kaki sebelum dan sesudah Berdasarkan hasil penelitian di atas
dilakukan senam kaki diabetes senitivitas kaki pasien diabetes yang
Karakteristik responden senstivitas kaki diberikan senam kaki diabetes mengalami
berdasarkan umur responden yang terbanyak perubahan. Pada pasien diabetes yang
pada kelompok intervensi adalah berumur mengalami penurunan kemampuan untuk
55-65 tahun (43,8%) dan berjenis kelamin merasakan rangsangan pada kaki dapat
perempuan (56,3%). Umur responden pada mengalami masalah yang berkaitan dengan
kelompok kontrol kebanyakan antara 55-65 mati rasa, mudah merasa nyeri, atau nyeri
tahun (81,3%) dan jenis kelamin laki-laki dan tekan, sangat diperlukan latihan fisik secara
perempuan berbanding sama (50%). rutin agar sirkulasi darah pada daerah kaki
Sensitivitas kaki sebelum dilakukan dan saraf tepi tidak tersumbat atau
senam kaki diabetes pada kelompok mengalami hambatan. (13)

intervensi sebagian besar adalah sensitivitas Sensitivitas kaki adalah rangsangan di


sedang (56,3%), demikian juga pada daerah telapak kaki yang dipengaruhi oleh
kelompok kontrol sensitivitas kaki pre test saraf dan menyebabkan beragam masalah
sebagian besar adalah sensitivitas sedang yang disebut neuropati. Bertambahnya
(51,9%). Sensitivitas kaki setelah dilakukan reaktivitas ektremitas bawah akan
senam kaki diabetes pada kelompok menyebabkan tingginya agregasi sel darah
50
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

merah sehingga sirkulasi darah menjadi Temuan ini sesuai dengan penelitian
lambat dan mengakibatkan gangguan yang dilakukan oleh Utomo dkk., penurunan
(9)
sirkulasi. kadar glukosa darah antara kelompok
Pasien DM memiliki risiko lebih tinggi terpapar 2,3 kali lebih besar daripada
mengalami masalah kaki karena gangguan kelompok yang tidak terpapar. (15)
pembuluh darah, menyebabkan sirkulasi Data ini sesuai apa yang disampaikan
darah kaki dari tungkai menurun, gangguan oleh Hasnan bahwa kurva kejadian DM
syaraf menyebabkan kemampuan kaki untuk mencapai puncaknya pada usia setelah 40
merasakan berkurang, serta berkurangnya tahun. Hal ini karena kelompok usia di atas
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Senam 40 tahun mempunyai risiko lebih tinggi
kaki melancarkan sirkulasi darah, dan terkena DM akibat menurunnya toleransi
memperkuat otot-otot kecil kaki dan glukosa yang berhubungan dengan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. (14) berkurangnya sensitivitas sel perifer terhadap
efek insulin begitu juga lebih banyak pada
Kadar glukosa darah sebelum dan setelah wanita, tetapi pada umur yang lebih muda
dilakukan senam kaki diabetes lebih besar pria. Kejadaian ini dipicu karena
Kadar glukosa darah sebelum dilakukan pada wanita terjadinya timbunan lemak lebih
senam kaki diabetes pada kelompok besar, pada pria yang dapat menurunkan
intervensi adalah sebesar 203,88, pada sensitivitas terhadap kerja insulin pada otot
kelompok kontrol kadar glukosa darah pre dan hati. (16)
test sebesar 198,25. Kadar glukosa darah Menurut Lueckenotte (2004), kejadian
setelah dilakukan senam kaki diabetes pada DM lebih tinggi pada wanita dibanding pria
(17)
kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, terutama pada DM tipe 2. Hal ini
pada kelompok kontrol kadar glukosa darah disebabkan oleh penurunan hormon estrogen
post test sebesar 205,44. akibat menopause. Estrogen pada dasarnya
Hasil ini menunjukkan kadar glukosa berfungsi untuk menjaga keseimbangan
darah setelah dilakukan senam kaki diabetes kadar gula darah dan meningkatkan
pada kelompok intervensi mengalami penyimpanan lemak, serta progesteron yang
penurunan dibandingkan sebelum dilakukan berfungsi untuk menormalkan kadar gula
senam kaki diabetes, sedangkan kadar darah dan membantu menggunakan lemak
(18)
glukosa darah pada kelompok kontrol tidak sebagai energi. Seiring bertambahnya
mengalami penurunan, bahkan terjadi usia sel menjadi semakin resisten terhadap
peningkatan. Hal ini disebabkan adanya insulin, menurunkan kemampuan lansia
intervensi berupa senam kaki diabetes. untuk memetabolisme glukosa. Selanjutnya,
pengeluaran insulin dari sel beta pankreas
51
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

menurun dan terhambat. Hasil dari kombinasi peningkatan sirkulasi darah antara kelompok
(19)
kedua hal inilah terjadi hipoglikemia. intervensi dan kelompok kontrol. (22)
Menurut Perkeni kadar gula darah yang Penderita DM yang mengalami
tinggi disebabkan oleh tidak sempurnanya komplikasi makropati atau penyakit pembuluh
proses metabolisme zat makanan dalam sel darah besar dan sedang, akan menyerang
tubuh. Upaya pemantauan kadar gula darah jaringan tungkai dan kaki, rusak kemudian
melalui empat pilar penatalaksanan DM salah mati karena kurang berfungsinya saraf dan
satunya adalah latihan jasmani. (3) Otot yang pembuluh darah. Luka di tungkai dan kaki
berkontraksi atau aktif memerlukan insulin sukar sembuh, lama-lama luka menjadi
untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, borok, kematian jaringan menjalar terus
karena pada otot yang aktif lebih sensitif sampai ke lutut dan dapat menjadi sebab
terhadap insulin, akan menurunkan kadar dilakukan amputasi. (9)
glukosa darah sehingga aktivitas fisik atau Menurut Waspadji, senam kaki
latihan fisik sangat diperlukan untuk merupakan salah satu terapi yang diberikan
menurunkan kadar glukosa darah serta oleh seorang perawat, yang bertujuan untuk
menguranggi komplikasi lainnya. (20) memperlancar peredaran darah yang
terganggu karena senam kaki diabetes dapat
Pengaruh senam kaki terhadap tingkat membantu memperkuat otot-otot kaki. Senam
sensitivitas kaki kaki diabetes bermanfaat memperbaiki
Hasil penelitian ini menunjukkan ada gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang,
pengaruh senam kaki diabetes terhadap sendi, yaitu gejala-gejala neuropati perifer,
tingkat sensitivitas kaki pada pasien DM di saraf kaki tepi, dan meningkatkan daya otot,
Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping ligamentum, dan tendon sehingga aliran
Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini darah pada kaki lancar. (23)
sesuai dengan hasil penelitian Priyanto dkk.,
yang menunjukkan sensitivitas kaki pada Pengaruh senam kaki terhadap kadar
lansia meningkat sesudah diberikan senam glukosa darah
kaki dibandingkan lansia yang tidak diberikan Hasil penelitian ini menunjukkan ada
(21)
senam kaki. pengaruh senam kaki diabetes terhadap
Temuan ini sesuai juga dengan kadar glukosa darah pada pasien DM di
penelitian Nasution yang menunjukkan ada Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping
perbedaan sirkulasi darah sebelum dan Sleman Yogyakarta.
sesudah dilakukan senam kaki, yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
menunjukkan bahwa ada perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Utomo dkk.,
adanya perbedaan kadar glukosa darah
52
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

sebelum dan sesudah intervensi pada KESIMPULAN


kelompok yang terpapar dibandingkan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
(15)
kelompok yang tidak terpapar. Penelitian penelitian ini adalah senam kaki diabetes
yang dilakukan oleh Priyanto dkk., berpengaruh terhadap nilai sensitivitas kaki
menunjukkan adanya penurunan kadar dan kadar glukosa darah pada pasien DM di
glukosa darah pada lansia sesudah diberikan Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping
senam kaki dibandingkan lansia yang tidak Sleman Yogyakarta. Perlu adanya pelatihan
diberikan senam kaki. (21) senam kaki oleh Puskesmas pada pasien DM
Kadar glukosa yang tinggi akan di wilayah kerjanya secara kontinu setiap
menghancurkan serat saraf dan satu lapisan minggu dilakukan pertemuan, dan pasien DM
lemak di sekitar saraf. Kerusakan saraf tepi agar melakukan kegiatan senam kaki
lebih sering terjadi dimulai dari jempol kaki diabetes secara rutin untuk menurunkan
serta berlanjut hingga telapak kaki dan kadar glukosa darah dan meningkatkan
seluruh kaki, sehingga menimbulkan mati sensitivitas kaki mencegah terjadinya
rasa, kesemutan, seperti terbakar, rasa sakit, komplikasi.
rasa tertusuk-tusuk, atau kram pada otot kaki
karena berkurangnya suplai darah dan KEPUSTAKAAN
(9)
menebalnya arteri pada kaki. 1. Rismayanthi & Cerika. (2010). Terapi
Menurut Chaveau dan Kaufman, Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan
olahraga pada diabetes dapat menyebabkan Bagi Penderita Diabetes. Yogyakarta:
terjadinya peningkatan pemakaian glukosa Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta.
darah oleh otot yang aktif, sehingga secara 2. Kowalak JP, Wels W, Mayer B. (2011).
langsung olahraga dapat menyebabkan Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
penurunan kadar glukosa darah. (24) 3. Perkeni. (2011). Konsensus Pengelolaan
Pada pasien DM latihan jasmani atau dan Pencegahan Diabetes Melitustipe II
olahraga memiliki peran utama dalam di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.
pengaturan kadar glukosa darah. Saat 4. Mahendra, Krisnatuti D, Tobing A, Boy..
melakukan latihan jasmani atau olahraga, (2008). Care Your Self Diabetes Melitus.
otot akan menggunakan glukosa yang Jakarta: Penebar Plus.
tersimpan di dalam otot, dan jika glukosa 5. Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan
berkurang otot akan mengisi kekurangan ini Nasional. Jakarta.
dengan mengambil glukosa dari darah. Hal 6. Dinas Kesehatan DIY. (2012). Profil
ini berakibat menurunnya kadar glukosa Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
darah, sehingga memperbesar pengendalian Yogyakarta 2012. Daerah Istimewa
glukosa darah saat berolahraga. (20) Yogyakarta: DinKes DIY.
53
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

7. Dinas Kesehatan Sleman. (2012). Profil 16. Hasnam. (1991). Endokrinologi.


Dinas Kesehatan Sleman 2012. Bandung: Angkasa Offset.
Kabupaten Sleman: Dinas Kesehatan 17. Lueckenotte. (2004). Gerontologic
Sleman. Nursing. Mosby : Library of Congress
8. Sumanto. (2009). Tetap Langsing dan 18. Taylor, C., Lillis, C., & Lemone, P.
Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta: (2005). Fundamental of nursing. (5th).
Agromedia Pustaka. Philadelphia: Lippincott Williams &
9. Misnadiarly. (2006). Ulcer, Gangrene, Wilkins.
Infeksi Diabetes Melitus. Jakarta: 19. Andrews, M., Johnson, P.H., &
Pustaka Popular Obor. Weinstock, D. (2005). Handbook of
10. Arsono. (2009). Diabetes Melitus geriatric nursing care. Pennsylvania:
Sebagai Faktor Risiko Kejadian Gagal Springhouse Corporation
Ginjal Terminal.Semarang: Jurnal 20. Fransisca. (2012). Awas Pankreas rusak
Universitas Diponegoro Semarang. Penyebab Diabetes. Jakarta:Cerdas
11. Setiawan. (2010). Ramuan Tradisional Sehat.
untuk Pengobatan Diabetes Melitus. 21. Priyanto, Sahar, Widyatuti. (2012).
Jakarta: Penebar Swadayu. Pengaruh Senam Kaki terhadap
12. Endriyanto. (2012). Efektifitas senam Sensitivitas Kaki dan Kadar Gula Darah
kaki diabetes melitus dengan Koran pada Aggregate Lansia Diabetes Melitus
Terhadap tingkat sensitivitas kaki pada di Magelang. Depok: Tesis.FKUI.
pasien dm tipe 2. Jurnal. Program Studi 22. Nasution, Juliani. (2010). Pengaruh
Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Senam Kaki Terhadap Peningkatan
13. Darryl E & Barnes MD,. (2012). Program Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien
Olahraga: Diabetes Panduan untuk Penderita Diabetes Melitus Di RSUP Haji
Mengendalikan Glukosa Darah. Klaten. Adam Malik dalam
PT Intan Sejati. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
14. Atun. (2010). Diabetes Melitus 56789/20590/7/Cover.pdf diakses pada
memahami, Mencegah dan Merawat tanggal 13 Agustus 2014 pukul 15:00
Penderita Penyakit Gula. Cetakan WIB.
Pertama. Bantul: PT Kreasi Wacana. 23. Waspadji. (2007). Diabetes Melitus:
15. Atun. (2010). Diabetes Melitus Mekanisme dasar dan pengelolaannya
memahami, Mencegah dan Merawat yang rasional. Dalam Penatalaksanaan
Penderita Penyakit Gula. Cetakan Diabetes Melitus terpadu. Jakarta.: Balai
Pertama. Bantul: PT Kreasi Wacana. Penerbit FKUI.
54
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015

24. Soegondo, S. (2009). Diagnosis dan


Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini
dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu (Panduan
Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi
Dokter dan Edukator).Edisi ke-2,
Cetakan ke-7, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai