1
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
ABSTRACT
Background: High blood glucose level will lead to macrovascular complication that will subsequently causes
neuropathy. One management technique that can prevent neuropathy in lower part extremity is by practicing
diabetic foot exercises which can improve blood circulation.
Objective: To investigate the effect of diabetic foot exercise on the level of foot sensitivity and blood glucose
level in people with diabetes mellitus in Banyuraden Gamping Sleman.
Methods: This was a quasi-experimental research with pre- and post-test controlled groups. This research
was conducted in Banyuraden Gamping Sleman with 32 subjects as samples, 16 subjects were in the
intervention group and the rest were in the control group. Researcher used foot exercise procedure
instrument; cotton, brush, and needle to measure the foot sensitivity; and glucometer to test the blood
glucose level. Data were then analysed with independent sample t-test.
Result: The result showed that there was significant difference in the foot sensitivity between the
intervention and the control groups, p=0.010 (p<0.05), while the blood glucose level difference showed p-
value 0.039 (p<0.05).
Conclusion: Diabetic foot exercise had a significant effect on the level of foot sensitivity and blood glucose
level in people with diabetes mellitus in Banyuraden Gamping Sleman.
Key words: Foot Exercise, Foot Sensitivity, Blood Glucose Level, Diabetes Mellitus
kelompok kontrol sebagian besar adalah Hasil uji normalitas data perubahan
sensitivitas sedang (50,0%). tingkat sensitivitas kaki kelompok intervensi
Tabel 4. Statistik Kadar Glukosa Darah maupun kontrol didapatkan nilai p masing-
Sebelum Dilakukan Senam Kaki Diabetes
Pada Pasien Diabetes Melitus masing < 0,05, berarti data tidak berdistribusi
normal. Berdasarkan uji normalitas tersebut
Kategori N Mean SD
Intervensi 16 203,88 47,193 maka uji pengaruh senam kaki diabetes
Kontrol 16 198,25 50,070
terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien
DM di Kelurahan Banyuraden Kecamatan
Tabel 4 menunjukkan kadar glukosa
Gamping Sleman Yogyakarta menggunakan
darah sebelum dilakukan senam kaki
uji Mann-Whitney.
diabetes pada kelompok intervensi adalah
Uji normalitas data perubahan kadar
sebesar 203,88, sedangkan kadar glukosa
glukosa darah kelompok intervensi maupun
pada kelompok kontrol sebesar 198,25.
Tabel 5. Statistik Kadar Glukosa Darah
kontrol didapatkan nilai p masing-masing >
Setelah Dilakukan Senam Kaki Diabetes 0,05, berarti data berdistribusi normal, maka
Pada Pasien Diabetes Melitus
uji pengaruh kadar glukosa darah pada
Kategori N Mean SD
pasien DM di Kelurahan Banyuraden
Intervensi 16 184,81 43,990
Kontrol 16 205,44 51,538 Kecamatan Gamping Sleman Yogyakarta
menggunakan uji independent sample t-test.
Tabel 5 menunjukkan kadar glukosa
darah setelah dilakukan senam kaki pada
Tabel 7. Hasil Pengaruh Senam Kaki
kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, Diabetes Terhadap Tingkat Sensitivitas
Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus
pada kelompok kontrol kadar glukosa darah Kategori N Mean Mann-Whitney
post test sebesar 205,44. Sig.
Intervensi 16 20,72 0,010
Kontrol 16 12,28
Analisis Bivariabel
Hasil uji normalitas menggunakan uji Berdasarkan hasil analisis tabel 7. dapat
Shapiro-Wilk disajikan pada tabel berikut: diketahui bahwa nilai sensitivitas kaki pada
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Perubahan kelompok intervensi dan kontrol didapatkan
Sensitivitas Kaki Dan Kadar Glukosa Darah
Pada Penderita Diabetes Melitus hasil uji Mann-Whitney dengan nilai p = 0,010
Kategori Statistic Df Sig. (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan ada
Perubahan
Sensitivitas pengaruh senam kaki diabetes terhadap
kaki
Intervensi 0,807 16 0,003 sensitivitas kaki diabetes melitus di
Kontrol 0,871 16 0,028 Kelurahan Banyuraden Gamping Sleman
Kadar glukosa
darah Yogyakarta.
Intervensi
Kontrol 0,957 16 0,607
0,941 16 0,355
49
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
Tabel 8. Hasil Pengaruh Senam Kaki intervensi sebagian besar adalah sensitivitas
Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah
Pada Pasien Diabetes Melitus baik (50%), sedangkan pada kelompok
kontrol sensitivitas kaki post test sebagian
Kategori N Mean t-test
T Sig besar adalah sensitivitas sedang (50%).
. Sensitivitas kaki setelah dilakukan senam
Intervensi 16 -22,8 -2,2150,039
Kontrol 16 7, 19 kaki diabetes pada kelompok intervensi lebih
baik dibandingkan sebelum dilakukan senam
Berdasarkan hasil analisis tabel 8 dapat kaki diabetes, sedangkan pada kelompok
diketahui bahwa nilai kadar glukosa darah kontrol tidak mengalami perubahan. Hal ini
pada kelompok intervensi dan kontrol disebabkan adanya perlakuan berupa senam
didapatkan hasil uji independent sample t-test kaki diabetes.
dengan nilai p = 0,039 (p < 0,05). Hasil ini Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
menunjukkan ada pengaruh senam kaki penelitian yang dilakukan oleh Endriyanto,
diabetes terhadap kadar glukosa darah pada sensitivitas kaki pada kelompok eksprimen
pasien DM di Kelurahan Banyuraden meningkat setelah diberikan senam kaki DM
Gamping Sleman Yogyakarta. dengan koran sedangkan pada kelompok
kontrol tidak terjadi peningkatan. (12)
Sensitivitas kaki sebelum dan sesudah Berdasarkan hasil penelitian di atas
dilakukan senam kaki diabetes senitivitas kaki pasien diabetes yang
Karakteristik responden senstivitas kaki diberikan senam kaki diabetes mengalami
berdasarkan umur responden yang terbanyak perubahan. Pada pasien diabetes yang
pada kelompok intervensi adalah berumur mengalami penurunan kemampuan untuk
55-65 tahun (43,8%) dan berjenis kelamin merasakan rangsangan pada kaki dapat
perempuan (56,3%). Umur responden pada mengalami masalah yang berkaitan dengan
kelompok kontrol kebanyakan antara 55-65 mati rasa, mudah merasa nyeri, atau nyeri
tahun (81,3%) dan jenis kelamin laki-laki dan tekan, sangat diperlukan latihan fisik secara
perempuan berbanding sama (50%). rutin agar sirkulasi darah pada daerah kaki
Sensitivitas kaki sebelum dilakukan dan saraf tepi tidak tersumbat atau
senam kaki diabetes pada kelompok mengalami hambatan. (13)
merah sehingga sirkulasi darah menjadi Temuan ini sesuai dengan penelitian
lambat dan mengakibatkan gangguan yang dilakukan oleh Utomo dkk., penurunan
(9)
sirkulasi. kadar glukosa darah antara kelompok
Pasien DM memiliki risiko lebih tinggi terpapar 2,3 kali lebih besar daripada
mengalami masalah kaki karena gangguan kelompok yang tidak terpapar. (15)
pembuluh darah, menyebabkan sirkulasi Data ini sesuai apa yang disampaikan
darah kaki dari tungkai menurun, gangguan oleh Hasnan bahwa kurva kejadian DM
syaraf menyebabkan kemampuan kaki untuk mencapai puncaknya pada usia setelah 40
merasakan berkurang, serta berkurangnya tahun. Hal ini karena kelompok usia di atas
daya tahan tubuh terhadap infeksi. Senam 40 tahun mempunyai risiko lebih tinggi
kaki melancarkan sirkulasi darah, dan terkena DM akibat menurunnya toleransi
memperkuat otot-otot kecil kaki dan glukosa yang berhubungan dengan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. (14) berkurangnya sensitivitas sel perifer terhadap
efek insulin begitu juga lebih banyak pada
Kadar glukosa darah sebelum dan setelah wanita, tetapi pada umur yang lebih muda
dilakukan senam kaki diabetes lebih besar pria. Kejadaian ini dipicu karena
Kadar glukosa darah sebelum dilakukan pada wanita terjadinya timbunan lemak lebih
senam kaki diabetes pada kelompok besar, pada pria yang dapat menurunkan
intervensi adalah sebesar 203,88, pada sensitivitas terhadap kerja insulin pada otot
kelompok kontrol kadar glukosa darah pre dan hati. (16)
test sebesar 198,25. Kadar glukosa darah Menurut Lueckenotte (2004), kejadian
setelah dilakukan senam kaki diabetes pada DM lebih tinggi pada wanita dibanding pria
(17)
kelompok intervensi adalah sebesar 184,81, terutama pada DM tipe 2. Hal ini
pada kelompok kontrol kadar glukosa darah disebabkan oleh penurunan hormon estrogen
post test sebesar 205,44. akibat menopause. Estrogen pada dasarnya
Hasil ini menunjukkan kadar glukosa berfungsi untuk menjaga keseimbangan
darah setelah dilakukan senam kaki diabetes kadar gula darah dan meningkatkan
pada kelompok intervensi mengalami penyimpanan lemak, serta progesteron yang
penurunan dibandingkan sebelum dilakukan berfungsi untuk menormalkan kadar gula
senam kaki diabetes, sedangkan kadar darah dan membantu menggunakan lemak
(18)
glukosa darah pada kelompok kontrol tidak sebagai energi. Seiring bertambahnya
mengalami penurunan, bahkan terjadi usia sel menjadi semakin resisten terhadap
peningkatan. Hal ini disebabkan adanya insulin, menurunkan kemampuan lansia
intervensi berupa senam kaki diabetes. untuk memetabolisme glukosa. Selanjutnya,
pengeluaran insulin dari sel beta pankreas
51
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015
menurun dan terhambat. Hasil dari kombinasi peningkatan sirkulasi darah antara kelompok
(19)
kedua hal inilah terjadi hipoglikemia. intervensi dan kelompok kontrol. (22)
Menurut Perkeni kadar gula darah yang Penderita DM yang mengalami
tinggi disebabkan oleh tidak sempurnanya komplikasi makropati atau penyakit pembuluh
proses metabolisme zat makanan dalam sel darah besar dan sedang, akan menyerang
tubuh. Upaya pemantauan kadar gula darah jaringan tungkai dan kaki, rusak kemudian
melalui empat pilar penatalaksanan DM salah mati karena kurang berfungsinya saraf dan
satunya adalah latihan jasmani. (3) Otot yang pembuluh darah. Luka di tungkai dan kaki
berkontraksi atau aktif memerlukan insulin sukar sembuh, lama-lama luka menjadi
untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, borok, kematian jaringan menjalar terus
karena pada otot yang aktif lebih sensitif sampai ke lutut dan dapat menjadi sebab
terhadap insulin, akan menurunkan kadar dilakukan amputasi. (9)
glukosa darah sehingga aktivitas fisik atau Menurut Waspadji, senam kaki
latihan fisik sangat diperlukan untuk merupakan salah satu terapi yang diberikan
menurunkan kadar glukosa darah serta oleh seorang perawat, yang bertujuan untuk
menguranggi komplikasi lainnya. (20) memperlancar peredaran darah yang
terganggu karena senam kaki diabetes dapat
Pengaruh senam kaki terhadap tingkat membantu memperkuat otot-otot kaki. Senam
sensitivitas kaki kaki diabetes bermanfaat memperbaiki
Hasil penelitian ini menunjukkan ada gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang,
pengaruh senam kaki diabetes terhadap sendi, yaitu gejala-gejala neuropati perifer,
tingkat sensitivitas kaki pada pasien DM di saraf kaki tepi, dan meningkatkan daya otot,
Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping ligamentum, dan tendon sehingga aliran
Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini darah pada kaki lancar. (23)
sesuai dengan hasil penelitian Priyanto dkk.,
yang menunjukkan sensitivitas kaki pada Pengaruh senam kaki terhadap kadar
lansia meningkat sesudah diberikan senam glukosa darah
kaki dibandingkan lansia yang tidak diberikan Hasil penelitian ini menunjukkan ada
(21)
senam kaki. pengaruh senam kaki diabetes terhadap
Temuan ini sesuai juga dengan kadar glukosa darah pada pasien DM di
penelitian Nasution yang menunjukkan ada Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping
perbedaan sirkulasi darah sebelum dan Sleman Yogyakarta.
sesudah dilakukan senam kaki, yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
menunjukkan bahwa ada perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Utomo dkk.,
adanya perbedaan kadar glukosa darah
52
Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 1, April 2015