Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.

2085-580X

PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK PALA ”SIAUW” METODE UAP


BERTEKANAN DAN KARAKTERISTIK MUTU MINYAK PALA

NUTMEG OIL REFINING RESEARCH "SIAUW" PRESSURIZED STEAM METHOD


AND CHARACTERISTICS OF NUTMEG OIL

Fahri F. Polii
Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado
Jalan Diponegoro No: 21-22 Manado
e-mail: poliifahri@yahoo.com
Diterima tgl 19-05-2016, Disetujui tgl 27-05-2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui metode penyulingan yang optimal untuk mendapatkan
kualitas dan kuantitas minyak biji pala ”Siauw”. Penyulingan biji pala dilakukan dalam sistem tekanan uap
dan proses penyulingan diawali dengan melakukan penghancuran biji pala dengan ukuran 0,5 - 1,0 cm.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam ketel penyulingan yang telah dipanaskan. Ketel uap dipanaskan hingga
tekanan mencapai 1,5 bar, lalu uap dialirkan ke ketel suling. Proses penyulingan dilakukan selama 7 dan
14 jam dengan aliran tekanan uap 1 bar. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tekanan ketel uap 1 bar
akan tercapai setelah ketel dipanaskan selama 2 jam, akan tetapi ketika uap dialirkan ke dalam ketel
suling (berisi bahan biji pala), maka tekanan akan turun menjadi 0,25 bar. Pada pemanasan ketel uap
selama 3 jam diperoleh tekanan 1,5 bar dan ketika uap dialirkan ke dalam ketel suling, maka tekanan
turun menjadi 1 bar. Tekanan 1 bar ini akan konstan dalam proses penyulingan selama 14 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rendemen total minyak pala berkisar antara 5,63 - 6,84%, berat jenis
minyak pala berkisar antara 0,902 - 0,904 (penyulingan 7 jam) dan 0,905 - 0,918 (penyulingan 14 jam),
indeks bias minyak pala 1,472 - 1,482 (7 jam) dan 1,484 - 1,490 (14 jam). Sisa penguapan memberikan
hasil antara 2,2 - 2,5% (7 jam) dan 2,6 - 2,9% (14 jam). Uji kelarutan dalam alkohol menunjukkan
perbandingan 1 bagian minyak pala dan setelah ditambahkan 3 bagian alkohol 90% memberikan
penampakan jernih baik yang disuling selama 7 jam maupun 14 jam, zat asing: negatif, bau adalah khas
minyak pala dan kadar miristicin 8,56 - 8,58% (7 jam) dan 12,58 - 12,60% (14 jam). Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa rendemen dan sifat fisiko-kimia minyak pala secara kuantitatif dan kualitatif
meningkat seiring dengan lamanya waktu penyulingan.
Kata kunci: pala, penyulingan, uap, tekanan, miristicin.

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the optimal distillation method to get the quality and
quantity of seed oil of nutmeg "Siauw". Nutmeg seeds refining is done in the system pressure and steam
distillation process begins with the destruction of the nutmeg seed do with size 0.5-1.0 cm which further
put into heated refining the kettle. Boiler is heated until pressure reaches 1.5 barr and then streamed to
distillation boiler steam. The process of distillation is done for 7 and 14 hours with the flow of vapor
pressure of 1 barr. The observations show that the pressure of the boiler 1 barr will be reached after
heated kettle for 2 hours, but when steam was piped into the distillation kettle (contain the seeds of pala),
then the pressure will drop to 0.25 barr. On the heating boiler for 3 hours obtained pressure 1.5 bar and
when steam was piped into the distillation kettle, then the pressure dropped to 1 barr, where this will be 1
bar pressure constant during the refining process for 14 hours. The results showed that the total yield of
nutmeg oil ranges between 5,63-6.84%, nutmeg oil density ranging between 0,9022-0,9042 (7-hour
distillation) and 0,9057-0,9181 (14-hour distillation), refractive index oils of nutmeg 1.472 -1,482 (7 hours)
and 1,484-1,490 (14 hours), leftover of evaporation results between 2.2-2.5% (7 hours) and 2.6-2.9% (14
hours). Solubility in alcohol test showed in comparison to 1 part oil of nutmeg and added 3 parts alcohol
90% gave the appearance of a good clear distilled for 7 hours or 14 hours treatment, the foreign
substance: negative, the smell of nutmeg oil and is typical of the levels miristicin 8.56-8.58% (7 hours) and
12,58-12.60% (14 hours). Results of the study concluded that yield and physico-chemistry of oil of nutmeg
in quantitative and qualitative increases in line with length of time refining.
Keywords: nutmeg, distillation, steam, pressure, miristicin.

23
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

PENDAHULUAN Geographical Indication bagi pala Siau


Tanaman pala (Myristica fragrans. dengan spesifikasi khusus. Spesifikasi
Houtt) adalah tanaman asli Indonesia yang tersebut membedakan pala produksi Siau
berasal dari pulau Banda. Tanaman ini dengan pala produksi daerah lain[12].
dikenal sebagai tanaman rempah yang Apabila ditinjau kandungan minyak
memiliki nilai ekonomi dan multiguna atsiri dari pala, “Banda Nutmeg”
karena setiap bagian tanaman dapat mempunyai mutu paling tinggi dan
dimanfaatkan dalam berbagai industri[18]. mengandung 8% minyak atsiri. “Siauw
Minyak pala merupakan salah satu jenis Nutmeg” mempunyai mutu hampir sama
minyak atsiri yang sangat diminati di pasar dengan “Banda Nutmeg” dengan
internasional dikarenakan penggunaannya kandungan minyak atsiri 6,5%[9]. Biji pala
sangat luas, seperti bahan baku dalam mengandung fixed oilsebesar 20 – 40%
industri parfum, kosmetika, farmasi, yang tersusun dari asam miristat, trimiristin
makanan dan minuman, penyedap alami, dan gliserida dari asam laurat, stearat dan
selain untuk pengobatan bahkan digunakan palmitat[5]. Minyak pala merupakan bahan
untuk mengobati penyakit-penyakit kronis pangan yang mengandung senyawa
seperti kanker. Minyak atsiri yang berasal bioaktif yang memiliki aktivitas biologis[2].
dari biji dan fuli pala banyak digunakan Hingga saat ini Indonesia masih
untuk industri obat-obatan, parfum dan mengimpor trimiristin dari luar negeri.
kosmetik[7]. Di berbagai daerah di Provinsi Indonesia merupakan penghasil terbesar
Sulawesi Utara, pala menjadi komoditi bahan baku biji pala di dunia. Oleh karena
unggulan yang memberikan kontribusi itu, peluang untuk mengisolasi trimiristin di
terhadap pertumbuhan daerah. Ada dalam negeri sangatlah besar, sementara
beberapa daerah di Provinsi Sulawesi teknologi untuk produksi trimiristin cukup
Utara yang merupakan penghasil pala, sederhana dan industri-industri pengguna
salah satunya di daerah Kabupaten trimiristin tersebut terus berkembang[13].
Minahasa Utara dan Kabupaten Kepulauan Produksi minyak pala dipengaruhi oleh
Sitaro yang merupakan sentra produksi banyaknya jumlah bahan baku baik dalam
pala[7]. Data produksi pala Propinsi bentuk biji pala maupun fuli. Produksi
Sulawesi Utara tahun 2014 10,20 ton[6], minyak pala terkait erat dengan
Kepulauan Sitaro luas areal tanaman pala ketersediaan jumlah bahan baku yang
4.471,76 ha dan jumlah produksi 3,337,25 didapat[19].
ton[4]. Pulau Siau yang terletak di Metode yang dapat digunakan
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang untuk memperoleh minyak pala umumnya
Biaro (Sitaro), adalah salah satu penghasil adalah dengan metode distilasi uap,
tanaman pala terbaik. Mutu pala Siau distilasi air, distilasi uap air dan ekstraksi
sangat khas dibandingkan dengan pala dari dengan menggunakan pelarut. Metode
daerah lain. Pala Siau mempunyai ukuran penyulingan yang umum digunakan untuk
paling besar dibandingkan dengan pala memperoleh minyak pala adalah distilasi
Indonesia lainnya. Uni Eropa memberikan uap dengan alasan kecepatan dan

24
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.2085-580X

kapasitas produksi minyak[10]. Jenis pala, B. Alat.


agroklimat lokasi penanaman, umur panen, Alat yang digunakan yaitu 1 (satu)
dan teknik penyulingan mempengaruhi set alat suling yang terdiri dari: ketel
kualitas minyak pala. Untuk memperoleh uap (boiler), ketel penyulingan,
minyak pala yang berkualitas baik, selain kondensor, ketel pemisah air dan
dari bahan yang baik, juga sangat minyak pala, alat penghancur biji
tergantung dari proses penyulingan yang buah pala, kompor minyak tanah
meliputi bahan ketel, sistem pendinginan, (brander), neraca, gelas ukur, dan alat
disain ketel dan sumber pemanasan untuk laboratorium untuk uji mutu minyak
penyulingan. Mengingat minyak pala pala.
memiliki nilai ekonomi tinggi dengan
prospek pasar yang terbuka (pasar tidak C. Metode Penelitian
sulit), maka perlu ditempuh langkah- 1. Metode yang digunakan dalam
langkah pengembangan secara optimal pelaksanaan penelitian ini adalah
melalui peningkatan teknologi baik metode deskriptif, yaitu
peralatan maupun proses produksi dan menggambarkan keadaan hasil dari
pengendalian mutu produksi juga uji coba alat penyulingan di
peningkatan kemampuan para produsen lapangan, berdasarkan fakta-fakta
minyak pala. Selain itu teknologi proses yang tampak untuk mengetahui
produksi yang dikembangkan dapat unjuk kerja alat.
diaplikasikan untuk penyulingan beberapa 2. Pengamatan parameter-parameter
bahan (komoditi) yang merupakan sumber antara lain: lama penyulingan (jam),
minyak atsiri. Guna meningkatkan ekspor dan jumlah minyak yang diperoleh
dan mengantisipasi persaingan di pasar setiap penyulingan (ml).
dunia, diperlukan kegiatan riset teknologi 3. Pengujian laboratorium terhadap
pengolahan untuk mendukung agroindustri contoh minyak biji pala yang
minyak pala dan minyak atsiri lainnya. dihasilkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui metode penyulingan yang D. Tahapan Pekerjaan
optimal untuk mendapatkan kualitas dan 1. Alat Penyulingan Uap
kuantitas minyak biji pala ”Siauw”. Alat penyulingan metode uap terdiri
dari beberapa bagian utama, yaitu: ketel
BAHAN DAN METODE uap, ketel penyulingan, kondensor, dan alat
A. Bahan-bahan pemisah minyak - air.
Bahan-bahan yang digunakan 1.1. Ketel Uap
dalam penelitian ini adalah biji buah Ketel uap berfungsi untuk
pala dari Kabupaten Sitaro kecamatan menghasilkan uap yang akan
Siau, minyak tanah dan bahan kimia digunakan untuk proses
untuk analisis mutu minyak pala penyulingan. Bagian ini terbuat dari
Heat Resistance Steel berdiameter

25
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

50 cm dan tinggi 120 cm, dengan tutup berbentuk setengah bola. Di


ketebalan dinding ketel uap 5 mm. dalam tabung dilengkapi dengan
Bentuk struktur dari ketel uap keranjang yang dibuat dari
adalah silinder dengan tutup stainless steel dengan ukuran tinggi
berbentuk setengah bola. 80 cm. Jarak keranjang di atas
Ketebalan dinding ketel dirancang dasar ketel 60 cm. Disamping itu
supaya mampu menahan beban dilengkapi pipa uap bersilang di
tekanan sebesar 1 atm. Alat ini dasar ketel dengan diameter pipa
dilengkapi dengan alat pengontrol uap 1 inch dilengkapi dengan
tekanan, pengontrol suhu, sistem lubang-lubang kecil yang
pengaman tekanan, dan alat berdiameter 3 mm. Dasar ketel
pengontrol tinggi rendah air dalam dilengkapi dengan sebuah kran
ketel. Di bagian atas ditempatkan untuk tempat mengeluarkan uap
tabung tempat air dengan tinggi yang berkondensasi, dan juga
tabung 60 cm dengan jarak 10 cm untuk mengeluarkan air cucian.
dari badan ketel uap. Ketel uap ini Bagian atas ketel dilengkapi leher
dihubungkan dengan bagian ketel angsa untuk mengalirkan uap dari
penyulingan dengan pipa besi ketel suling ke dalam kondensor,
diameter 2 inch, dan dibungkus dan dipasang pada bagian tengah
dengan insulasi. Ketel uap ini juga (bagian cembung) tutup ketel
dilengkapi tungku dengan tinggi 60 dengan ukuran pipa penghubung
cm, diameter 76 cm yang terbuat 10 cm pada jarak 15 cm dengan
dari Mild Steel dengan ketebalan 5 lubang ketel. Leher angsa
mm serta diameter lubang tungku bentuknya sedikit melengkung dan
40 cm. Bagian dalam disusun arahnya miring dari ketel langsung
dengan Fire Brick. Unit pemanas ke kondensor dengan kemiringan
terdiri dari burner besar dan selang adalah 15o. Ukuran leher angsa
tembaga, pompa tangan dan tidak perlu terlalu tinggi dan
tabung, serta tangki minyak tanah diisolasi untuk mencegah
kapasitas 30 liter. kondensasi uap sebelum masuk
1.2. Ketel Penyulingan kondensor. Bagian dinding luar dan
Ketel penyulingan berfungsi tutup ketel penyulingan serta
untuk menampung biji pala yang bagian leher angsa dilapisi dengan
akan digunakan untuk proses isolator panas.
penyulingan. Bagian ini terbuat dari 1.3. Kondensor
Stainless Steel berdiameter 50 cm Kondensor ini berfungsi
dan tinggi 120 cm, dengan untuk mengubah seluruh uap air
ketebalan dinding ketel penyulingan dan uap minyak menjadi fase cair.
5 mm. Bentuk struktur dari ketel Kondensor yang digunakan tipe
penyulingan adalah silinder dengan Multitubular, berbentuk tabung

26
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.2085-580X

terbuat dari Mild Steel Plate dengan setiap dua jam. Minyak biji pala
diameter tabung 15 cm, panjang yang dihasilkan disimpan dalam
tabung 160 cm, diamater pipa 1,2 botol kaca berwarna cokelat,
cm dengan jumlah pipa 9 buah. kemudian ditetapkan hasilnya
Kondensor ini dilengkapi aliran (rendemen).
masuk air pendingin di bagian 1.6.Pengamatan
bawah tabung, dan aliran keluar air Kadar miristisin ditentukan
pendingin di bagian atas tabung. menggunakan Gas Chromatografi (GC)
Agar proses kondensasi lebih dengan menggunakan standar miristisin.
sempurna, kondensor direndam Sedangkan untuk pengujian mutu minyak
dalam drum berisi air yang biji pala yang dihasilkan dilakukan
bersirkulasi. berdasarkan syarat mutu minyak pala SNI
1.4. Alat Pemisah Air-Minyak 06-2388-1998.
Alat ini berfungsi untuk
memisahkan minyak dari air suling
hasil kondensasi. Untuk mencegah HASIL DAN PEMBAHASAN
penguapan dan kehilangan minyak Alat Suling Minyak Pala
maka suhu minyak dalam alat Alat yang digunakan dalam proses
pemisah ini dipertahankan pada penyulingan minyak atsiri (minyak dari biji
o
suhu 20 - 30 C. Bagian ini terbuat pala) terdiri atas 3 (tiga) komponen utama
dari plat stainless steel dengan yakni: ketel uap, ketel penyulingan dan
ketebalan 2 mm. Bentuknya adalah kondensor (pendingin), serta alat pemisah
silinder dengan diameter 20 cm minyak (florentine flask). Ketel uap, ketel
tinggi 40 cm. Pada bagian ini suling terbuat dari pelat stainless steel
dilengkapi dengan sistem saluran dengan ketebalan 0,5 mm dan pada ketel
pengeluaran minyak dan air yang uap dilengkapi dengan barometer
dapat dibuka dan ditutup dengan (mengukur tekanan) skala 0 – 2,5 bar dan
menggunakan valve. termometer (pengukur suhu) skala 0 – 400
o
1.5.Prosedur Penyulingan minyak C serta pipa kaca / slang karet transparan
biji pala disisi ketel untuk mengotrol air dalam ketel.
Biji pala (25 kg) terlebih Ketel uap dan ketel suling dihubungkan
dahulu dihancurkan/dicacah dengan pipa stainless stell diameter 0,5
menjadi ukuran 0,5 - 1 cm. Ukuran inch berbentuk “L” dan dilengkapi dengan
potongan biji pala harus stop kran aliran uap dengan panjang
diusahakan seragam. Masukkan keseluruhan pipa 3,0 m. Ketel suling dan
potongan-potongan biji tersebut ke kondensor dihubungkan dengan pipa
dalam ketel penyulingan, lalu stainless steel ukuran 0,5 inch yang juga
penutup ketel ditutup secara rapat. berbentuk “L” dengan panjang 1,5 m. Ketel
Penyulingan dilakukan selama 14 uap dan ketel suling terbuat dari pelat
jam, dan dilakukan pengamatan stainless steel dengan ketebalan 0,5 mm.

27
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

Kapasitas ketel suling yakni 50 kg berat Pada saat tekanan pada ketel uap
bahan yang akan disuling dan dilengkapi mencapai angka 1,5 bar, kran uap yang
dengan sekat berpori (berlubang) pada menghubungkan ketel uap dan ketel
bagian bawah diatas pipa silang pengaliran penyulingan dibuka setengah (tidak penuh).
uap. Pada awal percobaan dilakukan Ternyata tekanan pada ketel uap turun
proses penyulingan secara bertahap untuk sampai 1 bar dan angka ini tetap bertahan
mengetahui waktu yang dibutuhkan pada selama proses penyulingan berlangsung
proses pemanasan, untuk memperoleh dengan aliran panas yang tetap dan
tekanan 1 bar pada ketel uap dengan kontinudan hasil percobaan inilah yang
menggunakan sumber panas dari pemanas menjadi acuan dalam proses penyulingan
brander (bahan bakar minyak tanah). Hasil minyak atsiri (minyak biji pala) dalam
pengamatan ternyata untuk mendapatkan penelitian lanjutan.
tekanan uap 1 bar pada ketel uap Rendemen
dibutuhkan waktu selama 2 jam. Akan Pada penelitian ini telah dilakukan
tetapi ketika kran uap pada pipa yang penyulingan biji pala dengan berat 25 kg
menghubungkan ketel uap dan ketel setiap perlakuan dan pengamatan
penyulingan dibuka penuh ternyata tekanan rendemen dilakukan pada waktu proses
pada ketel uap turun hingga 0,25 bar dan penyulingan berlangsung dari 0 – 7 jam dan
tekanan pada ketel uap tidak mengalami pengmatan terhadap rendemen dilanjutkan
kenaikkan selama proses penyulingan. pada waktu penyulingan 7 – 14 jam. Hasil
Pada percobaan berikutnya dilakukan pengamatan rendemen minyak biji pala
pemanasan ketel uap sampai tekanan 1,5 tercantum pada tabel 1 berikut.
bar dan dibutuhkan waktu selama 3 jam.
Tabel 1. Rendemen minyak biji pala
Rendemen
No
Perlakuan 7 jam 14 jam Total (14 jam)
1. I 3,64 2,20 5,84
2. II 3,48 2,15 5,63
3 III 3,55 2,23 5,78
Rata-rata 3,56 2,19 5,75

Rendemen total minyak pala yang proses penyulingan, maka rendemen


diperoleh dari penyulingan biji pala dengan minyak pala semakin besar. Naiknya
metode penyulingan uap selama 14 jam rendemen minyak pala dengan
pada tekanan 1 bar yakni antara 5,63– bertambahnya waktu penyulingan
5,64%. Pengamatan rendemen pada disebabkan oleh beberapa faktor yang
penyulingan selama 7 jam di bandingkan antara lain ialah proses penetrasi tekanan
dengan 14 jam ternyata ada kenaikan dari uap pada biji pala tergantung pada besar
rata-rata 3,56% menjadi 5,75% (Total). Dari kecilnya ukuran cacahan biji pala, semakin
data diatas menunjukkan semakin lama besar ukuran cacahan biji pala yang

28
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.2085-580X

disuling, maka penetrasi uap kedalam biji Berat Jenis.


pala semakin lama untuk menekan keluar Data diatas menunjukkan semakin
minyak pala sehingga minyak pala akan lama proses penyulingan, maka berat jenis
meningkat rendemennya dengan semakin minyak pala juga meningkat. Kenaikan
lama proses penyulingan. Faktor lain ialah berat jenis minyak pala selama proses
jumlah bahan dalam ketel suling, semakin penyulingan disebabkan adanya
banyak jumlah bahan dalam ketel suling, komponen/senyawa monoterpene
maka semakin lama waktu yang diperlukan oxygenated (terpen-o) (C10H16O) dalam biji
uap untuk masuk ke dalam bahan terutama pala yang mempunyai berat jenis berat atau
yang ada pada bagian tengah dari fraksi berat. Senyawa ini akan tersuling jika
tumpukan bahan biji pala sehingga waktu proses penyulingan diperpanjang.
peningkatan rendemen akan seiring Hasil analisis komponen dengan metode
dengan lamanya proses penyulingan. GC-MS pada pemisahan komponen minyak
Rendemen minyak biji pala berkisar antara pala, diperoleh komposisi masing-masing
2-15%, maka hasil penelitian berada pada fraksi ringan terdiri dari senyawa
kisaran tersebut[16]. Pada penelitian ini biji monoterpene hydrocarbon. Fraksi berat
pala yang digunakan adalah biji pala terdiri dari senyawa monoterpene
campuran tua dan muda dan dalam oxygenated dan sesquiterpene
keadaan kering. Beberapa informasi yang hydrocarbon. Senyawa monoterpene
diperoleh melalui IKM minyak atsiri oxygenated (fraksi berat) ini memiliki berat
(minyak biji pala) menyatakan bahwa molekul dan titik didih lebih tinggi dari
rendemen minyak atsiri (minyak biji pala) monoterpene hydrocarbon (fraksi ringan)
dapat mencapai 10–12% jika disuling (C10H16) sehingga total bobot molekul
dengan metoda penyulingan uap air dan semakin tinggi. Akibatnya kerapatan
lama penyulingan 20–22 jam. Namun minyak semakin tinggi, sehingga bobot
selain lama penyulingan, ada beberapa jenis minyak akan semakin tinggi.
factor yang mempengaruhi rendemen Berat jenis minyak pala hasil
minyak pala, antara lain: umur biji pala, penelitian berkisar antara 0,902–0,904
lama pala sejak dipetik lalu disuling, proses (penyulingan 7 jam) dan 0,905-0,918
perajangan biji pala sebelum disuling, dan (penyulingan 14 jam) seperti tercantum
daerah asal tanaman biji pala. pada Tabel 2.

Tabel 2. Berat Jenis Minyak Pala

Berat jenis
No.
Perlakuan 7 jam 14 jam SNI 06-2388-1998
1. I 0,903 0,918 0,876 – 0,919
2. II 0,904 0,905
3. III 0,902 0,907

29
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

Hasil ini jika dibandingkan dengan minyak atsiri/minyak pala, yaitu kandungan
syarat mutu minyak pala (SNI 06–2388– air yang tinggi pada produk. Jika hal
1998) ternyata memenuhi syarat dan ini tersebut terjadi, dapat diduga bahwa proses
menunjukkan dalam proses penyulingan pemisahan antara air dan fraksi minyak
minyak pala terutama pemisahan antara air atsiri kurang sempurna.
dan minyak telah dilakukan secara optimal. Indeks bias
Hasil penelitian kandungan air dalam Angka indeks bias minyak biji pala
minyak pala dapat diminimalisasi karena hasil penelitian tercantum pada tabel 3
salah satu indikator yang dapat dijadikan berikut ini.
tolak ukur kenaikkan berat jenis pada

Tabel 3. Indeks bias minyak biji pala


Indeks bias
No.
Perlakuan 7 jam 14 jam SNI 06-2388-1998
1. I 1,472 1,490 1,472 – 1,495
2. II 1,473 1,488
3. III 1,482 1,484

Hasil Uji Indeks bias minyak pala dalam minyak pala sangat dipengaruhi
berada pada kisaran 1,472 – 1,482 ( 7 jam) banyaknya senyawa baik fraksi berat
dan 1,484-1490 (14 jam). Hasil uji indeks maupun ringan dalam minyak pala. Jika
bias hasil penelitian apabila dibandingkan senyawa fraksi berat banyak terkandung
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam minyak pala, maka semakin sulit
minyak pala ternyata memenuhi syarat. sinar dibiaskan dalam medium minyak pala,
Salah satu parameter yang dapat dijadikan dengan sendirinya indeks bias semakin
ukuran atau pedoman untuk mengetahui tinggi. Hasil analisis sifat fisikokimia pada
kemurnian minyak pala adalah dengan pemisahan komponen minyak pala
menguji indeks bias minyak pala dan menunjukkan fraksi berat mempunyai nilai
dibandingkan dengan persyaratan pada viskositas, berat jenis dan indeks bias yang
standar minyak pala. Jika indeks bias lebih besar dari fraksi ringan[1].
minyak pala tidak memenuhi persyaratan Sisa penguapan
yang berlaku, dapat diduga bahwa minyak Pengamatan sisa penguapan terhadap
pala dalam proses penyulingan kurang minyak biji pala hasil penelitian dapat dilihat
optimal atau adanya komponen bukan pada Tabel 4.
minyak pala yang tercampur. Indeks bias

30
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.2085-580X

Tabel 4. Sisa penguapan minyak biji pala


Sisa penguapan (%)
No.
Perlakuan 7 jam 14 jam SNI 06-2388-1998
1. I 2,5 2,9 maks. 3,0
2. II 2,4 2,7
3. III 2.2 2,6

Minyak biji pala setelah dilakukan tertinggal selama proses penguapan.


uji sisa penguapan memberikan hasil Minyak kardamon dan minyak cengkeh
antara 2,2-2,5% (7 jam) dan 2,6-2,9% (14 komersial hasil destilasi dengan uap
jam). Kadar sisa penguapan terendah berbeda dengan minyak hasil ekstraksi CO2
diperoleh pada penyulingan selama 7 jam yang memiliki jumlah komponen non volatil
dan tertinggi pada penyulingan selama 14 yang tinggi dan bahan pewarna (coloring
jam. Dari data diatas menunjukkan bahwa materials) [9]. Mayoritas komponen non
semakin lama proses penyulingan, makin volatil ini adalah lemak berupa asam lemak
besar kadar sisa penguapan dalam minyak tidak jenuh dalam jumlah yang banyak.
biji pala. Sisa penguapan pada minyak biji Minyak citrus yang diekstraksi dengan cold-
pala adalah komponen-komponen yang pressing menunjukkan besarnya sisa
tidak menguap pada pemanasan diatas penguapan (2-15%). Hal ini disebabkan
o
100 C. Diduga semakin lama proses karena minyak citrus tersebut berisi bahan-
penyulingan semakin banyak komponen- bahan non volatil dalam jumlah yang besar
komponen yang tidak menguap pada suhu antara lain koumarin, psoralens, dan flavon
o
100 C yang ada dalam minyak biji pala ikut polymethoxylat yang memiliki sifat
tersuling, seperti lemak pala dan lain-lain. antioksidatif[15].
Tingginya sisa penguapan pada minyak Kelarutan dalam alkohol
pala penyulingan 14 jam menunjukkan Hasil uji kelarutan dalam alkohol
banyaknya bahan non volatil yang minyak biji pala tercantum pada tabel 5.

Tabel 5. Kelarutan dalam alkohol minyak biji pala


Kelarutan dalam alkohol
No.
Perlakuan 7 jam 14 jam SNI 06-2388-1998
1. I 1 : 3 jernih 1 : 3 jernih 1:3 jernih
2. II 1 : 3 jernih 1 : 3 jernih seterusnya jernih
3. III 1 ; 3 jernih 1 : 3 jernih

Minyak biji pala hasil penelitian memberikan penampakan jernih baik yang
setelah dilakukan uji kelarutan dalam disuling selama 7 jam maupun 14 jam.
alkohol ternyata pada perbandingan 1 Salah satu indikator minyak atsiri (minyak
bagian minyak pala dan setelah pala) tidak murni atau telah tercampur
ditambahkan 3 bagian alkohol 90% dengan minyak mineral yakni pada

31
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

pengujian kelarutan dalam alkohol akan larut dalam alkohol dibandingkan senyawa
memberikan warna keruh. Hasil penelitian monoterpene dan sesquiterpene
menunjukkan bahwa tidak ada komponen hydrocarbon. Semakin banyak kandungan
lain yang mencemari minyak pala. Hasil ini senyawa oxygenated monoterpene(terpen-
memenuhi persyaratan Standar Nasional o) dalam minyak maka semakin tinggi
Indonesia Minyak Biji Pala No. 06–2388- kelarutan dalam alkohol dibandingkan
1998. senyawa terpen[9].
Nilai kelarutan minyak pala dalam Zat Asing (Lemak, alkohol tambahan,
etanol merupakan indikasi dari kemampuan minyak pelikan dan minyak terpentin)
minyak pala melarut sempurna dalam Hasil uji zat/bahan asing terhadap
alkohol. Semakin besar jumlah etanol minyak biji pala menunjukkan tidak
berkonsentrasi tertentu yang dibutuhkan teridentifikasi adanya lemak, alkohol
untuk melarutkan minyak pala, maka tambahan, minyak pelikan maupun minyak
semakin sukar minyak pala larut dalam terpentin. Uji ini dilakukan sebagai acuan
etanol. Umumnya minyak atsiri (minyak untuk dibandingkan dengan persyaratan
pala) yang mengandung persenyawaan mutu yang tercantum dalam Standar
oxygenated terpene (terpen-o) lebih mudah Nasional Indonesia minyak biji pala No. 06-
larut daripada yang mengandung terpene. 2388–1988.
Dua senyawa akan saling melarut Bau
sempurna pada perbandingan dan Uji bau dilakukan sebagai uji mutu
konsentrasi tertentu jika polaritasnya sama. rekomendasi yang tertuang dalam
Minyak pala hasil penelitian ini diduga persyaratan mutu minyak biji pala. Adapun
banyak mengandung senyawa mono hasil uji bau minyak biji pala hasil penelitian
terpene oxygenated (terpen-o) yang mudah tercantum pada tabel 6.

Tabel 6. Bau minyak biji pala


Bau
No. Perlakuan SNI 06-2388-1998
7 jam 14 jam
1. I khas minyak pala Khas minyak pala Segar,
2. II khas minyak pala Khas minyak pala khas minyak pala
3. III khas minyak pala Khas minyak pala

Uji bau terhadap minyak biji pala hasil Indonesia.Hal ini juga menandakan bahwa
penelitian menunjukan bahwa baik biji pala peralatan yang digunakan dalam proses
yang disuling selama 7 jam maupun penyulingan tidak mempengaruhi sifat
penyulingan selama 14 jam berbau segar organoleptic minyak yang disuling sebab
dan khas minyak pala. Hasil ini sesuai alat terbuat dari stainless steel dan juga
dengan yang dipersyaratkan sebagai uji proses penyulingan secara uap bertekanan
rekomendasi dalam SNI No. 06–2388- menghindari terjadinya bahan menjadi
1998, standar mutu minyak pala hanggus selama penyulingan karena bahan

32
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016 : 23-34 ISSN No.2085-580X

biji pala tidak bersentuhan langsung dijadikan acuan mutu minyak pala dan
dengan panas dari api pembakaran (ketel dalam perdagangan internasional menjadi
penyulingan terpisah dari ketel uap). acuan dalam penentuan harga minyak pala.
Miristicin. Kadar miristisin minyak pala ternyata
Kadar miristicin minyak pala hasil penelitian memberikan hasil yang berbeda jika ditinjau
tercantum pada table 7. dari lama waktu penyulingan.
Kadar miristisin dalam minyak pala
merupakan salah satu parameter yang

Tabel 7. Kadar Miristisin minyak biji pala


Miristicin ( % )
No. Perlakuan
7 jam 14 jam
1. I 8,56 12,60
2. II 8,58 12,58
3. III 8,56 12,60

Pada waktu penyulingan selama 0–7 jam usia muda,kandungan miristisin semakin
kadar miristisin rendah yakni 8,56–8,58%, besar danmakin berkurang pada pala yang
sedangkan pada penyulingan antara 7–14 telah tua. Miristisin adalah obat psikoaktif,
jam kandungan miristisin dalam minyak bertindaksebagai antikolinergik, dan
pala hasil sulingan meningkat menjadi merupakan prekursor tradisional untuk
12,58-12,60 %. Hal ini memberikan psychedelic dan empathogenic (Syarifuddin
petunjuk bahwa pada awal penyulingan Idrus, Marni Kaimudin, Risna F. Torry, dan
maka komponen miristisin belum banyak Reynaldo Biantoro, 2014)
yang terbawa oleh uap air, akan tetapi
semakin lama waktu penyulingan, maka KESIMPULAN
semakin banyak miristisin yang terbawa Rendemen minyak atsiri (minyak biji
oleh uap air dan dengan sendirinya pala) yang disuling dengan metoda
meningkatkan kadar miristisin dalam penyulingan uap air pada tekanan 1
minyak biji pala hasil sulingan dengan atmosfir dan lama penyulingan 14 jam
metoda penyulingan uap air. Masyitah adalah rata-rata 5,77%.
(2006) telah mengisolasi trimiristin dari Rendemen maupun kandungan
sisapenyulingan biji pala,hasilnya fisiko-kimia minyak pala akan meningkat
menunjukkan rendemen trimiristin sebesar seiring dengan lamanya proses
21,60 % dengan kemurnian89,86%.Ma’mun penyulingan
(2013) mengisolasi trimiristin dari minyak Minyak atsiri hasil penyulingan biji
pala Papua menghasilkan rendemen pala mempunyai berat jenis, indeks bias,
sebesar 79,55% dengan kemurnian kelarutan dalam etanol, sisa penguap, zat
99,20%. Kandungan miristisin asing dan bau memenuhi persyaratan
sangattergantung pada usia pala. Pada Standar Nasional Minyak Biji Pala

33
Penelitian Penyulingan Minyak Pala “Siauw” Metode Uap Bertekanan dan Karakteristik Mutu Minyak Pala–Fahri F. Polii

Kadar miristisin minyak biji pala sabun. Journal of Industrial Research


(Jurnal Riset Industri). 2015 Apr 1;8(1).
dipengaruhi oleh lama waktu penyulingan
12. Perindustrian K. Berita Industri: Industri
dimana pada waktu penyulingan antara 0-7 Manufaktur Ekspansi Rp96, 5 T. Retrieved
Februari. 2014;10:2015.
jam kadar miristisin 8,56% dan antara 7–14
13. A’MUN MA. Karakteristik minyak dan
jam kadar miristisin 12,60%. isolasi trimiristin biji pala papua (Myristica
argentea). Jurnal Penelitian Tanaman
Industri. 2013 Jun 1;19(2):72-7.
DAFTAR PUSTAKA
14. Masyithah Z. Pengaruh Volume dan
1. Abimanyu H, Sulaswaty, Wuryaningsih dan Konsentrasi Pelarut pada Isolasi Trimiristin
Agustian E. Penggunaan Distilasi dari Limbah Buah Pala. Jurnal Teknologi
Fraksionasi Vakum Untuk Pemisahan Proses. Universitas Sumatera Utara,
Komponen Minyak Pala. Pusat Penelitian Medan. 2006 5(1):64–67.
Kimia-Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia LIPI) Kawasan PUSPIPTEK 15. Njoroge SM, Ukeda H, Sawamura M.
Serpong, Tangerang. 2004 Changes of the volatile profile and artifact
formation in Daidai (Citrus aurantium) cold-
2. Aisyah Y, Safriani N, Muzaifa M, pressed peel oil on storage. Journal of
Fakhrurrazi. Optimasi Proses Emulsifikasi agricultural and food chemistry. 2003 Jul
Minyak Pala (Myristica fragrans Houtt). 2;51(14):4029-35.
Prosiding Seminar Agroindustri dan
Lokakarya Nasional FKPT-TPI. Program 16. Nurdjannah N. Teknologi Pengolahan Pala.
Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
2015. Pasca Panen Pertanian, Balai Penelitian
dan Pengembangan Pertanian
3. Asyik N, Astuti I. Karakterisasi mutu Departemen Pertanian, Bogor. 2007.
minyak pala (nutmeg oil) Indonesia
sebagai bahan baku industri flavor. Jurnal 17. Pangalima S, Pakasi CB, Benu NM.
Agriplus. 2010;20(2):146-54. Analisis Sub Sektor Perkebunan Pala di
Provinsi Sulawesi Utara. AGRI-
4. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi SOSIOEKONOMI. 2016 Nov 2;12(1):67-
Utara. Luas Dan Produksi Tanaman Pala. 76.
Manado. 2014.
18. Sipahelut SG. Karakteristik kimia minyak
5. Devi P. The compound maceligan isolated daging buah pala (Myristica fragrans Houtt)
from Myristica fragrans. European Journal melalui beberapa cara pengeringan dan
of Pharmacy Research. 2009;2(11):1669- distilasi. Jurnal Agroforestri VII. 2012.
75. Nomor 1 Maret 2012
6. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi 19. Yunianto NS, Setiadi A. Analisis Faktor-
Utara. Data Produksi Pala. Manado. 2015. faktor Produksi yang Mempengaruhi
Keuntungan Agroindustri Kecil Penyulingan
7. Elyana. Pengaruh Waktu Destilasi
Minyak Pala dan Dampaknya pada
Terhadap Kadar Minyak Atsiri Pada Biji
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor.
Pala. Skripsi. Fakultas Matematika dan
Agromedia. 2013 Vol. 31 No. 1 Maret 2013
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara. Medan. 2014
8. Gopalakrishnan N. Studies on the storage
quality of CO2-extracted cardamom and
clove bud oils. Journal of agricultural and
food chemistry. 1994;42(3):796-8.
9. Guenther E. Minyak atsiri jilid I. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia. 1987.
10. Sara E, Ilmawati H, Hidayati N.
Penyulingan minyak biji pala: pengaruh
ukuran bahan, waktu dan tekanan
penyulingan terhadap kualitas dan
rendemen minyak. Simposium Nasional
RAPI XIV-2015FT UMS. 2015
11. Idrus S, Kaimudin M, Torry RF, Biantoro R.
Isolasi trimiristin minyak pala banda serta
pemanfaatannya sebagai bahan aktif

34

Anda mungkin juga menyukai