Anda di halaman 1dari 1

Stres dan Diabetes

KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin


melakukan aktivitas fisik adalah pilar utama untuk mengelola diabetes atau
menurunkan berat badan. Tetapi, masih ada satu hal lain yang tidak boleh
Anda abaikan yaitu manajemen stres.

Penelitian mengungkapkan betapa manajemen stres penting bagi


kesehatan apalagi jika Anda sudah divonis mengidap diabetes. Sebuah
studi dari Duke University di Durham, Carolina Utara, menemukan, ketika
seseorang melakukan teknik relaksasi, maka kadar A1C akan cenderung
turun. A1C adalah suatu parameter yang menunjukkan progresivitas
penyakit diabetes mellitus.

Bahkan, hasil riset menunjukkan sekitar sepertiga relawan yang melakukan


relaksasi dapat menurunkan kadar A1C sebesar satu persen atau lebih
(setelah melakukan selama setahun). Cara ini sama efektifnya dengan
mereka yang mengonsumsi obat diabetes. Bahkan manfaatnya melampaui
apa yang telah orang lain peroleh melalui diet dan olahraga.

Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana stres bisa mempengaruhi


diabetes, berikut adalah penjelasannya seperti dikutip Besthealthmag:

1. Hormon stres meningkatkan gula darah

Mengapa ketenangan membawa gula darah turun? Pertama, ketika Anda


stres, tubuh akan memompa keluar hormon stres (kortisol). Hormon ini
meningkatkan detak jantung dan kecepatan pernapasan. Hormon ini juga
mengirim glukosa ke dalam darah untuk mengubahnya menjadi energi bagi
otot Anda. Hasilnya, kadar gula darah akan lebih tinggi.

2. Stres berkontribusi terhadap resistensi insulin

Hormon stres membuat pankreas lebih sulit untuk mensekresikan insulin


yang dibutuhkan untuk memindahkan glukosa keluar dari darah. Beberapa
hormon stres juga dapat menyebabkan resistensi insulin.

3. Stres menyebabkan penambahan berat badan

Alasan utama mengapa Anda harus mengelola stres kronis adalah bahwa
kortisol dapat meningkatkan nafsu makan. Ya, stres akan membuat Anda
makan lebih banyak. Hal ini mendorong sel-sel di perut untuk menyimpan
lemak. Dengan kata lain, timbunan lemak pada perut dapat berdampak
serius untuk meningkatkan risiko serangan jantung

Anda mungkin juga menyukai