Anda di halaman 1dari 10

MASUKNYA KERAJAAN

HINDU-BUDHA DI
INDONESIA

NAMA: ERINA SALSABILA ASHRI.


KELAS: X MIA-4
ABSEN: 8
MAPEL: SEJARAH.
Latar belakang
Catatan awal abad masehi mengenai kedatangan orang-orang Hindu dan Buddha dari India ke
Indonesia tidak diketahui dengan pasti.Adapun hubungan antara India,Cina,dan Indonesia
berasal dari catatan orang Cina pada abad ke-5M.
Menurut catatan tersebut,agama Buddha yang masuk ke Indonesia tidak hanya berasal dari
India,tetapi juga dari Cina.Sejak awal abad masehi,Cina mulai mengembangkan
kekuasaannya ke wilayah Asia Tenggara dan membentuk kerajaan yang berkiblat ke
Cina.Penjelajah Cina yang yang paling awal menyambut dan mengenal Jawa ialah Fa Hsien.
Ia menetap selama 12 tahun di India.Ketika dalam perjalanan pulang ke Cina,Ia Hsien beserta
rombongan yang berjumlah 100 orang,singgah di Jawa Mereka singgah selama lima bulan
sejak Desember 412 sampai Mei 413.
Hubungan pelayaran dan perdagangan antara Jawa, Sumatera, Kanton (Cina), Sri
Lanka, dan Kashmir (India) dicatat pula oleh Gunawwarma. Ia adalah seorang pangeran dari
kashimir yang pernah tinggal lama di Jawa Pada 422,ia menyebarkan Buddhisme sebelum
berlayar ke Cina.Catatan singkat dari Gunawarmma ini menunjukkan bahwa pengaruh
kebudayaan India atau Cina bisa masuk melalui hubungan pelayaran dan perdagangan antara
Indonesia (Jawa) dan negeri-negeri di Asia Tenggara,Timur,dan Selatan.

BAB II

1. Jalur masuknya hindu budha di Indonesia

Melalui Jalur Laut


Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur laut datang ke
Indonesia mengikuti rombongan kapal-kapal para dagang yang biasa beraktivitas pada jalur
India–Cina. Rute perjalanan para penyebar agama dan budaya Hindu Buddha, yaitu dari India
menuju Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, kemudian ke Nusantara.

Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea,
dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan
memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
Melalui Jalur Darat

Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur
darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke
utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan
perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.

Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan
Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan hubungan perdagangan antara
Indonesia dan Cina. Bukti keterlibatan Indonesia dalam perdagangan mancanegara
banyak kita dapati dari sumber-sumber luar negeri dan dalam negeri, seperti berikut.

1. Berita dari Cina


Berita dari Cina yang memuat keterlibatan bangsa Indonesia dalam
perdagangan internasional, antara lain sebagai berikut :

a. Catatan Dinasti Han, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, dan Dinasti Ming,
menjelaskan bahwa sejak awal tahun masehi telah terjadi hubungan dagang antara
Cina dan Indonesia . Hubungan dagang itu terbukti dari banyaknya barang-barang
keramik (porselen) Cina yang ditemukan di Indonesia.
b. Fa-Hien, seorang musafir yang singgah di To-lo-mo selama lima bulan
dalam perjalannya dari India ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud dengan Tolomo
adalah Kerajaan Tarumanegara yang muncul di Jawa Barat pada sekitar abad ke-5M.
c. I-Tsing, seorang peziarah dan rahib Buddha. Dalam catatannya, ia
menuliskan kesan tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha
di asia pada abad ke-7 M.

2. Berita dari India


Berita tertua terdapat dalam kitab Ramayana yang menyebutkan bahwa Dewi
Sinta diculik oleh Rahwana, Hanoman mencarinya sampai ke Javadwipa (Jawa).
Sumber lain berasal dari Piagam Nalanda yang menyebutkan bahwa Kerajaan
Sriwijaya memegang peran kunci untuk masuk ke wilayah nusantara.
3. Berita dari Arab
Para saudagar dan ahli-ahli geografi bangsa Arab menulis tentang Indonesia
sejak abad ke-6 M. mereka sering menyebut kerajaan bernama Zabag atau Sribusa.
Kemungkinan yang dimaksud dengan Zabag atau Sribusa inii adalah Kerajaan
Sriwijaya. Zabag atau Sribusa terkenal sebagai salah satu pusat perdagangan dan
negeri yang kaya akan emas.

II. Teori Masuknya Hindu

A. Teori Waisya

Teori waisya mengungkapkan bahwa masuknya agama dan kebudayaan Hindu


dibawa oleh golongan pedagang (waisya). Mereka mengikuti angin musim (setengah
tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia dan menyebarkan agama
dan kebudayaan Hindu.
Menurut para pendukung teori waisya, kaum waisya yang umumnya merupakan kelompok
pedagang inilah yang berperan besar dalam menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu ke
Nusantara. Mereka yang menjadikan munculnya budaya Hindu sehingga dapat diterima di
kalangan masyarakat.. Pada saat itu, para pedagang banyak berhubungan dengan para
penguasa dan rakyat. Jalinan hubungan itu yang membuka peluang terjadinya proses
penyebaran agama dan budaya Hindu. Salah satu tokoh pendukung hipotesis waisya adalah
N.J. Krom.

B.Teori Ksatria
Teori ksatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke
Nusantara adalah kaum ksatria. Menurut teori ini, p ada masa lampau di India terjadi
peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke
daerah lain.

Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni
melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah
seorang pendukung teori ksatria adalah C.C. Berg.

C. Teori Brahmana
Teori brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke
Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh
penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka =
penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan
mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
D. Teori Arus Balik

Mengatakan bahwa yang telah berperan dalam menyebarkan Hindu di Indonesia adalah
orang Indonesia sendiri. Mereka adalah orang yang pernah berkunjung ke India untuk
mempelajari agama Hindu dan Buddha. Di pengembaraan mereka mendirikan sebuah
organisasi yang sering disebut sanggha. Setelah kembali di Indonesia, akhirnya mereka
menyebarkan kembali ajaran yang telah mereka dapatkan di India. Pendapat ini dikemukakan
oleh F.D.K. Bosch. Kedatangan brahmana—dari India maupun lokal—dipergunakan pula
oleh sebagian golongan pedagang pribumi atau kepala suku yang ingin kedudukan dan
tingkat sosialnya meningkat. Melalui persetujuan kaum brahmana, mereka dinobatkan
menjadi penguasa secara politis (raja). Para penguasa baru ini lalu belajar konsep dewa-raja
(devaraja) agar kekuasaannya semakin kuat. Dengan demikian, baik secara ekonomi, sosial,
dan politik, golongan pedagang atau pemimpin suku tersebut menjadi lebih terhormat karena
kekuasaannya pun bertambah luas. Setelah menjadi raja, mereka mempersenjatai dirinya
dengan pengikut-pengikutnya yang setia untuk dijadikan tentara agar keamanannya terjamin.
Dalam memperluas wilayah pun, mereka lebih leluasa dan percaya diri.
Setelah sebuah kerajaan didirikan, sistem feodal pun berlaku. Feodalisme adalah “sistem
sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan”
(KBBI, 2002). Dengan demikian, raja adalah yang menentukan ke arah mana kerajaan akan
bergulir. Praktik feodalisme ini cukup berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha, terutama di Jawa. Pengkastaan dalam masyarakat membuat hubungan feodalistik
semakin menguat. Feodalisme menjamin stabilitas politik yang dibutuhkan seorang raja
untuk keberlangsungan kerajaannya.

E. Teori Nasional
Teori nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke
India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang
Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan
kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsur-
unsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu–Buddha ke
India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah
Air.

Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam
masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari
pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan
menambah ilmu mereka

Berikut ini Kelebihan dan Kekurangan Teori" agama Hindu-budha yang masuk di
indonesia

A. Teori Brahmana
Kelebihan : Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa

sansekerta dan huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya
dikuasi oleh kaum Brahmana

Kelemahan : Dalam tradasi Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang


lautan

B. Teori Ksatria
Kelebihan : Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke
seluruh

dunia

Kelemahan : Para Ksatria tidak memahami bahasa sangsekerta dan huruf pallawa

C. Teori Waisya
Kelebihan : Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang

yang berasal dari India dan menyebarkan agama Hindu-Budha ketika


berdagang

Kelemahan : Para Pedagang tidak mengerti bahasa sangsekerta dan huruf pallawa

D. Teori Arus Balik


Kelebihan : Ada kemungkinaan para bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk

belajar agama Hindu-Budha dan Budaya, tujuanya agar dengan ilmu


yang mereka dapat dari india, para bangsawan bisa membuat kekuasaan
di Indonesi dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha

Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke

india sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat pasif.

Bukti-Bukti Awal Adanya Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia


A. Daerah Sulawesi
Penemuan patung atau arca budha terbuat dari perunggu di Sempaga, Sulawesi
Selatan. Ini merupakan bukti tertua tentang adanya hubungan serta pengaruh India di
Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting karena memberi petunjuk tentang
bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa indonesia ketika itu.

Berdasarkan ciri-ciri ikonografinya patung budha tersebut bergaya Seni


Amarawati,suatu tempat di daerah aliran Sungai Kitsna, India Selatan Bagian Timur
(Daerah Koromandel). Rupa-rupanya arca ini dibuat di tanah asalnya
(Amarawati),kemudian dibawa ke Indonesia. Boleh jadi arca tersebut merupakan
barang dagangan, atau dapat pula sebagai barang persembahan untuk suatu wihara
atau bangunan suci agama Budha.

B. Daerah Kalimantan
Didaerah Kotabangun (Kutai,Kalimantan Timur),ditemukan sejumlah Arca Budha.
Arca-arca tersebut berlanggam seni Gandhara,suatu tempat di India Barat Laut.
Kesenian Gandhara merupakan kesenian India yang telah dipengaruhioleh budaya
Yunani. Jadi,bercorak hellenisme. Temuan ini merupakan bukti arkeologis pertama
tentang masuknya pengaruh India di Kalimantan Timur. Selain itu,didaerah Serawak
juga ditemukan Arca Ganesha.
C. Daerah Jawa
Arca Budha bergaya seni Amarawati ditemukan di Jember (Jawa Timur),sejenis
denagn yang ditemukan di Sempaga. Temuan ini merupakan bukti awal tentang
adanya pengaruh India di Jawa.
D. Daerah Sumatra
Bukti arkeologis tertua tentang adanya pengaruh India di Sumatra adalah berupa
arca Budha di Bukit Siguntang dekat Palembang. Ciri-ciri ikonografinya sama dengan
Arca Budha yang ditenukan di Sempaga.

Tentang siapa pembawa arca-arca tersebut ke Indonesia,ada dua kemungkinan.


Kemungkinan pertama arca itu dibawa orang (pedagang) India yang datang ke
Indonesia. Kemungkinan kedua, pedagang atau orang Indonesia telah sampai di
India,kemudian kembali membawa Arca Budha tersebut.

Perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia

1. Perkembangan Agama Hindu

Ummat Hindu meyakini banyak Dewa-Dewi,namun yang dianggap paling utama


hanya 3,yaitu:

- Dewa Brahmana:Pencipta Alam Semesta


- Dewa Wisnu:Pemelihara Alam Semesta
- Dewa Syiwa (Syiva):Pelebur/Penghancur Alam Semesta

Dalam Agama Hindu ada 4 kasta (Tahap-tahap pembedaan 'kelas')


- Kasta Brahmana (Tertinggi):Pendeta.
- Kasta Ksatria:Raja,Bangsawan,dan prajurit.
- Kasta Waisya:Pengusaha,Pedagang,Petani
- Kasta Sudra:Pembantu,pekerja kasar,budak,tukang kebun,dan buruh bangunan.
- Kasta Praiya:Gelandangan,penggali kubur,dan lain sebagainya.

2.Perkembangan Agama Budha


Pendiri ajaran ini ialah : Sidharta Gautama.
Awalnya,Agama Budha bukan merupakan agama,melainkan suatu ajaran yang
bertujuan membebaskan manusia dari samsara/sengsara.Agama Budha meyakini akan
adanya Karma (Semua yang kita lakukan akan mendapatkan balasan).

Ajaran Poko Agama Budha adalah manusia ini hidup dalam keadaan samsara
(sengsara),oleh karena itu tiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengsaraan
dengan cara memadamkan berbagai nafsu yang ada.Nafsu itu dapat dipadamkan
denga menempuh 8 Jalan Kebenaran (Astavida).

8 Jalan Kebenaran (Astavida):


- Pandangan/pengetahuan yang benar.

- Niat yang benar.


- Perkataan yang benar.
- Perbuatan/tingkah laku yang benar.
- Penghidupan/mata pencaharian yang benar.
- Usaha yang benar
- Perhatian/renungan yang benar.
- Semedi/Bersemedi (Mengakui kesalahan dan memohon akan keberkahan/ampunan).

3. Teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha di Indonesia.


Adapun teori-teori yang mendukung masuknya Hindu-Budha ini ialah:

- Teori Brahmana:Di bawa oleh Pendeta atas Undangan Indonesia


- Teori Ksatria:Melalui Jalur Perkawinan
- Teori Waisya:Melalui Jalur Perdagangan
- Teori Arus Balik:Indonesia yang ke India,kemudian pulang kembali ke Indonesia
untuk
menyebarkan agama Budha.

4. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia


Kerajaan Kutai,teretak di Daerah Muara Kaman di tepi sungai
Mahakam,Kaltim.Pendirinya ialah Kudungga,Aswawarman,Mulawarman.Mencapai
kejayaan pada masa Raja Mulawarman.Sumber sejarah (peninggalan): Prasati yang
bertuliskan huruf Palawa dan Bahasa Sansakerta.Kehidupan Sosial Kerajaan ini
mengenal Sistem Kasta.Sedangan untuk Kehidupan Ekonominya berasal dari
Pertanian (Paling Utama),Perdagangan.
Kerajaan Tarumanegara,terletak di Jawa Barat,di Sungai Citarung,dan
Cisadane.Rajanya yang paling terkenal ialah Purnawarman.Agama yang di anut oleh
kerajaan ini ialah Budha.Ekonominya dalam bidang Pertanian dan
Perdagangan.Peninggalan berupa : Tugu,Kebun Kopi,dan Prasasti Jambu.
Kerajaan Sriwijaya,Rajanya ialah Bala Putra Dewa,terletak di Palembang,Sumatera
Selatan.Kerajaan yang berjaya menggunakan sistem Maritim ini juga merupakan pusat
penyebaran Agama Budha.Pemerintahannya juga merupakan salah satu Negara
Nasional Pertama.Berkembang pada abad ke-7.Peningglannya Prasati.
Kerajaan Mataram,terletak di Jateng (Hindu),dan di Jatim (Budha).Pendirinya
Sanjaya,Wangsa Sanjaya beragama Hindu,dan Wangsa Saelendra (Budha).Raja yang
paling berkuasa adalah Airlangga,kemajuan Kerajaan ini terdapat dalam Bidang
Kesenian dan Kebudayaan.
Kerajaan Melayu,Bercorak Hindu,terletak di Sumatera tepatnya di Kota
Jambi,sepanjang sungai Batang Hari.Pemimpinnya Itsing,seorang pendeta Budha,yang
datang dari Kanton,China.
Kerajaan Bali,sudah pasti Kerajaannya bercorak Hindu,Raja pertamanya ialah Sri
Ugrasena.Peninggalannya berupa Sarkofagus (kayak Peti mati gitulah).Kehidupan
ekonominya bertumpuk pada Pertanian.
Kerajaan Kediri,terletak di Kota Kahuripan dan Kota Daha di Jawa Barat.Rajanya
ialah Jayengrana dan Jayawarsa (2 bersaudara).Kerajaan Kahuripan dipimpin oleh
Jayengrana dan Daha dipimpin oleh Jayawarsa.
Kerajaan Singosari,Bercorak Hindu,pendirinya adalah Ken Arok,Pusat
Pemerintahan dekat Kota Malang.Pendiri selain Ken Arok,yaitu Ken Dedes,dan
Kertajaya.

5. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia


1. Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kunoa)

Candi Hindu :

(1) Kelompok Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Di sini terdapat


beberapa

candi yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, seperti Semar,
Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
(2) Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja
Garung.
(3) Kelompok Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-
Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi
Wisnu.

(4) Kelompok Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.


Candi Buddha
(1) Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga.
(2) Candi Pawon (Brajanalan), terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh
Pramodyawardani.
(3) Candi Mendut, terletak di Kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat patung
Padmapani dan Wajrapani.
(4) Candi Kalasan, terletak di Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja Panangkaran.
(5) Candi Ngawen, terletak di Kabupaten Muntilan. Candi ini dibuat oleh Raja yang
beragama Hindu, dan diperuntukkan bagi umat yang beragama Buddha

2. Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

(1) Kelompok Candi Muara Takus, terletak di Bangkinang, Kampar, Riau.

(2) Kelompok Candi Gunung Tua, terletak di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatra


Utara. Di kelompok ini ada satu candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro
Barhal
(3) Candi Portibi.
(4) Percandian Muara Jambi

3. Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit


(1) Candi Panataran, terletak di Blitar.

(2) Candi Sawentar, terletak di Blitar.


(3) Candi Tikus, terletak di Trowulan, Mojokerto.
(4) Candi Sukuh, terletak di Karanganyar. Candi ini menunjukkan unsur Jawa asli.}
(5) Candi Ceta, terletak di Karanganyar

4. Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa Sastra Temban Jawa Kuno yang disebut Kakawin.
(1) Kitab Kresnayana, karya Empu Triguna.

(2) Kitab Smaradahana, karya Empu Dharmaja.


(3) Kitab Bharatayuddha, karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.
(4) Kitab Gatot Kacasraya, karya Empu Panuluh.
(5) Kitab Hariwangsa, karya Empu Panuluh.

BAB III
A. Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari India ke
Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia, India,dan bangsa-bangsa
lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi
melalui perdagangan tetapi juga terjadi melalui kegiatan politik dan
diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan kebudayaan.Melalui lalu lintas tersebut,terjadi
pertukaran barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus
Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh
besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah
satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin
oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu
antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno,
Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah
membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan
asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses
penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.

B. Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India.
Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan
peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal
dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum
dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton.

Anda mungkin juga menyukai