HINDU-BUDHA DI
INDONESIA
BAB II
Sementara itu, dari Semenanjung Malaya ada yang terus ke Kamboja, Vietnam, Cina, Korea,
dan Jepang. Di antara mereka ada yang langsung dari India menuju Indonesia dengan
memanfaatkan bertiupnya angin muson barat.
Melalui Jalur Darat
Para penyebar agama dan budaya Hindu –Buddha yang menggunakan jalur
darat mengikuti para pedagang melalui Jalan Sutra, dari India ke Tibet terus ke
utara sampai dengan Cina, Korea, dan Jepang. Ada juga yang melakukan
perjalanan dari India utara menuju Bangladesh, Myanmar, Thailand,
Semenanjung Malaya kemudian berlayar menuju Indonesia.
Van Leur dan Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang antara India dan
Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan hubungan perdagangan antara
Indonesia dan Cina. Bukti keterlibatan Indonesia dalam perdagangan mancanegara
banyak kita dapati dari sumber-sumber luar negeri dan dalam negeri, seperti berikut.
a. Catatan Dinasti Han, Dinasti Sung, Dinasti Yuan, dan Dinasti Ming,
menjelaskan bahwa sejak awal tahun masehi telah terjadi hubungan dagang antara
Cina dan Indonesia . Hubungan dagang itu terbukti dari banyaknya barang-barang
keramik (porselen) Cina yang ditemukan di Indonesia.
b. Fa-Hien, seorang musafir yang singgah di To-lo-mo selama lima bulan
dalam perjalannya dari India ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud dengan Tolomo
adalah Kerajaan Tarumanegara yang muncul di Jawa Barat pada sekitar abad ke-5M.
c. I-Tsing, seorang peziarah dan rahib Buddha. Dalam catatannya, ia
menuliskan kesan tentang Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha
di asia pada abad ke-7 M.
A. Teori Waisya
B.Teori Ksatria
Teori ksatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke
Nusantara adalah kaum ksatria. Menurut teori ini, p ada masa lampau di India terjadi
peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke
daerah lain.
Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni
melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah
seorang pendukung teori ksatria adalah C.C. Berg.
C. Teori Brahmana
Teori brahmana mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu ke
Indonesia ialah golongan brahmana. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh
penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka =
penobatan). Selain itu, kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan
mengajarkan ilmu pengetahuan. Pendukung hipotesis ini adalah J.C. van Leur.
D. Teori Arus Balik
Mengatakan bahwa yang telah berperan dalam menyebarkan Hindu di Indonesia adalah
orang Indonesia sendiri. Mereka adalah orang yang pernah berkunjung ke India untuk
mempelajari agama Hindu dan Buddha. Di pengembaraan mereka mendirikan sebuah
organisasi yang sering disebut sanggha. Setelah kembali di Indonesia, akhirnya mereka
menyebarkan kembali ajaran yang telah mereka dapatkan di India. Pendapat ini dikemukakan
oleh F.D.K. Bosch. Kedatangan brahmana—dari India maupun lokal—dipergunakan pula
oleh sebagian golongan pedagang pribumi atau kepala suku yang ingin kedudukan dan
tingkat sosialnya meningkat. Melalui persetujuan kaum brahmana, mereka dinobatkan
menjadi penguasa secara politis (raja). Para penguasa baru ini lalu belajar konsep dewa-raja
(devaraja) agar kekuasaannya semakin kuat. Dengan demikian, baik secara ekonomi, sosial,
dan politik, golongan pedagang atau pemimpin suku tersebut menjadi lebih terhormat karena
kekuasaannya pun bertambah luas. Setelah menjadi raja, mereka mempersenjatai dirinya
dengan pengikut-pengikutnya yang setia untuk dijadikan tentara agar keamanannya terjamin.
Dalam memperluas wilayah pun, mereka lebih leluasa dan percaya diri.
Setelah sebuah kerajaan didirikan, sistem feodal pun berlaku. Feodalisme adalah “sistem
sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan”
(KBBI, 2002). Dengan demikian, raja adalah yang menentukan ke arah mana kerajaan akan
bergulir. Praktik feodalisme ini cukup berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha, terutama di Jawa. Pengkastaan dalam masyarakat membuat hubungan feodalistik
semakin menguat. Feodalisme menjamin stabilitas politik yang dibutuhkan seorang raja
untuk keberlangsungan kerajaannya.
E. Teori Nasional
Teori nasional mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia banyak yang aktif berdagang ke
India, pulangnya membawa agama dan kebudayaan Hindu. Sebaliknya, orang-orang
Indonesia (raja) mengundang para brahmana dari India untuk menyebarkan agama dan
kebudayaan Hindu di Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia sendiri yang aktif memadukan unsur-
unsur kebudayaan India. Banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu–Buddha ke
India dan setelah memperoleh ilmu, mereka kembali untuk menyebarkan agama di Tanah
Air.
Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam
masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari
pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan
menambah ilmu mereka
Berikut ini Kelebihan dan Kekurangan Teori" agama Hindu-budha yang masuk di
indonesia
A. Teori Brahmana
Kelebihan : Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa
sansekerta dan huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya
dikuasi oleh kaum Brahmana
B. Teori Ksatria
Kelebihan : Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke
seluruh
dunia
Kelemahan : Para Ksatria tidak memahami bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
C. Teori Waisya
Kelebihan : Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang
Kelemahan : Para Pedagang tidak mengerti bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
india sulit, karena pada masa itu oran indonesia masih bersifat pasif.
B. Daerah Kalimantan
Didaerah Kotabangun (Kutai,Kalimantan Timur),ditemukan sejumlah Arca Budha.
Arca-arca tersebut berlanggam seni Gandhara,suatu tempat di India Barat Laut.
Kesenian Gandhara merupakan kesenian India yang telah dipengaruhioleh budaya
Yunani. Jadi,bercorak hellenisme. Temuan ini merupakan bukti arkeologis pertama
tentang masuknya pengaruh India di Kalimantan Timur. Selain itu,didaerah Serawak
juga ditemukan Arca Ganesha.
C. Daerah Jawa
Arca Budha bergaya seni Amarawati ditemukan di Jember (Jawa Timur),sejenis
denagn yang ditemukan di Sempaga. Temuan ini merupakan bukti awal tentang
adanya pengaruh India di Jawa.
D. Daerah Sumatra
Bukti arkeologis tertua tentang adanya pengaruh India di Sumatra adalah berupa
arca Budha di Bukit Siguntang dekat Palembang. Ciri-ciri ikonografinya sama dengan
Arca Budha yang ditenukan di Sempaga.
Ajaran Poko Agama Budha adalah manusia ini hidup dalam keadaan samsara
(sengsara),oleh karena itu tiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengsaraan
dengan cara memadamkan berbagai nafsu yang ada.Nafsu itu dapat dipadamkan
denga menempuh 8 Jalan Kebenaran (Astavida).
Candi Hindu :
candi yang oleh penduduk setempat diberi nama tokoh wayang, seperti Semar,
Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
(2) Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja
Garung.
(3) Kelompok Candi Loro Jonggrang (Prambanan), terletak di perbatasan Klaten-
Sleman.
Di kelompok ini ada 3 candi induk, yakni Candi Siwa, Candi Brahma, dan Candi
Wisnu.
4. Zaman Kediri
Karya sastra zaman Kediri berupa Sastra Temban Jawa Kuno yang disebut Kakawin.
(1) Kitab Kresnayana, karya Empu Triguna.
BAB III
A. Kesimpulan
Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha dari India ke
Indonesia terjadi karena adanya hubungan antara bangsa Indonesia, India,dan bangsa-bangsa
lainnya di kawasan Asia Selatan ,Timur,dan Tenggara.Hubungan tersebut tidak hanya terjadi
melalui perdagangan tetapi juga terjadi melalui kegiatan politik dan
diplomasi,pelayaran,pendidikan,dan kebudayaan.Melalui lalu lintas tersebut,terjadi
pertukaran barang,pengalaman,dan kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus
Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh
besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah
satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin
oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu
antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno,
Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah
membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan
asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses
penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
B. Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India.
Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan
peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal
dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum
dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton.