Essai UTS 170116796 Joao Fernando
Essai UTS 170116796 Joao Fernando
Arsitektur tradisional memiliki perbedaan dengan arsitektur nusantara. Arsitektur nusantara berkepentingan untuk
menunjukkan jatidiri sebuah wilayah geografis (Yudohusodo, 1991)
Perjalanan hidup saya berlanjut di Kota Jogja. Jogja dikenal identik dengan
kota budaya. Banya orang berkunjung ke jogja untuk menikmati suasana dan
wajah yang berbeda. Mendengar kata Jogja dalam arsitektur langsung terbersit
kata joglo. Joglo merupakan rumah adat daerah Jogja. Identitas masyarakat Jogja
di gambarkan melalui konsep joglo. Ketika memasuki rumah joglo, atapnya
menjorok keluar yang membuat tamu harus menunduk ketika masuk rumah, hal
ini menggambarkan bahwa seorang tamu harus menghormati sang pemilik rumah.
Rumah joglo di buat dengan ruang-ruang yang luas atau pendopo, karena
masyarakat Jogja suka berkumpul dan bersosial bersama lingkungan. Rumah-
rumah joglo juga memiliki ukiran-ukiran yang unik menjadi nilai estetika
tersendiri. Dalam perjalanan selama di Jogja, bangunan-bangunan masih cukup
banyak yang menggambarkan tipologi rumah joglo, hanya saja gedung-gedung
tinggi merusak pemandangan indah sudut Jogja karena tidak digoreskan corak
budaya. Budaya barat juga mulai masuk ke Kota Jogja. Tidak menutup
kemungkinan keunikan ini akan tergeser oleh keseragaman. Hanya kebanggaan
masyarakat Jogja akan budayanya yang dapat melestarikan wajah Kota Jogja.
Masih nyamankah kita dengan kondisi hari ini? Lebih bangga terhadap
budaya luar? Jika iya merupakan pilihan, berarti kita bukanlah orang yang
merdeka, karena penjajahan budaya telah membinasakan identitas kita sebagai
seorang suku bangsa.