Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala ni’mat dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga kita masih bisa menikmati indahnya hidup didunia dengan penuh kedamaian,
kebahagiaan dan tidak kekurangan suatu apapun.

Syukur Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul “PSIKOLOGI DALAM
PERSPEKTIF ISLAM”, dengan tujuan mengetahuitentang Hakikat Manusia di lahirkan. Saya menghaturkan
terimakasih atas partisipasi dari semua pihak terkait atas terselesaikannya Makalah ini dengan tepat
waktu. Disamping itu juga saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penulisan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dari segala aspek. Hal itu sepenuhnya saya
sadari merupakan kealfaan serta terbatasnya wawasan dan pengetahuan yang saya miliki saat ini. Oleh
Karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak demi terciptanya perbaikan khususnya pada diri saya.

Akhirnya saya berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi
semua pihak yang membaca karya tulis ini. Aamiinnn….

Surabaya , 01 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………


Daftar Isi ......................................................................................................
BAB I
Pendahuluan .......................................................................................................
a.Latar Belakang………………………………………………………………………………………………...
b.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………….
c.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………………………
d.Manfaat Penulisan……………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhlukNya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan di bandingkan makhluk-
makhluk yang lain. Manusia di lengkapi akal untuk berfikir yang membedakannya dengan binatang,
Mengenai proses kejadian manusia dalam Al-Qur’an (Qs. Al-hijr 28-29) diterangkan bahwa manusia
diciptakan dari tanah dengan bentuk yang sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga
menjadi hidup

Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa manusia berasal dari
makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evousi
dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang, di lain pihak banyak ahli agama yang menentang
adanya prosesi evaluasi tersebut. Khususnya agama islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah
nabi Adam as disusul dengan Siti Hawa dan kemudian keturunan-keturunannya sehingga menjadi banyak
seperti sekarang. Untuk itu dalam makalah iniakan di jelaskan proses kejadian manusia menuut Al-
Qur’an dan Hadits.
B. Rumusan Masalah

· Apa pengertian psikologi secara etimologi?

· Apa pengertian Psikologi secara terminologi?

· Apa pengertian psikologi menurut pandangan para ahli?

· Apa yang disebut dengan jiwa dan ruh?

· Bagaimana hakikat manusia di lahirkan?

· Bagaimana tahapan-tahapan manusia dilahirkan menurut Al-qur’an dan Hadits?

· Bagaimana Tahapan-tahapan perkembanganmanusia menurut Al-Qur’an dan Hadits?


C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian psikologi

2. Untuk mengetahui dari apa manusia diciptakan hingga ia berkembang

3. Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia menurut Al-Qur’an dan Hadits

4. Untuk mengetahui tahapan perkembangan manusia


D. Manfaat Penulisan

salah satu manfaatnya dapat mengetahui hakikat manusia diciptakan oleh Allah beserta tugas-tugasnya
sebagai khalifah di bumi, yang dapat memotifasi untuk menuju hidup yang lebih baik dan sesuai dengan
tuntutan ajaran agama islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadis.
BAB II

KONSEP DASAR PSIKOLOGI

A. Psikologi Secara Etimologi

Psikologi berasal dari perkataan Yunani “Psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu
pengetahuan.

Secara Etimologi psikologi artinya ilmu mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, proses maupun latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa.

B. Psikologo Secara Terminologi

Menurut terminologi, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala hal yang berhubungan
dengan jiwa, hakikatnya asal usul proses bekerjanya dan akibat-akibat yang di timbulkan.

C. Psikologi Menurut Pendapat Para Ahli

· Menurut Crow dan crow

Psikologi adalah tingkah laku manusia yaitu interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa
manusia lain maupun bukan manusia, hewan, iklim, kebudayaan dan sebagainya.

· Menurut Sartain

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme hidup, terutama tingkah laku manusia.

· Menurut Wundt

Psikologi bertugas menyelidiki apa yang kita sebut pengalaman dalam sensasi dan perasaan sendiri,
fikiran serta kehendak kita yang bertolak belakang dengan setiap objek pengalaman luar. yang
melahirkan pokok-pokok permasalahan ilmu alam.

· Menurut Chaplin

Dalam dictionary of psychology menyebutkan bahwa psikologimerupakan ilmu pengetahuan mengenai


perilaku manusia dan hewan

· Menurut Dakir

Psikologi merupakan ilmu yang membahas tentang tingkah laku manusia dalam hubungan dengan
lingkungan.

· Menurut Muhibbin Syah


Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada
manusia baik selaku individu, maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.

· Menurut Dr. Singgih Dirgagunasa

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia

· Menurut Plato dan Aristoteles

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta proses sampai akhir.

· Menurut Jhon Broadus Watson

Psikologi adalah ilmu yang mempelajar tingkah laku lahiriah dengan menggunakan metode observasi
yang objektif terhadap rangsangan.

· Menurut Woordworth dan Marquis

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari aktifitas individu sejak masih dalam kandungan sampai
meninggal dunia dan hubungannya dengan alam sekitar.

· Menurut Knight

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari secara sistematis tentang pengalaman dan tingkah laku
manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu atau soaial.

· Menurut Hilgert

Psikologi yaitu mempelajari tingkah lakumanusia dan hewaniah

· Menurut Bruno

Psikologi dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Psikologimerupakan study mengenai ruh, pengetahuan
mengenai kehidupan mental,dan ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku organisme.

· Menurut Richard Mayer

Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku
manusia.

· Menurut Koffka

· Psikologi merupakan perilaku makhluk hidup dalam hubungan mereka dengan dunia luar.

Dari pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Psikologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungan. Tingkah laku tersebut menyangkut tingkah laku tampak maupun tidak tampak, disadari
maupun tidak disadari

D. Tinjauan Jiwa dan Ruh Manusia serta Kedudukannya pada Kehidupan Manusia
Pengertian jiwa dan ruh

Jiwa dalam Bahasa Arab disebut Nafs, dan dalam Bahasa Yunani disebut Psyche yang di terjemahkan
dengan jiwa atau souldalam Bahasa Ingris. Sedangkan roh biasanya di artikan dengan nyawa atau soirit.

Jadi sebenarnya sejak manusia mengalami proses kejadian sampai sempurna menjadi janin dan di
lahirkan ke atas dunia, telah ada unsur lain yang bukan fisik material yang ikut menyusun semua
peristiwa penciptaan itu.Justru adanya unsur nonfisik inilah yang membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya sebagai satu kelebihan, kelebihan ini akhirnya tampak nyata pada norma-norma nafsiyah
(psikologis) dengan segala kegiatannya.

Plato berpendapat bahwa jiwa itu adalah sesuatu yang immaterial,abstrak dan sudah ada lebih dahulu di
jaman praserisoris, kemudian ia bersarang di tubuh manusia dan bersarang di kepala,di dada dan di
perut. Pendapat ini kemudian di kenal dengan istilah TRICHOTOMI. Menurut Plato ketiga unsur inilah
yang mendasari seluruh aktivitas manusia. Dengan kata lain seluruh kegiatan kejiwaan hidup manusia
mempunyai dasar yag kuat pada ketiga unsur tersebut. Sejajar denga tricotominya, Plato mengatakan
bahwa mausia akan memiliki sifat bijaksana (jika fikiran menguasai dirinya) dan ksatria atau berani (jika
kehendak menguasai dirinya) serta kesederhanaan (jika perasaan tunduk pada akalnya).

Sampai sekarang masalah roh masih ruang kosong dalam analisis dunia sains, hakikat wujudnya tidak
terjaring oleh kemampuan penalaran rasional manusia apalagi hanya dengan pengamatan mata
telanjang (Qs. Al-Isra : 85) Ibnu Qayyim al jauzy menyatakan pendapatnya, bahwa roh merupakan jisim
nurani yang tinggi hidup bergerak menembus anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri
manusia. Kalau tubuh sehat dan menerima bekas-bekas dari jisim halus ini maka ia akan tetap kekal
berjalin dalam tubuh dan menghasilkan beberapa daya atau kemampuan rohaniah. Sebaliknya kalau
tubuh itu rusak makaia melepaskan diri dan berpisah menuju alam arwah. akan tetapi roh tidak musnah,
yang mati itu adalah jiwa. Jadi perbedaan jiwa dan roh adalah dari sifatnya.

Imam Al-gojalai berpendapat bahwa roh itu mempunyai 2 pengertian, Roh jasmaniah dan roh rohaniah,
Roh jasmaniah ialah zat yang halus yang berpusat di ruangan hati (jantung) serta menjalar pada semua
urat nadi (pembuluh darah) semua menjalar ke seluruh tubuh. Karenanya manusia bisa bergerak dan
dapat merasakan berbagai perasaan serta bisa berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup
kejiwaan.

Sedangkan roh rohaniah adalah bagian dari yang goib,dengan roh rohaniah ini manusia bisa mengenali
dirinya sendiri, dan mengenal Tuhannya serta menyadari keberadaan orang lain,(berkepribadian,
berkeTuhanan dan berprikemanusiaan), sertabertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Roh inilah
yang memegang komando dalam seluruh hidup dan kehidupannya, karena roh ini yang menerima
perintah dari Allah dan larangannya. tetapi ia bukan jisim, bukan nafs dan bukan sesuatu yang melekat
pada lainnya. Ia merupakan substansi yang wujud, berdiri sendiri,di ciptakan, oleh karenanya hanya
menjadi urusan penciptanya saja.
BAB III

PSIKOLOGI MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

A. Hakikat Manusia Dilahirkan

Bagaimana manusia bisa mengenal penciptaNya jika ia sendiri tidak mengenal dirinya secara utuh,
sebuah ilmu dibutuhkan untuk mencapai pengetahuan sejati sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya.
Ilmu itu diberi nama ilmu tarekat, yaitu ilmu pengenalan diri, ilmu yang di gunakan untuk memahami
identitas diri,berikut definisi masing-masing unsur pada manusia :

1. Jasad/fisik adalah yang memiliki bentuk atau wujud atau sosok yang tergambarkan, yang diciptakan
dari tanah, yang dibentuk menjadi daging, tulang lalu membentuk; baan, kaki, tangan, panca indera dan
sabagainya.

2. Jiwa/nafs adalah sesosok makhluk dalam wujud halus alam yang di bentuk dari unsur alam min
sulaatin min thiin (ekstrak alam), yang hidup dan memiliki pengalaman, pikira, perasaan, intuisi, emosi
dan akal.

3. Roh/ruh adalah satukejadian uap atau gas yang keluar dari dalam hati kasar atau jantung. Uap atau
gas ituberjalan ke seluruh bagian urat saraf di dalam tubuh manusia, unsur ini adalah bagian rahasia
Allah, manusia tidak ada yang bisa menggapainya.

4. Qalbu adalah sifatnya jiwa yang selalu berubah-ubah bolak-balik) tdak tetap.

Asal kejadian manusia inilah yang perlu kita ikuti dan telusuri, karena dengan begitu kita akan mudah
mengidentifikasi diri kita dan Al-Qur’an sudah mengisyaratkan bahwa unsur kejadian manusia terdiri atas
3 yaitu unsur badan/jasad, unsur jiwa, dan unsur roh.

1. Jiwa/nafs dan ruh

Sebagai tahap awal Allah mengambil sumpah pada Jiwa yang masih berada di alam gaib, para jiwa ini
belumdipasangkan kedalam jasad karenanya ia masih bebas berterbangan dan menunggu di panggil
untuk melaksanakan tugas. Allah berfirman dalamsurat Al-a’raf : 172 yang bermaksud: dan ingatlah
ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka seraya berfirman :

“Bukankah aku ini Tuhanmu?”, mereka menjawab : “bahkan Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”.
Kami lakukan demikian agar di hari akhiratkelak kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami adalah
orang-orang lalai terhadap keesaanMu”.

Kondisi jiwa yang sudah di sumpah ini mengakui Allah sebagai dzat yang menciptakanny, dan jiwa juga
mau menjadi saksiatas segala perbuatan jasad selama di dunia pada hari akhirat nanti. Setelah proses
pengambilan sumpah tahap berikutnya adalah Allah menjelaskan tentang tugas pokok dalam kehidupan
kelak, bahwa ia akan mengemban 2 tugas pokok yang mencakup jalan ketakwaan dan jalan kefasikan.
Surat Asy-syam (91:7-10) Firmannya yang bermaksud :

“Dan demi nafas (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada Nafs itu jalan ketakwaan
dan kefasikannya. Sesungguhya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnya rugilah
orang yang mengotorinya.”.

Ini menunjukan bahwa sebelum jasad manusia di susun Allah terlebih dahulu mempersiapkan unsur
pokok yang paling utama bagi sosok manusia yaitu jiwa yang sudah di berikan pemahaman hakikat
ketuhanan dan keilmuwan. Jiwa yang telah mengaku dan mengenal arti keesaan, keagungan dan
kebesaran Allah SWT dengan sepenuh haqqul yakin, sehingga ia bisa memilih mana jalan yang baik dan
buruk, karena setiap manusia sudah di bekali pemahaman dan kesadaran yang pada setiap hal yang di
lakukannya. Firman Allah dalam surat At-takwir : 1

“Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya”

Qs. Al-infitar : 1

“ Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang di kerjakannya dan apa yang di lalaikannya”

2. Jasad/Fisik

Tahap kedua adalah penyusunan jasad/fisik/jasmani/tubuh manusia, unsur jasad atau jisim mausia
terdiri dari seluruh anggota tubuh manusia yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki yang terbuat dar salah
satu unsur saripati tanah liat yang di dalamnya mengandung unsur protein. Ia dijadikan dari tanah liat
yang sangat halus dan mempunyai bentuk dan wujud nyata, keadaan dan sifatnya kasat mata, dapat di
sentuh/diraba, dapat berubah bentuk, dapat rusak dan dapat dimusnahkan. Diciptakannya jasad ini
dalam rangka sebagai media/saranadi letakannya unsur yang pertama yaitu jiwa. sosok jwa yang
sebelumnya sudah ditanamka berbagai pemahaman dan pengetahuan dasar kehidupan, lalu
dipasangkan kedalam jasad manusia sehingga jadilah ia sesosok makhlik yang sadar.

Di dalam jasad ini Allah melengkapinya dengan akal dan hati, akal sebagai unsur perpustakaan utama,
dan hati sebagai unsur halus yang merasa dan memahami, unsur hati juga terbagi menjadi 2 sisi : hati
nuraniah, yaitu sesuatu yang halus yang hati yang merasa, mengerti, memahami dan mengetahui ia
merupakan tempat bersemayamnya iman dan ilmu. dan hati jasmaniah adalah sepotong daging yang
terletak di dada sebelah kiri, fugsiya untuk mengatur metabolisme tubuh/jasad.

Lalu di dalam hati nuraniah juga di sematkan 2 macam hawa nafsu, yaitu nafsu yang menuju jalan cahaya
kebenaran (Mutmainah) dan nafsu yang menuju jalan kegelapan (lawammah). 2 nafsu ini akan menjadi
jarum penentu arah kehidupan manusia. Sampai disini manusia sudah bisa dikatakan makhluk mandiri,
namun bagi Allah kedua unsur ini belumlah cukup. Sebagai konsekuensi ditakdirkannya manusia sebagai
pemimpin di muka bumi maka Allah membekali manusia dengan unsur ke 3 yaitu Ruh.

3. Proses penyatuan ruh dan jasad/jasmani


Sebelum ruh ditiupkan oleh Allah kedala jasad manusia melalui prosesNya ketika jasad nabi Adam telah
tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh untuk memasuki jasad nabi Adam asmaka
dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruhpun akhirya memasuki jasad dengan berat hati
karena harus masuk ketempat yang gelap. Akhirnya ruh mendapat sabda Allah :

“Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah
dan senang, tetapi jika kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa”.

Lalu ruh masuk melalui ubun-ubun kemudian turun sampai kebatas mata, selanjutnya sampai ke hidung,
mulut, dan seterusnya sampai ke jari kaki. Ketika ruh sampai ke lutut maka Adam sudah tergesa-gesa
ingin berdiri.

Sebagaimana firman Allah dalam Qs. 21 :37

“Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan”

Setelah Allah meniupkan ruhnya kedalam jasad tersebut di dalam ruhNya Allah memberikan suatu
kelebihan tambahan mengenai kemampuan melihat, mendengar dan hati, bagian tambahan ini yang
menjadi bagian kesempurnaan manusia karena Allah hanya menganugrahkannya kepada manusia tidak
kepada makhluk lain namun kebanyakan manusia tidak menyadarinya.

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuh nya ruhNya dan dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.

Jadi setelah seluruh rangkaian pembentukan jasad yang sudah dilengkapi jiwa mulailah masuk unsur
RuhNya kedalam jasad sampai tahap ini proses penyusunan jasad manusia sudah selesai dan di angap
sudah sempurna kejadiannya. lalu Allah memerintah makhluk lain (malaikat dan iblis) untuk bersujud
kepada Adam as.

“Dan apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ruh-Ku kedalamnya maka
tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud” (Qs. Al-hijr:29)

B. Tahapan-tahapan Kelahiran Manusia Menurut Dalil Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’an menyatakan prosespenciptaan manusia mempunyai 2 tahapan yang berbeda, yaitu :

a) Primordial

Manusia pertama Adam as diciptakan dari al-tin (tanah),at-turab (tanah debu) min shal (tanah liat), min
hamainmasnun (tanah lumpur hitam yang busuk, yang di bentuk Allah seindah-indahnya kemudian Allah
meniupkan ruh dari-Nya kedalam diri manusia tersebut (Qs. Al-an’am : 2), (Al-hijr : 26,28,29), (Al-
mu’minun : 12), (Arrum : 20), (Arrahman : 4)

b) Biologi

Penciptaan manusia selanjutnya ialah melalui proses biologi Yng dapat di pahami secara sains-empirik. Di
dalam proses ini manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (Nutfah) yang tersimpan
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nutfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang
menggantung dalam rahim.Darah beku tersebut kemudian dijadikannya segumpal daging (mudghah) dan
kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Qs. Al-mu’minun 12-14). Hadits
yang diriwayatkan Bukhari dan muslim menyatakan bahwa ruh di hembuskan Allah AWT kedalam janin
setelah ia mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari ‘alaqah, dan 40 hari mudghah.

Penciptaan manusiadan aspek-aspeknya itu di tegaskan dalam banyak ayat beberapa di antaranya
sebagai berikut:

§ Manusia tidak di ciptakan darimani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa)

§ Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi

§ Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah

§ Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di dalam rahim

§ setetes mani

Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan
menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya, sperma-spermamelakukan perjalanan yang
sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur karena saluran sel reproduksi wanita yang berbelok-belok,
kadar keasaman yang tidak sesuai dengan sel sperma, gerakan menyapu dari dalam saluran reproduksi
wanita dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma
saja. Artinya bahan manusia bukan hanya mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini
di jelaskan dalam Al-Qur’an :

“Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? bukankah ia hanya setitik mani yang di
pancarkan?” (Qs. Qiyyamah:36-37).

a. Segumpal darah yang melekat di rahim

Setelah lewat 40 hari dari air mani tersebut Allah menjadikannya segumpal darah yang di sebut ‘alaqah.

“Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (Qs. Al-alaq:2).

Ketika seperma laki-lakibergabung dengan sel telur wanita, terbentuk sebuah sel tunggal yang di kenal
sebagai “zigot” , zigot ini akan segera berkembang biak dengan membelah diri hungga akhirnya menjadi
“segumpal daging”. tentu aja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.

Tapi zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia akan melekat pada dinding
rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui hubungan semacam ini
zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Pada bagian ini
satu keajaiban penting dari Al-Qur’an terungkap. Saat merujuk pada zigot yang sedang tumbuh dari
rahim ibu, Allah menggunakan kata ‘alaq, dalam Al-Qur’an arti kata “alaq” dalam bahasa arab adalah
“sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini secara harfiah digunakan untuk menggambarkan
lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah.

b. Pembungkusan tulang oleh otot


Disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an bahwa dalam rahim ibu mulanya tulang-tulang berbentuk, dan
selanjutnya di bentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.” Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (Qs. Al-
mu’minun:14)

Para ahli embriologi beraggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan.
Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat inibertentangan dengan ilmu
pengetahuan.Namun penelitian canggih dengan mikroskop yang di lakukan dengan perkembangan
tekhnologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.

Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi dengan
cara persis seperti yang di gambarkan dala ayat tersebut, pertama jaringan rawan embrio mulai
mengeras, kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang ini.

c. Saripati tanah dalam campuran air mani

Cairan yang di sebut mani tidak mengandung sperma saja, ketika mani di singgung Al-Qur’an, fakta yang
di temukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukan bahwa mani itu di tetapkan sebagai cairan
campuran “Dialah yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, dia mulai menciptakan manusia
dari tanah liat. Kemudian ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina” (Qs 37:7-8).

C. Tahapan-tahapan Perkembangan Manusia Menurut Dalil Al-Qur’an dan Hadits


BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi dari perkataan Yunani “Psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan.

Secara Etimologi psikologi artinya ilmu mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, proses maupun latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa.

Psikologo Secara Terminologi

Menurut terminologi, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala hal yang berhubungan
dengan jiwa, hakikatnya asal usul proses bekerjanya dan akibat-akibat yang di timbulkan.

Jiwa dalam Bahasa Arab disebut Nafs, dan dalam Bahasa Yunani disebut Psyche yang di terjemahkan
dengan jiwa atau souldalam Bahasa Ingris. Sedangkan roh biasanya di artikan dengan nyawa atau soirit.

Ibnu Qayyim al jauzy menyatakan pendapatnya, bahwa roh merupakan jisim nurani yang tinggi hidup
bergerak menembus anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri manusia. Kalau tubuh sehat dan
menerima bekas-bekas dari jisim halus ini maka ia akan tetap kekal berjalin dalam tubuh dan
menghasilkan beberapa daya atau kemampuan rohaniah. Sebaliknya kalu tubuh itu rusak makaia
melepaskan diri dan berpisah menuju alam arwah. akan tetapi roh tidak musnah, yang mati itu adalah
jiwa. Jadi perbedaan jiwa dan roh adalah dari sifatnya.
B. Penutup

Demikianlah makalah ini saya susun, diharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pendidikan di masa mendatang.
Daftar Pustaka

Ancok, Djamaludin & Fuad N. Suroso. 2001. Psikologi Islami: Solusi Islam atas Problem

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badri, Malik B. 1986. Dilema Psikolog Muslim. Jakarta: Penerbit Al-Kautsar.

Badri, Malik B. 2001. The Islamization of Psychology: Its Why, Its What, Its How, and

Its Who. Makalah. Simposium Nasional Psikologi Islami V. Fakultas Psikologi

Universitas Islam Bandung. 20 Juli 2001.

Beit-Hallahmy & Argyle . 1997. The Psichology of Religious, Behaviour, Belief and

Experience. First edition, Routledge: London

Lubis, Bahril Hidayat. 2002. Dialektika Psikologi dan Pandangan Islam. Pekanbaru:

UNRI Press

Mujib, Abdul. & Mudzakir, Jusuf. 2000. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta:

Rajawali Pers.

Mujib, A. 2006. Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Nawawi, Rif’at Syauqi et. al. 2000. Metodologi Psikologi Islam, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar.

Taufiq, M. I. 2006. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam (terjemahan). Jakarta: Gema

Insani Press.

Nashori , Fuad.2002 Agenda psikolog islami. Yogyakarta, pustaka pelajar.

Anda mungkin juga menyukai