BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 A. Peta geologi lapangan panas bumi Kamojang; B. Area Kamojang
(blok warna merah muda) [1]
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 3
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
O (oksigen-18) dan D (deuterium) merupakan salah satu parameter
geokimia panas bumi yang berfungsi sebagai perunut untuk mengetahui asal-usul
fluida hidrotermal dan hubungan interkoneksi antara sumur reinjeksi dan sumur
18
produksi. Selain itu, dapat juga diaplikasikan untuk mengetahui nilai O-shift
(perubahan komposisi 18O) dan evaluasi mass recovery air reinjeksi yang muncul
di sumur produksi.
Evaluasi fluida di lapangan panas bumi merupakan salah satu strategi untuk
mendeteksi perubahan karakteristik reservoir yang terjadi selama masa
operasional produksi. Lapangan Kamojang merupakan lapangan panas bumi yang
berasosiasi dengan sistem vulkanisme, sehingga mempunyai probabilitas tinggi
untuk mengalami intervensi air magmatik dalam jumlah yang signifikan.
Keberadaan air magmatik dengan proporsi yang cukup tinggi dalam sistem
hidrotermal sangat dihindari karena meningkatkan laju korosi pada fasilitas
produksi. Hal ini akan membuat pengembangan suatu lapangan panas bumi tidak
ekonomis. Oleh karena itu, penting dilakukan evaluasi mengenai asal usul fluida
hidrotermal di lapangan Kamojang.
Interaksi antara air dan batuan merupakan salah satu parameter penting yang
akan menentukan komposisi akhir fluida dan batuan penyusun reservoir di suatu
area panas bumi. Untuk mengetahui kondisi reservoir lapangan Kamojang setelah
30 tahun lebih dieksploitasi ditinjau dari komposisi isotop batuan penyusun
reservoir dapat digunakan metode isotop stabil. Melalui metode ini dapat
18
diperoleh nilai O-shift sebagai indikator terjadinya interaksi antara air dan
batuan serta hubungannya dengan nilai w/r (water/rock ratio). Nilai w/r adalah
perbandingan jumlah persentase atom oksigen yang terkandung dalam air dan
batuan yang mengalami proses pertukaran dalam interaksi air dan batuan di
reservoir.
terhadap produksi uap dapat dilakukan melalui monitoring isotop stabil oksigen-
18 dan deuterium guna mengetahui hubungan interkoneksi antara sumur reinjeksi
dan sumur produksi serta menentukan nilai mass recovery air renjeksi yang
muncul di sumur produksi. Informasi yang diperoleh akan digunakan dalam
rangka evaluasi sistem reinjeksi di lapangan Kamojang.
Sampel air pada penelitian ini berasal dari 12 sumur produksi, 2 sumur
reinjeksi dan 4 mata air dingin. Sumur produksi terdiri dari : K-9007, K-9008, K-
9011, K-9013, K-9014, K-9015, K-9017, K-9009, K-9018, K-9019, K-9020 dan
K-9021. Sumur reinjeksi terdiri dari : K-9004 dan K-9005; sedangkan mata air
dingin terdiri dari : K-9000, K-9001, K-9002 dan K-9003. Gambar 1.2
memperlihatkan peta lokasi sumur dan mata air dingin yang disampling.
Maksud dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan isotop δ18O dan
δD dari sampel air kondensat sumur produksi, air sumur reinjeksi dan mata air
dingin di sekitar lapangan panas bumi Kamojang.
Seluruh data yang diperoleh dari hasil evaluasi fluida dan sistem reinjeksi
dalam penelitian ini akan diintegrasikan dengan data geologi, geofisika, geokimia
dan data sumur untuk menyusun strategi manajemen lapangan uap di lapangan
panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy area Kamojang. Semakin banyak
data yang diperoleh, semakin baik tingkat kepastian, semakin kecil resiko yang
akan dihadapi.
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 7
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tabel 1.1 Data sumur di lapangan Kamojang yang beroperasi hingga bulan
November 2013
Gambar 1.2 Peta lokasi sumur produksi, sumur reinjeksi dan mata air dingin penelitian di lapangan panas bumi Kamojang. Peta
lokasi sumur, mata air dingin dan batas reservoir diperoleh dari Data Fungsi Enjinering PT Pertamina Gothermal
Energy area Kamojang (2013). Peta topografi area Kamojang diperoleh dari Data SRTM (Shuttle Radar Topography
Mission) Jawa Barat (2014)