Anda di halaman 1dari 8

STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI

LAPANGAN PANAS BUMI 1


KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

Lapangan panas bumi Kamojang terletak 42 km arah tenggara kota


Bandung, Jawa Barat. Lapangan ini membentang pada deretan pegunungan api
Rakutak-Guntur dan terletak 1500 m di atas permukaan laut. Lapangan
Kamojang memiliki reservoir dengan tipe sistem dominasi uap. Bentuk
manifestasi panas bumi di permukaan yang ada di lapangan ini terdiri dari kolam
air panas, kubangan lumpur panas, tanah beruap dan mata air panas yang tersebar
di area Kamojang.

Secara geologi lapangan Kamojang memiliki 7 litologi (satuan batuan)


dengan urutan dari tua ke muda yaitu [1] :

a. Satuan batuan gunung Cibatuipis (hornblande andesite lava)


b. Satuan batuan gunung Pangkalan ( Labradorite lava dan tuff)
c. Satuan batuan gunung Gandapura (pyroxene andesite lava dan tuff)
d. Satuan batuan gunung Kancing (pyroclastic deposits dan basaltic andesite
lava)
e. Satuan batuan gunung Masigit ( basaltic andesite lava)
f. Satuan batuan gunung Gajah ( basaltic andesite lava)
g. Satuan batuan gunung Guntur (pyroxene andesite lava)

Berdasarkan data litologi di atas, diketahui bahwa sebagian besar batuan di


lapangan Kamojang merupakan jenis batuan andesit. Batuan ini memiliki
kandungan δ18O sekitar +6,5 ‰, Komposisi ini cukup rendah bila dibandingkan
dengan komposisi δ18O dari jenis batuan lain, seperti batuan karbonat dengan
kandungan δ18O sekitar +20 ‰ hingga +30 ‰ dan mineral kuarsa dengan
kandungan δ18O sekitar +9,0 ‰ hingga +10 ‰ [2]. Peta geologi lapangan
Kamojang dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 2
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gambar 1.1 A. Peta geologi lapangan panas bumi Kamojang; B. Area Kamojang
(blok warna merah muda) [1]
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 3
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.2. Latar Belakang

Lapangan Kamojang adalah lapangan panas bumi pertama di Indonesia.


Lapangan ini mulai beroperasi secara komersial tahun 1983. Uap kering
diproduksi dari reservoir sebesar 1100 ton/jam atau setara dengan 200 MWe
(Laporan Harian Fungsi Produksi PT Pertamina Geothermal Energy area
Kamojang, 2013.Tidak dipublikasikan).

18
O (oksigen-18) dan D (deuterium) merupakan salah satu parameter
geokimia panas bumi yang berfungsi sebagai perunut untuk mengetahui asal-usul
fluida hidrotermal dan hubungan interkoneksi antara sumur reinjeksi dan sumur
18
produksi. Selain itu, dapat juga diaplikasikan untuk mengetahui nilai O-shift
(perubahan komposisi 18O) dan evaluasi mass recovery air reinjeksi yang muncul
di sumur produksi.

Lapangan panas bumi Kamojang telah dieksploitasi lebih dari 30 tahun.


Agar pasokan uap untuk pembangkitan energi listrik di PLTP (Pembangkit Listrik
Tenaga Panas bumi) Kamojang tetap terpenuhi, maka diperlukan suatu strategi
manajemen lapangan uap dalam upaya menjaga kesetimbangan panas dan massa
di lapangan bersangkutan. Manajemen lapangan uap di lapangan panas bumi
yakni mengatur strategi produksi uap, sehingga uap dapat diperoleh secara
berkesinambungan dari reservoir dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan
energi listrik, dimana fluida reservoir yang diproduksi dikembalikan melalui
sumur reinjeksi sebagai upaya meminimalkan efek polutif produksi fluida panas
bumi serta menjaga kesetimbangan massa dalam reservoir. Salah satu upaya
dalam penyusunan strategi manajemen lapangan uap adalah dengan pengumpulan
data, meliputi data geologi, geofisika, geokimia dan data sumur. Seluruh data
yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui perubahan karakteristik
reservoir yang mungkin terjadi akibat eksploitasi, yang selanjutnya akan diolah
dalam rangka penyusunan strategi manajemen lapangan uap di lapangan panas
bumi Kamojang.
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 4
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Evaluasi fluida di lapangan panas bumi merupakan salah satu strategi untuk
mendeteksi perubahan karakteristik reservoir yang terjadi selama masa
operasional produksi. Lapangan Kamojang merupakan lapangan panas bumi yang
berasosiasi dengan sistem vulkanisme, sehingga mempunyai probabilitas tinggi
untuk mengalami intervensi air magmatik dalam jumlah yang signifikan.
Keberadaan air magmatik dengan proporsi yang cukup tinggi dalam sistem
hidrotermal sangat dihindari karena meningkatkan laju korosi pada fasilitas
produksi. Hal ini akan membuat pengembangan suatu lapangan panas bumi tidak
ekonomis. Oleh karena itu, penting dilakukan evaluasi mengenai asal usul fluida
hidrotermal di lapangan Kamojang.

Interaksi antara air dan batuan merupakan salah satu parameter penting yang
akan menentukan komposisi akhir fluida dan batuan penyusun reservoir di suatu
area panas bumi. Untuk mengetahui kondisi reservoir lapangan Kamojang setelah
30 tahun lebih dieksploitasi ditinjau dari komposisi isotop batuan penyusun
reservoir dapat digunakan metode isotop stabil. Melalui metode ini dapat
18
diperoleh nilai O-shift sebagai indikator terjadinya interaksi antara air dan
batuan serta hubungannya dengan nilai w/r (water/rock ratio). Nilai w/r adalah
perbandingan jumlah persentase atom oksigen yang terkandung dalam air dan
batuan yang mengalami proses pertukaran dalam interaksi air dan batuan di
reservoir.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh R. Simatupang (1993),


penurunan produksi rata-rata lapangan panas bumi Kamojang adalah sekitar 3-4
%/tahun, sedangkan dari data EPT Kamojang (2000), diketahui penurunan
produksi rata-rata lapangan panas bumi Kamojang adalah sekitar 6-7 %/tahun.
Untuk mendukung pasokan uap ke PLTP, diperlukan usaha pengelolaan reservoir
yang baik guna menjaga keseimbangan massa dalam reservoir. Salah satu usaha
yang dilakukan adalah dengan penataan sistem reinjeksi yang tepat sasaran. Yang
dimaksud dengan reinjeksi di lapangan panas bumi yaitu mengembalikan
sebagian atau semua air yang diproduksi dari reservoir ke dalam sistem setelah
energi panas diekstrak dari air tersebut. Untuk memantau pengaruh air reinjeksi
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 5
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

terhadap produksi uap dapat dilakukan melalui monitoring isotop stabil oksigen-
18 dan deuterium guna mengetahui hubungan interkoneksi antara sumur reinjeksi
dan sumur produksi serta menentukan nilai mass recovery air renjeksi yang
muncul di sumur produksi. Informasi yang diperoleh akan digunakan dalam
rangka evaluasi sistem reinjeksi di lapangan Kamojang.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kandungan isotop oksigen-18


dan deuterium yang terkandung dalam sampel air yang terdiri dari kondensat
sumur produksi, air reinjeksi dan beberapa mata air dingin di sekitar lapangan
panas bumi Kamojang, Jawa Barat.

I.3. Batasan Masalah

Hingga bulan November 2013 terdapat 63 sumur di lapangan Kamojang


yang masih beroperasi, terdiri dari 45 sumur produksi, 10 sumur reinjeksi dan 13
sumur pantau. Data sumur dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Sampel air pada penelitian ini berasal dari 12 sumur produksi, 2 sumur
reinjeksi dan 4 mata air dingin. Sumur produksi terdiri dari : K-9007, K-9008, K-
9011, K-9013, K-9014, K-9015, K-9017, K-9009, K-9018, K-9019, K-9020 dan
K-9021. Sumur reinjeksi terdiri dari : K-9004 dan K-9005; sedangkan mata air
dingin terdiri dari : K-9000, K-9001, K-9002 dan K-9003. Gambar 1.2
memperlihatkan peta lokasi sumur dan mata air dingin yang disampling.

Metode yang digunakan adalah metode isotop stabil berdasarkan


kandungan δ18O dan δD dari sampel air yang dianalisis, dimana δ (delta)
menunjukkan nilai perbandingan antara sampel dengan unsur standar. Untuk
mempermudah dalam perhitungan fraksinasi isotop air reinjeksi dalam reservoir,
maka nilai fraksi uap (y) yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,1 ; 0,25 ;
0,50 ; dan 0,75.
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 6
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisis kandungan isotop δ18O dan
δD dari sampel air kondensat sumur produksi, air sumur reinjeksi dan mata air
dingin di sekitar lapangan panas bumi Kamojang.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Mengetahui asal usul fluida hidrotermal lapangan panas bumi


Kamojang
b) Mengetahui nilai 18O-shift dan hubungannya dengan nilai w/r
c) Mengetahui adanya hubungan interkoneksi antara sumur reinjeksi dan
sumur produksi
d) Menentukan nilai mass recovery air reinjeksi yang muncul di sumur
produksi

I.5. Manfaat Penelitian

Seluruh data yang diperoleh dari hasil evaluasi fluida dan sistem reinjeksi
dalam penelitian ini akan diintegrasikan dengan data geologi, geofisika, geokimia
dan data sumur untuk menyusun strategi manajemen lapangan uap di lapangan
panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy area Kamojang. Semakin banyak
data yang diperoleh, semakin baik tingkat kepastian, semakin kecil resiko yang
akan dihadapi.
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI 7
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 1.1 Data sumur di lapangan Kamojang yang beroperasi hingga bulan
November 2013

No Kode Sumur Fungsi No Kode Sumur Fungsi


1 K-9022 Sumur produksi 35 K-9046 Sumur produksi
2 K-9007 Sumur produksi 36 K-9047 Sumur produksi
3 K-9023 Sumur produksi 37 K-9048 Sumur produksi
4 K-9008 Sumur produksi 38 K-9049 Sumur produksi
5 K-9007 Sumur produksi 39 K-9050 Sumur produksi
6 K-9024 Sumur produksi 40 K-9051 Sumur produksi
7 K-9025 Sumur produksi 41 K-9052 Sumur produksi
8 K-9026 Sumur produksi 42 K-9053 Sumur produksi
9 K-9027 Sumur produksi 43 K-9018 Sumur produksi
10 K-9028 Sumur produksi 44 K-9020 Sumur produksi
11 K-9029 Sumur produksi 45 K-9054 Sumur produksi
12 K-9030 Sumur produksi 46 K-9055* Sumur reinjeksi
13 K-9031 Sumur produksi 47 K-9004* Sumur reinjeksi
14 K-9011 Sumur produksi 48 K-9056 Sumur reinjeksi
15 K-9032 Sumur produksi 49 K-9057 Sumur reinjeksi
16 K-9033 Sumur produksi 50 K-9058 Sumur reinjeksi
17 K-9034 Sumur produksi 51 K-9005* Sumur reinjeksi
18 K-9013 Sumur produksi 52 K-9059 Sumur reinjeksi
19 K-9014 Sumur produksi 53 K-9060 Sumur reinjeksi
20 K-9035 Sumur produksi 54 K-9061 Sumur reinjeksi
21 K-9015 Sumur produksi 55 K-9062 Sumur reinjeksi
22 K-9036 Sumur produksi 56 K-9063 Sumur pantau
23 K-9037 Sumur produksi 57 K-9064 Sumur pantau
24 K-9038 Sumur produksi 58 K-9065 Sumur pantau
25 K-9039 Sumur produksi 59 K-9066 Sumur pantau
26 K-9040 Sumur produksi 60 K-9067 Sumur pantau
27 K-9041 Sumur produksi 61 K-9068 Sumur pantau
28 K-9017 Sumur produksi 62 K-9069 Sumur pantau
29 K-9042 Sumur produksi 63 K-9070 Sumur pantau
30 K-9043 Sumur produksi 64 K-9071 Sumur pantau
31 K-9044 Sumur produksi 65 K-9072 Sumur pantau
32 K-9019 Sumur produksi 66 K-9073 Sumur pantau
33 K-9045 Sumur produksi 67 K-9074 Sumur pantau
34 K-9021 Sumur produksi 68 K-9075 Sumur pantau
sumber : Laporan Harian Fungsi Produksi PT PGE area Kamojang November 2013
: sumur yang disampling
* : sumur reinjeksi yang aktif/beroperasi pada saat pengambilan sampel air
STUDI ISOTOP STABIL 18O DAN D SEBAGAI PENDUKUNG MANAJEMEN LAPANGAN UAP DI
LAPANGAN PANAS BUMI
KAMOJANG, JAWA BARAT
DWI FEBRIANI
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8

Gambar 1.2 Peta lokasi sumur produksi, sumur reinjeksi dan mata air dingin penelitian di lapangan panas bumi Kamojang. Peta
lokasi sumur, mata air dingin dan batas reservoir diperoleh dari Data Fungsi Enjinering PT Pertamina Gothermal
Energy area Kamojang (2013). Peta topografi area Kamojang diperoleh dari Data SRTM (Shuttle Radar Topography
Mission) Jawa Barat (2014)

Anda mungkin juga menyukai