Anda di halaman 1dari 43

Edisi IV - 2018

Sistem
Informasi
Industri
Nasional
InformasiAkuratIndustriKuat
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

EDISI IV - 2018
Pada triwulan III 2018 Sektor Industri Pengolahan (migas dan nonmigas) kembali mengalami
kenaikan pertumbuhan yang cukup berarti, setelah pada triwulan II 2018 mengalami
perlambatan pertumbuhan yang sangat signifikan. Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan
pada triwulan III 2018, mencapai sebesar 4,33% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar
3,84% (yoy) pada triwulan II 2018, namun lebih rendah dari pertumbuhan triwulan III 2017
yang tercatat sebesar 4,85% (yoy). Meningkatnya kembali pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan (migas dan nonmigas) pada triwulan III 2018 didukung oleh peningkatan
pertumbuhan Industri Non Migas, yang pada triwulan III 2018 tumbuh sebesar 5,01% (yoy),
sedangkan industri batubara dan pengilangan migas pada triwulan III 2018 kembali
mengalami penurunan (kontraksi) sebesar 1,63% (yoy).

Secara keseluruhan pada tiga triwulan pertama tahun 2018 pertumbuhan Industri Pengolahan
total (migas dan nonmigas) tercatat sebesar 4,24% (coc), sedikit lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan sebesar 4,21% (coc) pada periode yang sama tahun 2017. Sementara
itu pertumbuhan Industri Batubara dan Pengilangan Migas yang tercatat sebesar minus 0,37%
(coc) pada tiga triwulan pertama tahun 2018, lebih buruk dibandingkan dengan pertumbuhan
minus 0,01% (coc) pada periode yang sama tahun 2017.

Grafik 1
Pertumbuhan Industri Non Migas, Industri Manufaktur,
dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional (yoy, %)

6,0
5,48

5,27

5,17

5,17

5,5
5,08

5,03
5,01
4,85

4,78
4,73

5,0
4,33

4,24
4,27

4,21

4,5
3,84

% 4,0

3,5

3,0

2,5

2,0
Trw III 2017 Trw II 2018 Trw III 2018 Trw I s/d III Trw I s/d III
2017 2018

Industri Non Migas Industri Manufaktur (Migas+Non Migas) Ekonomi Nasional

Pada triwulan III 2018 pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan tercatat sebesar 4,33%
(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 3,84% (yoy) pada triwulan II 2018, namun
lebih rendah dari pertumbuhan triwulan III 2017 yang sebesar 4,85% (yoy).

Edisi IV - 2018 | 01
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pertumbuhan Industri Nonmigas Triwulan III 2018


Pada triwulan III 2018 pertumbuhan Meskipun pertumbuhan industri
industri nonmigas tercatat mencapai Nonmigas pada triwulan III 2018 lebih
sebesar 5,01% (yoy). Seperti halnya baik dari pertumbuhannya pada
pada Industri Pengolahan secara triwulan II 2018, namun pertumbuhan
total (migas dan nonmigas), tingkat ini tetap berada di bawah
pertumbuhan industri nonmigas pada pertumbuhan ekonomi nasional,
triwulan III 2018 tersebut juga lebih yang pada triwulan III 2018 mencapai
tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebesar 5,17% (yoy). Terus lebih
II 2018 yang sebesar 4,27% (yoy), rendahnya pertumbuhan industri
namun lebih rendah dari nonmigas dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan III 2017 yang pertumbuhan ekonomi, menunjukkan
tercatat sebesar 5,46% (yoy). bahwa pertumbuhan sektor ini
Namun secara kumulatif selama tiga berada di bawah rata-rata
triwulan pertama tahun 2018 pertumbuhan seluruh sektor ekonomi
(Januari-September 2018) dalam Produk Domestik Bruto. Hal
pertumbuhan industri nonmigas yang tersebut telah berdampak pada
mencapai sebesar 4,78% (coc), lebih semakin berkurangnya peranan
tinggi dibandingkan dengan Sektor Industri Pengolahan dalam
pertumbuhan sebesar 4,73% (coc) Produk Domestik Bruto (PDB), yang
pada periode yang sama tahun 2017. dikhawatirkan akan berimplikasi pada
semakin berkurangnya penyerapan
Seperti halnya pada triwulan-triwulan tenaga kerja di sektor industri
sebelumnya (kecuali triwulan I dan pengolahan. Terus berkurangnya
triwulan II 2016), pada triwulan III peranan Industri Pengolahan dalam
2018 pertumbuhan industri nonmigas PDB akan semakin mengurangi daya
kembali lebih tinggi dari pertumbuhan dorong sektor ini pada pertumbuhan
Sektor Industri Manufaktur secara ekonomi secara keseluruhan.
keseluruhan (migas dan nonmigas),
yang sebesar 4,33% (yoy). Hal ini Sementara itu, secara kumulatif pada
disebabkan karena kembali tiga triwulan pertama tahun 2018
terjadinya kontraksi pertumbuhan pertumbuhan ekonomi nasional
pada industri batubara dan (PDB total) tercatat mencapai
pengilangan migas pada triwulan III sebesar 5,17% (yoy), lebih tinggi
2018. Pada triwulan III 2018 dibandingkan dengan pertumbuhan
pertumbuhan industri batubara dan sebesar 5,03% (yoy) pada periode
pengilangan migas tercatat tumbuh yang sama tahun 2017.
negatif sebesar 1,63% (yoy),
sedangkan pada triwulan I dan
triwulan II 2018 pertumbuhan industri Meskipun pertumbuhan industri
ini masing-masing tercatat sebesar Nonmigas pada triwulan III 2018 lebih
0,28% (yoy) dan 0,23% (yoy). baik dari pertumbuhannya pada
triwulan II 2018, namun pertumbuhan
ini tetap berada di bawah pertumbuhan
ekonomi nasional, yang pada triwulan
III 2018 mencapai sebesar 5,17% (yoy).

02 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Lebih baiknya pertumbuhan industri Namun, beberapa industri juga


nonmigas pada triwulan III 2018 mengalami perlambatan
dibanding dengan pertumbuhannya pertumbuhan, dan bahkan
pada triwulan II 2018 didukung oleh mengalami penurunan (kontraksi).
pertumbuhan beberapa kelompok Kontraksi pertumbuhan dialami oleh
industri yang mengalami kelompok Industri Kimia, Farmasi dan
pertumbuhan tinggi. Disamping itu Obat Tradisional; Industri Barang
juga didukung oleh kelompok industri Logam; Komputer, Barang Elektronik,
yang mengalami peningkatan Optik; dan Peralatan Listrik, dan
pertumbuhan. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa
Reparasi dan Pemasangan Mesin
dan Peralatan.

Industri Yang Mengalami Pertumbuhan Tinggi


Pada Triwulan III 2018
Lebih tingginya pertumbuhan industri dari pertumbuhan produksi industri ini
nonmigas pada triwulan III 2018 dalam skala besar dan sedang (IBS)
terhadap triwulan II 2018 didukung yang mencapai sebesar 18,84% (yoy)
oleh pertumbuhan tinggi beberapa pada triwulan III 2018. Begitu juga
kelompok industri. Pertumbuhan pada skal mikro dan kecil (IMK) yang
tertinggi dicapai oleh kelompok pertumbuhan produksinya mencapai
industri Karet, Barang dari Karet dan sebesar 8,49% (yoy). Kenaikan
Plastik, yang pada triwulan III 2018 produksi ini antara lain terjadi pada
tercatat sebesar 12,34% (yoy). produksi ban luar dan ban dalam
Kemudian diikuti oleh kelompok kendaraan bermotor, yang nilai
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi yang ekspornya pada triwulan III 2018 naik
tumbuh sebesar 10,17% (yoy). Lalu sebesar 9,3%(yoy).
kelompok Industri Logam Dasar yang
tumbuh sebesar 8,11% (yoy). Sementara itu, memburuknya harga
karet dunia yang sudah berlangsung
Pertumbuhan tinggi yang terjadi pada sejak triwulan I 2018 menyebabkan
kelompok industri Karet, Barang dari turunnya nilai ekspor Karet Mentah
Karet dan Plastik, yang pada triwulan sepanjang tahun 2018. Hal ini
III 2018 tercatat sebesar 12,34% terutama terjadi pada karet remah
(yoy) merupakan kenaikan dari (crumb rubber), yang pada triwulan III
pertumbuhan sebesar 11,85% (yoy) 2018 nilai ekspornya tercatat turun
pada triwulan II 2018. Pada triwulan sebesar 12,43% (yoy) dan
III 2017 industri ini hanya menyebabkan nilai ekspor Industri
mencatatkan pertumbuhan sebesar Karet, Barang dari Karet dan Plastik
1,04% (yoy). secara total mengalami penurunan
sebesar 5,43% (yoy). Sedangkan
Meningkatnya konsumsi pengolahan pada triwulan III 2017 nilai ekspor
karet dalam negeri diperkirakan industri Karet, Barang dari Karet dan
menjadi salah satu penyebab Plastik naik sebesar 25,4% (yoy).
naiknya produksi industri ini pada
triwulan III 2018.

Edisi IV - 2018 | 03
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Sebaliknya, akibat meningkatnya nilai ekspor non karet mentah secara


ekspor ban luar dan ban dalam, pada total mencatatkan kenaikan sebesar
triwulan III 2018 3,72% (yoy).

Grafik 2
Pertumbuhan Industri Yang mengalami Pertumbuhan Tinggi
Pada Triwulan III 2018 (%, yoy)

12,45
14

12,34
11,85
12
10,17

10

8,11
8
6,39

%
6
4,58

2,36
1,04

0
Industri Tekstil dan Industri Karet, Barang dari Karet Industri Logam Dasar
Pakaian Jadi dan Plastik

Trw III 2017 Trw II 2018 Trw III 2018

Cenderung terus memburuknya


harga karet dunia telah diantisipasi Setelah mengalami pertumbuhan negatif
oleh Kementerian Perindustrian yang selama tahun 2015 hingga tahun 2016,
akan menyiapkan regulasi industri tekstil dan pakaian jadi kembali
penggunaan karet alam sebagai tumbuh positif sepanjang tahun 2017, dan
campuran aspal pelapis jalan raya. bahkan mencatatkan pertumbuhan yang
Kebijakan ini diharapkan akan relatif tinggi sejak triwulan IV 2017. Untuk
meningkatkan konsumsi karet alam seluruh tahun 2017 Industri Tekstil dan
dalam negeri dan meningkatkan nilai Pakaian Jadi mencatatkan pertumbuhan
tambah karet alam, yang dampaknya sebesar 3,76%.
akan mendukung pertumbuhan
sektor industri nasional secara
keseluruhan. Terjadinya pertumbuhan tinggi pada
kelompok industri Tekstil dan Pakaian
Pertumbuhan yang relatif tinggi juga Jadi disebabkan karena terjadinya
terjadi pada Industri Tekstil dan kenaikan pertumbuhan, baik pada
Pakaian Jadi, yang pada triwulan III industri Tekstil, maupun pada industri
2018 tercatat sebesar 10,17% (yoy). Pakaian Jadi. Pada triwulan III 2018
Pe rtu mb u h a n i n i me ru p a ka n industri tekstil mengalami pertumbuhan
peningkatan dari pertumbuhan sebesar 5,12% (yoy), tidak saja lebih
sebesar 6,39% (yoy) pada triwulan II tinggi dari pertumbuhan sebesar
2018. 0,56% (yoy) pada triwulan II 2018,

04 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

tetapi juga lebih tinggi dari industri ini mengalami pertumbuhan


pertumbuhan sebesar 3,49% (yoy) sebesar 7,98% (yoy), yang
pada triwulan III 2017. Sedangkan menunjukkan kinerja industri yang lebih
industri Pakaian Jadi yang baik dibandingkan dengan kinerjanya
mencatatkan pertumbuhan sebesar pada periode yang sama tahun 2017,
12,36% (yoy), tidak saja lebih tinggi yang hanya mencatatkan pertumbuhan
dari pertumbuhan sebesar 8,79% sebesar 2,89% (yoy).
(yoy) pada triwulan II 2018, tetapi juga
lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar Pertumbuhan yang cukup tinggi juga
terjadi pada Industri Logam Dasar.
5,05% (yoy) pada triwulan III 2017.
Terjadinya pertumbuhan sebesar
8,11% (yoy) pada Industri Logam Dasar
Terjadinya pertumbuhan sebe-sar 8,11% pada triwulan III 2018 terjadi setelah
(yoy) pada Industri Logam Dasar pada pada triwulan II 2018 pertumbuhan
triwulan III 2018 terjadi setelah pada industri ini mengalami perlambatan,
triwulan II 2018 pertumbuhan industri yaitu dari pertumbuhan sebesar 9,99%
ini mengalami perlambatan, yaitu dari (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi
pertumbuhan sebesar 9,99% (yoy) pada sebesar 2,36% (yoy) pada triwulan II
2018. Sementara pada triwulan III 2017
triwulan I 2018 menjadi sebesar 2,36%
pertumbuhan industri Logam Dasar
(yoy) pada triwulan II 2018. juga relatif tinggi, yaitu mencapai
sebesar 12,45% (yoy), setelah
sebelumnya industri ini mengalami
Sejalan dengan kenaikan nilai ekspor
perlambatan yang cukup berarti selama
pada kedua industri tersebut, yang
tahun 2016, bahkan mengalami
pada triwulan III 2018 masing-masing
kontraksi pertumbuhan yang cukup
tercatat sebesar 3,55% (yoy) pada
berarti pada triwulan III 2016 (-2,86%)
industri Tekstil dan sebesar 9,45%
dan pada triwulan I 2017 (- 3,06%)
(yoy) pada industri Pakaian Jadi, maka
pertumbuhan produksi industri besar
Relatif tingginya pertumbuhan Industri
dan sedang (IBS) pada kedua industri
Logam Dasar pada triwulan III 2018
ini juga mengalami pertumbuhan yang
sejalan dengan tingginya pertumbuhan
cukup berarti pada triwulan III 2018,
produksi industri ini, baik dalam
yaitu masing-masing sebesar 9,29%
kelompok Industri Besar dan Sedang
(yoy) dan sebesar 23,13% (yoy).
(IBS) maupun skala Industri Mikro dan
Kenaikan produksi ini telah sangat
Kecil (IMK). Pada triwulan III 2018
berpengaruh pada pertumbuhan nilai
pertumbuhan produksi industri Logam
tambah kedua industri ini dalam PDB.
Dasar pada IBS mencapai sebesar
Namun pertumbuhan produksi industri
8,11% (yoy), sementara pada IMK
mikro dan kecil (IMK) pada industri
tercatat lebih tinggi lagi, yaitu sebesar
Tekstil mencatatkan pertumbuhan
18,64% (yoy). Sebelumnya pada
negatif sebesar 5,94%, dan pada
triwulan III 2017 pertumbuhan produksi
industri Pakaian Jadi hanya bertumbuh
industri Logam Dasar pada IBS
sebesar 5,00% (yoy).
mencapai sebesar 11,97% (yoy),
sementara pada IMK tercatat sebesar
Dengan membaiknya pertumbuhan
3,51% (yoy). .
industri Tekstil dan Pakaian Jadi pada
triwulan III 2018, maka secara kumulatif
pada tiga triwulan pertama tahun 2018
(Januari-September 2018).

Edisi IV - 2018 | 05
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Relatif tingginya pertumbuhan Industri Kenaikan harga komoditas logam dasar


Logam Dasar pada triwulan III 2018 menyebabkan nilai ekspor industri ini
sejalan dengan tingginya pertumbuhan mengalami kenaikan yang relatif tinggi,
produksi industri ini, baik dalam kelompok yaitu sebesar 27,8% (yoy) pada triwulan
Industri Besar dan Sedang (IBS) maupun III 2018, sementara volume ekspornya
skala Industri Mikro dan Kecil (IMK). juga tumbuh relatif tinggi, yaitu sebesar
Pada triwulan III 2018 pertumbuhan 27,05% (yoy). Sementara itu pada
produksi industri Logam Dasar pada IBS triwulan III 2017 nilai ekspor industri ini
mencapai sebesar 8,11% (yoy), teratat sebesar 239,23% (yoy), dan
sementara pada IMK tercatat lebih tinggi volume ekspornya tumbuh relatif lebih
lagi, yaitu sebesar 18,64% (yoy). rendah, yaitu sebesar 57,91% (yoy).
Sebelumnya pada triwulan III 2017
pertumbuhan produksi industri Logam Berdasarkan komoditii, kenaikan nilai
Dasar pada IBS mencapai sebesar ekspor terbesar dalam kelompok industri
11,97% (yoy), sementara pada IMK logam dasar diperoleh dari Besi/Baja
tercatat sebesar 3,51% (yoy). yang naik sebesar 87,65% (yoy) pada
triwulan III 2018, dimana volume
Masih terus meningkatnya harga ekspornya naik sebesar 42% (yoy).
komoditas dunia diperkirakan sangat Kenaikan terbesar berikutnya dihasilkan
mempengaruhi kenaikan produksi dari Nikel yang nilai ekspornya naik
industri Logam dasar pada triwulan III sebesar 30,89% (yoy) pada triwulan III
2018. 2018, namu volume ekspornya turun
sebesar 9,48% (yoy).

Industri Yang Mengalami Peningkatan


Pertumbuhan Pada Triwulan III 2018
Selain didukung oleh pertumbuhan tinggi Peningkatan pertumbuhan yang paling
beberapa kelompok industri, lebih berarti dialami oleh Industri Kertas dan
tingginya pertumbuhan industri nonmigas Barang dari Kertas, Percetakan dan
pada triwulan III 2018 terhadap triwulan II Reproduksi Media Rekaman yang pada
2018 juga disebabkan oleh terjadinya triwulan III 2018 tumbuh sebesar 5,03%
peningkatan pertumbuhan pada (yoy). Pertumbuhan tersebut terjadi
beberapa kelompok industri. Adapun setelah sejak triwulan
kelompok industri yang mengalami II 2017 industri ini terus mengalami
kenaikan pertumbuhan adalah Industri penurunan (kontraksi pertumbuhan),
Pengolahan Tembakau; Industri Kertas dimana pada triwulan I 2018 dan triwulan
dan Barang dari Kertas; Percetakan dan II 2018 pertumbuhan industri ini tercatat
Reproduksi Media Rekaman; Industri masing-masing sebesar minus 5,99%
Barang Galian bukan Logam; Industri (yoy) dan minus 3,03% (yoy).
Mesin dan Perlengkapan; dan Industri
Alat Angkutan.

Peningkatan pertumbuhan yang paling berarti dialami oleh Industri


Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media
Rekaman yang pada triwulan III 2018 tumbuh sebesar 5,03% (yoy).
Pertumbuhan tersebut terjadi setelah sejak triwulan II 2017 industri ini
terus mengalami penurunan.

06 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Berdasarkan KBLI 2 digit, terjadinya Naiknya ekspor industri ini


kenaikan pertumbuhan industri ini pada merupakan salah satu penyebab
triwulan III 2018 disebabkan karena kenaikan pertumbuhannya selama
terjadinya kenaikan yang sangat berarti triwulan III 2018. Pada triwulan III
pada Industri Kertas dan Barang dari
nilai ekspor industri ini mencatatkan
Kertas, yaitu menjadi sebesar 4,80%
(yoy), dari pertumbuhan negatif sebesar kenaikan sebesar 16,97% (yoy)
4,33% (yoy) pada triwulan II 2018. dimana kenaikan terbesar terjadi
Sedangkan Industri Percetakan dan pada komoditas Semen yang nilai
Reproduksi Media Rekaman pada ekspornya naik sebesar 61,55%
triwulan III 2018 mengalami (yoy) pada triwulan III 2018.
pertumbuhan sebesar 7,12% (yoy), yang Kenaikan nilai ekspor juga terjadi
melambat dari pertumbuhan sebesar pada Kaca; Keramik; serta Barang
8,9)% (yoy) dan pada triwulan II 2018. dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes
lainnya, yang masing-masing tercatat
Kenaikan pertumbuhan pada Industri
sebesar 11,07% (yoy); 11,12% (yoy);
Kertas dan Barang dari Kertas yang
sebesar 4,80% (yoy) tersebut serta 80,23% (yoy). Kenaikan ekspor
disebabkan karena terjadinya kenaikan pada industri ini tidak saja
produksi IBS industri ini yang tercatat menyebabkan terjadinya kenaikan
sebesar 5,71% (yoy) pada triwulan III produksinya pada IBS, tetapi juga
2018, meskipun masih terjadi penurunan pada IMK. Pada triwulan III 2018
pada produksi IMK-nya yang tercatat pertumbuhan produksi industri
sebesar 4,79% (yoy). Kenaikan Barang Galian bukan Logam pada
pertumbuhan pada produksi IBS industri IBS naik sebesar 3,37% (yoy).
ini diperkirakan tidak saja terkait dengan Sementara pada IMK kenaikan
kenaikan konsumsi kertas dan barang
produksi industri ini mengalami
dari kertas pada pasar dalam negeri,
tetapi juga didukung oleh kenaikan kenaikan yang lebih besar lagi, yaitu
ekspor. Pada triwulan III 2018 volume sebesar 5,79% (yoy).
ekspor industri ini mengalami kenaikan
sebesar 8,46% (yoy), sementara pada
triwulan I 2018 dan pada triwulan II 2018 Kenaikan pertumbuhan kedua
volume ekspor industri ini masing-masing
mengalami kenaikan sebesar 8,72% terbesar terjadi pada Industri
(yoy) dan 12,47% (yoy). Sementara itu Barang Galian bukan Logam.
volume impornya juga mengalami
kenaikan pertumbuhan dari sebesar Pada triwulan III 2018 industri
23,14% (yoy) pada triwulan II 2018 ini mengalami pertumbuhan
menjadi sebesar 25,58% (yoy) pada
triwulan III 2018.
sebesar 3,37% (yoy), lebih tinggi
dari pertumbuhan triwulan II
Kenaikan pertumbuhan nomor dua 2018 yang sebesar 0,52% (yoy),
terbesar terjadi pada Industri Barang
Galian bukan Logam. Pada triwulan III meskipun lebih rendah dari
2018 industri ini mengalami pertumbuhan pertumbuhan sebesar 4,96%
sebesar 3,37% (yoy), lebih tinggi dari
pertumbuhan triwulan II 2018 yang (yoy) pada triwulan I 2018.
sebesar 0,52% (yoy), meskipun lebih
rendah dari pertumbuhan sebesar 4,96%
(yoy) pada triwulan I 2018.

Edisi IV - 2018 | 07
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Kenaikan pertumbuhan juga dialami yang merupakan peningkatan dari


oleh Industri Mesin dan pertumbuhan negatif 1,79% (yoy)
Perlengkapan yang tumbuh sebesar pada triwulan II 2018 dan juga
4,24% (yoy) pada triwulan III 2018. merupakan peningkatan dari
Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan sebesar 5,81% (yoy)
peningkatan dari pertumbuhan pada triwulan III 2017. Sementara itu
sebesar 4,19% (yoy) pada triwulan II Industri Alat Angkutan Lainnya pada
2017, namun lebih rendah dari triwulan III 2018 mencatatkan
pertumbuhan sebesar 6,33% (yoy) pertumbuhan sebesar 4,39% (yoy),
pada triwulan III 2017. Peningkatan yang lebih rendah dari pertumbuhan
pertumbuhan industri Mesin dan sebesar 8,39% (yoy) pada triwulan II
Perlengkapan pada triwulan III 2018 2018, dan juga lebih rendah
tidak hanya didukung oleh kenaikan dibandingkan dengan pertumbuhan
produksi IBS yang sebesar 5,21% sebesar 5,42% (yoy) pada triwulan III
(yoy), tetapi juga oleh kenaikan 2017.
produksi IMK industri ini yang
sebesar 2,21% (yoy). Kenaikan pertumbuhan yang
Kenaikan pertumbuhan Industri relatif tinggi pada kelompok
Mesin dan Perlengkapan juga Industri Alat Angkutan terutama
didukung oleh kenaikan volume disumbangkan oleh Industri
ekspor yang pada triwulan III 2018
Kendaraan Bermotor, Trailer
mencapai sebesar 7,1% (yoy),
namun nilai ekspor industri ini pada dan Semi Trailer, yang pada
triwulan III 2018 mengalami triwulan III 2018 tercatat tumbuh
penurunan sebesar 1,67% (yoy), sebesar 6,10% (yoy).
sementara nilai impornya meningkat
sebesar 28,56% (yoy).
Terjadinya kenaikan ekspor pada
Kenaikan pertumbuhan yang relatif Industri Kendaraan Bermotor, Trailer
tinggi terjadi pada kelompok Industri dan Semi Trailer pada triwulan III
Alat Angkutan yang pada triwulan III 2018 merupakan penyebab
2018 tercatat sebesar 5,37% (yoy). terjadinya pertumbuhan yang relatif
Angka pertumbuhan ini jauh lebih tinggi pada industri ini pada triwulan III
tinggi dari pertumbuhan sebesar 2018. Pada triwulan III 2018 volume
2,59% (yoy) pada triwulan II 2018, ekspor Industri Kendaraan Bermotor,
namun lebih rendah dari Trailer dan Semi Trailer mencatatkan
pertumbuhan sebesar 5,64% (yoy) kenaikan sebesar 9,28% (yoy)
pada triwulan III 2017. terhadap volume ekspor pada
periode yang sama tahun 2017.
Kenaikan pertumbuhan yang relatif Kenaikan ekspor ini telah mendorong
tinggi tersebut terutama kenaikan produksi IBS Industri
disumbangkan oleh pertumbuhan Kendaraan Bermotor, Trailer dan
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer Semi Trailer sebesar 8,6% (yoy) pada
dan Semi Trailer, yang pada triwulan triwulan III 2018, dan produksi IMK-
III 2018 tercatat sebesar 6,10% (yoy), nya naik sebesar 4,0% (yoy).

08 | Edisi III - 2018


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Sementara itu kenaikan nilai ekspor Peningkatan pertumbuhan juga terjadi


pada industri Kendaraan Bermotor, pada industri Pengolahan Tembakau,
Trailer dan Semi Trailer lebih rendah, yaitu dari sebesar 3,26% (yoy) pada
yaitu sebesar 7,69% (yoy). triwulan II 2018 menjadi sebesar 4,12%
(yoy) pada triwulan III 2018.
Lebih rendahnya pertumbuhan Industri Pertumbuhan pada triwulan III 2018
Alat Angkutan Lainnya pada triwulan III tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan
2018 sejalan dengan relatif rendahnya dengan pertumbuhannya pada triwulan
pertumbuhan produksi IBS industri ini III 2017 yang hanya sebesar 1,12%
selama triwulan III 2018, yaitu hanya (yoy). Peningkatan pertumbuhan pada
sebesar 3,09%(yoy), dan terjadinya industri Pengolahan Tembakau sejalan
kontraksi pertumbuhan sebesar 4,54% dengan kenaikan produksi industri ini
(yoy) pada produksi IMK-nya. Kondisi pada IBS, yang pada triwulan III 2018
ini juga sejalan dengan kenaikan mencapai pertumbuhan sebesar
volume ekspor Industri Alat Angkutan 11,30% (yoy), meskipun pada industri
lainnya yang hanya sebesar 1,31% mikro dan kecil (IMK) masih mengalami
(yoy) pada triwulan III 2018, meskipun kontraksi pertumbuhan sebesar
nilai ekspor Industri Alat Angkutan 44,78%. Banyak ditutupnya pabrik-
lainnya mencapai sebesar 18,41% pabrik rokok skala kecil merupakan
(yoy), yang didukung oleh kenaikan penyebab utama terjadinya penurunan
nilai ekspor sebesar 11,42% pada yang terus berlanjut pada IMK industri
komoditi suku cadang kendaraan pengolahan rokok. Hal ini disebabkan
bermotor roda dua atau tiga. karena kalah bersaingnya pabrik-pabrik
kecil dalam menghadapi pabrik-pabrik
besar, yang umumnya sudah dikuasai
oleh perusahaan-perusahaan asing
bermodal besar.

Pada triwulan III 2018 volume ekspor Industri


Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer
mencatatkan kenaikan sebesar 9,28% (yoy) terhadap
volume ekspor pada periode yang sama tahun 2017.
Kenaikan ekspor ini telah mendorong kenaikan
produksi IBS Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan
Semi Trailer sebesar 8,6% (yoy) pada triwulan III 2018,
dan produksi IMK-nya naik sebesar 4,0% (yoy).

Edisi IV - 2018 | 09
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 3
Pertumbuhan Industri Yang Mengalami Kenaikan Pertumbuhan
Pada Triwulan III 2018 (%, yoy)
8

6,33

5,64

5,37
6

5,03

4,19

4,24
4,12
4

3,37
3,26

2,59
2
1,12

0,52
0
-0,35

-3,03

-2 -1,70

-4
Industri Pengolahan Industri Kertas dan Industri Barang Gaalian Industri Mesin dan Industri Alat Angkutan
Tembakau Barang dari Kertas; bukan Logan Perlengkapan
Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman

Trw III 2017 Trw II 2018 Trw III 2018

Naiknya ekspor industri pengolahan terhadap nilai ekspornya pada triwulan


tembakau pada triwulan III 2018 III 2017 (USD 287,02 juta). Sementara
merupakan salah satu penyebab itu pada periode yang sama volume
naiknya produksi industri ini pada IBS. ekspornya naik lebih tinggi lagi, yaitu
Pada triwulan III 2018 nilai ekspor sebesar 11,42% (yoy).
industri Pengolahan Tembakau (USD
306,08 juta) naik sebesar 6,64%

10 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Industri yang Mengalami Penurunan


Pada Triwulan III 2018
Sementara itu beberapa industri Farmasi dan Obat Tradisional yang
mengalami penurunan nilai tambah. turun sebesar 2,8% (yoy).
Kontraksi pertumbuhan terbesar terjadi
pada Industri Pengolahan Lainnya; Penurunan (kontraksi pertumbuhan)
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin terkecil dialami oleh kelompok Industri
dan Peralatan yang turun sebesar Barang Logam; Komputer, Barang
3,62% (yoy). Kemudian diikuti oleh Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
kelompok Industri Kimia, yang turun sebesar 1,84% (yoy).

Grafik 4
Industri Yang Mengalamu Perumbuhan Negatif pada Triwulan III 2018
(%, yoy)

6 5,26

4 3,43

2
0,27 0,47
% 0
-0,73
-2 -1,65
-1,84
-2,41 -2,22
-2,94 -2,80 -2,97
-4 -3,62

-6 -5,46
-6,25
-8
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Industri Barang Logam; Industri Pengolahan Lainnya;
Tradisional Komputer, Barang Elektronik, Jasa Reparasi dan Pemasangan
Optik; dan Peralatan Listrik Mesin dan Peralatan

Trw III 2017 Trw IV 2017 Trw I 2018 Trw II 2018 Trw III 2018

Industri yang Mengalami Perlambatan


Pertumbuhan Pada Triwulan III 2018
Pada triwulan III 2018 perlambatan Namun pertumbuhan yang dicapai pada
pertumbuhan terbesar terjadi pada triwulan III 2018. Tersebut masih tinggi
kelompok industri Kulit, Barang dari dan menjadikan industri Kulit, Barang
Kulit dan Alas Kaki. Setelah dari Kulit dan Alas Kaki sebagai salah
mengalami pertumbuhan sebesar satu industri dengan pertumbuhan yang
11,38% (yoy) pada triwulan II 2018, tinggi. Pertumbuhan sebesar 8,83%
industri Kulit, Barang dari Kulit dan tersebut juga jauh lebih tinggi
Alas Kaki pada triwulan III 2018 dibandingkan dengan pertumbuhan
mengalami perlambatan pada triwulan yang sama tahun 2017,
pertumbuhan yang cukup berarti, ketika industri ini mengalami
yaitu menjadi sebesar 8,83% (yoy). pertumbuhan negatif sebesar 0,97%
(yoy).

Edisi IV - 2018 | 11
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Melambatnya pertumbuhan industri Pada triwulan II 2018 perlambatan


Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki pertumbuhan juga terjadi pada
pada PDB sejalan dengan industri Makanan dan Minuman.
melambatnya pertumbuhan produksi Setelah mengalami pertumbuhan
IBS-nya. Jika pada triwulan II 2018 yang sangat tinggi pada triwulan IV
pertumbuhan produksi IBS industri 2017 dan juga triwulan I 2018, industri
Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Makanan dan Minuman mengalami
tercatat mencapai sebesar 27,73% perlambatan pertumbuhan yang
(yoy), maka pada pada triwulan III cukup berarti pada triwulan II 2018,
2018 pertumbuhannya hanya yaitu menjadi sebesar 8,67% (yoy)
sebesar 14,75% (yoy). Sementara dari pertumbuhan sebesar 12,77%
produksi IMK-nya mengalami (yoy) pada triwulan I 2018.
kenaikan pertumbuhan dari negatif Perlambatan kembali terjadi pada
4,32% (yoy) pada triwulan II 2018 triwulan III 2018, yaitu menjadi
menjadi pertumbuhan positif sebesar sebesar 8,10% (yoy). Meski demikian
8,82% (yoy) pada triwulan III 2018. perlambatan ini tidak terlalu
berpengaruh pada pertumbuhan
Walaupun mengalami perlambatan industri non migas secara
pertumbuhan produksi, namun keseluruhan pada triwulan III 2018.
volume ekspor industri Kulit, Barang Hal ini disebabkan karena beberapa
dari Kulit dan Alas Kaki mengalami industri lain yang tumbuh cukup
kenaikan. Jika pada triwulan II 2018 tinggi, dan yang juga mengalami
volume ekspor industri ini naik peningkatan pertumbuhan, telah
sebesar 5,54% (yoy), maka pada mengkompensasi perlambatan
triwulan III 2018 naik lebih tinggi lagi, pertumbuhan pada industri makanan
yaitu sebesar 6,64% (yoy). dan minuman.
Pertumbuhan ini terutama
disumbangkan oleh kenaikan ekspor
sepatu olahraga. Dari pertumbuhan
sebesar 6,64% (yoy) tersebut,
Walaupun mengalami perlam-
volume ekspor Sepatu Olahraga naik batan pertumbuhan produksi,
sebesar 9,68% (yoy) dan nilai namun volume ekspor industri
ekspornya naik sebesar 9,98% (yoy). Kulit, Barang dari Kulit dan
Selain Sepatu Olahraga, kenaikan
volume ekspor juga terjadi pada Alas Kaki mengalami kenaikan.
komoditas Barang dari Kulit dan Kulit Jika pada triwulan II 2018
Buatan untuk Keperluan Pribadi volume ekspor industri ini naik
sebesar 25,23% (yoy) dimana nilai
ekspornya naik sebesar 33,96% sebesar 5,54% (yoy), maka pada
(yoy). Namun, di sisi lain pada triwulan III 2018 naik lebih
triwulan III 2018 juga terjadi kenaikan tinggi lagi, yaitu sebesar 6,64%
volume impor Sepatu Olahraga
sebesar 39,11% (yoy) dengan nilai
(yoy). Pertumbuhan ini teruta-
impornya yang naik sebesar 24,68% ma disumbangkan oleh kenaik-
(yoy). an ekspor sepatu olahraga.

12 | Edisi III - 2018


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Berdasarkan KBLI 2 digit, volume ekspor Minyak Kelapa Sawit,


perlambatan terjadi baik pada industri yang mendominasi sekitar 67,7% dari
Makanan maupun industri Minuman. volume ekspor Industri Makanan,
Pada triwulan III 2018 pertumbuhan naik sebesar 7,05% (yoy).
industri Makanan tercatat sebesar
8,00% (yoy), atau melambat Namun melambatnya pertumbuhan
dibandingkan dengan pertumbuhan Industri Makanan sejalan dengan
sebesar 8,49% (yoy) pada triwulan II semakin meningkatnya volume impor
2018. Begitu juga industri Minuman industri ini. Pada triwulan III 2018
yang pada triwulan II 2018 tumbuh kenaikan volume impor industri
sebesar 13,23% (yoy), pada triwulan makanan tercatat mencapai sebesar
III 2018 mencatatkan pertumbuhan 32,54% (yoy), setelah pada triwulan I
sebesar 10,77% (yoy). 2018 naik sebesar 5,85% (yoy) dan
pada triwulan II 2018 naik sebesar
Melambatnya pertumbuhan industri 32,57% (yoy). Seperrti pada triwulan
Makanan pada triwulan III 2018 tidak II 2018, kenaikan volume impor
dapat dikaitkan dengan kondisi terbesar pada triwulan III 2018 terjadi
ekspor industri ini. Karena pada pada makanan olahan lainnya, yang
triwulan III 2018 volume ekspor secara persentase mencapai
industri Makanan mencatatkan sebesar 61,7% (yoy). Sementara
kenaikan yang cukup berarti, yaitu pada triwulan II 2018 tercatat sebesar
sebesar 10,46% (yoy), setelah pada 60,2% (yoy). Hal ini menyebabkan
triwulan I 2018 volume ekspor industri selama tiga triwulan pertama tahun
Makanan mengalami penurunan 2018 volume impor makanan olahan
sebesar 4,54% (yoy), dan pada lainnya mencatatkan kenaikan
triwulan II 2018 volume ekspor sebesar 49,72% (yoy), dan kontribusi
industri ini kembali turun sebesar nilai impor makanan olahan lainnya
2,71% (yoy). Dari kenaikan volume terus meningkat menjadi sebesar
ekspor sebesar 10,46% (yoy) 47,11% dari total nilai impor industri
tersebut, makanan pada triwulan III 2018.

Melambatnya pertumbuhan Industri Makanan


sejalan dengan semakin meningkatnya volume impor
industri ini. Pada triwulan III 2018 kenaikan volume
impor industri makanan tercatat mencapai sebesar
32,54% (yoy), setelah pada triwulan I 2018 naik
sebesar 5,85% (yoy) dan pada triwulan II 2018 naik
sebesar 32,57% (yoy).

Edisi III - 2018 | 13


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Naiknya impor pada industri yaitu dari sebesar 15,41% (yoy) pada
Makanan telah menyebabkan triwulan II 2018 menjadi sebesar
terjadinya perlambatan pertumbuhan 12,99% (yoy) pada triwulan III 2018.
produksi industri ini di dalam negeri.
Hal ini ditunjukkan oleh melambatnya Perlambatan pertumbuhan juga
pertumbuhan produksi Industri dialami oleh Industri Furnitur. Setelah
Makanan pada kelompok IBS, yaitu mengalami pertumbuhan yang relatif
dari sebesar 13,93% (yoy) triwulan I tinggi pada tahun 2017, sejak triwulan
2018 menjadi sebesar 8,6% (yoy) I 2018 pertumbuhan industri Furnitur
pada triwulan II 2018, dan kemudian terus mengalami perlambatan. Pada
menjadi sebesar 8,24% pada triwulan triwulan III 2018 pertumbuhan industri
III 2018. Begitu juga pada kelompok ini tercatat hanya sebesar 1,07%
IMK terjadi perlambatan (yoy), yang merupakan angka
pertumbuhan dari sebesar 7,17% pertumbuhan terendah dalam dua
(yoy) pada triwulan I 2018 menjadi tahun terakhir ini. Angka
5,47% (yoy) pada triwulan II 2018, pertumbuhan ini merupakan
dan kemudian menjadi hanya perlambatan dari pertumbuhan
sebesar 1,64% (yoy) pada triwulan III sebesar 3,14% (yoy) pada triwulan I
2018. Perlambatan pertumbuhan 2018 dan dari sebesar 2,22% (yoy)
produksi juga terjadi pada Industri pada triwulan II 2018.
Minuman pada kelompok IBS,

Grafik 5
Pertumbuhan Industri Yang Mengalami Perlambatan
pada Triwulan III 2018 (%, yoy)

12 11,38

10
8,92 8,67 8,83
8,10
8

6 5,44
%
4
2,27 2,22
2 1,36 1,56
1,07

-0,97
-2
Industri Makanan dan Industri Kulit, Barang dari Industri Kayu, Barang dari Industri Furnitur
Minuman Kulit dan Alas Kaki Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya

Trw III 2017 Trw II 2018 Trw III 2018

14 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perlambatan pertumbuhan ini sejalan Meskipun mengalami perlambatan


dengan perlambatan pertumbuhan pertumbuhan produksi secara
produksi IMK (Industri Mikro dan keseluruhan, pada triwulan III 2018
Kecil) industri ini. Jika pada triwulan II industri Furnitur masih mencatatkan
2018 pertumbuhan produksi IMK kenaikan ekspor yang cukup berarti.
Furnitur tercatat sebesar 4,68% (yoy), Pada triwulan III 2018 volume ekspor
maka pada triwulan III 2018 industri ini naik sebesar 2,1% (yoy)
pertumbuhan produksi IMK industri dimana nilai ekspornya naik sebesar
ini hanya sebesar 3,77% (yoy). 9,02% (yoy). Kenaikan nilai ekspor
Namun pertumbuhan produksi IBS ini terutama disumbangkan oleh
Furnitur mencatatkan sedikit ekspor Furnitur dari Kayu dan
kenaikan, yaitu dari pertumbuhan Furnitur dari Logam, yang nilai
negatif sebesar 0,25%% (yoy) pada ekspornya masing-masing naik
triwulan II 2018 menjadi sebesar 6,29% (yoy) dan 54,06%
pertumbuhan positif 0,48% (yoy). (yoy).

Tabel 1
LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2010 (%)

year on year Pertumbuhan Kumulatif (c to c)


LAPANGAN USAHA
Q2/17 Q3/17 Q2/18 Q3/18 Q2/17 Q3/17 Q2/18 Q3/18
Industri Pengolahan 3,50 4,85 3,84 4,33 3,88 4,21 4,19 4,24
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas
Industri Pengolahan Non Migas
0,01
3,93
-0,21
5,46
0,23
4,27
-1,63
5,01
0,09
4,36
-0,01
4,73
Z
0,25
4,67
-0,37
4,78
1 Industri Makanan dan Minuman 6,48 8,92 8,67 8,10 7,06 7,71 10,63 9,74
2 Industri Pengolahan Tembakau 0,79 1,12 3,26 4,12 1,74 1,53 -0,65 0,97
3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3,78 4,58 6,39 10,17 2,06 2,89 6,87 7,98
4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 4,55 0,97 11,38 8,83 6,41 3,95 8,42 8,55
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
5 -22,11 1,36 2,27 2,56 -2,73 -1,40 3,08 2,57
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan
6 -1,23 -0,35 -3,03 5,03 3,15 1,96 -4,52 -1,34
Reproduksi Media Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8,77 5,26 -2,94 -2,80 9,52 8,05 -4,57 -3,98
8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik -1,03 1,04 11,85 12,34 2,84 2,25 7,34 8,96
9 Industri Barang Galian bukan Logam -4,17 -1,70 0,52 3,37 -1,71 -1,71 2,78 2,99
10 Industri Logam Dasar 6,71 12,45 2,36 8,11 2,19 5,48 6,08 6,77
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik,
11 4,44 3,43 0,47 -1,84 3,76 3,65 -0,97 -1,27
Optik; dan Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan Perlengkapan 6,30 6,33 4,19 4,24 3,27 4,30 9,63 7,79
13 Industri Alat Angkutan 0,61 5,64 2,59 5,37 1,82 3,10 4,19 4,59
14 Industri Furnitur 1,29 5,44 2,22 1,07 2,80 3,68 2,67 2,13
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
15 -3,06 -0,73 -2,97 -3,62 -1,96 -1,55 -2,30 -2,74
Pemasangan Mesin dan Peralatan
PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,01 5,06 5,27 5,17 5,01 5,03 5,17 5,17
Sumber: Badan Pusat Statistik

Edisi IV - 2018 | 15
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Pertumbuhan Industri Nonmigas


Triwulan I - Triwulan III 2017
Dengan pertumbuhan sebesar Bahkan nilai tambah empat
5,01% (yoy) pada triwulan III 2018, kelompok industri tercatat mengalami
secara kumulatif pada tiga triwulan kontraksi pertumbuhan (penurunan)
pertama tahun 2018 (Januari- jika dibandingkan dengan nilai
September 2018) pertumbuhan tambahnya pada periode yang sama
industri nonmigas mencapai sebesar tahun 2017 (Trw I – Trw III 2017).
4,78% (coc), lebih tinggi Keempat kelompok industri yang
dibandingkan dengan pertumbuhan mengalami penurunan (kontraksi)
sebesar 4,73% (coc) pada periode pada tiga triwulan pertama tahun
yang sama tahun 2017. 2018 adalah Industri Kertas dan
Barang dari Kertas; Percetakan dan
Lebih tingginya pertumbuhan industri Reproduksi Media Rekaman; Industri
non migas pada tiga triwulan pertama Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional;
tahun 2018, disebabkan karena Industri Barang Logam; Komputer,
meningkatnya pertumbuhan Barang Elektronik, Optik; dan
beberapa kelompok industri. Peralatan Listrik; serta Industri
Meskipun demikian perlambatan Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
pertumbuhan juga terjadi pada dan Pemasangan Mesin dan
beberapa kelompok industri lainnya. Peralatan.

Industri Mengalami Kenaikan Pertumbuhan


Pada Triwulan I - Triwulan III 2017
Dari beberapa kelompok industri Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
yang mengalami pertumbuhan yang Alas Kaki juga mengalami kenaikan
lebih tinggi pada periode Triwulan I pertumbuhan yang cukup berarti,
hingga Triwulan III 2018, yaitu dari pertumbuhan yang hanya
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sebesar 3,95% (coc) pada tiga
kelompok Industri Makanan dan triwulan pertama tahun 2017 menjadi
Minuman yang mencapai sebesar 8,55% (coc) pada tiga
pertumbuhan sebesar 9,74% (coc). triwulan pertama tahun 2018. Begitu
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari juga dengan kelompok Industri Tekstil
pertumbuhan sebesar 7,71% (coc) dan Pakaian Jadi, yang pada tiga
pada tiga triwulan pertama tahun triwulan pertama tahun 2018 tercatat
2017. Kemudian diikuti oleh tumbuh sebesar 7,98% (coc),
kelompok Industri Karet, Barang dari mengalami kenaikan dari
Karet dan Plastik, yang naik dari pertumbuhan sebesar 2,89% (coc)
pertumbuhan sebesar 2,25% (coc) pada tiga triwulan pertama tahun
pada tiga triwulan pertama tahun 2017.
2017 menjadi sebesar 8,96% (coc)
Pada tiga triwulan pertama tahun 2018
pada tiga triwulan pertama tahun
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kelompok
2018.
Industri Makanan dan Minuman yang mencapai
pertumbuhan sebesar 9,74% (coc). Pertumbuhan
ini lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 7,71%
(coc) pada tiga triwulan pertama tahun 2017.

16 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 6a
Pertumbuhan Beberapa Industri Yang Mengalami Kenaikan
Pada Triwulan I - Triwulan III 2018 (%, coc)
12

9,74
10
8,96
8,55
7,98 7,79
8 7,71

% 6

4,30
3,95
4
2,89
2,25
2

0
Industri Makanan dan Industri Tekstil dan Industri Kulit, Barang Industri Karet, Barang Industri Mesin dan
Minuman Pakaian Jadi dari Kulit dan Alas Kaki dari Karet dan Plastik Perlengkapan

Trw I - III ‘17 Trw I - III ‘18

Grafik 6b
Pertumbuhan Beberapa Industri Yang Mengalami Kenaikan
Pada Triwulan I - Triwulan III 2018 (%, coc)

8
6,77
7
6 5,48
5 4,59

4
2,99 3,10
3 2,57

% 2
1
0
-1
-2 -1,40
-1,71
-3
Industri Kayu, Barang dari Induustri Barang Galian Industri Logam Dasar Industri Alat Angkutan
Kayu dan Gabus dan bukan Logam
Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan
Sejenisnya

Trw I - III ‘17 Trw I - III ‘18

Edisi IV - 2018 | 17
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Industri yang Mengalami Perlambatan


Pertumbuhan Pada Triwulan I - Triwulan III 2018
Sementara itu terdapat dua (2) yang pertumbuhannya melambat
industri yang mengalami dari sebesar 3,68% (coc) pada tiga
perlambatan pertumbuhan pada triwulan pertama tahun 2017
tiga triwulan pertama tahun 2018. menjadi sebesar 2,13% (coc) pada
Perlambatan yang sangat berarti tiga triwulan pertama tahun 2018.
dialami oleh Industri Furnitur

Grafik 7
Pertumbuhan Beberapa Industri Yang Mengalami Perlambatan
Pada Triwulan I - Triwulan III 2017 (%, coc)

10
9,12
9 8,60 8,50
8,24
8

6
5,30
4,94
5
% 4,31
3,81
4
3,19 3,10
3 2,61
2,16
1,77
2

1 0,37

0
Industri Makanan dan Industri Pengolahan Industri Kulit, Barang Industri Kertas dan Industri Barang Industri Mesin dan Industri Alat Angkutan
Minuman Tembakau dari Kulit dan Alas Kaki Barang dari Kertas; Logam; Komputer, Perlengkapan
Percetakan dan Barang Elektronik, Optik;
Reproduksi Media dan Peralatan Listrik
Rekaman

Trw I - III ‘16 Trw I - III ‘17

Perlambatan pertumbuhan industri Pada triwulan III 2018


Furnitur sejalan dengan pertumbuhan produksi industri
perlambatan pertumbuhan nilai Besar dan Sedang (IBS) industri
ekspornya pada periode yang furnitur hanya tercatat sebesar
sama. Pada Januari-September 0,48% (yoy), jauh lebih rendah dari
2018 nilai ekspor industri furnitur pertumbuhan sebesar 4,5% (yoy)
hanya naik sebesar 3,98% (coc), pada triwulan III 2017. Namun
jauh lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama
sebesar 7,36% (coc) pada Januari- pertumbuhan produksi IMK industri
September 2017. Hal ini ini mengalami kenaikan, yaitu dari
menyebabkan terjadinya kontraksi sebesar 0,18% (yoy)
perlambatan pertumbuhan pada triwulan III 2017 menjadi
produksi yang sangat berarti pada pertumbuhan positif sebesar
industri Furnitur pada triwulan III 3,77% (yoy) pada triwulan III 2018.
2018.

18 | Edisi III - 2018


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Perlambatan pertumbuhan juga Melambatnya pertumbuhan Industri


terjadi pada kelompok Industri Pengolahan Tembakau pada tiga
Pengolahan Tembakau, yang triwulan pertama tahun 2018 seiring
melambat dari pertumbuhan sebesar dengan melambatnya pertumbuhan
1,53 % (coc) pada tiga triwulan produksi industri ini, terutama dalam
pertama tahun 2017 menjadi sebesar kelompok IMK.
0,97% (coc) pada tiga triwulan
pertama tahun 2018.

Industri yang Mengalami Penurunan (Kontraksi


Pertumbuhan) Pada Triwulan I-Triwulan III 2018
Selain kedua industri di atas yang Penurunan (kontraksi pertumbuhan)
mengalami perlambatan pada industri ini sudah terjadi sejak
pertumbuhan, pada triwulan I hingga triwulan IV 2017 yang terus berlanjut
triwulan III 2018 juga terjadi hingga triwulan III 2018, sementara
penurunan atau kontraksi pada semester I 2017 Industri Kimia,
pertumbuhan pada empat (4) Farmasi dan Obat Tradisional
kelompok industri jika dibandingkan mencatatkan pertumbuhan yang
dengan nilai tambahnya pada relatif tinggi, yaitu sebesar 9,52%
periode yang sama tahun 2017 (Trw I (coc).
– Trw III 2018). Keempat kelompok
industri yang mengalami penurunan Kontraksi pertumbuhan tertinggi
(kontraksi) pada tiga triwulan pertama berikutnya dialami oleh Industri
tahun 2018 adalah Industri Kertas Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Pemasangan Mesin dan
dan Reproduksi Media Rekaman; Peralatan, yang tercatat sebesar
Industri Kimia, Farmasi dan Obat minus 2,74% (coc). Kemudian diikuti
Tradisional; Industri Barang Logam; oleh Industri Kertas dan Barang dari
Komputer, Barang Elektronik, Optik; Kertas; Percetakan dan Reproduksi
dan Peralatan Listrik; serta Industri Media Rekaman yang mengalami
Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi kontraksi sebesar 1,34% (coc).
dan Pemasangan Mesin dan Terjadinya kontraksi ini disebabkan
Peralatan. karena terjadinya kontraksi yang
cukup besar pada triwulan I 2018 dan
Kontraksi pertumbuhan tertinggi pada juga triwulan II 2018, yang masing-
tiga triwulan pertama tahun 2018 masing tercatat sebesar 5,99% (yoy)
dialami oleh Industri Kimia, Farmasi dan sebesar 3,03% (yoy).
dan Obat Tradisional yang tercatat Sementara pada triwulan III 2018
sebesar -3,98% (coc). Kontraksi Industri Kertas dan Barang dari
pertumbuhan pada tiga triwulan Kertas; Percetakan dan Reproduksi
pertama tahun 2018 tersebut Media Rekaman mengalami
merupakan penurunan dari pertumbuhan yang relatif tinggi, yaitu
pertumbuhan sebesar 8,05% (coc) sebesar 5,03% (yoy).
pada pada tiga triwulan pertama
tahun 2017.

Edisi IV - 2018 | 19
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 8
Pertumbuhan Industri Yang Mengalami Kontraksi
Pada Triwulan I - Triwulan III 2018 (%, coc)
10
8,05
8

4 3,65
1,96
% 2

-2 -1,34 -1,27 -1,55


4 -2,74
-3,98
-6
Industri Kertas dan Industri Kimia, Farmasi dan Industri Barang Industri Pengolahan Lainnya;
Barang dari Kertas; Obat Tradisional Logam; Komputer, Jasa Reparasi dan
Percetakan dan Barang Elektronik, Optik; Pemasangan Mesin dan
Reproduksi Media dan Peralatan Listrik Peralatan
Rekaman

Trw I - III ‘17 Trw I - III ‘18

Sementara itu, kontraksi Jika dilihat menurut dua KBLI digit,


pertumbuhan terendah pada periode kontraksi pertumbuhan selama tiga
tiga triwulan pertama tahun 2018 triwulan pertama tahun 2018 dialami
terjadi pada Industri Barang Logam; oleh Industri Komputer, Barang
Komputer, Barang Elektronik, Optik; Elektonik dan Optik yang tercatat
dan Peralatan Listrik, yang tercatat sebesar minus 13,11% (coc).
sebesar minus 1,27% (coc). Sementara dua industri lainnya, yaitu
Terjadinya kontraksi pertumbuhan Industri Barang Logam Bukan Mesin
selama periode tiga triwulan pertama dan Peralatannya, serta Industri
tahun 2018 tersebut akibat terjadinya Peralatan Listrik mencatatkan
kontraksi pertumbuhan pada triwulan pertumbuhan positif selama tiga
I 2018 sebesar 2,41% (yoy) dan pada triwulan pertama tahun 2018, yaitu
triwulan III 2018 sebesar 1,84% (yoy). masing-masing sebesar 5,71% (coc)
Sementara pada triwulan II 2018 untuk Industri Barang Logam Bukan
hanya tercapai pertumbuhan sebesar Mesin dan Peralatannya; serta
0,47% (yoy). sebesar 0,91% (coc) untuk Industri
Peralatan Listrik.

Terjadinya kontraksi pertumbuhan sebesar 13,11% (coc) pada Industri


Komputer, Barang Elektonik dan Optik disebabkan karena industri
ini memang sudah mengalami kontraksi sejak triwulan IV 2017.
Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan IBS industri ini yang juga
mengalami pertumbuhan negatif.

20 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Terjadinya kontraksi pertumbuhan Pada triwulan I, triwulan II, dan


sebesar 13,11% (coc) pada Industri triwulan III 2018, pertumbuhan
Komputer, Barang Elektonik dan produksi IBS Industri Komputer,
Optik disebabkan karena industri ini Barang Elektonik dan Optik masing-
memang sudah mengalami kontraksi masing tercatat sebesar minus
sejak triwulan IV 2017. Kondisi ini 13,36% (yoy), minus 8,85% (yoy),
sejalan dengan pertumbuhan IBS dan minus 22,31% (yoy).
industri ini yang juga mengalami
pertumbuhan negatif.

Perkembangan Ekspor Dan Impor Industri Pengolahan


Nilai ekspor Industri Pengolahan sebesar 11,40% terhadap nilai impor
Nonmigas kembali mengalami bulan Agustus 2018 yang sebesar
penurunan pada September 2018, USD 12,89 miliar. Namun terhadap
setelah turun sebesar 0,46% nilai impor bulan September 2017
(mom) pada Agustus 2018. Pada (secara tahunan) nilai impor pada
September 2018 nilai ekspor September 2018 mengalami
Industri Pengolahan Nonmigas kenaikan sebesar 14,84% (yoy).
tercatat sekitar USD 10,88 miliar, Penurunan yang lebih besar pada
atau turun sebesar 7,66% terhadap nilai impor menyebabkan defisit
nilai ekspor bulan Agustus 2018, neraca perdagangan Industri
yang sebesar USD 11,78 miliar. Pengolahan Nonmigas pada bulan
Namun jika dibandingkan dengan September 2018 mengalami
nilai ekspor pada bulan September penurunan yang signifikan, yaitu dari
2017, nilai ekspor industri sebesar USD 2,70 miliar pada Juli
nonmigas pada September 2018 2018 menjadi sekitar USD 544,16
mengalami kenaikan sebesar juta pada September 2018.
2,48% (yoy). Meskipun demikian kondisi neraca
perdagangan pada September 2018
Sementara itu pada September lebih buruk dibandingkan kondisinya
2018 nilai impor Industri pada September 2017, yang
Pengolahan Nonmigas, yang mencatatkan surplus neraca
tercatat sebesar USD 11,42 miliar, perdagangan sebesar USD 668,97
juga mengalami penurunan juta.

Edisi III - 2018 | 21


ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 9
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Industri Pengolahan (US$ Miliar)

16

14,5
13,8

12,9
12,8
14

12,2
12,1

11,8
11,8
11,5

11,8
11,6
11,5

11,4
11,3

11,4
11,1

11,2
11,0

10,9
10,6
12

10,6
11,1

10,6
10,2

10,6

10,2
10,3
9,9

10

8,6
8,4
US$ Miliar

0
Jul-17

Aug-17

Sep-17

Oct-17

Nov-17

Dec-17

Jan-18

Feb-18

Mar-18

Apr-18

May-18

Jun-18

Jul-18

Aug-18

Sep-18
Ekspor Impor

Grafik 10
Neraca Perdagangan Industri Pengolahan Nonmigas (USD Miliar)
1,0
0,67

0,5
0,15

0,0
-0,09
-0,17
-0,5
-0,59 -0,54
USD Miliar

-1,0 -0,89
-1,11
-1,25
-11,5
-1,59

-2,0
-2,05
-2,13

-2,5

-2,70
-3,0
Sep-17

Oct-17

Nov-17

Dec-17

Jan-18

Feb-18

Mar-18

Apr-18

May-18

Jun-18

Jul-18

Aug-18

Sep-18

22 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Penurunan nilai ekspor industri pada sehingga neraca perdagangan


bulan September 2018 industri pengolahan pada Januari-
menyebabkan nilai ekspor kumulatif September 2018 mencatatkan defisit
pada Januari-September 2018 sebesar USD 7,50 miliar, sementara
mencapai sekitar USD 101,08 miliar pada Januari-September 2017 masih
atau naik 3,48% terhadap nilai ekspor mengalami surplus sebesar USD
pada Januari-September 2017 yang 10,24 miliar. Kembali terjadinya
sebesar USD 97,68 miliar. Meskipun defisit neraca perdagangan pada
pada September 2018 nilai impor Industri Pengolahan menyebabkan
Industri Pengolahan turun lebih tinggi terjadinya defisit pada neraca
dibandingkan dengan penurunan perdagangan Indonesia, yang pada
nilai ekspornya, namun pada periode Januari-September 2018 mencapai
Januari-September 2018 nilai impor sekitar USD 3,78 miliar. Padahal
industri pengolahan naik lebih tinggi pada Januari-September 2017
dibandingkan nilai ekspornya, yaitu neraca perdagangan Indonesia
sebesar 24,18% (yoy), masih surplus sebesar USD 10,86
miliar.

Grafik 11
Nilai Ekspor dan Nilai Impor Industri Manufaktur (USD Miliar)
160
139,7

131,4
126,1

140
123,8

125,1
122,2
122,2

117,3
116,1

113,0

108,58
110,5
108,6
109,5

108,2

120

101,08
101,12

97,68
98,0

87,44
100
USD Miliar

73,4
72,4

80

60

40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jan-Sep Jan-Sep
2017 2018

Nilai Ekspor Industri Nilai Impor Industri

Sementara itu penurunan nilai impor Tentang Pemungutan PPh Pasal 22,
terjadi pada semua golongan yang memang diharapkan akan
penggunaan barang, dimana pada membatasi impor barang konsumsi
September 2018 persentase secara berlebihan. Pada September
penurunan terbesar terjadi pada 2018 nilai impor barang konsumsi yang
impor Barang Konsumsi, yang antara sekitar USD 1,32 miliar, mengalami
lain bisa disebabkan karena penurunan sebesar 14,97% terhadap
diberlakukannya Peraturan Menteri nilai impornya yang sekitar USD 1,56
Keuangan (PMK) No.34 Tahun 2017 miliar pada Agustus 2018.

Edisi IV - 2018 | 23
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Meskipun begitu, dengan penuruan yang sekitar USD 10,92 miliar pada
sebesar 14,97% (mom) tersebut, pada September 2018 merupakan
periode Januari-September 2018 penurunan sekitar 13,53% terhadap
kenaikan nilai impor barang konsumsi nilai impor bulan Agustus 2018 yang
tercatat sebesar 26,39% (yoy), masih sekitar USD 12,63 miliar, dan impor
merupakan nomor dua terbesar barang modal yang sebesar USD
setelah impor barang modal yang naik 2,35 miliar merupakan penurunan
sebesar 27,86% (yoy). Sementara itu sebesar 10,45% terhadap nilai
nilai impor bahan baku/penolong impornya pada bulan Agustus 2018.

Grafik 12
Pertumbuhan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (%)

40

27,86
26,39
22,06
30

16,6
20 14,7
13,6

12,1
10
%
0
-5,7

-10
-9,8
-14,1

-15,6

-20
-21,4

-30
2015 2016 2017 Jan-Sep 2018

Barang Konsumsi Bahan Baku Barang Modal

Kecenderungan kenaikan impor dari sebesar 8,98% pada Januari-


barang konsumsi yang relatif tinggi September 2017.
dalam dua tahun terakhir ini tidak
saja menyebabkan semakin Padahal pada tahun 2015 peranan
meningkatnya peranan impor barang konsumsi dalam total impor
barang konsumsi dalam total impor Indonesia masih sekitar 7,62%.
Indonesia, tetapi juga merupakan Sebaliknya pada periode yang sama,
ancaman bagi perkembangan peranan impor bahan baku/penolong
industri dalam negeri, yang turun dari 75,80% menjadi 75,02%,
semakin sulit bersaing karena lebih sedangkan peranan barang modal
mahalnya biaya produksi. Pada naik dari 15,22% pada Januari-
Januari-September 2018 peranan September 2017 menjadi 15,78%
barang konsumsi dalam total impor pada Januari-September 2018.
meningkat menjadi 9,20%

24 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Sementara itu nilai impor bahan vyaitu masing-masing sebesar 13,09%


baku/penolong dan juga barang modal (yoy) untuk bahan baku/penolong, dan
yang kembali mengalami penurunan sebesar 17,12% (yoy) untuk barang
diharapkan tidak menurunkan kegiatan modal. Relatif tingginya kenaikan
produksi di sektor industri nasional. impor barang modal erat kaitannya
Karena jika dibandingkan dengan nilai dengan masuknya barang-barang
impornya pada September 2017, mesin impor dan juga kendaraan untuk
kedua golongan barang ini kebutuhan pembangunan infrastruktur.
mencatatkan kenaikan yang cukup
berarti,

Perkembangan Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas


Menurut Komoditi
Pada September 2018, dari 20 komoditi Penurunan nilai ekspor terbesar
penghasil ekspor terbesar sebanyak lainnya terjadi pada komoditi Tembaga
tujuh belas (17) komoditi mengalami sebesar USD 53,64 juta (25,7%), dan
penurunan nilai ekspor terhadap nilai juga pada komoditi Kimia Dasar
ekspornya pada Agustus 2018, dan Organik Yang Bersumber Dari Hasil
sebanyak tiga (3) komoditi lainnya Pertanian yang turun sebesar USD
mengalami kenaikan nilai ekspor. 53,11 juta (11,11%). Sedangkan
Penurunan nilai ekspor terbesar terjadi komoditi yang mengalami kenaikan
pada komoditi Pakaian Jadi (konveksi) nilai ekspor terbesar adalah Bubur
dari Tekstil dan komoditi Logam Dasar Kertas (Pulp) dan komoditi Timah Kimia
Mulia, yang masing-masing turun Dasar Organik Yang Bersumber Dari
sebesar USD 113,54 juta (16,09%) dan Minyak, yang masing-masing naik
USD 85,75 juta (25,03 %). sekitar USD 15,29 juta (5,62%) dan
USD 11,90 juta (7,58%).

Grafik 13
Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Ekspor Terbesar
Pada September 2018 Terhadap Agustus 2018 (USD Juta)
705,7

800

700
592,2
526,9

600
485,1
478,2

440,0

432,1
425,1
USD Juta

500
362,3
342,5
301,5

400
256,8

227,4
205,0
208,7

300
188,7
187,0
155,1

200

100

0
Pakaian Jadi Logam Dasar Mulia Tembaga Kimia Dasar Peralatan Listrik Suku Cadang
(Konveksi) dari Organik yang Kendaraan
Tekstil Bersumber dari Bermotor Roda
Hasil Pertanian Empat atau Lebih

Sep-17 Aug-18 Sep-18

Edisi IV - 2018 | 25
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara persentase, penurunan Peningkatan nilai ekspor tertinggi


terbesar nilai ekspor pada September dialami oleh komoditi Besi/Baja yang
2018 juga terjadi pada komoditi naik sebesar USD 290,29 juta
Tembaga yang nilai ekspornya turun (96,49%). Diikuti oleh Pakaian Jadi
sekitar 25,70% (mom), dan juga pada (konveksi) dari Tekstil sebesar USD
komoditi Logam Dasar Mulia, yang 65,83 juta (12,40%). Kemudian
turun sekitar 25,03% (mom). komoditi Kimia Dasar Organik yang
Bersumber dari Hasil Pertanian
sebesar USD 62,80 juta (17,33%).
Secara tahunan, yaitu jika nilai ekspor
Ketiga komoditi ini merupakan
sektor industri bulan September 2018
komoditi yang terus mengalami
dibandingkan dengan nilai ekspor kenaikan secara tahunan (year on
pada September 2017, terjadi year) setidaknya sejak bulan Juli 2018.
peningkatan sebesar 2,48% (yoy).

Grafik 14
Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Ekspor Terbesar
Pada September 2018 Terhadap September 2017 (USD Juta)
800
705,7
611,2

700
592,2
591,1

526,9

600
478,2
425,1

500
USD Juta

362,3

355,8
329,3
400
300,9

301,1
300
198,1
196,3
168,1

200

100

0
Besi/Baja Pakaian Jadi (Konveksi) Kimia Dasar Organik Kertas Lainnya Kendaraan Bermotor
dari Tekstil yang Bersumber dari Roda 4 dan Lebih
Hasil Pertanian

Sep-17 Aug-18 Sep-18

Suatu hal yang menarik dari yang mengalami kenaikan nilai ekspor
perkembangan komoditi ekspor yang cukup besar jika dibandingkan
Indonesia pada September 2018 dengan nilai ekspor pada September
adalah, meskipun nilai ekspor Pakaian 2017 (yoy).
Jadi (konveksi) dari Tekstil mengalami
penurunan terbesar terhadap nilai Secara tahunan (yoy), komoditi yang
ekspor bulan Agustus 2018 (mom), juga mengalami kenaikan nilai ekspor
begitu juga dengan nilai ekspor Kimia cukup besar adalah komoditi Kertas
Dasar Organik yang Bersumber dari Lainnya sebesar USD 28,22 juta
Hasil Pertanian, namun kedua (16,79%) dan Kendaraan Bermotor
komoditi ini juga merupakan komoditi Roda Empat Dan Lebih juga sekitar
USD 28,22 juta (9,37%).

26 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Seperti biasanya, penyumbang nilai Pada September 2018 nilai ekspor


ekspor terbesar masih diperoleh dari kedua terbesar diperoleh dari ekspor
ekspor Minyak Kelapa Sawit yang Pakaian Jadi (Konveksi) dari Tekstil
pada September 2018 mencapai sekitar USD 592,19 juta, yang turun
sekitar USD 1,496 miliar, namun sebesar 16,09% terhadap nilai
turun sebesar 0,22% terhadap nilai ekspor Agustus 2018. Nilai ekspor
ekspor Agustus 2018 (sekitar 1,499 terbesar berikutnya berturut-turut
USD miliar). Kembali terjadinya dihasilkan dari ekspor Besi/Baja
penurunan harga minyak kelapa sebesar USD 591,14 juta; Peralatan
sawit dunia serta menurunnya daya Listrik sebesar USD 432,11 juta;
saing minyak kelapa sawit Indonesia K i m i a D a s a r O r g a n i k Ya n g
secara keseluruhan, menyebabkan bersumber Dari Hasil Pertanian
nilai ekspor Minyak Kelapa Sawit sebesar USD 425,09 juta; Kendaraan
pada September 2018 lebih rendah Bermotor Roda Empat Dan Lebih
sebesar 2,16% dari nilai ekspor sebesar USD 329,30 juta; dan Karet
September 2017, sementara volume Remah (Crumb Rubber) sebesar
ekspornya mengalami kenaikan USD 318,10 juta.
sebesar 13,08 % (yoy) pada periode
yang sama.

Grafik 15
Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Ekspor Terbesar
Pada Januari - September 2018 (USD Miliar)

5,52
6,0

5,06
4,71

5,0
3,98

4,0
3,21
USD Miliar

2,80
2,48

3,0
2,11
1,97

1,62

2,0

1,0

0,0
Besi/Baja Logam Dasar Mulia Kimia Dasar Organik Bubur Kertas (Pulp) Pakaian Jadi
yang Bersumber dari (Konveksi) dari
Hasil Pertanian Tekstil

Jan-Sep 2017 Jan-Sep 2018

Meskipun nilai ekspor sektor industri yang jauh lebih besar (24,7%), maka
pengolahan mengalami penurunan pada Januari-September 2018
sejak Agustus 2018, namun secara neraca perdagangan sektor industri
kumulatif pada Januari-September pengolahan kembali mengalami
2018 nilai ekspor sektor industri defisit sebesar USD 11,05 miliar,
masih mengalami kenaikan, yaitu setelah pada Januari-September
sebesar 5,71% (c to c). Dengan 2017 mencatatkan surplus sebesar
kenaikan nilai impor USD 4,81 miliar.

Edisi IV - 2018 | 27
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Sementara itu pada Januari- Semakin berkurangnya dominasi


September 2018 dari 20 komoditi ekspor CPO, Karet Remah, dan
ekspor terbesar, sebanyak 13 komoditi primer lainnya diharapkan
komoditi mengalami kenaikan nilai tidak saja akan mengurangi
ekspor. Kenaikan nilai ekspor ketergantungan Indonesia pada
terbesar masih dialami oleh komoditi harga komoditas dunia, tetapi juga
Besi/Baja sebesar USD 2,23 miliar untuk memperkuat struktur
(89,84%), kemudian diikuti oleh ekonomi Indonesia melalui
Logam Dasar Mulia naik sebesar penguatan struktur ekspor
USD 828,25 juta (41,98%); Kimia nasional.
Dasar Organik Yang bersumber Dari
Hasil Pertanian sebesar USD 765,78 Sungguhpun demikian masih
juta (26,29%); Bubur Kertas (Pulp) sangat dibutuhkan berbagai insentif
yang naik sekitar USD 484,51 juta yang efektif untuk meningkatkan
(29,88%); dan Pakaian Jadi daya saing industri nasional,
(Konveksi) dari Tekstil sebesar USD termasuk di dalamnya percepatan
456,66 juta (9,03%). pengadaan lembaga pembiayaan
industri yang dapat menyediakan
Kenaikan nilai ekspor yang tinggi pinjaman investasi dan pinjaman
pada Besi Baja sangat modal kerja yang kompetitif.
menggembirakan, karena dapat Pelemahan nilai tukar rupiah yang
menutupi kenaikan nilai impor masih terus berlangsung hingga
Besi/Baja yang terus meningkat dan saat ini dikhawatirkan tidak akan
selama ini mendominasi impor sektor cukup berperan untuk
industri Indonesia. Dengan kenaikan meningkatkan daya saing produk-
nilai ekspor Besi/Baja sebesar USD produk Indonesia, karena selain
2,23 miliar (89,84%) pada Januari- akibat menurunnya harga komoditi
September 2018, sementara primer, produk industri manufaktur
kenaikan nilai impornya sebesar USD Indonesia juga masih sangat
2,10 miliar (34,34%), maka pada tergantung pada bahan baku dan
periode Januari-September 2018 bahan penolong impor, yang
defisit neraca perdagangan komoditi harganya melonjak seiring dengan
Besi/Baja turun menjadi sebesar melemahnya nilai tukar rupiah.
USD 3,52 miliar dari sebesar USD
3,64 miliar pada Januari-September
2017. Pada seluruh tahun 2017 Selain memerlukan kebijakan-
defisit neraca perdagangan komoditi
Besi/Baja tercatat sebesar USD 5,14 kebijakan khusus pemerintah untuk
miliar atau lebih tinggi dari defisit meningkatkan daya saing produk
sebesar USD 4,96 miliar pada Indonesia, yang juga sangat penting
seluruh tahun 2016. untuk ditingkatkan adalah kerjasama
antar kementerian dan lembaga
Perkembangan nilai ekspor Pakaian
Jadi (Konveksi) dari Tekstil dan juga terkait lainnya untuk bersama-sama
Besi/Baja yang cenderung terus meningkatkan ekspor Indonesia
meningkat dalam setahun terakhir ini melalui peningkatan daya saing.
menunjukkan mulai terjadinya
perubahan struktur ekspor Indonesia.

28 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Selain memerlukan kebijakan- Dalam hal ini ego-sektoral harus


kebijakan khusus pemerintah untuk secara serius dihilangkan. Dan lagi
meningkatkan daya saing produk lagi ditekankan untuk meningkatkan
Indonesia, yang juga sangat penting peranan kedutaan besar Indonesia
untuk ditingkatkan adalah kerjasama (KBRI) di berbagai negara untuk
antar kementerian dan lembaga diperluas sebagai lembaga
terkait lainnya untuk bersama-sama pemasaran produk-produk ekspor
meningkatkan ekspor Indonesia Indonesia.
melalui peningkatan daya saing.

Perkembangan Impor Industri Pengolahan Nonmigas


Menurut Komoditi
Pada September 2018, dari 20 komoditi Makanan Olahan Lainnya
komoditi impor terbesar sebanyak yang turun sebesar USD 71,10 juta
lima belas (15) komoditi mengalami (13,74%) pada September 2018.
penurunan nilai impor terhadap nilai
impornya pada Agustus 2018, dan Sedangkan komoditi yang mengalami
sebanyak lima (5) komoditi lainnya kenaikan nilai impor terbesar adalah
mengalami kenaikan nilai impor. Komputer Dan Perlengkapan
Penurunan nilai impor terbesar Komputer dan komoditi Kimia Dasar
dialami oleh komoditi Peralatan Listrik Organik Yang Bersumber Dari
dan komoditi Mesin Untuk Keperluan Minyak, yang masing-masing naik
Umum, yang masing-masing turun sekitar USD 31,31 juta (23,23%) dan
sebesar USD 201,63 juta (22,05%) USD 20,19 juta (6,55%).
dan USD 134,91 juta (12,97%). Secara persentase, penurunan
Kemudian diikuti oleh penurunan nilai terbesar nilai impor pada September
impor komoditi Besi/Baja yang 2018 terjadi pada komoditi Bungkil
tercatat sebesar USD 119,27 juta Dan Residu, yang nilai impornya turun
(13,38%), dan selanjutnya pada sekitar 42,32% (mom) dari nilai
komoditi Bungkil dan Residu sebesar ekspornya pada Agustus 2018. Dan
USD 97,37 juta (42,32%). Penurunan penurunan nilai impor terbesar
nilai impor yang cukup besar juga selanjutnya terjadi pada komoditi
terjadi pada Pupuk, yang turun sekitar 32,22%
(mom).

Edisi IV - 2018 | 29
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 16
Komoditi Yang Mengalami Penurunan Nilai Impor Tertinggi
Pada September 2018 (USD Juta)

1040,1
1200

905,2
914,4

891,2
1000

771,9
729,0

723,4
712,7
708,1

800
USD Juta

517,4
600

446,3
316,8
400

230,1
170,1

132,7
200

0
Peralatan Listrik Mesin Untuk Besi/Baja Bungkil dan Residu Makanan Olahan
Keperluan Umum Lainnya

Sep-17 Aug-18 Sep-18

Meskipun nilai impor sektor industri Kenaikan nilai impor terbesar masih
pengolahan mengalami penurunan dialami oleh komoditi Besi/Baja
yang cukup berarti sejak Agustus sebesar USD 2,10 miliar (34,34%),
2018, namun secara kumulatif pada kemudian diikuti oleh Mesin Untuk
Januari-September 2018 nilai impor Keperluan Khusus sebesar USD 1,91
sektor industri mengalami kenaikan miliar (31,64%); Mesin Untuk
sebesar 24,17% (c to c). Pada Keperluan Umum sebesar USD 1,73
Januari-September 2018 semua miliar (26,29%); Peralatan Listrik yang
komoditi dari 20 komoditi impor naik sekitar USD 1,47 miliar (26,99%);
terbesar mengalami kenaikan nilai dan Makanan Olahan Lainnya
impor yang cukup berarti. sebesar USD 1,08 miliar (37,06%).

30 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 17
Komoditi Yang Mengalami Kenaikan Nilai Impor Terbesar
Pada Januari - September 2018 (USD Juta)

8,32
8,22

7,96
9.0

6,92
8.0

6,59
6,12

6,05
7.0

5,45
6.0
USD Miliar

4,00
5.0

4.0

2,92
3.0

2.0

1.0

0.0
Besi/Baja Mesin Untuk Mesin Untuk Peralatan Listrik Makanan Olahan
Keperluan Khusus Keperluan Umum Lainnya

Jan-Sep 2017 Jan-Sep 2018

Dengan kenaikan nilai impor menjadi sekitar USD 3,53 miliar pada
Makanan Olahan Lainnya yang Januari-September 2018.
sebesar 37,06% pada periode Sementara itu surplus neraca
Januari-September 2018, maka perdagangan industri Makanan
defisit neraca perdagangan industri secara total turun sebesar 20,62%,
Makanan Olahan Lainnya naik yaitu dari sebesar USD 21,57 miliar
sebesar 40,72%, yaitu dari sebesar pada Januari-September 2017
USD 2,51 miliar pada Januari- menjadi sekitar USD 17,13 miliar
September 2017 pada Januari-September 2018.

Ekspor Industri Pengolahan


Menurut Negara Tujuan
Penurunan nilai ekspor hasil industri khususnya sejak Agustus 2018.
Indonesia pada September 2018 Meskipun perekonomian Amerika
terjadi pada hampir semua negara Serikat relatif terus membaik sejak
tujuan utama ekspor Indonesia, triwulan I 2017, namun turunnya
kecuali ke Thailand, Filipina, Italia, harga beberapa komoditas dunia,
Arab Saudi, dan Spanyol. serta menurunnya daya saing produk
Melambannya kembali industri Indonesia telah menurunkan
perekonomian global sejak triwulan II kinerja ekspor industri Indonesia
2018 nampaknya berpengaruh pada sejak bulan Agustus hingga bulan
menurunnya kembali permintaan September 2019, setelah pada bulan
dunia akan produk-produk industri Juli 2018 mengalami peningkatan
Indonesia, yang cukup berarti.

Edisi IV - 2018 | 31
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Melambannya kembali perekonomian global sejak triwulan II 2018


nampaknya berpengaruh pada menurunnya kembali permintaan dunia
akan produk-produk industri Indonesia, khususnya sejak Agustus 2018.

Pada September 2018 nilai ekspor sebesar USD 191,23 juta (16.73%).
Indonesia ke Amerika Serikat Melambatnya kembali perekonomian
mengalami penurunan sebesar USD Jepang diperkirakan sebagai salah
101,23 juta (6,51%) terhadap nilai satu penyebab dari penurunan
ekspornya pada Agustus 2018. ekspor Indonesia ke negara tersebut.
Penurunan nilai ekspor ini Begitu juga ke China, nilai ekspor
merupakan penurunan nilai ekspor Indonesia juga mengalami
kelima tertinggi di antara negara- penurunan yang cukup berarti, yaitu
negara tujuan utama ekspor sebesar USD 155,73 juta (10,28%)
Indonesia, setelah ke Jepang, China, terhadap nilai ekspornya pada
Singapura, dan Malaysia. Namun Agustus 2018. Hal ini menjadikan
secara tahunan (year on year) nilai penurunan nilai ekspor bulanan
ekspor ke Amerika Serikat pada (mom) ke negara China menjadi
September 2018 (terhadap nilai nomor dua (2) terbesar di antara
ekspor September 2017) masih negara-negara tujuan ekspor
mencatatkan kenaikan sebesar USD Indonesia. Secara tahunan (year on
30,85 juta (2,17%). year) nilai ekspor ke negara ini pada
September 2018 tercatat hanya
Sementara itu pada September 2018 mengalami kenaikan sebesar USD
penurunan nilai ekspor terbesar 221 ribu (0,02%) saja.
adalah ke negara Jepang, yang turun

Grafik 18
Nilai Ekspor Pada Delapan Negara Tujuan Utama
Pada September 2018 (USD Juta)
1554,9
1515,6

1800
1453,7
1422,8
1359,8
1359,6

1600
1143,4

1400

1200
925,2
946,4
USD Juta

845,3

1000
702,3
581,9

576,5

800
473,9
450,9

600

400

200

0
Japan China Singapore Malaysia United States

Sep-17 Aug-18 Sep-18

32 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara persentase, di antara sepuluh Hal ini menunjukkan mulai


(10) negara tujuan ekspor utama berhasilnya diversifikasi tujuan
industri pengolahan nonmigas, ekspor Indonesia ke negara-negara
penurunan nilai ekspor bulanan non-tradisional dalam rangka
(mom) terbesar pada September meningkatkan pertumbuhan ekspor
2018 adalah ke Malaysia, yaitu nasional. Pada tahun 2017 nilai
sebesar 17,80% (mom). Penurunan ekspor ke Bangladesh mencatat
nilai ekspor terbesar berikutnya kenaikan yang cukup berarti, yaitu
adalah ke Singapura sebesar sebesar 18,85%, dan pada Januari-
17,15% (mom), yang diikuti oleh September 2018 kenaikan nilai
penurunan nilai ekspor ke Jepang ekspor ke negara ini tercatat sebesar
sebesar -16,73% (mom) dan ke 20,0% (c to c).
China sebesar 10,28% (mom).
Kenaikan nilai ekspor juga terjadi ke
Sementara itu kenaikan nilai ekspor Spanyol. Pada September 2018 nilai
yang cukup berarti terjadi ke ekspor hasil industri ke negara ini
Bangladesh. Pada September 2018 tercatat sekitar USD 186,24 juta,
nilai ekspor hasil industri ke negara yang tidak saja naik sebesar USD
ini, yang mencapai sekitar USD 48,33 juta (35,04%) terhadap nilai
141,36 juta, tidak saja naik sekitar ekspor pada Agustus 2018, tetapi
USD 49,20 (53,38%) terhadap nilai juga naik sebesar USD 64,87 juta
ekspor pada Agustus 2018, tetapi (53,44%) terhadap nilai ekspor bulan
juga naik sebesar 12,75% terhadap September 2017.
nilai ekspor pada September 2017.

Indeks Harga Produsen (IHP) Sektor Industri Pengolahan


Berdasarkan Indeks Harga Produsen Tingkat inflasi industri pada triwulan III
(IHP), kenaikan harga (inflasi) 2018 juga lebih tinggi dari tingkat
barang-barang industri pada triwulan inflasi sebesar 2,57% (yoy) pada
III 2018 tercatat sebesar 2,70% (yoy), triwulan III 2017. Hal ini
atau sebesar 0,59% (qoq). Tingkat menunjukkan bahwa permintaan
inflasi pada triwulan III 2018 tersebut terhadap produk-produk industri
lebih tinggi dari inflasi sebesar 2,63% secara keseluruhan selama triwulan
(yoy) pada triwulan II 2018, dan juga III 2018 lebih tinggi dibandingkan
lebih tinggi dari inflasi sebesar 0,36% dengan permintaan pada triwulan III
(qoq) pada triwulan II 2018. 2017, yang antara lain disebabkan
oleh mulai membaiknya kembali
daya beli masyarakat sepanjang
triwulan III 2018.

Berdasarkan Indeks Harga Produsen (IHP),


kenaikan harga (inflasi) barang-barang industri
pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 2,63%
(yoy), atau sebesar 0,36% (qoq).

Edisi IV - 2018 | 33
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 19
Beberapa Industri Pengolahan Nonmigas Yang Mengalami Inflasi
Triwulan III 2018 (%, yoy)

8
7,09
7

6
4,66 4,85 4,78
5
3,92 3,79
4
% 3,23
2,98
3

1 0,78

0
-0,17
-1
Industri Industri Minuman Industri Pemintalan Industri Barang Industri Kimia
Penggilingan dan Rokok dan Pertenunan Barang dari Logam Dasar, Bahan Kimia,
Padi, Tepungm dan Tekstil dan Barang dari
Pakan Ternak Bahan Kimia

Trw III 2017 Trw III 2018

Pada triwulan III 2018 hampir semua Subsektor Industri Barang-Barang


subsektor mengalami inflasi, kecuali dari Logam dengan inflasi sebesar
subsektor Industri Pupuk yang 3,79% (yoy), kemudian Subsektor
mengalami deflasi sebesar 1,95% Industri Kimia Dasar, Bahan Kimia,
(yoy). Subsektor yang mengalami dan Barang dari Bahan Kimia
inflasi paling tinggi adalah Subsektor sebesar 3,23% (yoy), yang jauh lebih
Industri Penggilingan Padi, Tepung, tinggi dibandingkan dengan inflasinya
dan Pakan Ternak yang mengalami pada triwulan III 2017 yang sebesar
inflasi sebesar 7,09% (yoy), yang 0,78% (yoy).
jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan inflasinya pada triwulan III Jika dibandingkan dengan dua sektor
2017 yang mengalami deflasi lainnya, yaitu sektor Pertanian dan
sebesar 0,17% (yoy). Inflasi yang sektor Pertambangan & Penggalian,
tinggi juga terjadi pada Subsektor maka inflasi tahunan (year on year)
Industri Pemintalan dan Pertenunan harga produsen Industri Pengolahan
Tekstil dengan inflasi sebesar 4,85% pada triwulan III 2018 berada di
(yoy), yang juga lebih tinggi bawah inflasi sektor Pertambangan &
dbandingkan dengan inflasinya Penggalian, dan juga sektor
pada triwulan III 2017 yang sebesar Pertanian. Pada triwulan III 2018
2,98% (yoy). inflasi tahunan Sektor Pertambangan
& Penggalian tercatat sebesar
Inflasi tinggi berikutnya terjadi pada 17,06% (yoy), sedang Sektor
Subsektor Industri Minuman dan Pertanian tercatat sebesar 3,21%
Rokok yang tercatat sebesar 3,92% (yoy). Sementara itu dengan inflasi
(yoy), kemudian diikuti oleh antar triwulan (qoq) yang sebesar
1,03% di triwulan I 2017;

34 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

sebesar 0,17% pada triwulan II 2017; triwulan III 2018, sektor Industri
sebesar 0,52% pada triwulan III 2017; Pengolahan tetap memiliki tren inflasi
sebesar 0,74% pada triwulan IV antar triwulan yang meningkat lebih
2017, sebesar 0,99% pada triwulan I rendah dibandingkan dengan dua
2018, sebesar 0,36% pada triwulan II sektor lainnya, terutama dengan
2018, serta sebesar 0,59% pada Sektor Pertambangan & Penggalian.

Pertumbuhan Investasi
Industri Pengolahan Nonmigas
Setelah mengalami perlambatan Seperti halnya pada triwulan I 2018
pada triwulan II 2018, pertumbuhan dan juga triwulan II 2018, pada
investasi fisik (Pembentukan Modal triwulan III 2018 kenaikan tinggi
Tetap Domestik Bruto) dalam Produk investasi fisik dalam PDB tidak saja
Domestik Bruto (PDB) kembali disumbangkan oleh pertumbuhan
mengalami peningkatan investasi dalam bentuk bangunan,
pertumbuhan pada triwulan III 2018, tetapi juga didukung oleh investasi
yaitu dari sebesar 5,86% pada dalam bentuk nonbangunan.
triwulan II 2018 menjadi sebesar Namun, pertumbuhan investasi
6,96% pada triwulan III 2018. berbentuk Mesin dan Perlengkapan
Meskipun pertumbuhan pada pada triwulan III 2018 juga
triwulan III 2018 tersebut lebih rendah diperkirakan tidak terlalu banyak
dibandingkan dengan pertumbuhan berupa barang modal bagi sektor
sebesar 7,08% (yoy) pada triwulan III industri, tetapi lebih terkait dengan
2017. .implementasi pembangunan
infrastruktur di dalam negeri dan
Berlawanan dengan lebih tingginya juga berkembangnya sektor
pertumbuhan investasi fisik dalam Pertambangan. Hal ini
PDB pada triwulan III 2018, investasi menunjukkan bahwa investasi fisik
di Sektor Industri justeru mengalami untuk sektor industri belum
penurunan. Penurunan investasi di menunjukkan perbaikan yang
sektor industri ini menimbulkan berarti hingga triwulan III 2018.
kekhawatiran, meskipun pada Pada triwulan I 2018, triwulan II
periode yang sama sektor industri 2018, dan triwulan III 2018
pengolahan kembali mengalami pertumbuhan investasi fisik dalam
kenaikan pertumbuhan. bentuk Mesin dan Perlengkapan
masing-masing mencapai sebesar
23,73% (yoy), 22,33% (yoy), dan
22,13% (yoy).

Berlawanan dengan lebih tingginya pertumbuhan


investasi fisik dalam PDB pada triwulan III 2018,
investasi di Sektor Industri justeru mengalami
penurunan. Penurunan investasi di sektor industri
ini cukup menimbulkan kekhawatiran.

Edisi IV - 2018 | 35
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 20
Realisasi PMA Total dan PMA Sektor Industri Triwulan III 2018
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (USD Miliar)

9
8,33 8,36
8,13
8
7,14
7 6,65

6
USD Miliar

4
3,42
3,09
3 2,67 2,54
2,31
2

0
Q3 2017 Q4 2017 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018

Total PMA PMA Sektor Industri

Pada triwulan III 2018 realisasi Cenderung turunnya realisasi PMA


penanaman modal asing (PMA) di Sektor Industri sejak triwulan II
sektor industri turun sebesar 32,45% 2017 cukup mengkhawatirkan,
(yoy) terhadap realisasinya pada karena dikhawatirkan akan
triwulan III 2017, setelah pada menghambat pertumbuhan sektor
triwulan II 2018 juga telah turun industri pada tahun-tahun
sebesar 33,72% (yoy). Kondisi ini mendatang. Kekhawatiran
sejalan dengan realisaai PMA secara bertambah karena penurunan
keseluruhan, yang pada triwulan III realisasi PMA terutama terjadi pada
2018 turun sebesar 20,18% (yoy), industri-industri andalan, seperti
dengan realisasi PMA total tercatat Industri Kayu yang pada triwulan III
sekitar USD 6,65 miliar. Realisasi 2018 turun sebesar 78,8% (yoy),
investasi ini juga lebih rendah Industri Kimia dan Farmasi sebesar
sebesar 6,88% dari realisasi PMA 51,5% (yoy), dan Industri Mineral
pada triwulan II 2018 yang sebesar Non Logam sebesar 64,2% (yoy).
USD 7,14 miliar.

36 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 21
Realisasi PMA Sektor Industri Pada Triwulan III 2018
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (USD Miliar)

18 120

16 103,45 16,69 100


15,86
14 80
73,35
12 13,02 13,15 60
11,77 34,74 11,76 41,86
USD Miliar

10 40
%
8 20
(4,53)
6 6,79 -

4 (9,65) (33,72) (20)


(32,45)
(17,90)
(21,21) 3,09
2 2,54 2,31 (40)

0 (60)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018

PMA Sektor Industri Ptbh PMA Sektor Industri

Secara tahunan (year on year) Sementara itu jika dilihat menurut


persentase penurunan investasi PMA jenis industri, realisasi investasi
yang cukup besar pada triwulan III PMA terbesar pada triwulan III 2018
2018 juga terjadi pada Industri Karet dicapai pada Industri Logam, Mesin
dan Plastik yang sebesar 68,1% & Elektronik dan Ind. Instru.
(yoy). Penurunan investasi juga Kedokteran, Presisi & Optik & Jam
terjadi pada industri Kertas dan yang mencapai sekitar US$ 601,81
Percetakan sebesar 46,1% (yoy). juta. Namun realisasi investasi ini
Sementara itu realisasi PMA pada turun sebesar 48,4% terhadap
Industri Makanan yang tercatat realisasi investasi pada triwulan III
sebesar US$ 385,71 juta pada 2017. Realisasi investasi PMA
triwulan III 2018 merupakan kenaikan terbesar berikutnya tercapai di
sebesar 35,9% (yoy) terhadap industri Kendaraan Bermotor & Alat
realisasi PMA-nya yang sebesar US$ Transportasi Lain sebesar US$
283,8 juta pada triwulan III 2017. 485,54 juta, yang naik sekitar
133,4% dari realisasi investasinya
pada triwulan III 2017.

Edisi IV - 2018 | 37
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 22a
Realisasi PMA Terbesar Pada Sektor Industri Manufakttur
Pada Triwulan III 2018 (USD Juta, % yoy)

700 133,43 150

600
601,8 100
66,88
500
35,91 485,5
452,7 50
USD Juta

400
385,7 %
300 -

200 (51,47) (48,42)


(50)
100
99,0
0 (100)
Industri Makanan Industri Kimia dan Industri Logam, Mesin & Industri Kendaraan Industri Tekstil
Farmasi Elektronik dan Ind. Instru. Bermotor & Alat
Kedokteran, Presisi & Transportasi Lain
Optik & Jam

PMA Sektor Industri Ptbh PMA Sektor Industri

Grafik 22b
Realisasi PMA Terbesar Pada Sektor Industri Manufakttur
Pada Januari - September 2018 (USD Juta, % yoy)

700 150
2839,4 (0,02)
600
100
500
50
USD Juta

400

1513,0 %
300 (27,87) -

200 972,4 (48,42)


829,1
(50)
100 (31,73) 505,2
(33,64)
0 (100)
Industri Makanan Industri Kimia dan Industri Logam, Mesin & Industri Kendaraan Industri Kertas dan
Farmasi Elektronik dan Ind. Instru. Bermotor & Alat Percetakan
Kedokteran, Presisi & Transportasi Lain
Optik & Jam

PMA Sektor Industri Ptbh PMA Sektor Industri

38 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Secara kumulatif pada Januari- Penurunan realisasi investasi dari


September 2018, persentase dalam negeri ini sudah berlangsung
penurunan PMA terbesar terjadi pada sejak triwulan II 2017, dimana untuk
Industri Kayu, yang turun sebesar seluruh tahun 2017 realisasi PMDN
66,7% (yoy), yang kemudian diikuti turun sekitar 7,11%.
oleh Industri Mineral Non Logam
sebesar 46,5% (yoy). Sementara itu Dibandingkan dengan triwulan III
realisasi PMA Industri Kimia dan 2017 (secara tahunan) persentase
Farmasi, yang pada Januari- penurunan investasi PMDN yang
September 2018 tercatat sekitar USD paling besar pada triwulan III 2018
1,51 miliar, merupakan penurunan terjadi pada Industri Kertas dan
sebesar 31,7% (yoy) dari realisasi Percetakan yang mencapai sebesar
investasinya pada Januari- 94,8% (yoy). Penurunan investasi
September 2017. yang besar juga terjadi pada industri
Mineral Non Logam, yaitu sebesar
Sementara itu pada triwulan III 2018 71,6% (yoy). Sementara itu realisasi
realisasi PMDN Sektor Industri PMDN pada Industri Kendaraan
tercatat sekitar Rp 17,07 triliun, atau Bermotor & Alat Transportasi Lain
turun sebesar 31,04% (qoq) dari yang tercatat sebesar Rp 801,07
realisasi PMDN triwulan II 2018 yang miliar pada triwulan III 2018
sekitar Rp 24,76 triliun. Begitu juga merupakan kenaikan sebesar
terhadap realisasi PMDN triwulan III 114,2% (yoy) terhadap realisasi
2017, realisasi PMDN sektor industri PMDN-nya yang sebesar Rp 374,0
pada triwulan III 2018 turun sebesar miliar pada triwulan III 2017.
17,11% (yoy).

Grafik 23
Realisasi PMDN Total dan PMDN Sektor Industri Triwulan III 2018
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (Rp Triliun)

90
84,75
80,57
80 76,35

70 67,65
64,93

60

50
Rp Triliun

40

30
26,18 24,76
20,89 21,40
20 17,07

10

0
Q3 2017 Q4 2017 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018

Total PMDN PMDN Sektor Industri

Edisi IV - 2018 | 39
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 24
Realisasi PMDN Sektor Industri Triwulan III 2018
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal BKPM (Rp Triliun)
120 60
50,45 50,84
50
100 106,78
99,19 40
29,47 89,05
80 30
19,92
15,37 20
Rp Triliun

60
%
59,03 10
49,89 (0,60)
40 -7,11 -
38,53 2,57

51,17 (18,28) (10)


20 21,40 24,76

17,07
(20)
(21,34)
0 (30)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018

PMA Sektor Industri Ptbh

Dilihat menurut jenis industri, realisasi Setelah itu industri Kendaraan


investasi PMDN terbesar pada Bermotor & Alat Transportasi Lain
triwulan III 2018 terjadi pada Industri sebesar Rp 801,07 miliar, yang naik
Makanan, yang mencapai sekitar Rp sebesar 114,19% (yoy).
8,09 triliun. Realisasi PMDN di
industri ini mengalami kenaikan Secara kumulatif pada Januari-
sekitar 28,69% (yoy) terhadap September 2018, persentase
investasi PMDN pada triwulan III penurunan PMDN terbesar terjadi
2017. Investasi tertinggi berikutnya pada Industri Kertas dan Percetakan,
terjadi pada industri Logam, Mesin & yang turun sebesar 77,0% (yoy),
Elektronik dan industri Instru. yang kemudian diikuti oleh Industri
Kedokteran, Presisi & Optik & Jam Tekstil sebesar 52,9% (yoy).
sebesar Rp 2,93 triliun yang turun Sementara itu realisasi PMDN
sebesar 11,4% (yoy) terhadap Industri Logam, Mesin & Elektronik,
realisasi investasinya pada triwulan III yang pada Januari-September 2018
2017. Kemudian diikuti oleh investasi tercatat sekitar Rp 8,79 triliun,
industri Kimia dan Farmasi sekitar Rp merupakan penurunan sebesar
2,66 triliun, yang turun sebesar 10,5% (yoy) dari realisasi
29,65% (yoy). investasinya pada Januari-
September 2017.

40 | Edisi IV - 2018
ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI

Grafik 25a
Realisasi PMDN Terbesar Pada Sektor Industri Manufakttur
Pada Triwulan III 2018 (Rp Triliun, % yoy)

9 140
114,19
8 120
8,09
7 100
6 80
Rp Triliun

5 60 %
4 28,69 40
3 20
2,66 2,93
2 -
(21,53)
1 29,65 (20)
(11,44)
0,80 0,74
0 (40)
Industri Makanan Industri Kendaraan Industri Karet dan Plastik
Bermotor & Alat
Transportasi Lain

PMDN Sektor Industri Ptbh PMDN Sektor Industri

Grafik 25b
Realisasi PMDN Terbesar Pada Sektor Industri Manufakttur
Pada Januari - September 2018 (Rp Triliun, % yoy)

9 140
8 7,50 120
7 100
30,02 (7,64)
6 (10,54) (13,85) 80
Rp Triliun

5 60 %
4 40
3 20
2 9,14 -
8,79
(52,93)
1 (20)
3,58 3,28
0 (40)
Industri Makanan Industri Kimia dan Industri Logam, Mesin & Industri Mineral Non Industri Tekstil
Farmasi Elektronik dan Ind. Instru. Logam
Kedokteran, Presisi &
Optik & Jam

PMDN Sektor Industri Ptbh PMDN Sektor Industri

Edisi IV - 2018 | 41
PUSATDATADANINFORMASI
KEMENTERIANPERINDUSTRIAN
Jl.Jend.GatotSubrotoKav.52-53,Lt.3
JakartaSelatan
T:(021)5255509/5252194
F:(021)5261086

www.kemenperin.go.id

Anda mungkin juga menyukai