OLEH:
NAMA PESERTA : SISKA YULI ASTUTI S.Kep., Ns.
NIP : 19910728 201902 2 002
NO. URUT : 26
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
SKPD/INSTANSI : PUSKESMAS AJIBARANG II
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
DALAM OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN
HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS
AJIBARANG II KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
Menyetujui,
COACH MENTOR
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA DALAM
OPTIMALISASI PELAYANAN PROLANIS PADA PASIEN HIPERTENSI
DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS AJIBARANG II
KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
Mengetahui,
Kepala Bidang Pengembangan,
Kompetensi Pengendalian Mutu Dan Diklat
Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Banyumas
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... ..i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ..ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii
PRAKATA ........................................................................................................ ..iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ..vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. .viii
iv
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan................................................. 42
D. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala...........................44
DAFTAR TABEL
v
Halaman
1.1 Tabel Identifikasi Isu........................................................................ 5
1.1 Tabel Identifikasi Isu dengan Model APKL ................................................ 6
1.2 Tabel Identifikasi Isu dengan Model USG................................................... 7
3.1 Tabel Identitas Organisasi.............................................................. 24
3.2 Tabel Struktur Organisasi SDN 1 Rempoah................................... 26
3.3 Tabel Data PTK Dan PD.................................................................. 27
3.4 Tabel Data Sarpras......................................................................... 27
3.5 Tabel Rombongan Belajar.............................................................. 28
4.1 Tabel Rancangan Aktualisasi...........................................................35
4.2 Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi...................................................42
vi
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara Optimalisasi Pelayanan Prolanis Pada Pasien Hipertensi dan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten
Banyumas” dengan baik.
Program yang terdapat dalam rancangan aktualisasi ini adalah kegiatan di lingkungan
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Penulis merasa perlu
adanya upaya optimaslisasi kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan kesehatan
pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 dalam menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA.
1. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah.
2. Dwiyono, SE, selaku narasumber yang telah memberikan saran dan masukan, sehingga
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik.
3. Sodikin, S.S. M.Si selaku coach atas bimbingan, saran, dan masukannya dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini.
4. Edi Hartono, SKM.,MM selaku mentor sekaligus Kepala Puskesmas Ajibarang II atas
semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingannya.
5. Keluarga besar Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas atas
dukungan dan kerjasamanya
vii
6. Para Widyaiswara yang telah berbagi pengetahuan, memberikan motivasi dan arahan
dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi.
7. Keluarga besar peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan V dan VI.
8. Seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasinya.
Semoga apa yang telah dihasilkan dari tulisan ini dapat bermanfaat bagi kebaikan
sesama.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pelaksana kegiatan administrasi negara dilaksanakan oleh ASN sebagai
sumber daya manusia penggerak birokrasi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. PNS
merupakan bagian dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Menurut UU no. 5 tahun 2014
bahwa ASN mempunyai 3 fungsi diantaranya pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. ASN
memiliki 3 fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Selain memiliki tiga fungsi utama yang harus ada pada diri tiap ASN, seorang
ASN juga memiliki nilai-nilai dasar yang melekat pada diri tiap ASN. Melalui
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 maka nilai-nilai dasar itu dijabarkan melalui
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA). Nilai-nilai dasar ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik
yang sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk membentuk ASN yang professional
maka diadakan pendidikan dan pelatihan dasar yang didasarkan pada lima nilai-nilai
dasar yang diaktualisasikan pada unit kerja masing-masing yang disesuaikan dengan
visi dan misi unit kerja.
Masalah kesehatan adalah masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa
dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan
1
universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi
diantaranya faktor sosial ekonomi dan budaya. Pada kasus di beberapa negara
berkembang seperti di Indonesia, masalah kesehatan yang marak terjadi pada kurun
waktu beberapa tahun kebelakang dan diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan pada tahun tahun yang akan datang ialah masalah kesehatan penyakit
tidak menular atau penyakit degeneratif atau sering juga disebut penyakit
kronis.Menurut World Health Organization (WHO, 2008), masalah kesehatan utama
yang menjadi penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis. Penyakit
kronis tersebut banyak macamnya, dua diantaranya ialah penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus . (Sumber: http : //www.voaindonesia.com/a/penyakit-kronik-
penyebab-utamakematian-dunia-121735089/93151.html.)
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009). Sehingga walaupun sempat berada pada era yang berbeda (Era Askes
dan Era BPJS), Puskesmas tetap konsisten memberikan layanan kesehatan untuk
masyarakat, dan ditambah dengan keberadaan Puskesmas yang mudah untuk
dijangkau.
Pemerintah melalui BPJS Kesehatan mengupayakan salah satu program untuk
mengatasi permasalahan tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS). Tujuan dari kegiatan program pengelolaan penyakit kronis adalah
untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis khususnya Hipertensi
mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
berkunjung ke fasilitas tingkat pertama memiliki hasil baik, pada pemeriksaan
spesifik terhadap Diabetes Mellitus, dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
Perlu peran dari berbagai pihak, baik dari tenaga kesehatan yang hendaknya
mengupayakan program pengelolaan pemyakit kronis tersebut berjalan sehingga dapat
mengatasi kasus Hipertensi pasien, dengan menggunakan metode promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Di dalam mengupayakan kegiatan tersebut seringkali tidak
optimal karena faktor dari keterjangkauan akses pelayanan, dukungan keluarga dan
2
peran petugas kesehatan terhadap penurunan jumlah kunjungan peserta di puskesmas.
Hal ini dapat meningkatakan kualitas pelayanan kesehatan dan memberikan motivasi
kepada semua masyarakat serta melibatkan masyarakat aktif disetiap program-
program kesehatan guna meningkatkan kualitas kesehatan yang lebih baik khususnya
pada program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS).
Puskesmas Ajibarang II memiliki beberapa isu atau masalah kesehatan yang
belum teratasi antara lain Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang
belum berobat sesuai standar,salah satunya karena pemberian edukasi dan evaluasi
tentang gejala gangguan jiwa, kepatuhan minum obat dan informasi lain terkait obat
masih belum dilakukan secara optimal. Kedua, Belum ada desa yang berstatus Open
Defecation Free (ODF) atau Bebas Buang Air Besar (BABS) sehingga cakupan Desa
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) masih nol, dikarenakan perilaku
kesadaran masyarakat sekitar wilayah Puskesmas Ajibarang II tentang pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang sehingga banyak masyarakat yang
masih buang air besar sembarangan dan tidak sehat. Ketiga, masih kurang optimalnya
kegiatan pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) dan
pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus, hal ini masih terjadi
karena kegiatan yang dilakukan untuk pelayanan PROLANIS masih kurang optimal
sehingga minat dan masyarakat untuk mengikuti kegiatan PROLANIS juga sedikit,
yang nantinya berimbas pada besaran pendapatan kapitasi yang diterima oleh
Puskesmas. Keempat, masih tingginya kebiasaan merokok dan masih kurangnya
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini terjadi karena
disekitar area Puskesmas Ajibarang II masih dijumpai perokok, padahal seharusnya
area bebas dari asap rokok, kemudian di kawasan lainnya misalnya sekolah- sekolah
juga masih banyak siswa yang merokok. Kemudian yang terakhir Pembentukan Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) Desa/kelurahan
masih kurang dikarenakan belum adanya anggaran dari desa untuk pengadaan alat
POSBINDU.
3
hasil yang sesuai dengan spesifikasi tujuan yang ditetapkan, melakukan perencanaan
proses yaitu melaksanakan rencana dan memantau proses pelaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. evaluasi terhadap sasaran , melakukan evaluasi total terhadap
hasil sasaran dan proses dan menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan
4
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan
2 Belum ada desa Pelayanan Di Wilayah kerja Semua desa di wilayah kerja
yang berstatus publik Puskesmas Puskesmas Ajibarang II
Open Defecation Ajibarang II menjadi desa ODF
Free (ODF) atau masih belum
Bebas buang air menjadi desa ODF
besar sehingga
cakupan Desa
STBM masih nol
3 Masih kurang Pelayanan Pelayanan Kegiatan prolanis dapat
optimalnya Publik Kegiatan dilakukan dengan lebih
kegiatan pelayanan PROLANIS optimal
Program masih kurang
Pengelolaan optimal khususnya
Penyakit Kronis pada pasien yang
(PROLANIS) dan sudah tidak rutin
pemantauan mengikuti
kesehatan pasien kegiatan
Hipertensi dan
Diabetes Mellitus
4 Tingginya Manajemen Masih ada pasien Diharapkan pasien dan
kebiasaan merokok mutu dan keluarga yang keluarga yang berada di area
dan masih merokok di area
5
kurangnya puskesmas puskesmas tidak merokok
Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di
fasilitas pelayanan
kesehatan
5 Pembentukan Pos Pelayanan Masih terdapat 2 Diharapkan dalam tahun
Pembinaan Terpadu publik desa di wilayah 2019 semua desa di wilayah
(POSBINDU) Puskesmas Puskesmas Ajibarang II
Penyakit Tidak Ajibarang II yang semua desa sudah terbentuk
Menular (PTM) belum ada POSBINDU
Desa/kelurahan POSBINDU
masih kurang
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan pendekatan APKL
yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak. Analisis APKL merupakan
alat bantu untuk menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan
tingkat aktual, problematik, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan di
lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka dipilih isu yang
menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan diidentifikasi.
APKL memiliki 4 kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sedangkan
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
6
Berikut ini beberapa isu yang ada pada Puskesmas Ajibarang II, yang akan
ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL, untuk lebih jelasnya lihat
tabel 1.2 berikut ini:
Kriteria
No. Isu Keterangan
A P K L
1. Masih adanya Orang Dengan + + + + Memenuhi
Gangguan Jiwa (ODGJ) Syarat
yang belum berobat sesuai
standar
7
(POSBINDU) Penyakit Syarat
Tidak Menular (PTM)
Desa/kelurahan masih
kurang
Keterangan :
Tanda ( + ) : memenuhi
Tanda ( - ) : tidak memenuhi
1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum berobat
sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau Bebas buang
air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan pemantauan
kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG
menggunakan skala likert dengan rentang penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1
berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar,
dan nilai 5 berarti sangat besar. kriteria analisis USG yaitu:
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth didefinisikan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
8
Hasil analisis USG terkait isu-isu di Puskesmas Patikraja disajikan dalam
tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3. Identifikasi Isu dengan Metode USG
Kriteria
9
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN bagi
peserta Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2019, diharapkan :
a. Melaksanakan aktualisasi dan habituasi ASN sesuai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA)
b. Untuk membentuk sumber daya manusia ASN yang memiliki karakter sesuai dengan
nilai-nilai dasar profesi ASN
c. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat yang bersifat akuntabel,
berjiwa nasionalisme, memiliki etika publik yang baik, berorientasi pada komitemen
mutu serta pribadi yang anti korupsi berlandaskan spiritual accountability.
d. Untuk menyelesaikan persyaratan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VI di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas.
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan yang didapatkan dalam rancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Menambah wawasan bagi peserta mengenai aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS
b. Dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada saat menjalankan tugas di
Puskesmas Ajibarang II
c. Meningkatkan profesionalitas kerja perawat melalui aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi PNS
2. Bagi Puskesmas Ajibarang II :
a. Membantu mewujudkan visi dan misi Puskesmas Ajibarang II
b. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Ajibarang II.
c. Meningkatkan profesionalisme ASN di Puskesmas Ajibarang II
3. Bagi pasien :
a. Memberikan kepuasan pada pasien
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya kesehatan
10
4. Bagi masyarakat Desa binaan wilayah Puskesmas Ajibarang II, yaitu
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu, serta dapat
menumbuhkan semangat dan kesadaran untuk peduli dengan kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Nilai Dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya
12
sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN
maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
13
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir .(Kusumasari,Bevaola, dkk: 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap politik masyarakat yang mempunyai cita-cita
dan tujuan yang sama sehingga suatu bangsa merasakan kecintaan dan kesetiaan pada
bangsa tersebut. Nasionalisme Indonesia yaitu nasionalisme yang berlandaskan pada
Pancasila, yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia. Nilai-nilai nasionalisme
Indonesia sesuai dengan nilai-nilai sila-sila dalam Pancasila, antara lain sebagai
berikut.
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai yang terkandung dalam sila pertama antara
lain jujur dan mempunyai integritas, menghormati hak orang lain, menghormati
aturan dan hukum masyarakat, beretika, tidak korupsi, sabar, berjiwa besar,
berprasangka baik, menghormati kepercayaan dan agama orang lain, serta tidak
memaksakan agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Nilai yang terkandung dalam sila
kedua meliputi sikap toleran, berlaku adil, menghormati hak asasi orang lain,
tidak dzalim, berlaku sopan santun, serta saling tolong-menolong.
c. Sila Persatuan Indonesia Nilain yang terkandung dalam sila ketiga meliputi sikap
siap sedia membela negara, kehormatan bangsa, kesatuan dan persatuan
14
Indonesia, menjaga kerukunan dan kedamaian, memajukan persatuan Indonesia
atas dasar bhineka tunggal ika, serta memjukan pergaulan demi persatuan dan
kesatuan bangsa.
d. Sila Kerakyakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan Nilai yang terkandung dalam sila keempat meliputi
tidak mau menang sendiri, tidak ngotot, tidak menghalalkan segala cara, tidak
berbuat merugikan orang/kelompok lain, mau mendengar pendapat orang lain,
sportif, siap menang tapi juga siap kalah, serta selalu mematuhi aturan yang
berlaku.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Nilai yang terkandung dalam
sila kelima antara lain tidak mementingkan diri sendiri, kelompok, atau golongan,
memperhatikan nasib orang lain, gotong royong, tidak serakah, tepat waktu, mau
bekerja keras, saling membantu, serta senang menabung dan berinvestasi.
Seorang PNS harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dalam menjalankan
tugasnya. Seorang PNS harus selalu berorientasi pada kepentingan publik dengan
selalu memberikan pelayanan prima serta berintegritas tinggi dalam menjalankan
setiap tugasnya sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik serta sebagai
pemberi pelayanan publik.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila (keteguhan)
b. Setia dalam mempertahankan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
(setia)
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak (professional)
15
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian (keahlian)
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif (adil, non diskriminatif)
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir (Kumorotomo, Wahyudi, dkk: 2015)
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah kebulatan tekad, tanggung jawab yang terdiri dari
kegiatan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi
melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap
level oranisasi. Kinerja aparatur dalam memberikan layanan publik yang bermutu
harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi (LAN RI, 2016). Nilai-
nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik sebagaimana dituangkan
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tenang ASN, secara keseluruhan mencerminkan
perlunya komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanannya dan
kepada siapapun. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan msyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
Uraian di atas menunjukkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu
yaitu:
a. Efektivitas
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (dalam LAN RI, 2016) mendefinisikan
efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan. Efektivitas organisasi
tidak hanya diukur dari performan untuk mencapai target mutu, kuantitas,
16
ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilakukan, sehingga tidak terjadi pemborosan,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar
alur. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Karakteristik yang ideal dari tindakan efektif dan
efisien yaitu: penghematan, ketercapaian target, pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak. Sedangkan,
konsekuensi jika suatu pelaksanaan pekerjaan tidak efektif dan efisien adalah
ketidakcapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas
instansi, bahkan kerugian finansial.
c. Inovasi
Pengertian inovasi menurut Richard L. Daft (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa inovasi barang dan jasa adalah cara suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Inovasi dalam layanan
publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. Inovasi muncul karena dorongan
kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan. Dorongan
untuk melakukan perubahan dapat berasal dari dalam, ataupun dari pihak luar.
Inovasi dalam pelayanan publik merupakan sebuah keniscayaan. Khususnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan publik atas layanan aparatur. Upaya
peningkatan produktivitas PNS sebagai aparatur penyelenggara pemerintah dapat
dilakukan melalui banyak cara, misalnya peningkatan kompetensi, motivasi,
penegakan disiplin, dan pengawasan profesional untuk mengawal kinerja PNS
agar tetap berada di jalur yang tepat dan tidak melakukan penyimpangan.
d. Mutu
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis (dalam LAN RI, 2016),
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
17
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan pengguna.
Keberhasilan institusi pemerintah memberikan layanan kepada masyarakat akan
sangat bergantung pada mutu sumberdaya manusia serta bagaimana potensi
mereka diberdayakan oleh pimpinannya (LAN RI, 2016). Pelayanan publik yang
berorientasi mutu adalah pelayanan yang diarahkan untuk meningkatkan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, baik menyangkut layanan producer
view maupun costumer view. Zeithmalh, dkk (dalam LAN RI, 2016) menyatakan
bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan yaitu: 1) tangible
(nyata/berwujud); 2) reliability (kehandalan); 3) responsiveness (cepat tanggap);
4) competence (kompetensi); 5) access (kemudahan); 6) courtesy (keramahan); 7)
communication (komunikasi); 8) credibility (kepercayaan); 9) security
(keamanan); dan 10) understanding the customer ( pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Nilai seorang ASN yang anti korupsi berarti bahwa tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi terdiri
dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Jujur
Kejujuran merupakan landasan utama bagi penegakan integritas diri. Sikap jujur
terhadap diri sendiri maupun orang lain dapat membentengi diri dari perbuatan
curang.
b. Peduli
Sikap peduli terhadap orang lain menjadikan seseorang memiliki rasa kasih sayang
antar sesama. Pribadi berjiwa sosial tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri dengan cara yang salah.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter seseorang agar tidak mudah bergantung kepada
pihak lain, sehingga dapat terhindar dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan.
18
d. Disiplin
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Pekerja keras akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang maksimal.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Karakter yang kuat akan membentuk pribadi yang berani untuk menyatakan
kebenaran dan menolak kebathilan.
i. Adil
Adil yaitu kemampuan untuk memperlakukan orang lain sesuai hak dan
kewajibannya, sehingga akan menyadari bahwa apa yang diterima sesuai dengan
jerih payahnya.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu bnyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi
mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari suatu
pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang berwenang jika
mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
19
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung yang
mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan
dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap apa yang
telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan
saat memutuskan peristiwa yang terjadi (Tim Penulis Pemberantasan Korupsi: 2015).
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara.
21
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan
karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan
prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam
arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media
publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat ( Purwanto, Erwan
Agus, dkk: 2017)
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
22
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak;
dialog atau pertukaran informasi;
joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
joint working, atau kolaborasi sementara;
joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger,
yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo
Sejati: 2017)
23
dengan penanggungjawab program ada pada Kantor Cabang BPJS Kesehatan Bagian
Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).
Kegiatan pelayanan PROLANIS di Puskesmas Ajibarang II masih belum
semua dilakukan secara optimal misalnya kunjungan rumah pada pasien prolanis
Hipertensi dan Diabetes Melitus yang tidak datang mengikuti kegiatan PROLANIS di
Puskesmas Ajibarang II belum berjalan optimal, disebabkan karena jadwal kunjungan
dan tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan belum diatur dengan jelas. Home
Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk
pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS
dan keluarga Sasaran Peserta PROLANIS dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek Perorangan/Klinik/Puskesmas 3
bulan berturut-turut
d. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut (PPDM)
e. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut (PPHT)
f. Peserta pasca opname
Kegiatan senam PROLANIS dan penyuluhan kesehatan juga masih belum
dilakukan secara rutin, Angka kunjungan pasien PROLANIS di Puskesmas Ajibarang
II, khususnya pasien Hipertensi dan Diabetes Melitus juga masih kurang sehingga
berimbas pada pendapatan besaran kapitasi berdasarkan pencapaian target. Salah satu
Indikator yang mempengaruhi besaran pembayaran kapitasi adalah indikator Rasio
Peserta PROLANIS Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB) yaitu ≥ 50%, dan Rasio
Kunjungan Rumah (RKR) 8.33 % sebulan atau 100% setahun.
2. Tujuan PROLANIS
24
meningkatkan kualitas kesehatan peserta, dan mengendalikan biaya pelayanan
kesehatan dalam jangka panjang.
konsultasi medis atau edukasi, Home Visit, Reminder, aktifitas klub, pelayanan obat
4. Penyakit Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita
secara teratur.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa
cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat
duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi,
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari
90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering
ditemukan pada usia lanjut.
25
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang
mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan
berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut
sesungguhnyadapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan
darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk
meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung
beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan
mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
hipertensi derajat I dan derajat II. (Tabel 1.)
Tabel 1.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 –139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 –159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100
26
Dari jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60 tahun (Gustaviani,
2006).
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah
ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita antara lain:
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
28
BAB III
A. PROFIL ORGANISASI
1. Identitas Organisasi
Nama Instansi : PUSKESMAS AJIBARANG II
Alamat Instansi
Jalan : Jln. Desa Kalibenda RT 002 RW 001
Kelurahan/ Desa : Kalibenda
Kecamatan : Ajibarang
Kabupaten : Banyumas
Propinsi : Jawa Tengah
No Telepon : (0281) 572372
Tugas Pokok, Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja Puskesmas Ajibarang II pada
sehat.
yang lebih baik lagi, maka Puskesmas Ajibarang II berusaha mengantisipasi tuntutan
29
masyarakat dengan memberikan pelayanan sesuai tuntutan masyarakat yang
menerapkan pola pengelolaan umum Badan Pelayanan Umum Daerah yang diatur
II adalah :
b. Peraturan Bupati Banyumas Nomor 89 Tahun 2014 tentang Tata Kelola Badan
Kabupaten Banyumas
Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas
kinerja keuangan dan indikator kinerja operasional dan indikator manfaat. Bisnis
2 LESMANA
208 41 12
2,279
3 PANCURENDANG
289 35 7
2,157
4 KALIBENDA
134 11 2
765
5 BANJARSARI
399 48 7
2,498
6 SAWANGAN 710 52 11
31
1,894
7 JINGKANG
738 43 8
2,320
KECAMATAN 2676
32
Batas wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II kecamatan Ajibarang, disajikan pada
gambar 1.
Batas Wilayah Puskesmas II Ajibarang
Lesmana
Pancurendang
Kalibenda Banjarsari
Ajibarang ii.shp
Pancasan Banjarsari
Jingkang
Sawangan Kalibenda
Lesmana
Pancasan
Pancurendang
Jingkang Saw angan
W E
1 0 1 2 Miles
S
2. Data Demografis
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ajibarang II Tahun 2018 sebesar
45.925 jiwa, dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 17,2/km2. Jumlah penduduk
tertinggi terdapat di Desa Pancasan dengan jumlah penduduk sebesar 8.295 jiwa. Desa
pancasan juga merupakan desa dengan kepadatan penduduk tertinggi dengan tingkat
kepadatan sebesar 41,94/km2 . Jumlah penduduk terendah di wilayah kerja Puskesmas
Ajibarang II dimiliki oleh Desa Kalibenda sebesar 2.312 jiwa.
33
3. Visi Misi Kabupaten Banyumas
a. Visi
Menjadikan Banyumas yang Maju, Adil , Makmur dan Mandiri.
b. Misi
1. Mewujudkan Banyumas sebagai barometer pelayanan publik dengan membangun
sistem integritas birokrasi yang profesional, bersih, partisipatif, inovatif dan
bermartabat
2. Meningkatkan kualitas hidup warga melalui pemenuhan kebutuhan dan layanan
dasar pendidikan dan kesehatan
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah berkualitas,
berkeadilan dan berkelanjutan
4. Mewujudkan Banyumas sebagai Kabupaten Pelopor Kedaulatan pangan
5. Menciptakan iklim investasi yang berorientasi perluasan kesempatan kerja yang
berbasis potensi lokal dan ramah lingkungan
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar yang merata dan
memadai sebagai daya ungkit pembangunan
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan industri kerakyatan,
Pariwisata dan industri kreatif berbasis sumber daya lokal
34
Misi Puskesmas Ajibarang II
36
D. Deskripsi Sumber Daya Manusia
1. Tenaga Kesehatan
beberapa tenaga kesehatan sesuai dengan Permenkes Nomor 75 tahun 2014. Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang memiliki karyawan yang terdiri dari PNS dan Non
Desember 2018 berjumlah 49 orang terdiri dari 27 orang PNS, dan 22 orang tenaga non
PNS.
Desember 2018
JUMLAH PEGAWAI
NO JABATAN NON
PNS TOTAL
PNS
1 Kepala Puskesmas Ajibarang II 1 1
2 Kepala Sub. Bagian TU 1 1
3 Bendahara Pemasukan 1 1
4 Bendahara Pengeluaran 1 1
5 Akuntan 1 1
6 Pengadministrasi Umum 1 1
7 Tenaga IT 0 0 0
8 Rekam Medik 0 0 0
9 Dokter Gigi 1 1
10 Dokter Umum 2 2
11 Perawat 4 3 7
12 Apoteker 1 1
13 Assisten Apoteker 1 1
14 Bidan 6 4 10
15 Bidan Desa 9 9
16 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 1
17 Epidemiolog Kesehatan 0 0 0
37
18 Perawat Gigi 1 1
19 Nutrisionis 1 1
20 Analis kesehatan 1 1
21 Sanitarian 1 1
22 Pengemudi 2 2
23 Kebersihan 2 2
24 Keamanan 2 2
Jumlah 27 22 49
1. Dokter Umum 1 0 1 2
2. Dokter Gigi 1 0 0 1
3. Apoteker 0 0 1 1
4. Bidan 15 0 4 19
5. Perawat 6 0 2 8
6. Perawat Gigi 1 0 0 1
7. Asisten Apoteker 0 0 1 1
8. Tenaga Gizi 1 0 1 2
38
9. Pelaksana Hygiene Sanitasi 1 0 1 2
12 Administrasi 2 0 2 4
14 Tenaga Akuntansi 0 0 1 1
15 Pengemudi 0 0 2 2
16 Petugas kebersihan 0 0 2 2
17 Petugas Keamanan/Satpam 0 0 2 2
Jumlah 28 0 24 52
39
3. Sarana Kesehatan
Kekuatan :
Gedung Puskesmas baru dan sudah sesuai tata ruang menurut
Permenkes 75 Tahun 2014
Kelemahan :
Lahan Puskesmas sudah habis untuk bangunan
Lahan Puskesmas tidak bisa dikembangkan
40
1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Menurut Undang-undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014, ASN
merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. aparatur sipil negara memiliki
tugas-tugas diantaranya:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.
Perawat sebagai salah satu ASN tentu memiliki tugas pokok profesi yang di atur
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan
Angka Kreditnya Rincian kegiatan Perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang
jabatan, sebagai berikut:
a. Perawat Ahli Pertama:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
41
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
24. Melakukan relaksasi psikologis;
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury;
26. Melakukan manajemen febrile neutropeni;
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
32. Merawat pasien dengan WSD;
33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post)
36. Melakukan perawatan luka kanker;
42
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim/perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan
54. Melakukan supervisi lapangan.
A. Role Model
Role model dalam program aktualisasi yang akan dilaksanakan adalah Kepala
Puskesmas Ajibarang II yaitu Bapak Edi Hartono, SKM.,MM. Alasan pemilihan role
model adalah untuk dijadikan panutan mempraktekan dan memotivasi akuntabilitas
sehingga menjadi kebiasaan. Beliau adalah sosok pemimpin yang patut dicontoh dari
sikap dan perilakunya, beliau memiliki jiwa kepemimpinan (Akuntabilitas) yang
selalu disiplin (anti korupsi), tegas dan memiliki wibawa yang disegani banyak orang
dan selalu mengedepankan integritas, kejujuran, dan disiplin serta tanggungjawab
tinggi atas tugas yang diberikan (akuntabilitas). Beliau juga selalu memberi contoh
kepada pegawainya untuk selalu melayani sesuai dengan Standar Pelayanan (etika
publik) dan memberikan pelayanan yang prima (komitmen mutu) terhadap
masyarakat demi tercapainya pelayanan yang bermutu menuju masyarakat yang
mandiri sesuai dengan visi Puskesmas.
Selain itu sebagai manajer di puskesmas, beliau telah berhasil mengkoordinasikan
tugas dan fungsi khususnya perawat secara adil dan sebagai mana mestinya. Sebagai
44
fasilitator beliau selalu menjembatani khususnya perawat untuk melaksanakan
kegiatan dengan penuh inovatif dan tanggung jawab.
Sebagai seorang Kepala Puskesmas, beliau sangat layak dijadikan contoh dan
panutan karena dalam setiap pengambilan keputusan selalu bijaksana.
Peran role model dalam habituasi nantinya adalah menjadi mentor dalam
melaksanakan habituasi. Saling berbagi, saling mengisi dan saling melengkapi adalah
cara agar aktualisasi ini mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Oleh
karena itu peran role model sangat berpengaruh karena role model memiliki
pengalaman yang lebih baik dibandingkan dengan peserta, sehingga apabila ada
kesulitan bisa saling membantu dan melengkapi.
Oleh karena itu, penulis mengambil role model yaitu Bapak H. Edi Hartono,
SKM.,MM. karena dapat memberikan inspirasi pada diri sendiri orang lain supaya
meniru perilaku teladannya, khusunya bagi diri penulis sendiri.
45
BAB IV
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Nilai Dasar PNS
Kegiatan yang ada pada rancangan ini adalah kegiatan yang bersumber dari
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai Perawat Ahli Pertama atau penugasan khusus
dari atasan. Kegiatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdiri atas
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi
(ANEKA) diperoleh tujuh kegiatan untuk sarana aktualisasi ANEKA pada Puskesmas
Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan bahwa
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan selama masa aktualisasi nilai dasar di tempat tugas.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, peserta Diklat Latsar dituntut
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS sebagai tindak lanjut dari proses
internalisasi nilai-nilai dasar selama masa pembelajaran.
Kegiatan akan diterapkan di Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang,
Kabupaten Banyumas selama 30 hari efektif pelayanan, yang dilaksanakan pada tanggal
12 juli 2019 sampai tanggal 10 agustus 2019.
Identifikasi Isu 1. Masih adanya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang belum
berobat sesuai standar
2. Belum ada desa yang berstatus Open Defecation Free (ODF) atau
Bebas buang air besar sehingga cakupan Desa STBM masih nol
3. Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS
dan pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes
Mellitus Tipe 2
4. Tingginya kebiasaan merokok dan masih kurangnya KTR di
fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pembentukan POSBINDU PTM Desa/kelurahan masih kurang
46
Isu yang : Masih kurang optimalnya kegiatan pelayanan PROLANIS dan
diangkat pemantauan kesehatan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Puskesmas Ajibarang II Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas
47
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Analisis
Kontribusi Terhadap Penguatan
Output/ Hasil Substansi Dampak Jika
No Kegiatan Tahapan kegiatan Visi dan Misi Unit Nilai
Kegiatan Mata Kegiatan tidak
Kerja Organisasi
Pelatihan Dilaksanakan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Mengefektifkan 1. Melakukan 1. Didapatkannya Akuntabilitas Dengan melakukan Nilai 1. Akan
kegiatan konsultasi persetujuan Konsultasi kegiatan ini akan organisasi menghambat
skrining faktor dengan Kepala dari pimpinan dilakukan Mempermudah proses yang ke satu kegiatan
resiko Puskesmas untuk dengan sopan, pendataan , dimana hasil yaitu berikutnya
Hipertensi dan pelaksanaan santun dan pendataan tersebut dapat :Cekatan karena
Diabetes
kegiatan penuh rasa diajdikan acuan untuk langkah awal
Mellitus
(lembar hormat, serta peningkatan mutu harus
persetujuan) mengikuti pelayanan keperawatan mendapat
masukan dari yang juga berakibat pada persetujuan
atasan peningkatan mutu dari atasan
pelayanan hal ini sesuai terlebih
(Etika Publik dengan misi Puskesmas dahulu.
:Hormat, Ajibarang II yang ke 2
santun, taat yaitu :
2. Melakukan 2. Mendapatkan perintah, - Meningkatkan kinerja
pengkajian atau data dan dan mutu pelayanan
anamnesa identitas Komitmen kesehatan 2. Tidak
pasien yang pasien yang Mutu: mendapatka
berobat dirawat terindikasi Kegiatan n data
jalan mempunyai dilaksanakan rekam medis
faktor resiko agar mencapai pasien
48
Hipertensi hasil sesuai
dan Diabetes dengan target:
Mellitus Efektif dan
efisien
3. Mencatat 3. Mendapatkan 3. Tidak ada
pasien yang data pasien dokumen
mempunyai Hipertensi tertulis
faktor resiko dan Diabetes
Hipertensi dan Mellitus
Diabetes untuk
Mellitus selanjutnya di
arahkan untuk
mengikuti
kegiatan
Prolanis.
Komitmen
Mutu bekerja
dengan efektif
50
dan efisien
terbentuknya
kesepakatan
untuk
melakukan
upaya promotif
dan preventif
bagi pasien.
Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
konsep yang
jelas
3. Membuat 1. Mengajukan 1. Disetujuinya Akuntabilitas Dengan membuat Leaflet Dengan 1. Atasan tidak
leaflet dan proposal tentang proposal adanya dan Banner/MMT membuat mengetahui
Banner pembuatan pembuatan kejelasan mengenai PROLANIS, Leaflet dan tentang
mengenai Leaflet dan Banner dan informasi maka hal ini sesuai Banner/MM rencana
PROLANIS Banner kepada leaflet dengan visi organisasi : T mengenai
untuk kepala TU Nasionalisme, -Mendorong kemandirian PROLANIS 2. Tidak
diberikan seluruh lapisan masyarakat untuk hidup hal ini terbentuknya
kepada pasien masyarakat sehat. menguatkan rencana
2. Membuat desain 2. Terbentuknya yang datang ke nilai
leaflet dan leaflet dan puskesmas adil organisasi : 3. Tidak ada
Sumber Banner banner mendapatkan Memadai yang melihat
kegiatan: mengenai informasi hasil askhir
INOVASI PROLANIS tentang dari suatu
PROLANIS kegiatan
3. Evaluasi
kegiatan 3. Terpasangnya Etika Publik
Banner dan melaksanakan
51
leaflet tentang tugas dengan
PROLANIS professional
diPuskesmas
Komitmen
Mutu
terciptanya
inovasi sarana
informasi
mengenai
PROLANIS
Anti Korupsi
desain yang
sederhana dan
mudah
dipahami
masyarakat
Anti Korupsi
bekerja dengan
jujur dengan
materi yang
jelas
6 Membuat 1. Mendata nomor 1. Nomor ponsel Akuntabilitas Dengan melakukan Dengan 1. Petugas
group ponsel dan peserta dapat adanya materi pembuatan grup melakukan kesulitan
Informasi membuat grup terdata yang dapat informasi berbentuk koordinasi untuk
WA peserta dipertanggung - dan membuat grup
berbentuk Grup informasi WA
yang mengikuti jawabkan pembuatan informasi
group kegiatan Merupakan misi jadwal
Whatsapp PROLANIS Nasionalisme organisasi : kunjungan
(WA) untuk bersatunya pasien
pemahaman - Mendorong PROLANIS
meningkatkan
2. Memberikan pembuatan kemandirian yang
kepatuhan masyarakat untuk dilakukan
peserta informasi yang 2. Peserta jadwal
berkaitan PROLANIS kunjungan hidup sehat bersama akan 2. Peserta
PROLANIS
dengan dapat menguatkan PROLANIS
kesehatan di memperoleh Etika Publik - Meningkatkan kinerja nilai tidak
didalam grup informasi melaksanakan dan mutu pelayanan organisasi : mengetahui
tersebut sewaktu- tugas dengan kesehatan - Memadai apabila ada
54
waktu professional - Berkualitas info terbaru
3. Melakukan - Harmonis
evaluasi tentang 3. Mengetahui Komitmen
pembuatan grup manfaat di Mutu bekerja 3. Petugas tidak
WA untuk bentuknya dengan efektif mengetahui
meningkatkan grup WA dan efisien bagaimana
kepatuhan terbentuknya dampak yang
peserta kerjasama dirasakan
PROLANIS untuk oleh peserta
penanganan PROLANIS
56
kembali senam,
kegiatan senam daftar hadir
PROLANIS senam,
yang diikuti testimoni
oleh lansia peserta
senam
7 Membuat Daftar
group nomor
Informasi telepon
berbentuk peserta
Whatsapp yang
mengikuti
(WA) V V
PROLANI
meningkatkan S,
kepatuhan Testimoni
peserta peserta
PROLANIS mengenai
grup WA
57
BAB V
PENUTUP
3. Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan pada saat off campus selama 30 hari yaitu
tanggal 12 Juli– 10 Agustus 2019 bertempat di Puskesmas Ajibarang II
4. Indikator nilai dasar yang digunakan dalam kegiatan yang dirancang meliputi :
a. Nilai Akuntabilitas, yaitu kepemimpinan, transparansi, pertanggungjawaban,
integritas, kejelasan dan konsistensi.
b. Nilai Nasionalisme, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Nilai Etika Publik, yaitu standard etika luhur, sopan santun, dan empati.
d. Nilai Komitmen Mutu, yaitu orientasi mutu, efektif, efisiensi, serta menghargai
komunikasi dan konsultasi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Nurarif, Amin Huda danKusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA jilid 1. Jakarta : Mediaction
59
60