Anda di halaman 1dari 40

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat


rahmat dan karunia–Nya buku ini dapat terselesaikan. Penyusunan
buku ini merupakan Tugas semester Mata Kuliah Kewirausahaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Adapun
judul buku ini adalah: “Peningkatan Konsumsi”. Saya menyadari
bahwa apa yang tersusun dalam buku ini jauh dari apa yang
diharapkan secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki. Maka
dari itu, kritik, saran, bimbingan, dan petunjuk–petunjuk dari semua
pihak sangat
sayaharapkangunakelengkapandanpenyempurnaanbukuini.

Penyusunan buku ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa


adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnyakepada Bapak Apit Fathurohman, S.Pd.,
M.Si., Ph. D selaku Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah
memberikan bimbingan dan nasehat selama penyusunan bukuini, dan
kepada semua teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan buku ini. Akhir kata, saya harapkan buku ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Pendidikan Fisika
dan bagi perkembangan ilmu

Penyusun

FitriErdiana

i
Daftar Isi

Kata pengantar ……………………………………………………. i

Daftar isi ……………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan …………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsumsi Dan Fungsi Konsumsi ………………….………… 5


1. Fungsi Konsumsi …………………………..……………………..………. 10
2. Fungsi Tabungan ………………………………………………………… 14
3. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi
Tabungan ………………………………………………………………………16
4. Hubungan antara MPC (Marginal
Propencity to Consume) dengan
MPS (Marginal Propencity
to Save) ……………………………………………………………………..…. 18
5. Angka Pengganda Pendapatan ( Multiplier) …………….. 18
6. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi
dan Tabungan ……………………………………………………………. 19

ii
2.2 Beberapa Variabel Lain Yang Mempengaruhi
Pengeluaran Konsumsi ………………………………………….. 23
1. Selera ……………………………………………………………….. 24
2. Faktor sosial ekonomi …………………………….……..… 24
3. Kekayaan …………………………………………………………. 25
4. Keuntungan / Kerugian Capital ……………………... 25
5. Tingkat harga ………………………………………………….. 26
6. Barang tahan lama ……………………………………….…. 26
7. Kredit …………………………………………………………….…. 27

2.3 Prinsip Teori Konsumsi …………………………….…………… 28


2.4 Teori Konsumsi Dalam Perbaikan Ekonomi ……..….. 31

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan …………………………..………………………………. 34


3.2 Saran …………………………………….………………………………. 35

DAFTAR PUSTAKA …………………………..……………………………… 36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pengeluaran konsumsi masyarakat dalah salah satu


variable makro konomi yang dilambangkan “C”. Konsep
konsumsi yang merupakan konsep yang diindonesiakan
dalam bahasa inggris “Consumpstion”, merupakan
pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas
barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang
dibelanjakan. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan
disebut Tabungan, yang dilambangkan dengan huruf “S”
inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran
konsumsi semua orang dalam suatu Negara dijumlahkan,
maka hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat
Negara yang bersangkutan.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian,


dan barang-barang kebutuhan meraka yang digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang
diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk

1
memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi,
kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan
kegiatan produksi muncul karena ada jarak atau gap antara
konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah
“saya akan mengkonsumsi apa saja dan jumlah berapa
pun sepanjang anggaran saya memadai dan saya
memperoleh kepuasan maksimum.

Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro


konomi perlu memperhatikan tentang konsumsi rumah
tangga secara mendalam. Alasan pertama konsumsi rumah
tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan
nasional. Di kebanyakan Negara pengeluaran konsumsi
sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang
kedua konsumsi rumahtangga mempunyai dampak dalam
menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke
waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus
dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan
seseorang semakin besar pula pengeluaran konsumsi.
Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap
tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk
mengkonsumsi(Marginal Propensity to Consume),
sedangkan besarnya tambahan pendapatan yang menjadi

2
tambahan tabungan dinamakan hasrat marjinal
menabung(Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran
konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi
rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran
konsumsi yang harus dilakukan, walaupun tidak ada
pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini
disebut pengeluaran konsumsi otonom (autonomous
consumption).

Pertumbuhan konsumsi saat ini bertumpu pada


konsumsi karena peranan sektor investasi dan ekspor
mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada
latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya,
maka penyusun akan meneliti faktor-faktor yang dapat
mempengaruhikonsumsimasyarakat di Indonesia.
Demikian latar belakang yang bisa kami sajikan selanjutnya
kami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

1.2 RumusanMasalah
2. Apa maksud dari konsumsi dan fungsi konsumsi
itu?
3. Apasaja variable yang mempengaruhi
pengeluaran konsumsi?

3
4. Apa yang menjadi prinsip konsumsi?
5. Bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan
ekonomi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini ialah untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan teori
konsumsi, mengetahui apa saja yang menjadi
prinsip-prinsip konsumsi, mengetahui apa yang
mempengaruhi tingkat konsumsi, mengetahui
bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan
ekonomi, dan untuk diajukan sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI


Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka
ragam. manusia menginginkan agar semua
kebutuhannya dapat terpenuhi.alat pemuas
kebutuhan manusia yang terdiri dari barang dan jasa
sangat terbatas jumlahnya. “konsumsi adalah
setiap kegiatan memakai, menggunakan, atau
menikmati barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan.”

Adapun pengertian konsumsi dapat


digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi
langsung dan konsumsi tak langsung. Konsumsi
langsung merupakan pengkonsumsian barang yang
langsung dilakukan oleh penggguna barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya,
makanan, minuman, dan pakaian yang langsung
dipakaioleh pengguna sementara itu, konsumsi tak
langsung merupakan pemakaina benda konsumsi
berupa barang dan jasa yang tidak secara langsung

5
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
barang contohnya, pembelian bahan baku pabrik
yang akan diproses lebih lanjut untuk keperluan
penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat
dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi
bukan merupakan konsumsi langsung.

Konsep konsumsi, yang merupakan konsep


yang di Indonesiakan dari bahasa inggris
”Consumtion”. Teori Konsumsi adalah teori yang
mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan pembelian /
penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku
konsumen adalah bagaimana ia memutuskan
berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli
dalam berbagai situasi.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan,


pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka
yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.
Barang-barang yang di produksi untuk digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi.

6
Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat
dan negara sangat erat hubungannya dengan
pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga
besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat
pendapatan, semakin besar pendapatan akan selalu
diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi, hubungan
antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif
(berbanding lurus), atau secara matematis fungsi
konsumsi dapat dinotasikan

C = f (Y).

Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi


oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin
besar pendapatan, akan semakin besar pula
tabungan. Jadi, hubungan antara pendapatan
dengan tabungan bersifat positif (berbanding lurus),
atau secara matematis fungsi tabungan dapat
dinotasikan

S = f (Y).

Dalam suatu perekonomian, pendapatan


masyarakat suatu negara secara keseluruhan

7
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua
kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan
konsumsi dan tabungan. Pada umumnya
pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan
dilambangkan dengan S, dan investasi
dilambangkan dengan I.

Menurut John Maynard Keynes, pendapatan


suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi perseorangan

b. Ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha

8
Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I = investment/investasi

Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat


konsumsi dan tabungan juga berubah. Perubahan tersebut
dapat ditentukan sebagai berikut.

1) MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah


angka perbandingan antara besarnya perubahan
konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional,
sehingga dapat dirumuskan:

ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau


perubahan konsumsi

ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau


perubahan pendapatan

9
2) MPS (Marginal Propencity to Save) adalah
perbandingan antara bertambahnya tabungan
dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut.

ΔS = selisih tabungan atau tambahan tabungan atau


perubahan tabungan

ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau


perubahan pendapatan.

1. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang
menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi
konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear
sebagai berikut.

10
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:

- nilai a = harus positif


- nilai b = harus positif
Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional

a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan


nol atau autonomous consumption (konsumsi
otonom).

b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan


untuk tambahlah pengeluaran.
Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC),


artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC adalah
perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu
tingkat pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat
pendapatan nasional itu sendiri (Y).

Bila ditulis dengan rumus adalah:

11
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal
tingkat pendapatan Break Even Point (BEP) atau Break Even
Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP
adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan
sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, yang
dapat dirumuskan:

Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta
konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.

a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun


Rp1.000 miliar, besar konsumsi per tahun Rp950
miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.

12
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200
miliar, besar konsumsi per tahun Rp1.100 miliar,
sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukan:
a) Fungsi konsumsi.
b) Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even
Point).
Jawab:

Besarnya titik keseimbangan BEP

Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan


di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya
pengeluaran untuk konsumsi, atau dapat dikatakan Y = C
atau Y – C = 0.

13
2. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara tabungan (S)
dengan pendapatan (Y).
Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi,
dapat ditentukan sebagai berikut.
Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y
Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai
berikut.

14
Contoh 2:

Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi


tabungan dapat ditentukan sebagai berikut.

15
3. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan


tabungan terlebih dahulu harus kamu tentukan bahwa
sumbu tegak menunjukkan sumbu C dan S (sumbu
konsumsi dan tabungan), sedangkan sumbu datar
menunjukkan sumbu Y (sumbu pendapatan).

16
Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan yaitu sebagai berikut.

a. Grafik fungsi konsumsi dimulai dari titik a (konsumsi


otonom).
b. Grafik fungsi tabungan dimulai dari titik -a.
c. Kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus dan
memotong titik BEP, baik titik BEP yang berada di
atas maupun titik BEP yang berada di bawah.

Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan


fungsi tabungan pada Contoh 2, akan tampak grafik pada
Gambar 6.4.

17
4. Hubungan antara MPC (Marginal Propencity to
Consume) dengan MPS (Marginal Propencity to
Save)

Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS


dapat dinyatakan sebagai berikut.

Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas,
dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)

5. Angka Pengganda Pendapatan ( Multiplier)


Angka pengganda pendapatan adalah angka
yang menunjukkan perubahan konsumsi dan
tabungan karena adanya perubahan pendapatan
nasional. Angka pengganda biasa ditulis dengan
huruf k dan dirumuskan sebagai berikut.

18
6. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
Untuk mencari fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan, selain yang telah diuraikan di atas,
sebenarnya ada cara yang lebih singkat untuk
menentukan fungsi tersebut.

19
a. Untuk menentukan fungsi konsumsi, dapat
digunakan rumus berikut ini.

Contoh:

1) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000


miliar, besarnya konsumsi per tahun Rp950 miliar,
sehingga tabungannya Rp50 miliar.
2) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200
miliar, besarnya konsumsi per tahun Rp1.100 miliar,
sehingga tabungannya Rp100 miliar. Maka fungsi
konsumsinya dapat dicari sebagai berikut.

20
b. Untuk fungsi tabungan, dengan rumus:

21
Contoh:

Berdasarkan contoh soal pada fungsi konsumsi di atas,


maka fungsi tabungan dapat dicari sebagai berikut.

Hal-hal lain yang berhubungan dengan fungsi


konsumsi dan fungsi tabungan dapat kamu simak berikut
ini.

a. Menentukan besarnya kenaikan konsumsi atau


tambahan konsumsi (ΔC).

22
b. Menentukan besarnya kenaikan tabungan atau
tambahan tabungan (ΔS).

c. Menentukan besarnya kenaikan pendapatan atau


tambahan pendapatan (ΔY).

2.2 Beberapa Variabel Lain Yang Mempengaruhi


Pengeluaran Konsumsi
Perkembangan ekonomi yang terjadi
mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat
mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain

23
pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan jumlah
uang beredar seperti sebagai berikut:

1. Selera
Di antara orang-orang yang berumur sama
dan berpendapatan sama, beberapa orang dari
mereka mengkonsumsi lebih banyak dari pada yang
lain. Hal ini dikarenakan ada nyaperbedaan sikap
dalam penghematan (thrift).

2. Faktor sosial ekonomi


Faktor sosial ekonomi misalnya: umur,
pendidikan, pekerjaan dan keadaan keluarga.
Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok
umur muda dan terus meninggi dan mencapai
puncaknya pada umur pertengahan, dan akhirnya
turun pada kelompok tua. Demikian juga dengan
pendapatan yang ia sisihkan (tabung) pada
kelompok umur tua adalah rendah. Yang berarti
bagian pendapatan yang dikonsumsi relatif tinggi
pada kelompok muda dan tua, tetapi rendah pada
umur pertengahan. Dengan adanya perbedaan

24
proporsi pendapatan untuk konsumsi diantara
kelompok umur, maka naiknya umur rata-rata
penduduk akan mengubah fungsi konsumsi agregat.

3. Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implisit,
sering dimasukan dalam fungsi konsumsi agregat
sebagai faktor yang menentukan konsumsi.Seperti
dalam hipotesis pendapatan permanen yang
dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando dan
Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih
(net worth) dari suatu kekayaan merupakan faktor
penting dalam menentukan konsumsi.

4. Keuntungan / Kerugian Capital


Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya
hasil bersih dari kapital akan mendorong tambahnya
konsumsi, sebaliknya dengan adanya kerugian
kapital akan mengurangi konsumsi. Menurut John J.
Arena menemukan bahwa tidak ada hubungan
antara konsumsi agregat dan keuntungan kapital
karena sebagian saham dipegang oleh orang-orang
yang berpendapatan tinggi dan konsumsi mereka

25
tidak terpengaruh oleh perubahan perubahan
jangka pendek dalam harga surat berharga tersebut.
Sebaliknya Kul B. Bhatia dan Barry Bosworth
menemukan hubungan yang positif antara konsumsi
dengan keuntungan kapital.

5. Tingkat harga
Naiknya pendapatan nominal yang disertai
dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang
sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bila
seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya
walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan
tingkat harga secara proposional, maka ia
dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion)
seperti halnya pendapat ekonomi kasik. Sebaliknya
bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka
dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang
dikemukakan Keynes.

6. Barang tahan lama


Barang tahan lama adalah barang yang dapat
dinikmati sampai pada masa yang akan datang
(biasanya lebih dari satu tahun). Adanya barang

26
tahan lama ini menyebabkan timbulnya fluktuasi
pengeluaran konsumsi.Seseorang yang memiliki
banyak barang tahan lama, seperti lemari es,
perabotan, mobil, sepeda motor, tidak membelinya
lagi dalam waktu dekat. Akibatnya pengeluaran
konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung
menurun pada masa (tahun) yang akan datang.
Pengeluaran konsumsi untuk jenis barang ini
menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga
pada periode tersebut pengeluaran konsumsi secara
keseluruhan juga berfluktuasi.

7. Kredit
Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan
sangat erat hubungannya dengan pengeluaran
konsumsi yang dilakukan rumah tangga.Adanya
kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli
barang pada waktu sekarang dan pembayarannya
dilakukan di kemudian hari. Namun demikian, ini
tidak berarti bahwa adanya fasilitas kredit
menyebabkan rumah tangga akan melakukan
konsumsi yang lebih banyak,karena apa yang
mereka beli sekarang harus dibayar dengan

27
penghasilan yang akan datang. Konsumen akan
memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan
pembayaran dengan cara kredit, misalnya tingkat
bunga, uang muka dan waktu pelunasannya. Tingkat
bunga tidak merupakan faktor dominan dalam
memutuskan pembelian dengan cara kredit,
sebagaimana faktor-faktor yang lain seperti uang
muka dan waktu pelunasan. Kenaikan uang muka
akan menurunkan jumlah uang yang hurus dibayar
secara kredit. Sedangkan semakin panjang waktu
pelunasan akan meningkatkan jumlah uang yang
harus dibayardengan kredit. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak adanya kejelasan mengenai pengaruh
kredit terhadap pengeluaran konsumsi.

2.3 Prinsip Teori Konsumsi


1. Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai
sifat semakin banyak akan semakin besar
manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu
yang bila dikonsumsi semakin banyak justru
mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak
dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya
penyakit.

28
2. Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh
seseorang karena ia mengkonsumsi barang,
Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran
manfaat (kepuasan) bg seseorang karena
mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat
yang diperoleh konsumen karena
mengkonsumsi sejumlah barang disebut
dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas
marjinal (marginal utility) adalah tambahan
manfaat yang diperoleh karena menambah
satu unit konsumsi barang tertentu.

3. Pada teori Utilitas berlaku Hukum


Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun
(The law of Diminishing marginal utility) yaitu
bahwa awalnya sesorang konsumen
mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan
memperoleh atambahan Utilitas (manfaat)
yang besar, akan tetapi tambahan unit
konsumsi barang tersebut akan memberikan
tambahan Utilitas (manfaat yang semakin
menurun, dan bahkan dapat memberikan

29
manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas
marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan
semakin menurun dengan meningkatnya unit
barang yang dikonsumsi.

4. Pada teori Utilitas berlaku konsistensi


preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat
secara tuntas (complete) menentukan
rangking dan ordering pilihan (preference,
choice) diantara berbagai paket barang yang
tersedia. Konsep ini disebut dengan
Transitivity dan rasionalitas.Misalnya, jika A
lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih
disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku
A lebih disuka dari C, atau A>C.

5. Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa


konsumen mempunyai pengetahuan yang
sempurna berkaitan dengan keputusan
konsumsinya. Mereka dianggap
(diasumsikan) mengetahui persis kualitas
barang, kapasitas produksi, teknologi yang
digunakan dsb.

30
2.4 Teori Konsumsi Dalam Perbaikan Ekonomi
Teori konsumsi dan tingkat perbaikan
ekonomi. 2 hal ini sempat dikemukan oleh presiden
SBY saat krisis ekonomi sempat hinggap dan terus
hinggap sehinga menjadi masalah tersendiri bagi
perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secara
keseluruhan.Tingkat konsumsi seperti apa ? Waktu
itu Presiden SBY melalui pemerintahannya sempat
megajukan usulan peningkatkan aktivitas konsumsi
dalam ngeri untuk memulihkan perekonomian,
secara tidak langsung industri ekonomi dalam negri
akan tumbuh dengan baik.

Konsumsi seperti apa ?pertanyaan yang terus


berulang, banyak pihak yang mengatakan bahwa
daya beli masyarakat Indonesia rendah. Kalau begitu
apa ukurannya ?di sektor mana saja ? Sebuah
jawaban yang belum saya ketahui. Tapi sekarang
mari kita lihat apakah sebenarnya daya beli
mayarakat Indonesia rendah .

31
Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia
sebenarnya tidak lah rendah jika hal ini dihitung dari
kebutuhan sekunder.Yang masih membinggungkan
sekarang ini ialah masyarakt Indonesia sepertinya
tidak lagi bisa membedakan yang mana kebutuhan
primer atau kebutuhan sekunder ,sebuah teori
mengatakan ”Lihat saja sekarang hampir dari satu
setengah populasi penduduk Indonesia sudah
punya mobile communication atau bahasa
sederhananya adalah handphone atau sim card
proveider telepon selular”.

Handphone atau pun sim card bukanlah


barang mahal lagi yang siap dikonsumsi ,meskipun
harganya bisa mencapai jutaan tidak
dipermasalahkan. Sedangkan kebutuhan primer
berupa pangan,sandang dan papan menjadi
sesuatu yang terpinggirkan. Jika ditanya di kalangan
menengah ke atas jelas jawabnnya mereka bisa
berimbang. Tapi kelas menengah ke bawah
jawabannya bisa mendua .Kenapa mendua ?karena
barang sekunder seperti telepon selular juga sudah
menjadi kebutuhan wajib buat mereka. Harga yang

32
biasanya diterapkan oleh perusahaan telepon dan
perusahaan provider memudahkan konsumen untuk
memilih handphone atau sim card yang mereka
inginkan.Masalah pulsa jelas yang ke dua
.Sedangkan tarif yang berlomba-lomba masih
diperangkan tetap menjadi acuan
konsumen.Konsumen menjadi konsumtif sekarang
rendahkah daya beli konsumen.

jika kembali ke bagaimana teori konsumsi dan


kebutuhan tersebut,jika saja semua orang Indonesia
sadar dan bisa memilih menyelamatkan ekonomi
Indonesia terlebih dahulu baru ekonomi
perusahaannya dan ekonomi diri-nya atau apa pun
itu saya yakin sebuah debat narsis tidak akan
terjadi,siapa yang ingin menjadi pahlawan,dan siapa
yang hanya bermulut besar akan tersadar tentang
betapa besarnya sebuah arti nurani untuk kehidupan
bersama bangsa Indonesia.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang
mempelajari bagaimana manusia/konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan
pembelian/penggunaan barang dan jasa.
Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia
memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli dalam berbagai situasi.

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang


menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
konsumsi rumah tangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam
persamaan, Perkembangan ekonomi yang terjadi
mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat
mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain
pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan jumlah
uang beredar

34
3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini yang dimana


kami membahas tentang “TEORI KONSUMSI”,
penulis menggunakan sumber yang cukup
mendasar bagi judul makalah ini. Selain itu, bentuk
pemaparan dan penjelasan makalah ini
menggunakan metode pendeskripsian dan
argumentasi bagi masalah-masalah yang
dituangkan dalam makalah. Penggunaan gaya
bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah
kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis


menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam
hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk
terakhir kalinya penulis berharap agar dengan
hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah
perubahan khususnya dunia pendidikan.

35
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET

http://pelangiaulia.blog.com/2010/10/04/konsep-
konsumsi/ Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul
13.39

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/03/fungsi-
konsumsi-dan-fungsi-tabungan.html Diakses Tanggal 29
September 2014 Pukul 13.39

http://fungsikonsumsitabungandaninvestasi.blogspot.
com/ Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul 13.39

http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/pengertian-
konsumsi.html Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul
13.39

36

Anda mungkin juga menyukai