Penyusun
FitriErdiana
i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
2.2 Beberapa Variabel Lain Yang Mempengaruhi
Pengeluaran Konsumsi ………………………………………….. 23
1. Selera ……………………………………………………………….. 24
2. Faktor sosial ekonomi …………………………….……..… 24
3. Kekayaan …………………………………………………………. 25
4. Keuntungan / Kerugian Capital ……………………... 25
5. Tingkat harga ………………………………………………….. 26
6. Barang tahan lama ……………………………………….…. 26
7. Kredit …………………………………………………………….…. 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
Kegiatan produksi ada karena ada yang mengkonsumsi,
kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan
kegiatan produksi muncul karena ada jarak atau gap antara
konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah
“saya akan mengkonsumsi apa saja dan jumlah berapa
pun sepanjang anggaran saya memadai dan saya
memperoleh kepuasan maksimum.
2
tambahan tabungan dinamakan hasrat marjinal
menabung(Marginal to Save, MPS). Pada pengeluaran
konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi
rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran
konsumsi yang harus dilakukan, walaupun tidak ada
pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini
disebut pengeluaran konsumsi otonom (autonomous
consumption).
1.2 RumusanMasalah
2. Apa maksud dari konsumsi dan fungsi konsumsi
itu?
3. Apasaja variable yang mempengaruhi
pengeluaran konsumsi?
3
4. Apa yang menjadi prinsip konsumsi?
5. Bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan
ekonomi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini ialah untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan teori
konsumsi, mengetahui apa saja yang menjadi
prinsip-prinsip konsumsi, mengetahui apa yang
mempengaruhi tingkat konsumsi, mengetahui
bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan
ekonomi, dan untuk diajukan sebagai pemenuhan
tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
barang contohnya, pembelian bahan baku pabrik
yang akan diproses lebih lanjut untuk keperluan
penciptaan barang. Pembelian bahan baku dapat
dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi
bukan merupakan konsumsi langsung.
6
Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat
dan negara sangat erat hubungannya dengan
pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga
besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat
pendapatan, semakin besar pendapatan akan selalu
diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi, hubungan
antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif
(berbanding lurus), atau secara matematis fungsi
konsumsi dapat dinotasikan
C = f (Y).
S = f (Y).
7
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua
kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan
konsumsi dan tabungan. Pada umumnya
pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan
dilambangkan dengan S, dan investasi
dilambangkan dengan I.
8
Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I = investment/investasi
9
2) MPS (Marginal Propencity to Save) adalah
perbandingan antara bertambahnya tabungan
dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang
menunjukkan hubungan antara konsumsi (C)
dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi
konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear
sebagai berikut.
10
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
11
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal
tingkat pendapatan Break Even Point (BEP) atau Break Even
Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP
adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan
sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, yang
dapat dirumuskan:
Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta
konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.
12
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200
miliar, besar konsumsi per tahun Rp1.100 miliar,
sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukan:
a) Fungsi konsumsi.
b) Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even
Point).
Jawab:
13
2. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara tabungan (S)
dengan pendapatan (Y).
Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi,
dapat ditentukan sebagai berikut.
Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y
Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai
berikut.
14
Contoh 2:
15
3. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
16
Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan yaitu sebagai berikut.
17
4. Hubungan antara MPC (Marginal Propencity to
Consume) dengan MPS (Marginal Propencity to
Save)
Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas,
dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)
18
6. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
Untuk mencari fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan, selain yang telah diuraikan di atas,
sebenarnya ada cara yang lebih singkat untuk
menentukan fungsi tersebut.
19
a. Untuk menentukan fungsi konsumsi, dapat
digunakan rumus berikut ini.
Contoh:
20
b. Untuk fungsi tabungan, dengan rumus:
21
Contoh:
22
b. Menentukan besarnya kenaikan tabungan atau
tambahan tabungan (ΔS).
23
pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan jumlah
uang beredar seperti sebagai berikut:
1. Selera
Di antara orang-orang yang berumur sama
dan berpendapatan sama, beberapa orang dari
mereka mengkonsumsi lebih banyak dari pada yang
lain. Hal ini dikarenakan ada nyaperbedaan sikap
dalam penghematan (thrift).
24
proporsi pendapatan untuk konsumsi diantara
kelompok umur, maka naiknya umur rata-rata
penduduk akan mengubah fungsi konsumsi agregat.
3. Kekayaan
Kekayaan secara eksplisit maupun implisit,
sering dimasukan dalam fungsi konsumsi agregat
sebagai faktor yang menentukan konsumsi.Seperti
dalam hipotesis pendapatan permanen yang
dikemukakan oleh Friedman, Albert Ando dan
Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih
(net worth) dari suatu kekayaan merupakan faktor
penting dalam menentukan konsumsi.
25
tidak terpengaruh oleh perubahan perubahan
jangka pendek dalam harga surat berharga tersebut.
Sebaliknya Kul B. Bhatia dan Barry Bosworth
menemukan hubungan yang positif antara konsumsi
dengan keuntungan kapital.
5. Tingkat harga
Naiknya pendapatan nominal yang disertai
dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang
sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bila
seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya
walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan
tingkat harga secara proposional, maka ia
dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion)
seperti halnya pendapat ekonomi kasik. Sebaliknya
bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka
dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang
dikemukakan Keynes.
26
tahan lama ini menyebabkan timbulnya fluktuasi
pengeluaran konsumsi.Seseorang yang memiliki
banyak barang tahan lama, seperti lemari es,
perabotan, mobil, sepeda motor, tidak membelinya
lagi dalam waktu dekat. Akibatnya pengeluaran
konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung
menurun pada masa (tahun) yang akan datang.
Pengeluaran konsumsi untuk jenis barang ini
menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga
pada periode tersebut pengeluaran konsumsi secara
keseluruhan juga berfluktuasi.
7. Kredit
Kredit yang diberikan oleh sektor perbankan
sangat erat hubungannya dengan pengeluaran
konsumsi yang dilakukan rumah tangga.Adanya
kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli
barang pada waktu sekarang dan pembayarannya
dilakukan di kemudian hari. Namun demikian, ini
tidak berarti bahwa adanya fasilitas kredit
menyebabkan rumah tangga akan melakukan
konsumsi yang lebih banyak,karena apa yang
mereka beli sekarang harus dibayar dengan
27
penghasilan yang akan datang. Konsumen akan
memperhitungkan beberapa hal dalam melakukan
pembayaran dengan cara kredit, misalnya tingkat
bunga, uang muka dan waktu pelunasannya. Tingkat
bunga tidak merupakan faktor dominan dalam
memutuskan pembelian dengan cara kredit,
sebagaimana faktor-faktor yang lain seperti uang
muka dan waktu pelunasan. Kenaikan uang muka
akan menurunkan jumlah uang yang hurus dibayar
secara kredit. Sedangkan semakin panjang waktu
pelunasan akan meningkatkan jumlah uang yang
harus dibayardengan kredit. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak adanya kejelasan mengenai pengaruh
kredit terhadap pengeluaran konsumsi.
28
2. Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh
seseorang karena ia mengkonsumsi barang,
Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran
manfaat (kepuasan) bg seseorang karena
mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat
yang diperoleh konsumen karena
mengkonsumsi sejumlah barang disebut
dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas
marjinal (marginal utility) adalah tambahan
manfaat yang diperoleh karena menambah
satu unit konsumsi barang tertentu.
29
manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas
marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan
semakin menurun dengan meningkatnya unit
barang yang dikonsumsi.
30
2.4 Teori Konsumsi Dalam Perbaikan Ekonomi
Teori konsumsi dan tingkat perbaikan
ekonomi. 2 hal ini sempat dikemukan oleh presiden
SBY saat krisis ekonomi sempat hinggap dan terus
hinggap sehinga menjadi masalah tersendiri bagi
perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secara
keseluruhan.Tingkat konsumsi seperti apa ? Waktu
itu Presiden SBY melalui pemerintahannya sempat
megajukan usulan peningkatkan aktivitas konsumsi
dalam ngeri untuk memulihkan perekonomian,
secara tidak langsung industri ekonomi dalam negri
akan tumbuh dengan baik.
31
Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia
sebenarnya tidak lah rendah jika hal ini dihitung dari
kebutuhan sekunder.Yang masih membinggungkan
sekarang ini ialah masyarakt Indonesia sepertinya
tidak lagi bisa membedakan yang mana kebutuhan
primer atau kebutuhan sekunder ,sebuah teori
mengatakan ”Lihat saja sekarang hampir dari satu
setengah populasi penduduk Indonesia sudah
punya mobile communication atau bahasa
sederhananya adalah handphone atau sim card
proveider telepon selular”.
32
biasanya diterapkan oleh perusahaan telepon dan
perusahaan provider memudahkan konsumen untuk
memilih handphone atau sim card yang mereka
inginkan.Masalah pulsa jelas yang ke dua
.Sedangkan tarif yang berlomba-lomba masih
diperangkan tetap menjadi acuan
konsumen.Konsumen menjadi konsumtif sekarang
rendahkah daya beli konsumen.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang
mempelajari bagaimana manusia/konsumen itu
memuaskan kebutuhannya dengan
pembelian/penggunaan barang dan jasa.
Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia
memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli dalam berbagai situasi.
34
3.2 Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
INTERNET
http://pelangiaulia.blog.com/2010/10/04/konsep-
konsumsi/ Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul
13.39
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/03/fungsi-
konsumsi-dan-fungsi-tabungan.html Diakses Tanggal 29
September 2014 Pukul 13.39
http://fungsikonsumsitabungandaninvestasi.blogspot.
com/ Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul 13.39
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/pengertian-
konsumsi.html Diakses Tanggal 29 September 2014 Pukul
13.39
36