Anda di halaman 1dari 12

A.

PENDAHULUAN

Modul pembelajaran ini berjudul “Transformasi Masalah Kesehatan Lingkungan”. Fokus


pembahasan adalah mengenai: (1) Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan, dan (2)
Perubahan Bentuk Masalah Kesehatan Lingkungan. Dengan mempelajari modul ini
diharapkan para mahasiswa memiliki pemahaman tentang apa masalah Kesehatan
Lingkungan yang terjadi di dunia sejak dahulu kala hingga zaman kemajuan teknologi dewasa
ini. Selanjutnya mahasiswa akan memahami masalah yang mendasar dalam bidang
kesehatan lingkungan
Setelah selesai mempelajari materi yang disajikan di dalam modul ini diharapkan
mahasiswa dapat: (1) menjelaskan masalah kesehatan lingkungan, (2) menjelaskan
perubahan bentuk masalah kesehatan lingkungan. Manfaat yang diperoleh mahasiswa
setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap
muka adalah mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan menjelaskan permasalahan
kesehatan lingkungan mulai masalah dasar hingga perubahan masalah kesehatan lingkungan
sejak dari zaman tradisional hingga modern.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, pokok-pokok materi yang akan
dibahas di dalam modul ini termasuk ke dalam Kegiatan Belajar 8, dengan materi pelajaran
yang terdiri dari : (1) Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan, (2) Transformasi Masalah
Kesehatan Lingkungan.
Modul ini direncanakan dapat dipelajari mahasiswa sebelum dimulai kegiatan
pembelajaran secara tatap muka sehingga waktu yang tersedia untuk tatap muka dapat
dioptimalkan pemanfaatannya untuk mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami,
untuk mendapatkan penjelasan tambahan, dan melakukan praktek identifikasi masalah
kesehatan lingkungan. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini
adalah sekitar 1 x 60 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktek
mendeskripsikan akar masalah kesehatan lingkungan setelah memahami masalah kesehatan
lingkungan, adalah sekitar 3 x 60 menit. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan membuat
catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran
secara tatap muka dilaksanakan.

B. MATERI PELAJARAN
1
KEGIATAN BELAJAR-8:

TRANSFORMASI MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Petunjuk Belajar
Mahasiswa haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi
awal pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-8. Setelah selesai mempelajari
materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-8 dan mengerjakan soal-soal
latihannya serta telah yakin memahaminya, barulah mahasiswa diperkenankan untuk
mempelajari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-9. Mahasiswa
haruslah benar-benar telah memahami sebagian besar materi pembelajaran pada
Kegiatan Belajar-8 beserta soal-soal latihannya sebelum meminta kesempatan untuk
mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).
Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini
dikerjakan oleh mahasiswa. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada
diharapkan mahasiswa akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau
pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini.
Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah mengetahui bagian-bagian
mana dari materi pembelajaran yang disajikan di dalam modul yang masih belum
sepenuhnya dipahami.
Mahasiswa akan mendapat kesempatan membahas materi pembelajaran yang belum
dipahami pada saat mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka. Selama kegiatan
belajar secara tatap muka, dosen akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara
membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang
masih belum dipahami (dinilai masih sulit dipahami) oleh sebagian besar mahasiswa.
Terbuka kemungkinan bagi mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil
dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Apabila dibentuk kelompok, hendaknya ada arahan yang jelas kepada mahasiswa dari
dosen untuk digunakan sebagai pedoman dalam melakukan diskusi kelompok. Hasil
diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan dari
kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada setiap
akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka

2
pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, dosen memfasilitasi mahasiswa
agar dapat dirumuskan kesimpulan secara bersama-sama.
Untuk menunjang pelaksanaan kelancaran kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang
dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulisnya.
Akhirnya, TERUS belajar dan semoga SUKSES!

2. Tujuan Pembelajaran:
A. Tujuan Umum:
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa memahami transformasi masalah
kesehatan lingkungan
B. Tujuan khusus
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1) Menjelaskan masalah kesehatan lingkungan
2) Menjelaskan perubahan bentuk masalah kesehatan lingkungan

3. Uraian Materi
A. Masalah Kesehatan Lingkungan
Apakah ANDA saat ini mempunyai masalah? Masalah apa dulu? Orang bijak berkata,
selama manusia hidup pasti akan bertemu dengan masalah! Terlepas dari apa
permasalahannya, maupun besar atau kecil masalahnya, berarti ANDA sekarang
sedang menghadapi suatu masalah, bukan? ANDA jangan panik dulu! Sebaiknya mari
pahami apa sebenarnya definisi masalah sebelum ANDA menjawab masalah apa
yang ANDA hadapi sekarang!
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (www.artikata.com), definisi masalah adalah:
“ sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan”
Apa yang harus diselesaikan atau dipecahkan? Terkait dengan kepentingan subyek
dan obyeknya.
ANDA sebagai subyek dengan pengertian orang yang merasa kompeten di bidang
kesehatan lingkungan tentu merasa perlu memecahkan persoalan kesehatan
lingkungan (obyek). ANDA akan merasakan perlu melakukan upaya-upaya agar
persoalan kesehatan lingkungan dapat diatasi karena ANDA merasa secara moral
terkait dengan masalah kesehatan lingkungan. Sehingga masalah kesehatan
lingkungan adalah masalah ANDA kan?
Jadi, masalah kesehatan lingkungan adalah sesuatu persoalan kesehatan masyarakat
yang harus diselesaikan (dipecahkan) melalui cara-cara keilmuan kesehatan
lingkungan agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan (penyakit) pada manusia
yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam konteks metodologi penelitian, masalah diartikan sebagai suatu kesenjangan
antara harapan dengan kenyataan. Atau kesenjangan antara teori dengan fakta.
Misalnya, menurut teori perhitungan seharusnya perjalanan ANDA dari kota X
menuju kota Y yang berjarak 300 km, dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam, hanya

3
memakan waktu 5 jam. Tetapi ternyata ANDA sampai di kota Y setelah melakukan
perjalanan 7 jam. Berarti ada perMASALAHan dalamperjalanan ANDA.
Terkait dengan Kesehatan Lingkungan, apa saja masalah kesehatan lingkungan?
Sesuai dengan ruang lingkup ilmu kesehatan lingkungan menurut WHO, maka
masalah kesehatan lingkungan terkait dengan:
1. Masalah penyediaan air bersih
2. Masalah Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air
3. Masalah Pengelolaan sampah padat
4. Masalah Pengendalian vektor
5. Masalah Pengendalian atau pencegahan pencemaran tanah
6. Masalah Hygiene makanan
7. Masalah Pengendalian pencemaran udara
8. Masalah Pengendalian radiasi
9. Masalah Kesehatan kerja
10. Masalah Pengendalian kebisingan
11. Masalah Perumahan dan pemukiman
12. Masalah Perencanaan daerah perkotaan
13. Masalah Aspek kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat
14. Masalah Pencegahan kecelakaan
15. Masalah Rekreasi umum dan pariwisata
16. Masalah Keadaan darurat
17. Masalah Pencegahan resiko lingkungan

Jika merujuk kepada ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut Depertemen


Kesehatan, maka masalah kesehatan lingkungan meliputi:
a) Masalah sanitasi dasar.
b) Masalah penanggulangan pencemaran dan kemerosotan lingkungan fisik dan
biologis
c) Masalah penanggulangan akibat tekanan pembangunan

Secara umum masalah kesehatan lingkungan adalah belum tercapainya standar


kondisi kesehatan lingkungan yang diharapkan agar dapat mencegah terjadinya
gangguan kesehatan (penyakit) pada manusia. Faktor penyebab antara lain faktor
ekonomi (kemiskinan) dan ignorance (ketidak tahuan). Fakta-fakta menunjukkan
adanya permasalahan a.l:

1. Masalah Sanitasi Dasar


1) Penyediaan air bersih:
Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 menunjukkan bahwa pemakaian air
bersih dimasyarakat sbb:
– Kurang 5 liter : 4.7 %
– Antara 5 – 19.9 liter : 32.9 %
– Antara 20 – 49.9 liter : 31.9 %
– Antara 50 – 99.9 liter : 19.1 %
– Lebih 100 liter : 11.4 %

4
2) Pembuangan tinja.
Kondisi masyarakat yang menggunakan fasilitas buang air besar(Riskesdas 2007):
a. Sendiri : 60.8 %
b. Bersama : 12.1 %
c. Umum : 1.6 %
d. Tidak ada : 25.5 %

3) Pembuangan air limbah


Kondisi sistem pembuangan air limbah (Riskesdas 2007)
– Terbuka : 17.7 %
– Tertutup :4.7 %
– Tidak ada : 77.7 %

4) Pengelolaan sampah.
Kondisi penampungan sampah (Riskesdas 2007):
– Dalam rumah tertutup : 5.0 %
– Dalam rumah terbuka : 14.4 %
– Dalam rumah tidak ada : 80.6 %
– Luar rumah tertutup : 3.1 %
– Luar rumah terbuka : 23.3 %
– Luar rumah tidak ada : 54.5 %

5) Perumahan/permukiman
Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa persentase nasional rumah tangga
dengan rumah berlantai tanah adalah 13,8%. Sebanyak 7 provinsi mempunyai
persentase rumah tangga dengan rumah berlantai tanah diatas persentase
nasional, yaitu Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, dan Papua.

Gambar berikut ini menunjukkan fakta masalah kesehatan lingkungan yang terjadi
dimasyarakat kita.

Gambar 1. Permukiman penduduk dibantaran sungai.

5
Di sekitar wilayah kota Jakarta kondisi seperti pada gambar diatas banyak
ditemukan di pinggiran anak-anak Sungai Ciliwung, Cisadane, dsb. Coba diskusikan
dalam kelompok, masalah apa saja yang ditemukan dalam gambar 1 diatas ?

Masalah yang ditemukan dalam gambar 1.

Masih banyak masalah sanitasi dasar yang terjadi dimasyarakat. Coba ANDA
diskusikan dalam kelompok.

2. Masalah pencemaran dan tekanan akibat pembangunan.


1) Pencemaran.
Pencemaran udara terjadi karena pembuangan limbah asap dari berbagai
industri dan pembakaran dari mesin kendaraan bermotor. Asap mengandung
berbagai bahan cemaran seperti CO2, Pb, dsb.

Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 2.

1. Gobal warming

6
Diskusikan dalam kelompok, permasalah apa yang terdapat dalam Gambar 2
diatas.

2) Global Warming
Kontributor terbesar pemanasan global (globalwarming) saat ini adalah
Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan
peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak),
Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas
dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya
berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini
karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di
dalam jaringannya keatmosfer.
Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda.
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai
contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari
molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300
kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang
menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya
pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama
dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama
planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami
Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi disini hanya membahas

7
pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal
berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek
rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (pemanasan
global).

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan
bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-
tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
- 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
- 25% diserap awan
- 45% diserap permukaan bumi
- 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk
dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca
diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan
malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta
beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek
rumah kaca.
Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya
hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk
menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
8
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan
naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara
1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di
atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.

Simpulkan uraian tentang pencemaran dan tekanan akibat pembangunan diatas!

B. Transformasi Masalah Kesehatan Lingkungan.


Masalah kesehatan lingkungan mengalami perubahan bentuk baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Perubahan bentuk masalah kesehatan lingkungan mengikuti
perkembangan teknologi dan budaya dalam masyarakat.
Tahapan perubahan bentuk (transformasi) masalah kesehatan lingkungan menurut para
ilmuwan diperkitakan saat ini dapat dibagi atas sbb.:
1. Zaman Pra Industri (tradisional)
Pada zaman ini masalah kesehatan lingkungan masih disebabkan teknologi dan dan
budaya yang tardisional. Misalnya pencemaran air karena pembuangan tinja atau

9
limbah dari rumah tangga. Penyakit yang terjadi disebabkan faktor hazards yang
bersifat tradisional.
Contoh:
 diare karena mengkonsumsi makanan yang tercemar tinja atau karena air yang
tercemar tinja.
 Penyakit malaria karena plasmodium malaria yang disebarkan oleh Anopheles
sp.
 Dll

2. Zaman Industri (modern)


Terjadi perubahan bentuk masalah kesehatan lingkungan karena terjadi revolusi
industri. Faktor hazards berubah menjadi lebih kompleks (complicated). Kalau dulu
limbah cair dari rumah tangga hanya mengandung tinja atau urine. Tetapi pada
zaman ini air limbah mengadung berbagai bahan kimia yang berbahaya. Terutama
limbah yang berasal dari industri dengan resiko yang lebih tinggi terhadap manusia.

3. Zaman Pasca Industri


Teknologi yang dikembangkan manusia semakin canggih. Antara lain
berkembangnya teknologi informasi dengan berbagai peralatan elektronik. Pada
zaman ini berkembang berbagai peralatan seperti reaktor nuklir, komputer, TV, dsb.
Limbah yang dihasilkan selain limbah yang mengandung bahan kimia, juga berupa
limbah radioaktif.

4. Zaman Ruang Angkasa.


Dunia terus mengalami kemajuan teknologi. Saat ini manusia (negara maju) sudah
merambah dunia ruang angkasa. Ribuan satelit yang dibuat untuk keperluan
komunikasi maupun penelitian ruang angkasa oleh negara-negara maju, diperkirakan
bertebaran di ruang angkasa dalam atmosfer bumi. Suatu saat satelit terebut akan
jatuh kebumi jika sudah habis masa operasionalnya. Limbah atau sampah ruang
angkasa ini jika jatuh akan merusak lingkungan dan membahayakan kehidupan
manusia.
Setelah zaman ini entah akan berkembang zaman apalagi, belum diketahui umat
manusia.

Indonesia berada pada zaman apa?


Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 3.

10
4. Soal-soal Latihan.
Setelah selesai mempelajari materi pelajaran yang diuraikan dan dibahas pada Kegiatan
Belajar-8, sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya pada Kegiatan
Belajar-9, ANDA diharuskan untuk mengerjakan soal-soal latihan berikut ini. Dengan
mengerjakan soal-soal latihan berikut ini, ANDA akan dapat mengetahui sampai sejauh
mana tingkat penguasaan ANDA terhadap materi pelajaran yang telah ANDA pelajari
pada Kegiatan Belajar-8.
a) Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan lingkungan? Berikan
beberapa contohnya !
b) Apa saja permasalahan kesehatan lingkungan yang pernah ANDA temukan disekitar
ANDA? Jelaskan penyebabnya!
c) Apakah yang dimaksud dengan transformasi masalah kesehatan lingkungan?
d) Bagaimana perkembangan transformasi masalah kesehatan lingkungan yang terjadi
sampai saat ini di dunia? Berikan contoh-contohnya!
e) Bagaimana pula perkembangan transformasi masalah kesehatan lingkungan di
Indonesia? Berikan beberapa contoh!
Perhatikan:
 Diskusikan secara kelompok jawaban ANDA terhadap soal latihan!

11
 Cari jawaban yang lebih luas dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang
ada di kampus maupun “dunia maya”.
 Tanyakan hal-hal yang masih belum jelas dengan Dosen yang menjadi fasilitator
ANDA!

Jika Yakin sudah menyelesaikan Kegiatan Belajar 8 dengan baik, ANDA dipersilakan
memulai Kegiatan Belajar 9.
Selamat Belajar!

12

Anda mungkin juga menyukai