Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan
agama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan
antarmanusia, antartetangga, dan antar kaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya
berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang
ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan
tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus
digabungkan dalam agama Islam.

Macam-macam Adab antara lain :

1. Adab dalam berpakaian

Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat ini, terutama dikalangan para
remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan Islam. Mereka sudah tidak malu-
malu lagi mempertontonkan auratnya, bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi
mereka. Alasannya, jika tidak berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti
perkembangan mode. Kita boleh saja mengikuti perkembangan mode tetapi jangan
sampai mengumbar aurat.

2. Adab dalam berhias

Berhias artinya berdandan atau merapikan diri baik fisiknya maupun


pakiannya. Berhias dalam pandangan Islam adalah suatu kebaikan dan sunah untuk
dilakukan, sepanjang untuk ibadah atau kebaikan.

Menghiasi diri agar tampil menarik dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain
yang memandangnya, merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim, terutama bagi
kaum wanita di hadapan suaminya, dan kaum pria dihadapan istrinya.
Islam tidak melarang umatnya berhias dengan cara apa pun, sepanjang tidak
melanggar kaidai-kaidah agama atau melanggar kodrat wanita dan laki-laki, serta
tidak berlebihan dalam melakukannya. Wanita tidak boleh berhias dengan cara laki-
laki, begitu pula dengan sebaliknya laki-laki tidak boleh berhias seperti layaknya
wanita. Sebab yang demikian itu dilarang dalam ajaran Islam.

3. Adab kepada orang tua

Adap kepada orang tua dan guru merupakan tingkah laku yang harus kita
lakukan sebagaimana selayaknya bagi seorang anak dan murid. Kita harus
berperilaku baik dan menghormati mereka karena hal itu wajib dilaksanakan.

4. Adab dalam bertamu

Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalm rangka mempererat


silaturahim. Maksud orang lain di sini adalah tetangga, saudara (sanak famili), teman
sekantor, teman seprofesi dan sebagainya. Bertemu tentu ada maksud dan tujuannya,
antara lain menjeguk yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis,
membicarakan masalah keluarga keluarga dan sebagainya. Apapun alasannya,
seseorang berkunjung kerumah orang lain (bertamu) tidaklah menjadi
persoalan. Yang jelas bertamu itu pada hakekatnya mempererat silaturahmi atau tali
persaudaraan.

Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan
akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Agar kita lebih memahami apa arti etika, maka kita dapat merujuk pada pendapat
para ahli. Berikut ini adalah pengertian etika menurut para ahli:

1. Soergarda Poerbakawatja

Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu yang


memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.

2. H. A. Mustafa

Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki


terhadap suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan perbuatan
manusia sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.

3. K. Bertens

Menurut K. Bertens, definisi etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi
suatu acuan bagi umat manusia secara baik secara individual atau kelompok dalam
mengatur semua tingkah lakunya.

4. DR. James J. Spillane SJ

Menurut DR. James, etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku manusia
di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika lebih
mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau
salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.

5. Drs. H. Burhanudin Salam

Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah sebuah cabang ilmu filsafat
yang membicarakan perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat menentukan
suatu perilaku manusia ke dalam kehidupannya.
6. W. J. S. Poerwadarminto

Menurut Poerwadarminto, arti etika adalah ilmu pengetahuan tentang suatu


perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya yang sejauh
mana dapat ditentukan oleh akal manusia.

Jenis-Jenis Etika

Secara umum etika dapat di bagi menjadi dua jenis. Mengacu pada pengertian etika di
atas, beberapa jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Etika Filosofis

Pengertian etika filosofis adalah suatu etika yang bersumber dari aktivitas berpikir
yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain, etika merupakan bagian dari filsafat.

Berbicara tentang filsafat maka kita perlu mengetahui sifat dari etika tersebut, yaitu;

 Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada atau konkret.
Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
 Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret dengan
seolah-olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.

2. Etika Teologis

Pada dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini adalah
bagian dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika umum dan
dapat dimengerti jika memahami etika secara umum.

Misalnya dalam agama Kristen, etika teologis merupakan etika yang bersumber
dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta melihat kesusilaan
bersumber dari kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi.
Hubungan Etika Filosofis dan Etika Teologis

Dalam sejarah manusia, terdapat perdebatan antar manusia mengenai posisi


etika teologis dan etika filosofis di dalam ranah etika. Ada tiga pernyataan yang
paling menonjol dalam menanggapi perdebatan tersebut, yaitu:

1. Revisionisme

Pernyataan mengenai Revisionisme berasal dari Augustinus (354 – 430) dimana ia


menyebutkan bahwa etika teologis memiliki tugas untuk merevisi yaitu mengoreksi
dan memperbaiki etika filosofis.

2. Sintesis

Tanggapan mengenai sintesis dinyatakan oleh Thomas Aquinas (1225 – 1274)


dimana ia menyintesiskan etika teologis dengan etika filosofis. Hasil sintesis tersebut
adalah suatu entitas baru dimana etika filosofis dan etika teologis tetap
mempertahankan identitasnya masing-masing.

3. Diaparalelisme

Tanggapan ini dikemukakan oleh F.E.D Schleiermacher (1768 – 1834) dimana ia


mengatakan bahwa etika filosofis dan etika teologis merupakan gejala-gejala yang
sejajar. Dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang selalu berjalan
berdampingan.

Pentingnya Etika dalam kehidupan sehari - hari


Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia, karena dengan adanya etika
membuat manusia berorientasi bagaimana ia menjalankan kehidupannya dalam
tindakannya sehari-hari dan bisa membedakan perbuatannya benar atau salah.Tapi
dalam kenyataanya etika perlahan-lahan mulai hilang seiring perkembangan jaman,
coba kita lihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita banyak sekali persoalan
yang melanggar etika, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran manusia akan
pentingnya etika. Hal inilah yang menyebabkan terjadi berbagai peristiwa yang
melanggar moral.Karena itu etika sangatlah penting kita terapkan dalam kehidupan
kita agar kita bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk
selain itu memberi batasan dalam pergaulan kita dengan sesama agar bisa tercapai
kehidupan yang aman dan tentram.Selain itu dapat menciptakan suasana hidup yang
aman dan tentram.

Anda mungkin juga menyukai