Etiologi Karies Dan Pencegahannya PDF
Etiologi Karies Dan Pencegahannya PDF
Gigi desidui sangat rentan terhadap karies. Morphologi gigi desidui sangat mendukung untuk
terjadinya karies, terutama pada saat pertumbuhan rahang terjadi, yang menyebabkan
spacing diantara gigi-geligi yang mengakibatkan banyak sisa makanan yang tertahan di
dalamnya apabila pembersihannya kurang saksama.
Etiologi karies
Seperti halnya penyakit-penyakit lain, karies gigi merupakan penyakit multifaktor, artinva
proses karies terjadi karena adanya interaksi beberapa faktor, yaitu faktor host, agent,
substrat dan waktu. Untuk terjadinya karies diperlukan persyaratan yaitu adanya gigi yang
mudah terpengaruh, adanya agent atau bakteri yang acidogenik, adanya substrat yang
kariogenik dan interaksinya dalam waktu yang cukup.
Gigi sangat mudah terpengaruh oleh asam hasil produksi bakteri mulut apabila dalam
pertumbuhan dan perkembangannya kurang mineral seperti calsium dan fluor.
Penggunaan bahan semen ionomer kaca sedikit berbeda, sebab semen ionomer kaca dapat
beradhesi dengan email, sehingga tidak memerlukan etsa asam. Namun dengan etsa asam
hasilnya akan lebih baik, karena permukaan email aan terbuka dan adhesinya akan lebih
baik. Semen ionomer kaca memiliki kelebihan dibanding resin yaitu dapat melepaskan yang
dikandungnya meskipun semakin lama semakin sedikit, tetapi juga memiliki kelemahan yaitu
mudah abrasi dan larut dalam saliva, sehingga hanya dianjurkan sebagai sealing sementara.
Fissure sealing sebaiknya dilaksanakan segera setelah gigi molar atau premolar tersebut
erupsi dengan menggunakan semen ionomer kaca dan setelah erupsi sempurna diganti
dengan resin.
Perlindungan yang menyeluruh terhadap karies dapat diusahakan dengan fluoridasi sejak
intra uterin, post natal, periode gigi desidui, periode gigi bercampur maupun periode gigi
tetap. Fissure sealing disertai multiple fluoride therapy yaitu topikal aplikasi fluor, menggosok
gigi dengan pasta yang mengandung fluor, kumur dengan obat kumur yang mengandung
fluor, dapat menjadi pilihan utama.
Kesimpulan.
Keberhasilan pencegahan disamping ada di tangan Tenaga Medis juga masih sangat
tergantung pada individunya, sebab perlindungan yang diberikan terhadap gigi tidak ada
yang bisa sempurna. Celah-celah kemungkinan terjadinya karies masih selalu ada, karena
kedisiplinan dalam mengunjungi Klinik Gigi maupun tindakan yang dilakukan sendiri sering
terlupakan.
Kalau ada pertanyaan mengapa ada Dokter Gigi, maka jawabnya adalah karena ada
penyakit gigi atau ada orang yang sakit gigi. Kapan sakit gigi dikenal manusia, atau sejak
kapankah manusia menderita sakit gigi? Kalau melihat teori etiologi karies yang moderen
bisa dinyatakan bahwa sejak jaman dahulupun sakit gigi sudah ada, karena factor-faktor
yang terkandung di dalam teori karies yang saat ini diakui kebenaranya sejak jaman
dahulupun faktor-faktor tersebut sudah ada. Marilah kita coba melihatnya
Sejak jaman para Nabi gandum sudah dikenal bahkan dipakai sebagai makanan utama.
Memang tidak pernah terdengar saat itu ada orang sakit gigi, yang ada hanya kerasukan
setan. Penyakit gigi yang mungkin sudah dikenal adalah karies, tetapi itupun tidak ada di
dalam kitab para Nabi. Sejak kapan atau tahun berapa secara pasti orang berteori tentang
penyakit pada gigipun tidak diketahui secara pasti.
Pada awalnya gigi berlobang disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui. Pada tahun 700
sebelum Masehi di Assyria berkembang suatu cerita bahwa penyebab gigi berlobang adalah
cacing yang minum darah dan menggerogoti akar gigi dalam tulang rahang. Rasa sakit yang
ditimbulkan adalah berdenyut yang disebut sebagai gnawing pain.
Di Yunani oleh bangsa Greek dikembangkan pula teori bahwa di dalam tubuh manusia
terdapat empat cairan, yaitu darah, lendir, empedu hitam dan empedu kuning. Badan orang
akan sehat apabila keempat cairan itu dalam keadaan seimbang. Bila mengalami perubahan
keseimbangan maka orang yang bersangkutan menderita sakit, termasuk sakit gigi.
Filosof terkenal seperti Hippocrates dan Aristoteles juga menyumbangkan teorinya tentang
karies gigi yang sampai saat ini boleh dikata sebagai dasar dari teori karies.
Hippocrates menyatakan bahwa karies gigi disebabkan oleh faktor lokal, yaitu adanya
stagnasi sisa makanan ditambah dengan faktor sistemik.
Aristoteles menyatakan bahwa karies gigi disebabkan oleh makanan yang lunak dan manis
yang menempel pada gigi mengalami pembusukan dan akan merusak gigi.
Kemudian berkembang pula teori yang menyatakan bahwa karies itu disebabkan oleh gigi itu
sendiri, teori ini disebut sebagai teori vital. Teori inipun nantinya akan terlihat hubungannya
dengan teori yang baru.
Tuan Parmly dalam tulisannya pada tahun 1819 mengatakan bahwa karies gigi dimulai dari
email yang ditempeli makanan yang membusuk dan memiliki kemampuan. untuk melarutkan
gigi dan menimbulkan penyakit. Disini kelihatan bahwa teori Aristoteles dikembangkan yaitu
dari makanan yang menempel pada gigi dan kemudian membusuk punya kemampuan
melarutkan gigi.
Tuan Parmly dalam tulisannya pada tahun (1843) mengemukakan teori yang berhubungan
dengan pembusukan sisa makanan. Ia menyatakan bahwa gigi diselimuti oleh membran dan
Dengan ditemukannya teori etiologi karies yang baru, teori multifaktor, maka usaha
pencegahan terjadinya karies semakin gencar diteliti. Untuk terjadinya karies memang
dibutuhkan adanya gigi yang mudah terpengaruh, ada sisa makanan yang kariogenik, ada
mikroorganisme yang acidogenik dan ada cukup waktu untuk berinteraksi diantara ketiga
faktor tersebut. Untuk faktor host yaitu yang berhubungan dengan giginya sendiri, telah
diupayakan dengan memperkuat gigi terhadap serangan asam, yaitu dengan fluoridasi. Diet
karbohidrat dianjurkan agar sisa makanan yang berupa karbohidrat bisa diminimalkan.
Menggosok gigi segera sehabis makan merupakan tindakan yang tepat untuk
memperpendek waktu interaksi. Ketiga hal tersebut kelihatannya mungkin dilaksanakan,
tergantung pada kemauan orangnya. Faktor mikroorganisme sebagai salah satu faktor yang
ada di dalam etiologi karies merupakan faktor yang paling sulit diatasi.
Dimanakah mikroorganisme mulut itu berada?. Tentu saja jawabanya adalah ada di dalam
mulut. Akan tetapi secara spesifik boleh dikatakan bahwa mikroorganisme mulut banyak
terdapat di dalam plak gigi. Penyusun plak tersebut adalah mikroorganisme, sehingga sering
dinamakan bakterial plak . Tentang plak sendiri ada beberapa definisinya:
Plak adalah suatu bangunan tambahan berupa anyaman tak teratur yang menyerupai gel
melekat pada permukaan gigi atau permukaan tumpatan (Dawes dkk., 1963)
Plak adalah suatu deposit granuler yang tidak mempunyai bentuk, lunak dan menempel
pada permukaan gigi, tumpatan dan kalkulus. (Glickman, 1972)
Plak adalah suatu deposit bakteri yang lunak dan tidak mengalami kalsifikasi, yang tertimbun
pada permukaan gigi dan obyek lain yang keras seperti tumpatan, gigi tiruan dan kalkulus.
(Manson, 1975)
Plak adalah suatu masa lunak dan porus, yang sebagian besar terdiri atas sel-sel bakteri
yang terdapat di dalam matriks karbohidrat, protein yang dapat ditembus oleh cairan seperti
saliva, cairan dan celah gusi dan cairan makanan. (Baer, 1977)
Ada sementara penulis yang menyatakan bahwa apapun yang melekat dipermukaan gigi
dianggap sebagai plak, tetapi ada pula yang memberikan nama lain seperti :
Materia alba adalah suatu masa putih kekuningan terutama terdiri atas bakteri, sel-sel epithel
lepas, sel-sel leukosit dan partikel-partikel sisa makanan yang tidak melekat erat pada
permukaan gigi, dan tidak menunjukan suatu struktur tertentu.
Plak gigi dinyatakan melekat erat pada gigi karena dengan kumur dan semprot air plak tidak
akan lepas dan permukaan gigi.
5. Tindakan kebersihan
Menggosok gigi dan pemakaian dental floss sangat membantu dalam melepaskan plak
yang menempel pada gigi dan daerah interproksimal atau sela-sela gigi. Daerah sela-sela
gigi tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi maka pemeliharaan kebersihannya dengan dental
floss, yang dilakukan selama penggosokan gigi dilakukan. Menggosok gigi dengan
metoda yang tidak benar juga tidak akan mendapatkan hasil yang optimal maka beberapa
peneliti telah menetapkan beberapa cara penggosokan gigi yang bermanfaat pula untuk
memelihara gingiva. Cara menggogok gigi yang sering dilakukan adalah secara vertikal
dan horisontal. Biasanya orang akan menggunakan secara kombinasi dan keduanya.
8. Restorasi gigi
Dalam merestorasi gigi dianjurkan agar membangun bagian gigi yang hilang kembali
seperti semula, kemudian menghaluskan dan melicinkan permukaannya agar tidak
mudah ditempeli bakteri atau ditumbuhi plak. Tumpatan kelas II sering menjadi penyebab
utama terjadinya gangguan periodontal di daerah interdental karena overhanging,
sehingga tercipta tempat yang ideal untuk pertumbuhan plak dan ini akan menimbulkan
gangguan pada jaringan periodontan maupun pada servik dan gigi tersebut maupun
disebelahnya.
9. Kalkulus gigi
Kalkulus sebenarnya adalah plak yang mengalami mineralisasi sehingga menjadi keras
dan menempel ketat pada gigi. Di permukaan kalkulus juga menempel plak. Sering
terlihat bahwa kalkulus sudah demikian tebal sehingga menutup seluruh bagian servikal
dari gigi, semakin tebal kalkulus semakin subur plak tumbuh. Karies gigi memberikan
tempat persembunyian yang baik bagi bakteri atau plak , semakin banyak karies semakin
banyak pula plaknya.
Kalkulus
Kalkulus merupakan masa yang lunak yang menempel pada gigi dan telah mengalami
mneralisasi. Ada beberapa macam kalkulus, yaitu yang tersusun atas bahan-bahan dari
saliva, dari darah dan dari unsur lain sehingga kalkulus memiliki warna yang berbeda-beda.
Kalkulus sering juga disebut sebagai karang gigi, juga tartar.
Menurut Glickman dan Smulow (1974) kalkulus adalah masa lunak yang melekat erat pada
permukaan gigi dan mengalami mineralisasi sehingga menjadi keras.
Menurut Coolidge dan Hine (1958 ) kalkulus gigi merupakan endapan lunak, amorf atau
endapan yang berbentuk kristal yng terdapat pada gigi dan alat yang dipakai dalam mulut.
Berdasarkan letaknya, Glickman dan Smulow (1974 ) membedakan kalkulus menjadi
kalkulus supra gingiva dan kalkulus subgingiva.
Secara umum kalkulus memiliki komposisi sebagai berikut:
Wilkins dan McCullough (1964 ) menyatakan bahwa bahan yang ada didalam kalkulus
adalah bahan organis, anorganis dan air. Bahan organis dari air banyaknya sekitar 10-50%.
Kalkulus yang telah sempuma kalsifikasinya mengandung 75-80% unsur anorganis dan 20-
25% unsur organis dan air.
Bahan organis yang ada yaitu Kalsium phosphat dalam jumlah yang banyak dan magnesium
phosphat dan kalsium karbonat dalam jumlah yang sedikit.
Unsur organisnya adalah mikroorganisme, mucin saliva, sel-sel epithel yang mengalami
deskuamasi.
Fissure Sealling
Karies gigi merupakan penyakit masyarakat, karena hampir semua orang menderita karies.
terjadinya karies berkembang sejak sebelum Masehi kemudian berlanjut dengan teori yang
terbaru yaitu teori multifaktorial. Dalam dunia kedokteran maupum kedokteran gigi dikenal
preventif, kuratifdan rehabilitatif.
Klasifikasi fisura.
Berdasarkan dalam dan dangkalnya, fisura dapat dibedakan menjadi empat kategori,
yaitu fisura dangkal, sedang, dalam dan sangat dalam. Dan penelitian tuan Bossert (1927)
didapatkan kemungkinan terjadinya karies pada fisura tersebut sebagai berikut:
Email gigi desidui agak berbeda strukturnya dengan gigi permanen, sehingga bila
dilakukan etsa asam akan memperlihatkan gambaranyqang tidak sama dengan gigi
permanen. Permukaan email gigi desidui tidak seporus permukaan gigi permanen meskipun
dietsa dalam waktu yang sama. Diketahui bahwa pada email gigi desidui temyata ada
bagian-bagian yang tidak mengandung prisma email (prismiess), yang sering dijumpai
adalah didaerah serfikal dan oklusal. Untuk mendapatkan hasil eisa yang baik pada gigi
desidui, ada yang menganjurkan agar sebelum dilakukan elsa asam terlebih dahulu
dilakukan pengasahan email dengan harapan di bawah permukaan tersebut didapatkan
prisma email yang akan menjadi porus karena etsa asam tadi.
Ya 66 49 -- -- -- --
Ya 39 16 8 -- -- --
Ya -- 83 -- 65 -- --
Tidak -- -- 51 -- 39 --
Tidak -- 32 -- 17 8 --
Tidak -- -- -- 84 -- 66
Dari tabel di atas dapat diiihat bahwa kondisi gigi anak-anak yang tinggal didaerah
yang tidak mendapat program fluoridasi ternyata dapat dilekati bahan sealant dengan baik ini
berarti emailnya mudah dietsa dan bisa menghasilkan microspace yang ideal, hal ini juga
berarti bahwa emailnya sangat rentan terhadap asam.
Karies oklusal.
Lamanya sejak aplikasi Gigi Karies
dalam bulan (n) kelompok tes kelompok kontrol.
2 170 5 (2.9%) 49 (28.8)
Dari hasil tersebut diatas diyakini bahwa perawatan fissure sealing ternyata sangat
dianjurkan untuk mencegah terjadinya karies di dataran oklusal gigi molar maupun premolar
pada anak-anak, mesiupun mereka tinggal di daerah yang telah rnendapat program
fluoridasi. Dari kontrol ternyata masih sangat tinggi kemungkinan terserang karies
sedangkan pada kontrol jauh lebih sedikit