Anda di halaman 1dari 16

JURNAL HUKUM

PERTANGGUNGJAWABAN HAKIM PELAKU PELANGGARAN KODE


ETIK BERPOTENSI PIDANA

Diajukan oleh:
Anugerah Merdekawaty Maesya Putri

NPM : 130511356
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Peradilan Pidana

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016
Pertanggungjawaban Hakim Pelaku Pelanggaran Kode Etik Berpotensi Pidana

Anugerah Merdekawaty Maesya Putri

Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Email: amaesyaputri@yahoo.com

Abstract
Violations of the code of ethic by the judge is one reason for the lack of public trust and
worsen the image of judiciary in Indonesia. Those violations could be potentially break criminal
code, or not. A research is needed to understand the accountability of judge whose violate code of
ethic which potentially breaks the criminal code. The type of research in this thesis is a normative
legal research. Normative legal research is a research to examine the implementation of positive
law. Based on the research, found there are two forms of accountability of judge. First form of
accountability is criminal accountability, which conducted through general courts. The second is
profession accountability, which handled by Judicial Commission. Phases of investigation held by
Judicial Commission are: verify reports of alleged violations of the code of ethic, investigate the
alleged infringement, calling the alleged infringer and witnesses for questioning, and drawing
conclusions based on the investigation to determine sanction then proposing it to the Supreme
Court. The judge proposed to be dismissed has the opportunity to defend themselves in the
presence of the Honorary Council of Judges. based on the plea in the ethics hearing, the Council
will determine the most suitable sanction. By these forms of accountability, hopefully can provide
deterrent effects, rebuild public trust and improve the image of the judiciary in Indonesia.

Keywords: Accountability, Judge, Code of Ethic

1. PENDAHULUAN Pelanggaran kode etik menunjukkan


Kekuasaan Kehakiman bahwa kode etik dan pedoman perilaku
merupakan kekuasaan yang merdeka hakim dalam implementasinya mulai
sebagaimana yang tercantum dalam diabaikan. Terdapat banyak kasus
Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang pelanggaran kode etik yang dilakukan
Dasar 1945 bahwa kekuasaan oleh hakim. Pelanggaran kode etik
kehakiman adalah kekuasaan yang hakim yang marak terjadi tidak hanya
merdeka untuk menyelenggarakan disebabkan oleh satu penyebab.
peradilan guna menegakkan hukum dan Pelanggaran kode etik hakim
keadilan.1 Kekuasaan kehakiman disebabkan oleh perselingkuhan yang
dijalankan oleh aparatur peradilan. dilakukan oleh hakim, hakim yang
Aparatur peradilan dalam menegakkan menerima suap, hakim yang melakukan
hukum dan keadilan tentu saja tindak pidana korupsi dan masih
berpegang pada aturan atau pedoman banyak penyebab lainnya termasuk
berperilaku. Aturan atau pedoman dalam perbuatan yang melanggar 10
berperilaku sering juga disebut sebagai prinsip dalam kode etik hakim. Pada
kode etik. Kode etik merupakan bagian tahun 2014 kasus pelanggaran kode etik
dari etika profesi. hakim yang ditangani oleh Majelis
Pelanggaran kode etik hakim Kehormatan Hakim paling banyak
bukan suatu fenomena baru dalam adalah akibat perselingkuhan.
dunia peradilan, yang akhir-akhir ini Presentase kasus pelanggaran kode etik
justru semakin marak terjadi. hakim akibat perselingkuhan adalah
38,64% atau 5 kasus dari 13 kasus yang
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945, Pustaka Mandiri, Solo, hlm.33.

1
ditangani oleh Majelis Kehormatan pihak yang memberi maupun hakim
Hakim.2 yang menerimanya. Kasus suap yang
Pada tahun 2015 pelanggaran melibatkan para hakim merupakan
kode etik yang dilakukan oleh hakim penyebab yang mendominasi
lebih banyak dari tahun sebelumnya. pelanggaran kode etik akhir-akhir ini.
Pada tahun 2015 aparatur pengadilan Kasus suap yang melibatkan hakim
yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hanya melanggar kode etik tetapi
sebanyak 265, 118 diantaranya adalah juga merupakan bentuk pelanggaran
hakim, sedangkan tahun 2014 aparatur hakim yang dapat dipidana.
peradilan yang dijatuhi hukuman Hakim penerima suap jelas
disiplin sebanyak 209 orang dan telah melanggar kode etik hakim,
diantaranya adalah hakim berjumlah sebagaimana yang telah diatur dalam
112. Hal ini menunjukkan bahwa tahun kode etik dan pedoman perilaku hakim.
2015 ada peningkatan 54 aparatur Kasus pelanggaran kode etik hakim
peradilan yang dijatuhi hukuman dalam bentuk penerimaan suap salah
disiplin.3 satunya yang melibatkan seorang
Kasus pelanggaran kode etik hakim yang bernama Muhtadi Asnun.
hakim, salah satu penyebabnya hakim Muhtadi Asnun adalah seorang hakim
yang menerima suap. Penyuapan yang menjabat sebagai Ketua
tersebut dilakukan oleh salah satu pihak Pengadilan Negeri Tangerang, ia
dalam perkara yang memberikan menangani perkara Gayus HP.
sejumlah uang kepada hakim yang Tambunan pada tahun 2010 silam.
menangani perkaranya agar dapat Muhtadi Asnun menjadi ketua majelis
dimenangkan. Kode etik hakim dalam perkara Gayus. Muhtadi Asnun
sebenarnya memberi toleransi bahwa terbukti telah menerima suap dari
hakim hanya dapatmenerima paling Gayus sebesar Rp50.000.000. Hakim
banyak Rp500.000 dari keluarga, Muhtadi Asnun kemudian divonis
saudara maupun teman yang tidak penjara 2 tahun.5
berkaitan dengan kasus yang ditangani Kasus serupa juga menjerat
oleh seorang hakim.4 seorang hakim bernama Ramlan
Faktanya yang terjadi justru Comel, Ramlan comel adalah seorang
sebaliknya, pemberian itu justru hakim di Pengadilan Tindak Pidana
diberikan oleh orang yang berkaitan Korupsi Kota Bandung. Ramlan Comel
dengan perkara yang ditangani oleh terbukti menerima suap dan janji saat
hakim. Tindakan penyuapan tentu saja menyidangkan perkara korupsi dana
merupakan perbuatan melanggar bantuan sosial di Bandung. Majelis
hukum yang dapat dipidana baik bagi Kehormatan Hakim sepakat untuk
memberikan sanksi berat kepada
2
Selingkuh Dominasi Pelanggaran Hakim,
Ramlan berupa rekomendasi untuk
Sepanjang 2014, diberhentikan dengan tidak hormat.
http://nasional.kompas.com/read/2014/12/27/163930 Majelis Kehormatan Hakim yang
91/Selingkuh.Dominasi.Pelanggaran.Hakim.Sepanja menangani kasus Ramlan Comel
ng.2014, diakses 26 Juli 2016, Pukul 00.09. diketuai oleh Artidjo Alkostar. Artidjo
3
Detiknews, Pelanggaran Kode Etik Hakim di 2015 meminta Mahkamah Agung untuk
Meningkat, membuat surat pemberhentian
http://news.detik.com/berita/3107765/pelanggaran-
kode-etik-hakim-di-2015-meningkat, diakses 26 Juli 5
2016, Pukul 00.10. Detiknews, Hakim Muhtadi Asnun Terima Putusan
4
Keputusan Bersama Mahkamah Agung Republik 2 Tahun Bui, Akan Bebas Agustus,
Indonesia dan Komisi Yudisial Republik Indonesia http://news.detik.com/berita/1656246/hakim-
muhtadi-asnun-terima-putusan-2-tahun-bui-akan-
Nomor: , Op. Cit, hlm. 9. bebas-agustus, diakses 26 Juli 2016, Pukul 00.15.

2
sementara sembari menunggu surat 1. Pengertian Kode Etik dan Kode
pemecatan resmi dari Presiden.6 Etik Profesi
Berdasarkan kedua kasus Kode etik dalam Kamus
tersebut terlihat bahwa hakim yang Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
terbukti melakukan pelanggaran kode diartikan secara terpisah, kode
etik dapat dikenakan sanksi yang berat menurut Kamus Besar Bahasa
yakni diberhentikan Hakim yang Indonesia (KBBI) adalah tanda
melakukan pelanggaran bisa saja (kata-kata, tulisan) yang disepakati
dikenai sanksi pidana tergantung untuk maksud tertentu (untuk
seberapa berat pelanggaran yang menjamin kerahasian berita,
dilakukan. Lantas apakah sanksi yang pemerintah, dan sebagainya), atau
dijatuhkan pada hakim pelaku kumpulan peraturan yang
pelanggaran kode etik hanya sanksi etik bersistem, atau diartikan juga
atau sanksi pidana saja atau bahkan sebagai kumpulan prinsip yang
keduanya. Untuk permasalahan tersebut bersistem. Etik dalam Kamus Besar
maka perlu dikaji lebih lanjut untuk Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
mengetahui pertanggungjawaban hakim sebagai norma dan asas yang
yang melanggar kode etik. diterima oleh kelompok tertentu
Berdasarkan data maka perlu sebagai landasan tingkah laku.7
dilakukan kajian kode etik. Khususnya Sehingga, dapat dikatakan bahwa
kajian kode etik terhadap kode etik adalah tanda (kata-kata
pertanggungjawaban hakim pelaku tulisan) yang disepakati, kumpulan
pelanggaran kode etik berpotensi peraturan yang bersistem,
pidana. Kajian kode etik untuk kumpulan prinsip yang bersistem
mengetahui bagaimana mengenai norma dan asas yang
pertanggungjawaban hakim pelaku diterima oleh kelompok tertentu
pelanggaran kode etik berpotensi sebagai landasan tingkah laku.
pidana. Berdasarkan persoalan yang Prof. Muhammad Abdul Kadir
telah dipaparkan dirumuskan judul menyatakan bahwa kode etik
Pertanggungjawaban Hakim Pelaku adalah kumpulan asas atau nilai
Pelanggaran Kode Etik Berpotensi moral yang menjadi norma
Pidana. perilaku.8
Kode etik profesi
Rumusan Masalah berfungsi untuk mengatur setiap
Bagaimanakah anggota dalam suatu kelompok
pertanggungjawaban hakim sebagai profesi, bagaimana profesi itu
pelaku pelanggaran kode etik yang seharusnya dijalankan, aturan yang
berpotensi pidana?. harus diikuti oleh pelaku profesi
Tujuan Penelitian tersebut, maupun hubungan antara
Sehubungan dengan rumusan profesi dengan masyarakat.
masalah maka tujuan penelitian adalah Layaknya manusia, kode etik
untuk mengkaji pertanggungjawaban profesi juga tidak sempurna.
hakim pelaku pelanggaran kode etik
berpotensi pidana.
A. Tinjauan Umum Kode Etik

6 7
Indra Wijaya, Langgar Kode Etik, Hakim Ramlan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, Edisi III
Comel Dipecat, Cetakan ke-1, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 578.
8
https://m.tempo.co/read/news/2014/03/12/06356162 Abdul Kadir Muhammad, 2001, Etika Profesi
5/langgar-kode-etik-hakim-ramlan-comel-dipecat, Hukum, Cetakan ke-2, Penerbit PT. Citra Aditya
diakses 26 Agustus 2016, Pukul 09.24. Bakti, Bandung, hlm. 77.

3
hubungan kemasyarakatan di luar
2. Kelemahan Kode Etik Profesi kedinasan.10 Kode etik dan atau
Kode etik profesi juga pedoman perilaku hakim dalam
mempunyai kelemahan. Kelemahan Pasal 1 butir 1 Peraturan bersama
itu antara lain sebagai berikut: Mahkamah Agung Republik
a. Idealisme yang Indonesia dan Komisi Yudisial
terkandung dalam Republik Indonesia Nomor:
kode etik profesi tentang Panduan
tidak sejalan dengan
fakta yang terjadi di Penegakan Kode Etik dan Pedoman
sekitar para Hakim diartikan sebagai panduan
professional. keutamaan moral bagi setiap
b. Kode etik profesi hakim, baik di dalam maupun di
merupakan luar kedinasan sebagaimana diatur
himpunan norma dalam Surat Keputusan Bersama
moral yang tidak Ketua Mahkamah Agung Republik
dilengkapi dengan Indonesia dan Ketua Komisi
sanksi keras.9 Yudisial Republik Indonesia
Pada saat ini kode etik Nomor:
profesi dapat dikatakan kurang tentang Kode Etik dan Pedoman
berfungsi dalam implementasinya. Perilaku Hakim.11 Kode etik profesi
Hal ini dapat dilihat dalam berbagai Hakim berisi 10 prinsip yang
macam kasus yang sering terjadi menjadi pegangan bagi Hakim
akhir-akhir ini. Banyak dalam menjalankan tugasnya yaitu
pelanggaran kode etik yang berperilaku adil, jujur, arif dan
dilakukan oleh profesional. bijaksana, mandiri, berintegritas
Terdapat alasan mengapa para tinggi, bertanggung jawab,
profesional mengabaikan kode etik menjunjung tinggi harga diri,
profesi dan bahkan melakukan berdisiplin tinggi, berperilaku
pelanggaran kode etik profesi. rendah hati dan profesional
Alasan mengabaikan kode etik
profesi dikarenakan pengaruh sifat 4. Penegakan Kode Etik Pada
kekeluargaan, pengaruh jabatan, Hakim
konsumerisme, dan karena lemah Kode etik dan pedoman
iman. perilaku yang telah diatur tentu saja
tidak terlepas dari pihak yang
3. Pengertian Kode Etik Hakim melakukan penegakan terhadap
Kode etik dan atau kode etik hakim. Penegakan kode
pedoman perilaku hakim dalam
Pasal 1 butir 6 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2011 tentang 10
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Komisi Yudisial diartikan sebagai Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun
panduan yang digunakan dalam 2004 tentang Komisi Yudisial, hlm. 3.
rangka menjaga dan menegakkan www.komisiyudisial.go.id, diakses 14 September
kehormatan, keluhuran martabat, 2016, Pukul 01.36.
11
serta perilaku hakim dalam Peraturan bersama Mahkamah Agung Republik
melaksanakan tugasnya sebagai Indonesia dan Komisi Yudisial Republik Indonesia
seorang hakim dan dalam Nomor: tentang Panduan
Penegakan Kode Etik dan Pedoman Hakim, hlm.2,
www.komisiyudisial.go.id, diakses 28 September
9
Ibid, hlm. 78. 2016, Pukul 11.37.

4
etik pada hakim dilakukan oleh berdasar hasil pemeriksaan
Komisi Yudisial, Komisi Yudisial dinyatakan terbukti melakukan
merupakan lembaga independen pelanggaran berdasar peraturan
yang bertugas mengawasi hakim perundang-undangan dan diusulkan
secara eksternal. Komisi Yudisial untuk dijatuhi sanksi berupa
dibentuk berdasarkan munculnya permberhentian.12
gagasan bahwa diperlukan sebuah
lembaga pengawasan eksternal 5. Sanksi Kode Etik Hakim
selain pengawasan internal yang Kode etik dan atau
memantau dan memonitor perilaku pedoman perilaku hakim juga
dari hakim dalam penjatuhan mengatur mengenai berbagai
putusan terhadap suatu perkara macam sanksi bagi seorang hakim
tetapi tidak mencampuri materi yang melakukan pelanggaran kode
perkara agar tindak tumpang tindih etik. Sanksi bagi hakim yang
dengan peradilan banding. melakukan pelanggaran kode etik
Berdasarkan gagasan tersebut ada bermacam-macam
Komisi Yudisial dibentuk sebagai sebagaimana yang diatur dalam
lembaga pengawas eksternal, Pasal 19 Peraturan Bersama
pembentukan Komisi Yudisial Mahkamah Agung Republik
menjadi solusi atas tidak efektifnya Indonesia dan Komisi Yudisial
pengawasan internal yang Republik Indonesia Nomor:
dilakukan oleh Mahkamah Agung. tentang Panduan
Komisi Yudisial berarti
Penegakan Kode Etik dan Pedoman
menekankan pengawasan terhadap
Perilaku Hakim Sanksi bagi hakim
hakim sebagai seorang individu,
yang melakukan pelanggaran kode
Komisi Yudisial melakukan
etik hakim terdiri dari sanksi
pengawasan terhadap perilaku
ringan, sanksi sedang, dan sanksi
hakim di luar dari pekerjaan yang
berat. Sanksi yang dikenakan bagi
dilakukannya sebagai seorang
seorang hakim yang melakukan
penegak hukum, dikarenakan
pelanggaran merupakan bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh
pertanggungjawaban dari hakim
Mahkamah Agung terbatas hanya
tersebut.
dalam kapasitas profesional hakim
Sanksi ringan bagi hakim
tersebut dan tidak menyangkut
yang melakukan pelanggaran kode
perilaku sejauh tidak memberikan
etik dapat berupa teguran lisan,
pengaruh terhadap kinerja yudisial.
teguran tertulis, dan pernyataan
Komisi Yudisial dalam
tidak puas secara tertulis. Sanksi
melaksanakan tugasnya juga
sedang antara lain terdiri dari
berpegang pada kode etik dan atau
penundaan kenaikan gaji berkala
pedoman perilaku hakim yang telah
paling lama satu tahun, penurunan
ditetapkan oleh Mahkamah Agung
gaji yang besarnya satu kali
dan Komisi Yudisial dalam surat
kenaikan gaji berkala yang paling
keputusan bersama.
Hakim yang melakukan
12
pelanggaran kode etik nantinya Peraturan Bersama Mahkamah Agung Republik
diberi kesempatan untuk membela Indonesia dan Komisi Yudisial Republik Indonesia
diri di hadapan Majelis Nomor: tentang Tata Cara Kerja, dan
Kehormatan Hakim. Majelis Tata Cara Pengambilan Keputusan Majelis
Kehormatan Hakim adalah forum Kehormatan Hakim, hlm. 2,
pembelaan diri bagi hakim yang www.komisiyudisial.go.id, diakses 1 Agustus 2016,
Pukul 00.18.

5
lama satu tahun, penundaan juga diatur dalam Pasal 1 butir 8
kenaikan gaji pangkat dengan KUHAP yang berisi ketentuan
jangka waktu paling lama satu bahwa hakim adalah pejabat
tahun, hakim nonpalu dengan peradilan negara yang diberi
jangka waktu paling lama 6 bulan, wewenang oleh Undang-Undang
mutasi ke pengadilan lain kelas untuk mengadili.16
pengadilan lebih rendah, dan Pengertian hakim juga
pembatalan atau penangguhan terdapat dalam Undang-Undang
profesi. Bagi hakim yang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
melakukan pelanggaran dapat juga Kekuasaan Kehakiman Pasal 1
dikenai sanksi berat, sanksi berat butir 5 yang berisi ketentuan bahwa
antara lain pembebasan dari hakim adalah hakim pada
jabatan, hakim nonpalu yang Mahkamah Agung dan hakim pada
jangka waktunya lebih dari 6 bulan badan peradilan yang berada di
dan paling lama 2 tahun, sanksi bawahnya dalam lingkungan
berupa penurunan pangkat pada peradilan umum, lingkungan
pangkat setingkat lebih rendah peradilan agama, lingkungan
dengan jangka waktu paling lama 3 peradilan militer, lingkungan
tahun, dapat berupa pemberhentian peradilan tata usaha negara, dan
tetap dengan hak pensiun, dan hakim pada pengadilan khusus
dapat juga dijatuhi sanksi berupa yang berada dalam lingkungan
pemberhentian dengan tidak peradilan tersebut.17 Pasal 19
hormat.13 Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan
B. Tinjauan Umum Hakim Kehakiman memberi penjelasan
1. Pengertian Hakim bahwa hakim dan hakim konstitusi
Hakim menurut Kamus adalah pejabat negara yang
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) melakukan kekuasaan kehakiman
adalah orang yang mengadili yang diatur dalam Undang-
perkara (dalam pengadilan atau Undang.18 Pasal 1 butir 5 Undang-
mahkamah), keputusan tidak dapat Undang Nomor 18 tahun 2011
diganggu gugat, juri penilai (dalam tentang perubahan atas Undang-
perlombaan dan sebagainya).14 Undang Nomor 22 tahun 2004
Hakim menurut Kamus Hukum tentang Komisi Yudisial, hakim
adalah orang yang memiliki tugas adalah hakim dan hakim ad hoc di
mengadili, memutuskan perkara Mahkamah Agung dan badan
dengan memberikan vonis atau peradilan.
keputusan pengadilan, atau
seseorang yang memiliki tugas dan 2. Syarat Pengangkatan Hakim
fungsi untuk mengadili serta Untuk menjadi seorang
mengatur administrasi Hakim tentu saja ada beberapa
pengadilan.15 Pengertian hakim persyaratan yang harus dipenuhi
13
Peraturan Bersama Mahkamah Agung Republik 16
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
Indonesia dan Komisi Yudisial Republik Indonesia
2010, Cetakan ke-1, Penerbit Gama Press,
Nomor: , Op. Cit, hlm. 13. Yogyakarta, hlm. 177.
14 17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit, hlm. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Tentang
383. Kekuasaan Kehakiman, hlm. 2,
15
Marwan M dan Jimmy P, 2009, Kamus Hukum, www.komisiyudisial.go.id, diakses 1 September
Cetakan ke-1, Penerbit Gama Press, Yogyakarta, 2016, Pukul 14.48.
18
hlm. 244. Ibid, hlm. 8.

6
sebagaimana yang tercantum dalam Pemberhentian dengan hormat
Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang dapat dilakukan dengan beberapa
Nomor 49 Tahun 2009 tentang alasan sebagaimana yang tercantum
Perubahan Atas Undang-Undang dalam Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2)
Nomor 2 Tahun 1986 tentang Undang-Undang Nomor 49 Tahun
Peradilan Umum yaitu: 2009 tentang Perubahan atas
a. Seorang warga negara Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Indonesia. 1986 tentang Peradilan Umum,
b. Memiliki ketaqwaan alasan tersebut antara lain:20
pada Tuhan Yang a. Atas permintaan hakim
Maha Esa. yang secara tertulis.
c. Setia pada Pancasila b. Sakit jasmani atau
dan Undang-undang rohani secara terus
Dasar 1945. menerus.
d. Sarjana hukum. c. Hakim bermur 65
e. Lulus pendidikan tahun bagi ketua, wakil
hakim. ketua, dan hakim
f. Mampu baik itu secara pengadilan negeri, dan
rohani dan jasmani 67 tahun bagi ketua,
menjalankan tugas dan wakil ketua, dan hakim
kewajiban. pengadilan tinggi.
g. Berwibawa, jujur, adil, d. Ternyata tidak cakap
dan berkelakuan tidak dalam menjalankan
tercela. tugasnya.
h. Berusia paling rendah e. Ketua, wakil ketua, dan
25 tahun dan paling hakim pengadilan yang
tinggi 40 tahun. meninggal dunia
i. Tidak pernah dijatuhi dengan sendirinya
pidana penjara karena diberhentikan dengan
melakukan kejahatan hormat dari jabatannya
berdasar putusan oleh Presiden.
pengadilan yang Pemberhentian terhadap hakim
memperoleh kekuatan tidak hanya dilakukan dengan
hukum tetap.19 hormat, namun terdapat
pemberhentian dengan tidak
3. Syarat Pemberhentian Hakim hormat. Pemberhentian dengan
Pemberhentian hakim tidak tidak hormat sebagaimana yang
dilaksanakan secara sembarangan. tercantum dalam Pasal 20 ayat (1)
Terdapat beberapa alasan yang Undang-Undang Nomor 49 Tahun
dapat menyebabkan hakim 2009 tentang Perubahan atas
diberhentikan baik pemberhentian Undang-Undang Nomor 2 Tahun
dengan hormat maupun 1986 tentang Peradilan Umum
pemberhentian dengan tidak dapat dilaksanakan dengan
hormat. alasan:21
a. Hakim yang dipidana
19
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang penjara karena
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun melakukan kejahatan
1986 tentang Peradilan Umum, hlm. 7,
http://badilum.mahkamahagung.go.id/upload_file/im
20
g/article/doc/UU_No_49_2009_peradilan_umum.pd Ibid, hlm. 9.
21
f, diaskses 3 Oktober 2016, pukul 23.25. Ibid.

7
berdasarkan putusan jawab profesi. Tanggung jawab
pengadilan yang telah profesi hakim terdiri dari 3 jenis
memperoleh kekuatan yaitu:22
hukum tetap. a. Tanggung jawab
b. Hakim yang moral.
melakukan perbuatan b. Tanggung jawab
tercela. hukum.
c. Hakim yang c. Tanggung jawab
melalaikan kewajiban teknis profesi.
dalam menjalankan
tugas pekerjaannya 5. Sifat dan Sikap Hakim
terus-menerus selama 3 Hakim yang merupakan aktor
bulan. utama dalam kekuasaan kehakiman
d. Hakim yang juga mempunyai pelambangan atau
melakukan sifat hakim. Sebagai penegak
pelanggaran sumpah hukum hakim harus menanamkan
atau janji jabatan. sifat-sifat yang mulia dalam
e. Hakim yang menjalankan tugasnya.
melakukan Pelambangan atau sifat hakim
pelanggaran terdiri dari 5 sifat yaitu:
sebagaimana yang a. Kartika yang
tercantum dalam Pasal disimbolkan dengan
18 Undang-Undang bintang, yang
Nomor 49 Tahun 2009 melambangkan
tentang Perubahan atas keTuhanan yang Maha
Undang-Undang Esa dan beradab.
Nomor 2 Tahun 1986 b. Cakra yang
tentang Peradilan disimbolkan dengan
Umum. senjata ampuh dari
f. Melanggar Kode Etik Dewa keadilan yang
dan Pedoman Perilaku berarti adil.
Hakim. c. Candra yang
disimbolkan dengan
4. Tugas dan Wewenang Hakim bulan berarti bijaksana
Hakim mempunyai peran dan berwibawa.
penting dalam kekuasan kehakiman d. Sari yang disimbolkan
untuk menegakkan hukum dan dengan bunga berarti
keadilan. Tugas pokok hakim yaitu berbudi luhur atau
memeriksa, mengadili dan berkelakuan tidak
memutus perkara. Hakim tercela.
merupakan profesi yang mulia, e. Tirta yang disimbolkan
yang mengemban tugas yang mulia. dengan air, yang
Hakim dalam menjalankan mensyaratkan bahwa
tugasnya diwajibkan untuk seorang hakim harus
menggali, mengikuti, dan jujur.23
memahami nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam
mayarakat. 22
Kelik Pramudya dan Ananto Widiatmoko, 2010,
Hakim dalam menjalankan Pedoman Etika Profesi Aparat Hukum, Penerbit
tugasnya mempunyai tanggung Pustaka Yustisia, Yogyakarta, hlm.20.
23
Ibid, hlm. 25.

8
2. METODE PENELITIAN pertanggungjawaban hakim pelaku
Jenis Penelitian pelanggaran kode etik berpotensi pidana.
Jenis Penelitian hukum merupakan Yang khusus berupa hasil penelitian
jenis penelitian normatif. Fokus mengenai pertanggungjawaban hakim
penelitian ini berdasarkan pada pelaku pelanggaran kode etik berpotensi
peraturan perundang-undangan pidana.
mengenai pertanggungjawaban hakim
pelaku pelanggaran kode etik berpotensi
pidana. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber Data Penelitian hukum
normatif berupa data sekunder terdiri Kode etik dan pedoman perilaku
atas bahan hukum primer berupa hakim merupakan panduan moral bagi
Peraturan Perundang-Undangan. Bahan hakim baik di dalam kedinasan maupun
hukum sekunder yang digunakan dalam di luar kedinasan yang diatur dalam
penelitian berupa pendapat hukum yang Keputusan Bersama Mahkamah Agung
dapat diperoleh dari buku, internet, surat Republik Indonesia dan Komisi Yudisial
kabar, narasumber dan kamus.
Nomor: berisi 10
Metode Pengumpulan Data prinsip yang menjadi pegangan bagi
hakim dalam menjalankan tugas dan
Untuk memperoleh data primer tanggungjawabnya. Kode etik dan
dilakukan dengan studi kepustakaan dan pedoman perilaku yang ada diharapkan
wawancara yaitu mengadakan tanya dapat membantu hakim agar menjadi
jawab secara lisan denga Bapak Ayun penegak hukum yang profesional dan
Kristiyanto, S.H selaku hakim di tidak melanggar aturan yang berlaku.
Pengadilan Negeri Sleman (Jalan Merapi Pengawasan dan penegakan kode
No.1, Beran, Kec. Sleman, Daerah etik dilakukan oleh Komisi Yudisial.
Istimewa Yogyakarta 55511) tentang Penegakan kode etik merupakan salah
hal-hal yang berkaitan dengan penulisan satu wewenang Komisi Yudisial dari
hukum. empat wewenang yang ada sebagaimana
yang tercantum dalam Pasal 13 Undang-
Analisis Data Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor
Analisis data yang digunakan
22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.
dalam penelitian adalah analisis data
Laporan mengenai dugaan pelanggaran
secara kualitatif terhadap bahan hukum
kode etik hakim terbanyak periode
primer yang dilakukan dengan deskripsi
Januari 2016 hingga April 2016
hukum positif, sistematisasi hukum
dipegang oleh DKI Jakarta.
positif, analisis hukum positif,
intepretasi hukum positif dan menilai
Tabel 1 Laporan Dugaan
hukum positif.
Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman
Perilaku Hakim Ke Komisi Yudisial
Proses Berfikir
Periode Januari-April 2016.24
Proses berpikir yang digunakan
adalah deduktif yaitu bertolak dari
proposisi umum yang kebenarannya
telah diketahui dan berakhir pada suatu
kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam 24
Laporan PLM Periode 2016, hlm. 7,
hal ini yang umum berupa peraturan http://www.komisiyudisial.go.id/files/Laporan-
perundang-undangan mengenai PLM-April-2016.pdf, diakses 29 September 2016,
Pukul 21.13.

9
berat berupa pemberhentian tetap tidak
dengan hormat. Hakim tersebut
mempunyai hak untuk membela diri
dihadapan Majelis Kehormatan Hakim.
Pembelaan diri hakim di hadapan Majelis
Kehormatan Hakim dapat ditolak,
diterima sebagian atau diterima
seluruhnya.
Hakim yang diusulkan
pemberhentian dengan tidak hormat
Komisi Yudisial akan bernama Falcon adalah seorang hakim
bertindak berdasar laporan, laporan yang bertugas di Pengadilan Negeri
diverifikasi, kemudian akan dilakukan Muara Teweh. Hakim Falcon terbukti
pemeriksaan terkait dugaan pelanggaran menerima gratifikasi dari pihak yang
kode etik. Komisi Yudisial kemudian berperkara pada tahun 2014 sebesar Rp.
memanggil para pihak untuk dimintai 15.000.000,00. Hakim Falcon setelah
keterangan untuk kepentingan menggunakan haknya untuk membela
pemeriksaan, dan akam memanggil dan diri di hadapan Majelis Kehormatan
meminta keterangan dari saksi, setelah Hakim akhirnya divonis untuk
itu Komisi Yudisial akan menyimpulkan diberhentikan dengan hormat.
hasil pemeriksaan. Berdasar hasil Keputusan Majelis Kehormatan Hakim
pemeriksaan yang menyatakan bahwa lebih ringan dibandingkan dengan usul
dugaan pelanggaran kode etik terbukti dari Komisi Yudisial yaitu
maka Komisi Yudisial akan mengusulkan pemberhentian dengan tidak hormat.
penjatuhan sanksi terhadap hakim yang Keputusan Majelis Kehormatan Hakim
diduga melakukan pelanggaran kepada untuk memberhentikan hakim Falcon
Mahkamah Agung sebagaimana yang dengan hormat berdasarkan
tercantum dalam Pasal 22A Undang- pertimbangan bahwa hakim Falcon
Undang Nomor 18 tahun 2011 tentang telah mengakui dan mengembalikan
Perubahan atas Undang-Undang Nomor uang sebesar Rp. 15.000.000,00 kepada
22 Tahun 2004 tentang Komisi Lendra dan dengan pertimbangan
Yudisial.25 bahwa ia masih memiliki tanggungan
Dalam periode Januari keluarga dan istri yang hamil tujuh
hingga 26 April 2016 usul penjatuhan bulan.26
sanksi kepada terlapor untuk diserahkan Pelanggaran kode etik yang
kepada Mahkamah Agung terdapat lima dilakukan bermacam-macam baik yang
orang yang diusulkan sanksi ringan berpotensi pidana maupun yang tidak
berupa teguran lisan satu orang, teguran berpotensi pidana. Penyebab
tertulis dua orang, dan pernyataan tidak pelanggaran kode etik dan pedoman
puas seacar tertulis dua orang. Usulan hakim antara lain penyuapan sebesar
sanksi sedang dijatuhi pada dua orang 42,2%, perselingkuhan 28,9%,
yang berupa sanksi hakim non palu indisipliner 11,1%, narkoba 6,7%,
paling lama tiga bulan dan penundaan memainkan putusan 4,4%, dan
kenaikan pangkat paling lama satu tahun.
Usulan sanksi berat dijatuhkan pada satu
orang hakim yaitu sanksi pemberhentian
dengan tidak hormat. Satu orang hakim 26
Lintas Kalteng, Perkara Ini yang Membuat Hakim
yang diusulkan untuk dijatuhi sanksi Falcon Dipecat,
http://kalteng.prokal.co/read/news/28139-hakim-
25
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, Op. Cit, falcon-tangani-perkara-narkoba/5, diakses 17
hlm. 8. November 2016, Pukul 21.54.

10
pelanggaran lainnya sebesar 6,7%.27 pertanggungjawaban pidana dan
Hakim pelaku pelanggaran kode etik profesi, karena menurut Bapak Ayun
tentu saja akan dimintai Kristiyanto jika hakim yang melakukan
pertanggungjawaban. Hakim yang pelanggaran etik yang berpotensi
terbukti melakukan pelanggaran pidana hanya diadili melalui ranah
peraturan perundang-undangan serta pidana dan kode etik tidak, maka hakim
diusulkan untuk dijatuhi sanksi berat tersebut yang diuntungkan. Hakim
berupa pemberhentian sementara atau pidana hanya memutus berdasar
pemberhentian tetap yang diberi kesalahan, sedangkan perihal kode etik
kesempatan untuk membela diri di pihak yang berwenang menjatuhkan
hadapan Majelis Kehormatan Hakim. sanksi tidak dapat menjatuhkan pidana.
Berdasarkan wawancara Pertangunggungjawaban
Penulis dengan Bapak Ayun hakim pelaku pelanggaran kode etik
Kristiyanto, SH. seorang hakim di yang berpotensi pidana harus seperti itu
Pengadilan Negeri Sleman yang bahkan wajib. Antara
menjadi narasumber untuk penelitian pertanggungjawaban pidana dan profesi
Penulis, menyatakan bahwa kode etik harus beriringan jadi tidak hanya
atau pedoman perilaku hakim harus dijatuhi sanksi pidana lalu kemudian
dipegang karena kode etik atau sanksi etik dihilangkan maka itu tidak
pedoman perilaku hakim merupakan boleh. Pertanggungjawaban hakim
pegangan bagi hakim dalam pelaku pelanggaran kode etik
melaksanakan tugasnya. Prinsip kode berpotensi pidana itu harus dalam dua
etik hakim menurut Bapak Ayun bentuk pertanggungjawaban.
Kristiyanto yang terkadang sering Kendala dalam penegakan
dilanggar oleh hakim yaitu saat hakim kode etik adalah adanya hakim yang
tersebut bersidang, kemungkinan hakim melakukan pelanggaran tidak
imparsial, kadang memihak salah satu terjangkau. Tidak terjangkau diartikan
pihak dengan berbagai macam bahwa sebagian hakim yang melakukan
kepentingan, atau ketika hakim tidak pelanggaran kode etik tidak dilaporkan,
obyektif karena obyektifitas merupakan sedangkan untuk menindaklanjuti
pegangan hakim dalam melakukan pelanggaran kode etik harus ada
suatu perbuatan atau pekerjaan. laporan Dalam situasi seperti itu hakim
Pelanggaran kode etik yang pelaku pelanggaran kode etiklah yang
berpotensi pidana seperti suap dan seharusnya jujur ketika ia melanggar
penelantaran istri, sedangkan yang salah satu dari 10 prinsip kode etik.
tidak berpotensi pidana misalnya Penegak kode etik juga
pelanggaran kedisiplinan, tidak mempunyai peran penting dalam
obyektif, mengantuk saat persidangan, menangani hakim pelaku pelanggaran
dan memegang gadget saat sidang kode etik berpotensi pidana. Menurut
merupakan bentuk pelanggaran kode Bapak Ayun Kristiyanto bagi pihak
etik yang tidak berpotensi pidana. yang berwenang melakukan penegakan
Pertanggungjawaban hakim pelaku kode etik, sebaiknya harus jujur ketika
pelanggaran kode etik yang berpotensi penegakan kode etik dilakukan. Pihak
pidana menurut Bapak Ayun yang berwenang menegakkan kode etik
Kristiyanto ada dua bentuk yaitu tidak boleh memihak, harus memutus
berdasar apa yang ada, fakta yang ada,
27
Muhammad Nur Rochmi, Masalah Penyuapan dan dan juga para pihak harus saling
Asusila Dominasi Pelanggaran Etik Hakim, klarifikasi, serta pihak yang
https://beritagar.id/artikel/berita/masalah- menegakkan kode etik jangan
penyuapan-dan-asusila-dominasi-pelanggaran-etik- menjudge hakim yang melakukan
hakim, diakses 3 Oktober 2016, Pukul 22.25.

11
pelanggaran bahwa hakim itu salah atau sanksi bagi hakim yang mengakibatkan
tidak salah tanpa mengumpulkan semua hakim tidak akan bersidang sampai
bukti. Laporan mengenai pelanggaran jangka waktu yang telah ditentukan.
kode etik harus ditelaah terlebih Bagi hakim yang melakukan
dahulu, benar atau tidaknya laporan pelanggaran kode etik berpotensi
tersebut. Hakim yang membela diri, pidana maka hakim tersebut akan
maka pembelaan dari hakim tersebut melakukan dua bentuk
juga harus ditelaah mungkin saja pertanggungjawaban yaitu
pelanggaran yang dilakukan oleh hakim pertanggungjawaban profesi dan
tersebut ada penyebabnya. Hakim yang pertanggungjawaban pidana sesuai
terbukti tidak melanggar kode etik dengan Peraturan Perundang-Undangan
maka ia harus direhabilitasi sedangkan yang dilanggarnya.
jika hakim yang melakukan Pertanggungjawaban pidana tentu saja
pelanggaran kode etik tersebut terbukti dilakukan dalam ranah peradilan
maka sudah seharusnya hakim itu umum, misalnya suap maka hakim
dihukum. yang melakukan pelanggaran akan
Berdasarkan studi mengikuti berbagai proses peradilan
kepustakaan dan wawancara dengan hingga nantinya akan diputus
narasumber yaitu Bapak Ayun berdasarkan kesalahan yang terbukti
Kristianto selaku hakim di Pengadilan dalam persidangan.
Negeri Sleman, maka menurut Penulis Dua bentuk
terdapat dua bentuk pertanggungjawaban tersebut dapat
pertanggungjawaban bagi hakim pelaku membuat hakim yang melakukan
pelanggaran kode etik berpotensi pelanggaran kode etik terutama yang
pidana yaitu pertanggungjawaban berpotensi pidana jera dan juga sebagai
profesi dan pertanggungjawaban contoh bagi hakim lain untuk berpikir
pidana. Pertanggungjawaban profesi kembali untuk melakukan
dilakukan jika seorang hakim pelanggaranPertanggungjawaban yang
melakukan pelanggaran kode etik yang dilaksanakan oleh hakim pelaku
tidak berpotensi pidana seperti hakim pelanggaran kode etik berpotensi
yang tidak disiplin, tidak adil, dan pidana kiranya dapat menunjukkan
prinsip lain yang tidak berpotensi bahwa kode etik dan pedoman perilaku
pidana, maka hakim tersebut hanya hakim yang berlaku tetap menjadi
akan melakukan pertanggungjawaban pegangan atau arah bagi hakim dalam
profesi saja. melaksanakan tugas dan tanggung
Bentuk pertanggungjawaban jawabnya sebagai seorang penegak
profesi diatur dalam Peraturan Bersama hukum yang baik, bukan hanya baik
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas yudisialnya
dan Komisi Yudisial Republik tetapi juga baik dalam perilakunya
Indonesia Nomor: sehingga dapat memperbaiki citra
kekuasaan kehakiman di masyarakat.
tentang Panduan Penegakan Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim, yang
4. KESIMPULAN
mengatur mengenai sanksi bagi hakim
Pertanggungjawaban hakim
yang melakukan pelanggaran kode etik
pelaku pelanggaran kode etik
seperti sanksi ringan, sanksi sedang,
berpotensi pidana ada dua yaitu
dan sanksi berat. Hakim pelaku
pertanggungjawaban pidana merupakan
pelanggaran kode etik yang tidak
bentuk pertanggungjawaban yang
berpotensi pidana misalnya, dijatuhi
dilakukan oleh hakim berdasar
sanksi berupa sanksi non palu selama 6
peraturan perundang-undangan yang
bulan, sanksi non palu merupakan

12
dilanggarnya akan diadili melalui Munir Fuady, 2005, Profesi Hukum
peradilan umum. Pertanggungjawaban (Etika Profesi Hukum bagi
yang kedua yaitu pertanggungjawaban Hakim, Jaksa, Advokat,
profesi, pertanggungjawaban profesi Notaris, Kurator, dan
ditangani oleh Komisi Yudisial yang Pengurus), Cetakan ke-1,
juga bekerjasama dengan Mahkamah Penerbit PT. Citra Aditya
Agung. Berdasar Pasal 22A Undang- Bakti, Bandung.
Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Sugeng Istanto. F, Hukum
Perubahan Atas Undang-Undang Internasional, Cetakan ke-2,
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Penerbitan Universitas Atma
Yudisal laporan terkait hakim yang Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
diduga melanggar kode etik akan Sumaryono. E, 2006, Etika Profesi
diverifikasi terlebih dahulu oleh Komisi Hukum Norma-Norma Bagi
Yudisial, lalu akan diperiksa terkait Penegak Hukum, Cetakan ke-6,
dugaan pelanggaran kode etik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
kemudian para pihak dan saksi Supriadi, 2006, Etika dan Tanggung
dipanggil untuk dimintai keterangan. Jawab Profesi Hukum Di
Komisi Yudisial akan menyimpulkan Indonesia, Cetakan ke-1,
hasil pemeriksaan berupa dugaan Penerbit Sinar Grafika, Jakarta.
pelanggaran terbukti atau tidak. Terkait Wisnu Broto Al, 1997, Hakim Dan
dugaan pelanggaran kode etik hakim Peradilan Di Indonesia Dalam
yang terbukti, Komisi Yudisial akan Beberapa Aspek Kajian,
mengusulkan penjatuhan sanksi pada Penerbitan Universitas Atma
Mahkamah Agung. Hakim yang Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
diusulkan sanksi berat berupa
pemberhentian mempunyai hak PERUNDANG-UNDANGAN:
membela diri di hadapan Majelis Undang-Undang Dasar Negara
Kehormatan Hakim. Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia
5. REFERENSI Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
BUKU: Undang-Undang Nomor 48 Tahun
Abdulkadir Muhammad, 2011, Etika 2009 Tentang Kekuasaan
Profesi Hukum, Cetakan ke-2, Kehakiman,
Penerbit PT. Citra Aditya Undang-Undang Nomor 18 Tahun
Bakti, Bandung. 2011 tentang Perubahan Atas
Bambang Waluyo, 1992, Implementasi Undang-Undang Nomor 22
kekusaan Kehakiman Republik Tahun 2004 tentang Komisi
Indonesia, Cetakan ke-1 Edisi Yudisial,
I, Penerbit Sinar Grafika, Peraturan Bersama Mahkamah Agung
Jakarta. Republik Indonesia dan Komisi
Kanter E.Y, 2001, Etika Profesi Yudisial Republik Indonesia
Hukum, Cetakan ke-1, Penerbit, Nomor:
Storia Grafika, Jakarta.
Kelik Pramudya dan Ananto tentang Tata Cara Pembentukan,
Widiatmoko, 2010, Pedoman Tata Cara Kerja, dan Tata Cara
Etika Profesi Aparat Hukum, Pengambilan Keputusan Majelis
Penerbit Pustaka Yustisia, Kehormatan Hakim.
Yogyakarta. Peraturan bersama Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan Komisi
Yudisial Republik Indonesia

13
Nomor tentang hakim-di-2015-meningkat,
diakses 26 Juli 2016, Pukul 00.10
Panduan Penegakan Kode Etik Indonesia Corruption Watch, Majelis
dan Pedoman Hakim. Kehormatan Hakim Disiapkan,
Keputusan Bersama Mahkamah Agung http://www.antikorupsi.org/en/co
Republik Indonesia dan Komisi ntent/majelis-kehormatan-hakim-
Yudisial Republik Indonesia disiapkan, diakses 26 Juli 2016,
Nomor: Pukul 00.12
tentang Kode Etik dan Pedoman Indra Wijaya, Langgar Kode Etik,
Perilaku Hakim. Hakim Ramlan Comel Dipecat,
https://m.tempo.co/read/news/20
SILABUS: 14/03/12/063561625/langgar-
Widiartana G, 2009, Silabus Etika dan kode-etik-hakim-ramlan-comel-
Tanggung Jawab Profesi, dipecat, diakses 26 Agustus
Universitas Atma Jaya 2016, Pukul 09.24.
Laporan PLM Periode 2016, hlm. 7,
KAMUS: http://www.komisiyudisial.go.id/
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, files/Laporan-PLM-April-
Cetakan ke-1 Edisi III, Penerbit 2016.pdf, diakses 29 September
Balai Pustaka, Jakarta. 2016, Pukul 21.13
Marwan M dan Jimmy P, 2009, Kamus Muhammad Nur Rochmi, Masalah
Hukum, Cetakan ke-1, Penerbit Penyuapan dan Asusila Dominasi
Gama Press, Yogyakarta. Pelanggaran Etik Hakim,
https://beritagar.id/artikel/berita/
WEBSITE: masalah-penyuapan-dan-asusila-
Aris Kurniawan, dominasi-pelanggaran-etik-
http://www.gurupendidikan.com/ hakim, diakses 3 Oktober, Pukul
60-pengertian-pidana-menurut- 22.25.
para-ahli-pidana-didunia/, Peraturan bersama Mahkamah Agung
diakses 2 September 2016, Pukul Republik Indonesia dan Komisi
13.15. Yudisial Republik Indonesia
Detiknews, Hakim Muhtadi Asnun Nomor tentang
Terima Putusan 2 Tahun Bui, Panduan Penegakan Kode Etik
Akan Bebas Agustus, dan Pedoman Hakim,
http://news.detik.com/berita/1656 www.komisiyudisial.go.id,
246/hakim-muhtadi-asnun- diakses 28 September 2016,
terima-putusan-2-tahun-bui- Pukul 11.37.
akan-bebas-agustus, diakses 26 Selingkuh Dominasi Pelanggaran
Juli 2016, Pukul 00.15. Hakim, Sepanjang 2014,
Detiknews, Pelanggaran Kode Etik http://nasional.kompas.com/read/
Hakim di 2015 Meningkat, 2014/12/27/16393091/Selingkuh.
http://news.detik.com/berita/3107 Dominasi.Pelanggaran.Hakim.Se
765/pelanggaran-kode-etik- panjang.2014, diakses 26 Juli
2016, Pukul 00.09

14

Anda mungkin juga menyukai