Anda di halaman 1dari 5

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan.

Tak seberapa jauh,


mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah
budakku!". Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang
menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai
pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu
masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama
dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan
diri. Si ibu berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya
memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini !
Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu
berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah
mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

" Oh, Ibu..ibu.. ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...
ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada
ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya
berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa
kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu,
batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut "Batu
Menangis".

Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya
bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu
kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu
akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Cerita Fabel :

Kuda Yang Memakai Kulit Harimau

Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang
lebat, kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira
karena tidak ada petani gandum menjaga ladangnya.

Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang kuda melihat sesuatu dengan heran
seperti sebuah kulit harimau lalu kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar
apa yang dia lihat adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja ditinggalkan oleh
para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata pas di
tubuhnya.

Lalu terlintas di benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati
dirinya, kuda itu bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat
gelap dan sering dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan semak-
semak yang cukup gelap untuk bersembunyi dan kuda itupun masuk ke semak-semak
dengan menggunakan kulit harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi
menunggu hewan hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian beberpa domba
gunung berjalan ke arah dirinya kuda itu kini bersiap-siap untuk meloncat.

Ketika domba-domba itu melewati kuda yang sedang bersembunyi kuda itu meloncat ke
arah domba-domba itu dan serentak domba-domba itu berlarian kesana kemari mereka
ketakukan dengan kulit harimau yang di pakai oleh kuda itu. Sang kuda hanya tertawa
setelah domba-domba itu berlarian dia amat senang sekali menjahili domba-doma itu.

Lalu sang kuda kembali bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain
datang melewati semak-semak itu dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil
mengunyah sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati
semak-semak namun ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir terkejut dan
lari sekencang-kencangnya menghindari menghindari kuda yang memakai kulit harimau
itu. Sang kuda kini semakin senang mengganggu hewan-hewan lainnya dan dia kembali
ke semak-semak itu menunggu hewan lain untuk dia kagetkan.

Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya namun hal itu tidak membuatnya
bosan tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya.
Kucing itu tidak melewati semak-semak kucing itu hanya duduk menyantap tikus yang ia
tangkap di dekat pohon besar, melihat hal itu sang kuda berinisiatif untuk
mengagetkannya dari arah belakang. Kuda itu keluar dari semak-semak dan berjalan
dengan hati-hati agar lebih dekat dengan sang kucing ketika sudah sangat dekat
dengan sang kucing, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau namun kuda itu
tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara harimau melainkan suara seekor
kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang dan dia melihat kuda itu
dengan kulit harimau namun bersuara kuda.

Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak “Apabila aku melihatmu memakai
kulit harimau itu aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara
harimau melainkan suara seekor kuda”.

Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kuda yang memakai kulit harimau
adalah sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga
kebohongannya. Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.
Cerita Legenda ( Kalimantan )

Batu Menangis
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin
dan seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang
amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan
pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus
dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa
memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang
mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak
pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan.
Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek
agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara
ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil.
Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua
perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka
begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang
tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang
berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang
bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada
gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh,
mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah
budakku!". Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang
menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai
pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu
masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama
dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan
diri. Si ibu berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya
memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini !
Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu
berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah
mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

" Oh, Ibu..ibu.. ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...
ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada
ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya
berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa
kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu,
batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut "Batu
Menangis".

Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya
bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu
kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu
akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Anda mungkin juga menyukai