Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANALISIS JURNAL

“Effect of Lavender Oil Aroma in the Early Hours of Postpartum Period on Maternal
Pains, Fatigue, and Mood: A Randomized Clinical Trial”

Disusun untuk memenuhi sebagian tugas individu


Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
Alsa Billah Septiva
18/438227/KU/21057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Periode pasca persalinan dianggap sebagai waktu yang sangat penting terkait
dengan berbagai gejala fisik dan emosional seperti rasa sakit, gangguan kualitas tidur,
stres, kecemasan, dan kelelahan (Keikhaie et al., 2019). Faktor-faktor tersebut
membuat lebih sulit bagi ibu di periode postpartum untuk rileks (Amstrong 2002).
Relaksasi dapat secara signifikan mengurangi gangguan kecemasan (Amstrong
2002). Relaskasi juga dapat mempromosikan respon 'let-down' dari oksitosin selama
menyusui bayinya dimana mayoritas ibu yang pulih dari kelelahan melalui kekuatan
penyembuhan alami tubuh cenderung mengalami kesulitan menyusui langsung
(Murakami et al., 2008).
Peneliti menemukan fakta bahwa pasien banyak mengeluhkan nyeri, kelelahan
serta depresi selama awal post partum. Beberapa teknik relaksasi untuk mengurangi
nyeri telah dilakukan pasien seperti teknik napas dalam, massage dan bed rest, namun
masih banyak ibu yang mengeluhkan nyeri skala 5-6 disertai ekspresi muka yang
menunjukkan nyeri, ibu juga kurang nyaman dalam menyusui bayinya.
Teknik relaksasi ada berbagai macam salah satunya yaitu dengan aromaterapi.
Aromaterapi merupakan metode populer yang dikenal untuk mengurangi gejala
berbagai proses fisiologis dan penyakit (Keikhaie et al., 2019). Berbagai macam aroma
terapi yang dapat digunakan antara lain cendana, kemangi, kayumanis, kenanga, sitrus,
melati, cengkih, lavender, mawar, jasmine. Saat ini penanganan yang sering digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri yaitu terapi komplementer aromaterapi dengan minyak
essensial lavender, karena lavender mempunyai sifat-sifat antikonvulsan, antidepresi,
anxiolytic, dan bersifat menenangkan (Koensoemardiyah, 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
Perumusan PICO
P = Woman during post partum phase
I = Lavender oil aromatherapy
C =-
O = Pain, fatigue and mood control
Pertanyaan klinis: “How is the Effect of Lavender Oil Aroma in the Early Hours of
Postpartum Period on Maternal Pains, Fatigue, and Mood?”

C. TUJUAN
Tujuan dari analisis jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan
aromaterapi minyak lavender untuk mengatasi nyeri, kelelahan dan perubahan mood
pada ibu post partum di beberapa jam setelah proses persalinan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Bobak, 2010). Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2005). Partus spontan adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau
tanpa anjuran atau obatobatan (prawiroharjo, 2000). Ruptur perineum adalah robekan
yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar, 1998).
2. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim
baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir
(Depkes RI, 2004). Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara
lain :
1. Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2. Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3. Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada mukosa
vagina.
3. Penatalaksanaan atau Perawatan Post Partum \
Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan
penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang
kosong terbuka kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah
yang akan menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan
dengan cara memberikan antibiotik yang cukup (Moctar, 1998).
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan, dilakukan
berbagai macam penatalaksanaan, diantaranya :
1. Monitor TTV Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan
preeklamsi suhu tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau
dehidrasi.
2. Pemberian cairan intravena Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan
kemampuan perdarahan darah dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok,
maka cairan pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti Dextrose atau Ringer.
3. Pemberian oksitosin Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit)
ditambahkan dengan cairan infuse atau diberikan secara intramuskuler untuk
membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.
4. Penatalaksanaan nyeri
Penanganan nyeri menurut Modul pelatihan manajemen nyeri (2013) dapat
dilakukan dengan cara farmakoterapi (multimodal analgesia), pembedahan, serta juga
terlibat di dalamnya perawatan yang baik dan teknik non-farmakologi (fisioterapi,
psikoterapi).
1) Farmakologis : Obat farmakologis untuk penanganan nyeri, contoh
Paracetamol.
2) Non-Farmakologis : Ada beberapa metode-metode non-farmakologis yang
digunakan untuk membantu penanganan nyeri paska pembedahan, seperti
menggunakan terapi fisik (dingin, panas) yang dapat mengurangi spasme otot,
akupuntur untuk nyeri kronik (gangguan muskuloskletal, nyeri kepala),
akupresur, terapi psikologis (music, hypnosis, terapi kognitif, terapi tingkah
laku) dan rangsangan elektrik pada system saraf (TENS, Spinal Cord
Stimulation, Intracerebral Stimulation).
5. Aromaterapi

Aroma terapi adalah terapi yang menggunakan essensial oil atau sari minyak murni
untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat,
menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga. Essensial oil yang sering digunakan
merupakan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohn, biji, getah, daun, dan
rempah-rempahyang memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002). Terapi aroma
merupakan tindakan terapeutik denga mengguakan minyak essensial yang bermanfaat
untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Sebelum
menggunakan terapi aroma perlu dikaji adanya riwayat alergi yang dimiliki klien
(MacKimon, 2004).

Saat ini penanganan yang populer digunakan yaituterapi komplementer


aromaterapi dengan minyak essensial lavender, karena lavender mempunyai sifat
antikonvulsan, antidepresi, anxiolytic, dan menenangkan. Aromaterapi akan
menstimulasi hipotalamus untuk mengeluarkan mediator kimia yang berfungsi sebagai
penghilang rasa sakit dan menimbulkan perasaan bahagia (Widayani, 2016). Kristanti
(2010) menjelaskan bahwa molekul dan partikel lavender saat dihirup akan masuk
melalui hidung, kemudian diterima oleh reseptor saraf sebagai signal yang baik dan
kemudian diinterpretasikan sebagai bau yang menyenangkan, dan akhirnya sensori bau
tersebut masuk serta memengaruhi sistem limbic sebagai pusat emosi seseorang
sehingga saraf dan pembuluh darah perasaan akan semakin relaks dan akhirnya rasa
nyeri berkurang
BAB III ANALISIS JURNAL

A. PROSES PENCARIAN JURNAL


Proses pencarian literature melalui tahapan sebagai berikut:
1. Pencarian literature melalui PubMed dan memasukkan kata kunci
aromatherapy, post partum syndrom.
2. Pencarian dipersempit dengan memilih tahun publikasi 5 tahun terakhir.
Hasil akhir didapatkan 4 jurnal, yaitu:
a. Effect of Lavender Oil Aroma in the Early Hours of Postpartum Period
on Maternal Pains, Fatigue, and Mood: A Randomized Clinical Trial.
b. The Effect of Aromatherapy Treatment on Fatigue and Relaxation for
Mothers during the Early Puerperal Period in Japan: A Pilot Study.
c. Effect of lavender scent inhalation on prevention of stress, anxiety
and depression in the postpartum period.
d. Effect of aromatherapy on post-partum complications: A systematic
review.
3. Dari 4 jurnal yang sesuai, penulis mengkonsultasikan kepada
pembimbing akademik dan terpilih 1 jurnal dengan judul:
“Effect of Lavender Oil Aroma in the Early Hours of Postpartum Period
on Maternal Pains, Fatigue, and Mood: A Randomized Clinical Trial”

B. IDENTITAS JURNAL
Judul : Effect of Lavender Oil Aroma in the Early Hours of Postpartum
Period on Maternal Pains, Fatigue, and Mood: A Randomized
Clinical Trial
Tahun : 2017
Penulis : Farideh Vaziri, Mahsa Shiravani, Fatemeh Sadat Najib, Saeedeh
Pourahmad, Alireza Salehi, Zahra Yazdanpanahi
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aroma minyak
lavender pada jam-jam awal periode postpartum pada nyeri ibu,
kelelahan, dan suasana hati pada ibu primipara.

C. PARTISIPAN
Uji klinis acak dilakukan pada 56 peserta; 29 pada kelompok intervensi dan 27 pada
kelompok kontrol.

Kriteria inklusi: persalinan pervaginam dengan episiotomi dan tanpa anestesi spinal
atau epidural, kehamilan tunggal, bayi hidup dan normal, berusia 18-35 tahun, tidak
menderita penyakit kronis yang parah seperti kardiovaskular dan penyakit paru-paru,
setidaknya 4 jam kemudian selain persalinan, skor nyeri perineum ≥4 dalam skala
analog visual (VAS), dan tidak memiliki riwayat alergi terhadap tanaman lavender.

Kriteria eksklusi: jika para ibu tidak mau melanjutkan partisipasi dalam penelitian,
tidak tahan bau minyak esensial lavender, dan rentan terhadap komplikasi seperti
hipertensi, perdarahan, dan demam, mereka dikeluarkan dari penelitian.

D. METODE PENELITIAN
1. Pengukuran nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS)
Dalam penelitian ini, nyeri fisik didefinisikan sebagai nyeri punggung,
nyeri otot, dan kram rahim. Selain itu, nyeri perineum dianggap sebagai
nyeri pada genitalia eksterna. Sebelum intervensi, ibu primipara diminta
untuk menunjukkan intensitas rasa sakit yang disebutkan di atas dengan
VAS. Jika ibu menunjukkan intensitas nyeri ≥4, mereka terdaftar dalam
penelitian. Skala nyeri VAS adalah garis horizontal 100 mm dari rentang
tidak ada rasa sakit hingga kemungkinan rasa sakit terburuk
2. Pengukuran kelelahan
Skala kelelahan juga dikur dengan VAS, garis horizontal 100 mm
mengkuantifikasi kelelahan antara rentan "tanpa kelelahan" hingga
"kelelahan paling buruk”. Persepsi kesusahan juga dinilai oleh VAS,
ditetapkan dengan perasaan “beristirahat” hingga “sepenuhnya tertekan”.
3. Pengukuran Mood atau suasana hati
suasana hati para ibu dievaluasi dengan Positif and Negatif Affect Schedule
(PANAS). Skala ini terdiri dari 10 item untuk menilai suasana hati negatif
dan 10 item untuk mengevaluasi yang positif, yang terdapat dalam
“PANAS”. Item-item dari kuesioner ini direspon melalui skala Likert mulai
dari 1 hingga 5.

E. HASIL PENELITIAN
Usia rata-rata semua peserta adalah 23,88 ± 3,88 tahun. Setelah intervensi pertama
dan juga dalam penilaian keesokan harinya, perbedaan signifikan ditemukan antara
kedua kelompok mengenai nyeri perineum (P = 0,004, P <0,001), nyeri fisik (P
<0,001), kelelahan (P = 0,02, P <0,001 ), dan skor bahaya (P <0,001). Selain itu,
perbedaan signifikan ditemukan mengenai skor rata-rata suasana hati positif (P <0,001)
dan negatif (P = 0,007, P <0,001) antara kedua kelompok setelah intervensi. Analisis
tindakan berulang menunjukkan bahwa kedua kelompok secara signifikan berbeda dari
waktu ke waktu di semua variabel yang dievaluasi.

Aromaterapi minyak lavender yang dimulai pada jam-jam pertama periode


postpartum menghasilkan status fisik dan suasana hati yang lebih baik dibandingkan
dengan kelompok non-aromaterapi.

F. PEMBAHASAN
Selain komplikasi serius persalinan dan persalinan yang mungkin berakibat fatal
bagi ibu selama 24 jam pertama pascapersalinan, komplikasi lain, seperti nyeri fisik
dan kelelahan, juga dapat membuat ibu marah dan menurunkan kualitas kinerja
mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas aromaterapi inhalasi pada
nyeri perineum dan fisik ibu, kelelahan, kesulitan, dan suasana hati selama periode
postpartum langsung. Temuan menunjukkan bahwa latihan aromaterapi pada jam-jam
awal pascapersalinan dapat mengurangi rasa sakit dan kelelahan ibu dan meningkatkan
suasana hati mereka.
BAB IV

IMPLIKASI KEPERAWATAN
1. Perawat sebagai edukator
a. Perawat memberikan informasi pada ibu post partum terkait dengan pengaruh
dari minyak laveder untuk mengurangi nyeri, kelelahan serta memperbaiki
mood setelah masa persalinan.
b. Perawat dapat berperan sebagai pendidik dalam pelaksanaan manajemen nyeri.
2. Perawat sebagai konselor
Perawat dapat menjadi konsultan bagi pasien dan keluarga yang ingin mencoba
mempraktekkan metode relaksasi menggunakan minyak lavender.
3. Perawat sebagai advocator
Perawat berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
termasuk hak dalam menerima informasi dan memutuskan terapi yang akan dilakukan.
Perawat dapat memberikan penjelaskan mengenai teknik relaksasi menggunakan
minyak lavender, mengidentifikasi kelebihan serta kekurangan sehingga dapat
membantu pasien untuk memutuskan apakah terapi tersebut akan dilakukan.
4. Perawat sebagai klinisi
Sebagai klinisi, perawat dapat memfasilitasi pelaksanaan relaksasi meggunakan
minyak lavender dengan menggunakan metode yang tepat serta berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain dalam proses pemberian obat analgetik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa aromaterapi minyak
lavender efektif diberikan pada ibu yang dimulai pada jam-jam pertama periode
postpartum karena dapat menghasilkan status fisik dan suasana hati yang lebih baik.
B. SARAN
Bagi tenaga kesehatan penolong persalinan dapat menerapkan metode
relaksasi menggunakan minyak lavender sebagai aromaterapi dengan mengkaji
riwayat alergi serta kemampua pasien dalam meerima aroma terapi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong DS. 2002. Emotional distress and prenatal attachment in pregnancy after
perinatal loss. J Nurs Scholarship;34:339-45.
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. JNPK-KR. Jakarta.
Koensoemardiyah.2009. Aromaterapi untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta:
Lily Publisher.
Kristanti EE. 2010. Pengaruh Aropmaterapi Lavender Terhadap Penurunan Derajat
Kecemasan pada Lansia di Panti Wredha St Yoseph Kediri. J Penelit Stikes RS
Baptis Kediri [Internet] ;3(2):94– 100. Available from: http://puslit2.petra.ac.id/
ejournal/index.php/stikes/article/view/18399.
Murakami A, Kita S, Kamiya K. 2008. Effect of iyashi healing care in early puerperium
on mother’s fatigue and breastfeeding. Journal of Japan Academy of Midwifery
;22:136-45. [In Japanese]
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Jakarta: Fitramaya.
Widayani, W. 2016. Aroma terapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri
perineum pada ibu post partum. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. Tersedia
online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI

Anda mungkin juga menyukai