Standar Prosedur Direktur RS DANAU SALAK Operasional 06 Agustus 2018
drg. Arief Eko Rachmansyah
Pengertian 1. Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk peningkatan berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak internal dan atau eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai, dan mempertahankan best practice. 2. Benchmarking Eksternal adalah membandingkan performa, target atau proses dengan antara satu atau lebih organisasi Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan benchmarking eksternal
Kebijakan SK Direktur Rumah sakit umum danau salak, Nomor :
…./…./…./IV/2019 tentang Program Mutu Rumah sakit umum danau salak. Prosedur 1. Komite Mutu, Keselamatan Pasien, dan Manajemen Risiko merencanakan topik sasaran mutu yang akan di benchmarking dan diajukan ke Direktur melalui rapat tinjauan manajemen. 2. Direktur membentuk Tim Benchmarking atas usulan dari Komite Mutu, Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko yang anggotanya terdiri dari Direktur, Komite Mutu Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko dan atau Humas serta Unit terkait yang dilakukan benchmarking indikator sasaran mutunya. 3. Direktur bersama Komite Mutu Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko mengidentifikasi partner benchmarking yang sesuai. 4. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan partner benchmarking: a. Jenis rumah sakit sesuai tipe minimal Rumah Sakit tipe B non pendidikan b. Tipe organisasi Rumah Sakit sama di bawah naungan Pemerintahan Daerah c. Jenis pasien yang dilayani d. Ukuran organisasi e. Lokasi geografis f. Rumah Sakit dengan Tipe Mutu Lebih tinggi
5. Direktur menetapkan partner benchmarking dengan
menerbitkan SK Penunjukkan RS mitra benchmarking. 6. Direktur mengajukan surat permohonan kerjasama untuk menjadi partner benchmarking kepada partner yang telah ditetapkan. 7. Jika partner yang ditunjuk bersedia, maka Tim Benchmarking melakukan proses pengumpulan dan perbandingan data yang telah diberikan oleh partner benchmarking dengan data Rumah sakit umum danau salak
8. Tim Benchmarking melakukan analisa data dari data
partner benchmarking yang telah dikumpulkan.
9. Jika hasil benchmarking hasil gap analisis positif data
indikator sasaran mutu unit lebih baik dari RS lain, maka dipertahankan indikator sasaran mutu. Jika hasil benchmarking gap negative data indikator sasaran mutu unit lebih rendah dari RS lain, maka dilakukan RCA. 10. Tim Benchmarking membuat usulan tindak lanjut dari hasil benchmarking. 11. Tim Benchmarking melaporkan kepada Direktur untuk pelaksanaan tindak lanjut dari hasil benchmarking. 12. Komite Mutu, Keselamatan Pasien, dan Manajemen Risiko mensosialisasikan hasil keputusan Direktur tentang hasil benchmarking kepada seluruh staf RS melalui rapat dan majalah dinding RS 13. Data yang dipergunakan untuk benchmarking bersifat pribadi dan rahasia dan proses transaksi melalui sekretariat Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor.
1. Direktur 2. Kepala Instalasi 3. Kepala Unit UNIT TERKAIT 4. PIC 5. Segenap Ketua Komite di RS 6. Staf Medis Fungsional terkait.