2580 4721 1 SM
2580 4721 1 SM
Simon I Patty2
ABSTRACT
ABSTRAK
1
Proyek Penelitian Oseanografi TEMATIK, 2010
2
Teknisi Litkayasa UPT. Loka Konservasi Biota Laut Bitung-LIPI
148
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
149
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
150
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
lebih rendah dibandingkan dengan kea- nya salinitas berkisar antara 33-37o/oo
daan pada bulan Mei. Pada bulan April dengan rata-rata 35o/oo (Romimohtarto
salinitas berkisar 28,0-33,0o/oo, dan dan Thayib, 1982). Salinitas di perairan
pada bulan Mei berkisar 30,5-33,0o/oo. Indonesia umumnya berkisar antara 30-
Salinitas rata-rata pada bulan April 35o/oo. Gambaran salinitas di perairan ini
adalah 31,4±1,7o/oo, sedangkan pada menginformasikan bahwa besar kecinya
bulan Mei adalah 32,1±0,8o/oo. Pada fluktuasi salinitas diduga dipengaruhi
setiap stasiun pengamatan terlihat nilai oleh beberapa faktor, diantaranya oleh
salinitasnya cukup bervariasi, sebaran pola sirkulasi air, penguapan (evapora-
salinitas permukaan bulan April nilainya si), curah hujan (presipitasi) dan adanya
lebih bervariasi dari bulan Mei. Nilai aliran sungai (run off).
koefisien variasi untuk bulan April Sebaran salinitas permukaan
(CV=5,43%) dan bulan Mei (CV=2,53%) bulan April menunjukkan nilai >31,0o/oo,
(Tabel 1). Perbedaan rata-rata nilai Sali- mendominasi hampir seluruh perairan
nitas antara bulan April dan Mei cukup ini, mulai dari arah tengah ke lepas pan-
kecil yaitu 0,7o/oo, jika dibandingkan tai perairan bagian selatan. Sedangkan
dengan perbedaan rata-rata nilai suhu nilai salinitas antara 28,0-29,5o/oo bera-
air. Faktor yang mempengaruhi hingga da pada perairan bagian utara, stasiun
berbedanya nilai salinitas adalah cuaca dekat muara sungai (estuari). Sebaran
dan angin, karena saat pengamatan salinitas bulan Mei menunjukkan nilai
pada bulan April turun hujan dan tiupan >32,1o/oo mendominasi hampir perairan
angin, sehingga salinitasnya rendah, bagian tengah ke lepas pantai, sedang-
sebaliknya saat pengamatan di bulan kan salinitas antara 30,5-31,3o/oo berada
Mei, cuacanya baik, langit relatif cerah. pada perairan dekat pantai (Gambar 4
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi dan 5). Dilihat dari sebaran, maka salini-
oleh berbagai faktor, seperti pola sir- tas sekitar pantai lebih rendah dari pada
kulasi air, penguapan, curah hujan dan salinitas laut lepas. Hal ini disebabkan
aliran sungai (Nontji, 2002). Banjarna- karena air laut yang berada dekat da-
hor, 2000 mengatakan bahwa perbeda- ratan masih memiliki pengaruh dari air
an nilai salinitas air laut dapat disebab- darat hingga menyebabkan salinitas di
kan terjadinya pengacauan (mixing) aki- daerah ini kecil. Sebaliknya, salinitas di
bat gelombang laut ataupun gerakan perairan laut lepas sudah tidak memiliki
massa air yang ditimbulkan oleh tiupan pengaruh dari darat, sehingga Sali-
angin. Pada umumnya nilai salinitas nitasnya pun besar (Nybakken, 1988).
wilayah laut Indonesia berkisar antara Sebaran nilai salinitas permukaan
28-33o/oo (Nontji, 2002). Hasil penga- pada perairan Kema relatif lebih rendah
matan menunjukkan bahwa nilai salini- bila dibandingkan dengan sebaran Sali-
tas di perairan ini berkisar antara 28,0- nitas permukaan perairan Sulawesi dan
33,0o/oo dengan rata-rata 31,7±1,36o/oo, sekitarnya. Hadikusumah dan Sugiarto
tidak berbeda bila dibandingkan dengan (2001) mengungkapkan bahwa sebaran
perairan Selat Lembeh berkisar antara salinitas permukaan sampai pada keda-
31,0-32,0o/oo (Yusron, 2008). Dari hasil laman 10 meter perairan Sulawesi dan
pengukuran salinitas terlihat nilainya sekitarnya berkisar berkisar antara 33,7-
masih <32,0o/oo, maka perairan masih 33,8o/oo. Rendahnya nilai salinitas di per-
dipengaruhi oleh pantai, diduga adanya airan ini menunjukkan adanya pengaruh
pengaruh dari daratan seperti percam- dari daratan seperti percampuran
puran dengan air tawar yang terbawa dengan air tawar yang terbawa aliran
aliran sungai. Kadar salinitas ini masih sungai. Sebagaimana Bowden dalam
berada dalam batas-batas salinitas yang Nurhayati (2002) mengemukakan bah-
normal air pantai dan air campuran. wa keberadaan nilai salinitas dalam
Untuk daerah pesisir (air pantai dan air distribusinya di perairan laut sangat
campuran) salinitas berkisar antara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
32,0-34,0o/oo, untuk laut terbuka umum- lain adanya interaksi masuknya air
151
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
tawar ke dalam perairan laut melalui airan bagian selatan dan menyebar jauh
sungai, juga dipengaruhi penguapan dari pantai (Gambar 7). Dari Gambar 6
dan curah hujan. Sebaran salinitas dan 7 terlihat dengan jelas bahwa nilai
memiliki sifat yang berbanding terbalik oksigen terendah di perairan ini dijumpai
dengan suhu, karena salinitas meru- pada daerah pantai dekat muara sungai
pakan salah satu parameter oseanografi (estuari) dan nilai oksigen yang tinggi
yang relatif konstan nilainya. berada pada staiun yang jauh dari
pantai.
Oksigen Terlarut
Rendahnya kardar oksigen di
Dari Tabel 1 terlihat bahwa kadar
daerah pantai dekat muara sungai
oksigen terlarut pada bulan April relatif
(estuari), erat kaitannya dengan keke-
lebih rendah dibandingkan bulan Mei.
ruhan air laut dan juga diduga dise-
Kadar oksigen terlarut pada bulan April
babkan semakin bertambahnya aktivitas
berkisar antara 3,46-4,99 ppm dengan
mikro-organisme untuk menguraikan zat
rata-rata 4,22±0,34 ppm. Sedangkan
organik menjadi zat anorganik yang
pada bulan Mei berkisar antara 4,03-
menggunakan oksigen terlarut (biopro-
6,25 ppm dengan rata-rata 5,25±0,72
ses) di perairan ini. Sedangkan tinggi-
ppm. Perbedaan rata-rata kadar oksigen
nya kadar oksigen terlarut di perairan
antara bulan April dan Mei adalah 1,03
lepas pantai, dikarenakan airnya jernih
ppm. Kadar oksigen terlarut bulan April
sehingga dengan lancarnya oksigen
dan Mei cukup bervariasi dengan nilai
yang masuk kedalam air tanpa ham-
koefisien variasi (CV) masing-masing
batan melalui proses difusi dan proses
8,12% dan 13,73%. Rendahnya kadar
fotosintesi. Berbeda dengan apa yang
oksigen terlarut pada bulan April di per-
diungkapkan oleh Nybakken (1988),
airan ini disebabkan karena air lautnya
bahwa secara horizontal diketahui oksi-
keruh. Kondisi perairan pada saat peng-
gen terlarut semakin ke arah laut maka
amatan terjadi hujan akibat limbah-
kadar oksigen terlarut akan semakin
limbah dan kotoran yang berasal dari
menurun juga. Namun hal ini tidak men-
darat masuk ke peraiaran ini melalui
jadi suatu patokan (ketentuan), tergan-
aliran-aliran air tawar. Dengan demikian
tung pada perairan itu sendiri kaitannya
banyak oksigen yang diperlukan untuk
terhadap kandungan oksigen terlarut.
penguraiannya, baik secara biologis
Kadar oksigen terlarut di dalam
maupun kimiawi. Sebaliknya pada bulan
massa air nilainya adalah relatif dan
Mei kadar oksigen relatif tinggi, karena
bervariasi, biasanya berkisar antara 6-
pada saat pengamatan perairan kondisi
14 ppm (Connel dan Miller, 1995). Seca-
airnya jernih dan perairan bersih sehing-
ra keseluruhan kadar oksigen terlarut di
ga proses fotosintesis bisa berlangsung
perairan ini berkisar antara 3,46-6,25
dengan baik.
ppm dengan rata-rata 4,73±0,76 ppm,
Sebaran oksigen terlarut pada
relatif lebih rendah dibandingkan
bulan April menunjukkan nilai antara
dengan kadar oksigen terlarut di lapisan
3,86-4,26 ppm mendominasi hampir se-
permukaan laut umumnya. Kadar oksi-
luruh perairan ini. Nilai oksigen <3,86
gen di permukaan laut yang normal ber-
ppm dijumpai di bagian selatan perairan
kisar antara 5,7-8,5 ppm (Sutamihardja,
dekat pantai sedangkan nilai oksigen
1978). Kadar oksigen di perairan laut
>4,66 ppm berada jauh dari pantai
yang tercemar ringan di lapisan permu-
(Gambar 6). Sebaran oksigen pada
kaan adalah 5 ppm (Sutamihardja,
bulan Mei menunjukkan nilai <5,43 ppm
1978). Kementerian Lingkungan Hidup
mendominasi hampir sebagian perairan,
menetapkan nilai ambang batas oksigen
sebarannya mulai dari perairan dekat
terlarut untuk kehidupan biota laut
pantai, depan muara sungai (estuari);
adalah ≥5 ppm (Anonimous, 2004).
yaitu sungai Kema dan Tasikoki menuju
Sedangkan Riva’i (1983) mengatakan
ke laut lepas. Sebaran nilai oksigen an-
bahwa pada umumnya kandungan
tara 5,43-6,13 ppm mendominasi per-
oksigen sebesar 5 ppm dengan suhu air
152
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
berkisar antara 20-30oC relatif masih Ijong, F.G., 2011. Laju Reduksi Merkuri
baik untuk kehidupan ikan-ikan, bahkan Oleh Pseudomonas Diisolasi Dari
apabila dalam perairan tidak terdapat Perairan Pantai Teluk Manado.
senyawa-senyawa yang bersifat toksik Jurnal Perikanan dan Kelautan
(tidak tercemar) kandungan oksigen se- Tropis Vol. VII-2, Agustus 2011: 68-
besar 2 ppm sudah cukup untuk mendu- 69.
kung kehidupan organisme perairan
Ilahude, A.G. dan Liasaputra, 1980.
(Swingle dalam Salmin, 2005). Dengan
Sebaran normal parameter hidro-
demikian dilihat dari kadar oksigen
logi di Teluk Jakarta. Dalam : Teluk
terlarutnya dapat dikatakan bahwa
Jakarta. Penyajian fisika, kimia,
perairan ini relatif belum tercemar oleh
biologi dan geologi (A. Nontji, A.
senyawa-senyawa organis dan masih
Djamali, eds.). LON-LIPI: 1-40.
baik untuk kehidupan biota laut.
Ippen, A.T., 1966. Estuary and Coastline
KESIMPULAN Hydrodynamics. Mc. Graw-Hill
Book Company, Inc.: 744 pp.
Kegiatan penelitian ini belum
memperoleh gambaran yang lengkap Johnny Banjarnahor, 2000. Atlas
mengenai kondisi oseanografi perairan Ekosistem Pesisir Tanah Grogot,
Dari hasil pengukuran suhu air, salinitas Kalimantan Timur. Puslitbang
dan kadar oksigen terlarut dapat dikata- Oseanologi–LIPI Jakarta, hal. 17.
kan bahwa nilai variasinya masih dalam Noaa, 1994. Report to the Nation and
kondisi relatif normal untuk kategori Climate Prediction: 37-42.
perairan pantai dan masih baik untuk
kehidupan biota laut. Nontji, A., 2002. Laut Nusantara. Pener-
Agar tidak terjadi perubahan bit Djambatan. Jakarta: 59-67.
kualitas perairan ke arah yang tidak kita Nurhayati. 2002. Karakteristik Hidrografi
inginkan, maka diharapkan dapat dilaku- dan Arus di Perairan Selat Malaka.
kan penelitian yang berke-sinambungan Perairan Indonesia Oseanografi,
tentang kondisi perairan tersebut. Biologi dan Lingkungan. Puslit
Oseanografi LIPI. Jakarta: 1-8.
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, W.J., 1988. Biologi Laut.
Anonimous, 2004. Keputusan Menteri Suatu Pendekatan Ekologis.
Negara Lingkungan Hidup No.51 Gramedia, Jakarta: 459 hal.
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air
Laut Untuk Biota Laut. Jakarta, hal. Riva’I, R.S. dan K. Pertagunawan, 1983.
32. Biologi Perikanan I. Penerbit CV.
Kayago, Jakarta: 143 hal.
Connel, W.D. dan G.J. Miller, 1995.
Kimia dan Ekootoksikologi. Pence- Romimohtarto, K dan S.S. Thayib, 1982.
maran. Penerbit: Universitas Indo- Kondisi Lingkungan dan Laut di
nesia, Jakarta : 520 hal. Indonesia, LON-LIPI, Jakarta: 246
hal.
Hadikusumah dan Sugiarto 2001.
Penelitian Sumberdaya Laut di Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO)
Kawasan Pengelola dan Pengem- dan Kebutuhan Oksigen Biologi
bangan Laut (KAPPEL) Sulawesi (BOD) Sebagai Salah Satu
Utara. Bidang Oseanografi, Proyek Indikator Untuk Menentukan
Pengembangan dan Penerapan Kualitas Perairan. Oseana, Vol.XXX
IPTEK Kelautan. Laporan Akhir. (3):21-26.
Pusat Penelitian dan Pengem- Sidjabat, M.M., 1974. Pengantar Osea-
bangan Oseanologi. Lembaga llmu nografi. Institut Pertanian Bogor:
Pengetahuan Indonesia: 1-21. 238 pp.
153
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
Tabel 1. Kisaran, Rerata (ẍ), Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi/CV (%) suhu
air laut, salinitas dan oksigen terlarut di perairan Kema, bulan April dan Mei
2010.
154
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
Gambar 2. Distribusi suhu air (oC) lapisan permukaan di perairan Kema, April 2010 .
Gambar 3. Distribusi suhu air (oC) lapisan permukaan di perairan Kema, Mei 2010.
155
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
Gambar 4. Distribusi salinitas (o/oo) lapisan permukaan di perairan Kema, April 2010.
Gambar 5. Distribusi salinitas (o/oo) lapisan permukaan di perairan Kema, Mei 2010.
156
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589
Gambar 6. Distribusi oksigen terlarut (ppm) lapisan permukaan di perairan Kema, April
2010.
Gambar 7. Distribusi oksigen terlarut (ppm) lapisan permukaan di perairan Kema, Mei
2010.
157
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax