Anda di halaman 1dari 3

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

STRUKTUR APBD

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:


pendapatan daerah;
belanja daerah; dan
pembiayaan daerah.

PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Daerah Adalah Semua Penerimaan Uang Melalui Rekening Kas Umum Daerah, Yang
Menambah Ekuitas Dana, Merupakan Hak Daerah Dalam Satu Tahun Anggaran Dan Tidak Perlu
Dibayar Kembali Oleh Daerah
Pendapatan Daerah Dirinci Menurut Urusan Pemerintahan, Organisasi, Kelompok, Jenis, Obyek Dan
Rincian Obyek Pendapatan

STRUKTUR PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah:


Pajak Daerah
Retribusi Derah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah

Dana Perimbangan:
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah:


Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil pajak dari Provnsi dan Pemerintah Daerah lainnya
Dana Penyesuaian & Dana OTSUS
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya

BELANJA DAERAH

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari :
Urusan wajib,
Urusan pilihan dan
Urusan fungsi yang digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan
negara
Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

STRUKTUR BELANJA

Belanja Tidak Langsung:


Merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan.
Terdiri dari :

belanja pegawai;
bunga;
subsidi;
hibah;
bantuan sosial;
belanja bagi hasil;
bantuan keuangan; dan
belanja tidak terduga.

Belanja Langsung:
Merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan.

Terdiri dari :
belanja pegawai;
belanja barang dan jasa; dan
belanja modal

JENIS BELANJA

Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja penghasilan pimpinan dan anggota
DPRD, gaji pokok dan tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji pokok dan
tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.

Belanja bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas
kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang..

Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi kepada masyarakat melalui lembaga
tertentu yang telah diaudit, dalam rangka mendukung kemampuan daya beli masyarakat untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja subsidi
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah.

Belanja hibah, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
kepada pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus yang terlebih dahulu
dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan penerima hibah, dalam
rangka peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah, peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, peningkatan layanan dasar umum, peningkatan partisipasi dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan daerah.

Bantuan sosial, untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang
kepada masyarakat yang tidak secara terus menerus/berulang dan selektif untuk memenuhi
instrumen keadilan dan pemerataan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Termasuk bantuan untuk PARPOL.

Belanja bagi hasil, untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi
yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota yang dibagihasilkan
kepada pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Belanja bantuan keuangan, untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau
khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya
dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

Belanja tidak terduga, untuk menganggarka belanja atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak
diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya yang telah ditutup.

Belanja barang dan jasa, digunakan untuk menganggarkan belanja barang yang nilai manfaatnya
kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan
kegiatan.
Belanja modal, digunakan untuk menganggarkan belanja yang digunakan untuk pengeluaran yang
dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
mempunyai nilai manfaatnya lebih dari 12 (duabelas) bulan. Honorarium panitia dalam rangka
pengadaan dan administrasi pembelian/pembangunan untuk memperoleh aset dianggarkan dalam
belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa

SURPLUS/(DEFISIT) APBD

Merupakan selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah.
Surplus anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran
belanja daerah.
Surplus, diutamakan untuk pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, penyertaan modal (investasi)
daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain, dan/atau pendanaan
belanja peningkatan jaminan sosial.
Defisit anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran
belanja daerah.
Apabila defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit, meliputi sisa lebih
perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, penerimaan kembali pemberian pinjaman
atau piutang daerah.

Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus, yang dirinci menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, kelompok,
jenis, obyek dan rincian obyek pembiayaan.
Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

STRUKTUR PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan:
Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun Sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan piutang daerah.

Pengeluaran Pembiayaan:
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal pemerintah Daerah
Pembayaran Utang Pokok
Pemberian Pinjaman

Pembiayaan Neto (A – B)

KODE REKENING PENGANGGARAN

Untuk tertib penganggaran kode dihimpun menjadi satu kesatuan kode anggaran yang disebut kode
rekening.
Urutan susunan kode rekening APBD dimulai dari kode urusan pemerintahan daerah, kode
organisasi, kode program, kode kegiatan, kode akun, kode kelompok, kode jenis, kode obyek, dan
kode rincian obyek.

Anda mungkin juga menyukai