Anda di halaman 1dari 18

74

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

V.1. Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah

Berdasarkan penentuan prioritas masalah menggunakan metode

Hanlon kuantitatif, didapatkan masalah prioritas pertama yaitu rendahnya

cakupan penemuan kasus BTA (+), Dalam bahasan ini masalah yang

diambil yaitu kurangnya cangkupan kunjungan ibu hamil K4, Karena rasio

kematian ibu yang diperkirakan sekitar 228/100.000 kelahiran hidup, pada

tahun 2015, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

kesehatan ibu, hal ini bertentangan dengan negaa-negara miskin disekitar

Indonesia yang menunjukkan peningkatan lebih besar pada SDGs ke-5.

Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan dalam menyusun SPM

Puskesmas Borobudur pada bulan Januari – Februari 2017 adalah 82,99%,

sedangkan target yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten

Magelang tahun 2017 adalah sebesar 95%. Atas dasar data tersebut, maka

kami memutuskan membahas permasalahan mengenai Kesehatan Ibu

Anak (KIA) khususnya kunjungan bumil K4. Selanjutnya akan di analisis

untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah dengan metode

pendekatan sistem (input, proses, lingkungan dan output).

V.2. Definisi operasional

Kunjungan Bumil K4 adalah kunjungan ibu hamil dengan usia hamil 36

minggu pada kunjungan ke-4 untuk mendapatkan pelayanan antenatal care

dimana ibu hamil sudah melakukan kunjungan K1-K3.


75

Cakupan kunjungan bumil K4 merupakan perbandingan antara jumlah

bumil K4 dibandingkan dengan jumlah sasaran bumil per periode Januari –

Februari 2017 dikalikan 100%

Rumus:

Cakupan Kunjungan bumil K4 = Jumlah bumil K4 X 100%

Jumlah sasaran bumil

Target Sasaran
Hasil Sasaran %
KIA dinkes Sasaran bulan Jan Feb Hasil Pencapaian
Kegiatan 1 tahun Cakupan
2016 berjalan
76

Cakupan jml
jml bumil
kunjungan 95% kunjungan 997 166 74 57 131 78.84% 82/99%
seluruhnya
bumil K4 bumil K4

V.3. Analisis penyebab masalah

Terdapat beberapa faktor yang mendasari timbulnya kesenjangan antara

target yang ditetapkan dengan hasil kegiatan yang dicapai. Salah satu metode

yang digunakan untuk menentukan penyebab masalah adalah mengunakan

diagram fish bone memakai data yang telah diolah dalam lima bulan terakhir yaitu

Januari - Februari 2017. Cara menganalisis penyebab masalah adalah dengan

menggunakan pendekatan sistem yang meliputi: input, proses, output, outcome,

serta faktor lingkungan, sehingga dapat disimpulkan hal-hal yang menyebabkan

timbulnya permasalahan tersebut. Beberapa kemungkinan penyebab masalah yang

ada, antara lain:

Tabel 5.1Analisis Penyebab Masalah Cakupan Bumil K4 Ditinjau dari

Faktor Input

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN


 Terdapat kader untuk membantu  Terdapat 28 bidan yang
menjaring ibu hamil bertugas yang terbagi dalam 1
bidan sebagai koordinator KIA , 2

MAN bidan puskesmas, 6 bidan PONED,


(Tenaga Kerja) 20 bidan sebagai bidan desa yang
tidak sesuai dengan wilayah kerja.
 Kurang meratanya tenaga
kesehatan di tiap pustu
MONEY  Tersedianya dana operasional dari  Tidak ditemukan masalah
(Pembiayaan)
Bantuan Operasional Kesehatan
77

(BOK) dan Bantua Layanan Umum


Daerah (BLUD)
- Adanya kelas ibu hamil sebanyak 3
kali berturut-turut dalam jangka
waktu 3 bulan dengan
mengelompokan ibu hamil tersebut.
- Adanya SOP untuk melakukan
METHOD
pemeriksaan kehamilan di tenaga  Tidak ditemukan masalah
(Metode)
kesehatan.
- Adanya program 10T.
- Adanya promosi kesehatan
mengenai pentingnya pemeriksaan
kehamilan di tenaga kesehatan.
- Tersedianya lahan dan gedung
untuk praktik bidan desa, PKD,
puskesmas, rumah bersalin, BKIA,
BPS dan posyandu.
MATERIAL
- Tersedianya fasilitas pelengkap  Tidak ditemukan masalah
(Perlengkapan)
seperti listrik, lampu, kursi, meja,
tempat cuci tangan, dan sebagainya
untuk menunjang praktik
pemeriksaan kehamilan..
MACHINE - Peralatan untuk pemeriksaan
(Peralatan) kehamilan seperti pita ukur,
sphygmanometer, timbangan berat
badan, Doppler, dan sebagainya
 Beberapa di posyandu terdapat alat
sudah tersedia di bidan desa, PKD,
yang tidak dapat digunakan.
puskesmas, rumah bersalin, BKIA,
dan BPS.
- Tersedianya buku KIA untuk
memantau kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas, serta bayi
baru lahir hingga anak balita
LINGKUNGAN  Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai
kunjungan ibu hamil, bahayanya
78

dan deteksi dini


 Terdapat K1” sehingga tidak akan
berlanjut ke K4.
 Terdapat pasangan yang hamil di
luar nikah sehingga mereka tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan
di fasilitas kesehatan Puskesmas
 Sulitnya akses menuju fasilitas
pemeriksaan kehamilan.
 Dukungan suami dan keluarga
rendah terhadap pemeriksaan
kehamilan.
 Ibu hamil yang tidak memiliki
jaminan kesehatan.

Tabel 5.2 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan

Kunjungan Bumil K4 Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN


- Terdapat jadwal kunjungan rutin ibu
hamil (K1-K4) ke tenaga kesehatan
untuk mendeteksi ibu hamil dengan
- Kurangnya sosialisasi tentang
resti.
P1 penjadwalan pemeriksaan K1-K4
- Dilakukannya promosi kesehatan
kepada ibu hamil mengenai
pentingnya pemeriksaan kehamilan di
tenaga kesehatan.
- Adanya POSYANDU, POLINDES,
PKD, Rumah Bersalin, BKI, dan BPS.
- Adanya pelaksanaan kegiatan
- Kurangnya penyuluhan khusus
P2 Kunjungan kesehatan ibu hamil K1-
tentang pemeriksaan ibu hamil
K4 yang terjadwal.
- Pemeriksaan kehamilan yang
disesuaikan dengan SOP.
P3 - Terdapat pencatatan dan pelaporan - Banyaknya ibu hamil yang
setiap akhir bulan mengenai melakukan K4 di pelayanan
79

kesehatan yang berada di luar


wilayah kerja puskesmas Borobudur.
- Terdapat kejadian ibu bersalin
kunjungan ibu hamil ke tenaga prematur dan abortus sehingga
kesehatan di wilayah kerja puskesmas pemeriksaan tidak mencapai K4
Borobudur. - Tidak terdapat pencatatan dan
pelaporan mengenai ibu hamil yang
melakukan K4 di pelayanan
kesehatan yang berada di luar
wilayah kerja puskesmas Borobdur.
80

INPUT MONEY Tidak terdapatnya anggaran dana untuk


 Kurangnya kerjasama lintas kesling karena alokasi dana difokuskan untuk
program
722 dan lintas sektoral pengobatan
 Kurangnya pemanfaatan tenaga
bantuan MAN

MATERIAL Tidak terdapat masalah dibeberapa


posyandu
Pengelolaan, pendataan, pelaksaan
Sarana dan prasarana untuk pemeriksaan
hanya dilaksakan hanya dilakukan
METHOD penunjang belum tersedia seperti tidak
1 orang
MACHINE tersedianya lux lamp, pH meter dan
laboratorium lingkungan berjalan
TP2M yang memenuhi
syarat sanitasi hanya
mencapai 29,9% dengan
LINGKUNGAN target 72%

 Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai


kesehatan lingkungan karena rendahnya tingkat pendidikan,

P1 kepedulian dan kemampuan

 Terbatasnya kewenangan untuk


melakukan penarikan makanan P3 
dan minuman yang tidak layak
 Tidak tercapainya target P2
Gambar 5.1 Diagram Fish Bone
pembinaan dan pengawasan
Berdasarkan Pendekatan Sistem
tempat pembuatan makanan di PROSES
lingkup kerja Puskesmas
Borobudur
81

V.4. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas yang terdiri dari bidan

koordinator program, dokter, dan perawat mengenai kunjungan bumil K4, maka dari

kemungkinan penyebab masalah diatas maka didapatkan penyebab masalah yang paling

mungkin, yaitu sebagai berikut:

1. Kurang meratanya tenaga kesehatan di tiap pustu

2. Tidak ada pelaporan dan pencatatan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan diluar

wilayah Puskesmas

3. Tingginya angka K1 akses, sehingga tidak akan berlanjut ke K4.

4. Adanya ibu haml yang mengalami abortus dan peralinan premature

V.5. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya, yaitu

dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan

penyebab masalah yang ada, yaitu:

Tabel 5.3 Alternatif Pemecahan Masalah

No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


Pembinaan kader mengenai pentingnya pemeriksaan
Kurang meratanya tenaga kesehatan di
1. ANC khususnya K4 dan cara memotivasi efektif agar
tiap pustu
bumil melakukan pemeriksaan tersebut.
Kerja sama lintas sectoral antara puskesmas antar
Tidak ada pelaporan dan pencatatan ibu
puskesmas, rumah sakit, tenaga kesehatan swasta, dan
2. hamil yang melakukan pemeriksaan
balai pengobatan lainnya dalam pencatatan dan
diluar wilayah Puskesmas
pelaporan kunjungan pemeriksaan ibu hamil.
Optimalisasi kader sebagai perpanjangan tangan
Tingginya angka K1 akses sehingga tidak
3. puskesmas untuk mendata jumlah bumil trimester 1 yang
akan berlanjut ke K4.
belum K1
Adanya ibu hamil yang mengalami Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya
82

abortus dan peralinan premature kunjngan ANC untuk menurunkan angka kelahiran

abortus dan persalinan premature.


Tidak ada pelaporan dan pencatatan ibu Kerja sama lintas sectoral antara puskesmas dengan

hamil yang melakukan pemeriksaan tenaga kesehatan swasta, dan balai pengobatan tingkat

diluar wilayah Puskesmas pertama lainnya dalam pencatatan dan pelaporan

kunjungan pemeriksaan ibu hamil


Beberapa posyandu yang tidak memiliki Melengkapi ruangan ANC di setiap Posyandu.

ruangan Posyandu

V.6. Penentuan Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pemecahan masalah, didapatkan alternatif pemecahan masalah

sebagai berikut:

1. Pembinaan kader mengenai pentingnya pemeriksaan ANC khususnya K4 dan cara

memotivasi efektif agar bumil melakukan pemeriksaan tersebut.

2. Menyediakan fasilitas ANC di Posyandu

3. Kerja sama lintas sectoral antara puskesmas antar puskesmas, rumah sakit, tenaga

kesehatan swasta, dan balai pengobatan lainnya dalam pencatatan dan pelaporan

kunjungan pemeriksaan ibu hamil.

4. Optimalisasi kader sebagai perpanjangan tangan puskesmas untuk mendata jumlah

bumil trimester 1 yang belum K1.

5. Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya kunjngan ANC untuk menurunkan

angka kelahiran abortus dan persalinan premature.

PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF


Kurang PEMECAHAN
meratanya tenaga kesehatan di tiap Pembinaan kader mengenai pentingnya
pustu pemeriksaan ANC khususnya K4 dan cara
memotivasi efektif agar bumil melakukan
pemeriksaan tersebut.

Tingginya angka K1” sehingga tidak akan


berlanjut ke K4.
83

Tidak tersedianya ruangan ANC di beberapa


Posyandu Posyandu. Menyediakan fasilitas ANC di Posyandu

Adanya persalinan preterm/premature dan


Optimalisasi kader sebagai perpanjangan
abortus.
tangan puskesmas untuk mendata jumlah
bumil trimester 1 yang belum K1.

Kerja sama lintas sectoral antara puskesmas


Tidak ada pelaporan dan pencatatan ibu antar puskesmas, rumah sakit, tenaga
hamil yang melakukan pemeriksaan diluar kesehatan swasta, dan balai pengobatan
wilayah Puskesmas lainnya dalam pencatatan dan pelaporan
kunjungan pemeriksaan ibu hamil

Gambar 5.1 Diagram Alternatif Pemecahan Masalah

V.7. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus

Mx IxV/C

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks

menggunakan rumus M x I x V / C.

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :

1. Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program:

 Magnitude ( m )  Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.

 Importancy ( I )  Pentingnya cara penyelesaian masalah


84

 Vulnerability ( v )  Sensitivitas cara penyelesaian masalah

Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5

Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga

dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.

2. Efisiensi pogram

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)

Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya

mendekati 1.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan kriteria matriks :

Tabel 5.4 Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Penyelesaian Nilai
Hasil akhir Urutan
Masalah Kriteria
M I V C (M x I x V) / C
a) Pembinaan kader mengenai pentingnya 2 4 3 3 7 II

pemeriksaan ANC khususnya K4 dan

cara memotivasi efektif agar bumil

melakukan pemeriksaan tersebut.


85

b) Menyediakan fasilitas ANC di 1 4 3 4 3 III

Poasyandu
c) Kerja sama lintas sectoral antara 2 2 2 2 4 IV

puskesmas antar puskesmas, rumah sakit,

tenaga kesehatan swasta, dan balai

pengobatan lainnya dalam pencatatan

dan pelaporan kunjungan pemeriksaan

ibu hamil
d) Penyuluhan kepada ibu hamil tentang 1 5 4 2 10 I

pentingnya kunjngan ANC untuk

menurunkan angka kelahiran abortus dan

persalinan premature

Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan menggunakan

kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah

rendahnya cakupan penderita DBD wilayah kerja Puskesmas Borobudur, adalah sebagai

berikut :

1. Penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya kunjngan ANC untuk menurunkan

angka kelahiran abortus dan persalinan premature

2. Pembinaan kader mengenai pentingnya pemeriksaan ANC khususnya K4 dan cara

memotivasi efektif agar bumil melakukan pemeriksaan tersebut.

3. Menyediakan fasilitas ANC di Poasyandu

4. Kerja sama lintas sectoral antara puskesmas antar puskesmas, rumah sakit, tenaga

kesehatan swasta, dan balai pengobatan lainnya dalam pencatatan dan pelaporan

kunjungan pemeriksaan ibu hamil.

yang kemudian disusun sebagai rencana pelaksanaan kegiataan (plan of action), yaitu
86
87
74

V.8. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Tabel 5.5 Plan of Action Peningkatan Cakupan Balita dengan DBD Yang Ditemukan di Puskesmas Borobudur

No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria

keberhasilan
1 Penyuluhan tentang ANC Meningkatkan Masyarakat Posyandu Koordinator 1x/bulan BOK Penyuluhan dan Proses :

pengetahuan dan khususnya ibu dan rumah KIA, bidan dengan tanya jawab  Terlaksananya

kesadaran ibu hamil warga desa tanggal mengenai penyuluhan

hamil tentang (kelas ibu yang tetap Antenatal Care secara rutin

pentingnya hamil) setiap Hasil :

kunjungan ke 4 bulannya  Meningkatnya

selama kehamilan pengetahuan

dan kesadaran

ibu hamil
88
75

2 Refreshing Kader Meningkatkan Bidan desa dan Aula Dokter 2x/tahun BOK Diskusi Proses :

kemampuan bidan kader puskesmas Spesialis penyegaran  Terlaksananya

desa dan kader Salaman Obsgyn dan materi dan seminar ANC

dalam kegiatan Koordinator pelatihan dan komunikasi

penyuluhan atau KIA, komunikasi efektif

edukasi kepada ibu efektif Hasil :

hamil tentang K4  Meningkatnya

kemampuan

bidan desa dan

kader dalam

kegiatan

penyuluhan atau

edukasi kepada
89
ibuhamil

tentang K4
3 Penyedian Ruang ANC Menyediakan Bumil Posyandu Koordinator Tentatif BOK Penyediaan Proses :

ruagan ANC di KIA, bidan  Terlaksananya

setiap posyandu. desa penyediaan


76

ruangan ANC

Hasil :

 Tersediaya

ruagan ANC di

setiap

posyandu.
4 Rapat lintas sektor Meningkatkan Falkes tingkat Aula Kepala 1x BOK Rapat mengenai Proses :

pencatatan pertama yang puskesmas Puskesmas setahun pentingnya  Terlaksananya

. kunjungan ibu erada di Salaman Salaman pencatatan dan rapat lintas

hamil wilayah wilayah sekitar pelaporan jumah sektor

puskesmas Salaman Puskesmas ibu hamil yang Hasil :

yang memeriksa Salaman 1 melakukan  Meningkatnya


K4 di tempat lain kunjungan K4 pencatatan

dan pelaporan ke kunjungan ibu

Puskesmas hamil wilayah

Salaman puskesmas

Borobudur

yang
77

memeriksa K4

di tempat lain

dan pelaporan

ke Puskesmas

Borobudur

90
78

Anda mungkin juga menyukai