Anda di halaman 1dari 5

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)

”MIKROSKOP”

❖ Ambil mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang lengan


mikroskop, lalu letakkan diatas meja datar.
❖ Hindari sentuhan-sentuhan terhadap lensa, apabila bagian lensa mikroskop
terlihat kotor bersihkan dengan cara hati-hati dan lembut dengan
menggunakan kertas lensa. Sedangkan bagian-bagian non-optik bisa
dibersihkan dengan flanel yang bersih.
❖ Putar revolver untuk mengatur perbesaran lensa objektif, dengan posisi
lensa objektif berada satu poros dengan lensa okuler.
❖ Atur cahaya dan diafragma untuk mengetahui kekuatan cahaya yang masuk.
Hasil pencahayaan bisa dilihat dari lensa okuler yang tampak terang dan
berbentuk bulat.
❖ Letakkan preparat pada meja objek tepat pada lubang preparat. Agar tidak
bergeser jepit dengan penjepit objek.
❖ Atur fokus dengan cara memutar pemutar kasar (makrometer) agar objek
tampak jelas. Lalu putar pemutar halus (mikrometer) untuk mempertajam
objek. Pengaturan ini dilakukan dengan cara melihat objek dari lensa okuler.
❖ Apabila bayangan objek tampak maka untuk memperbesar objek gantilah
lensa objektif dengan ukuran 10 kali, 40 kali atau 100 kali. Penggantian
dilakukan dengan cara memutar revolver hingga terdengar bunyi klik.
❖ Bila pengamatan dengan menggunakan mikroskop telah selesai, simpan
pada lokasi yang kondusif dan tidak lembab. Mikroskop yang ditaruh di
daerah yang lembab bisa menyebabkan lensa berjamur dan ini menyebabkan
sulitnya melihat objek yang ingin diteliti. Dan jangan lupa bersihkan dari
hal-hal yang mengotori mikroskop.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
”LAMINARY AIR FLOW”

❖ Nyalakan lampu UV minimum selama 30 menit sebelum laminary air flow


digunakan. Hindarkan sinarnya dari pandangan mata.
❖ Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang
dimasukkan ke dalam laminary air flow cabinet disemprot terlebih dahulu
dengan alcohol 70% atau spiritus.
❖ Meja dan dinding dalam Laminary Air Flow disemprot dengan alkohol 70%
atau dengan spiritus untuk mensterilkan.
❖ Blower pada Laminary Air Flow dihidupkan untuk menjalankan air flow.
❖ Nyalakan lampu dalam Laminary Air Flow.
❖ Laminary Air Flow siap untuk digunakan.

PERINGATAN !!!

❖ Jangan meletakkan lampu bunsen terlalu dekat dengan filter dan alkohol
untuk merendam peralatan.
❖ Jangan menumpuk alat-alat, botol-botol media dan benda lain di depan
tempat bekerja sehingga menghalangi aliran udara.
❖ Jangan mencelupkan alat tanam dengan nyala api ke dalam alkohol (nyala
api alkohol yang terdapat pada alat tanam, tidak terlihat dengan jelas di
tempat yang terang, HATI-HATI!!).
❖ Jangan mendekati lampu bunsen, dengan tangan yang baru disemprot
alkohol atau spiritus.
❖ Bersihkan Laminary Air Flow Cabinet setelah selesai bekerja. Jangan
meninggalkan botol bekas, kapas bekas dan sebagainya didalam alat.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
”INKUBATOR”

A. Cara Menghidupkan
Untuk mengoperasikan inkubator, colokkan kabel inkubator pada sumber
daya listrik. Siapkan sampel yang akan diinkubasi kemudian letakkan
pada rak dalam ruang inkubator kemudian tutup pintu inkubator. Jika
persiapan sampel telah selesai. Tekan tombol power pada posisi ON
maka alat akan langsung menyala ditandai dengan lampu yang menyala.

B. Cara Penggunaan
Set suhu dengan menekan tombol SET secara lama sambil menekan
tombol atas dan bawah sampai mencapai suhu yang diinginkan, kemudian
lepaskan tombol SET setelah suhu yang dinginkan tercapai.

C. Cara Mematikan
Bila inkubasi telah selesai, matikan alat dengan menekan kembali tombol
power pada posisi OFF. Lepaskan colokan pada sumber daya listrik.

D. Cara Perawatan
Untuk perawatan bersihkan alat hanya dengan lap bersih atau lap yang
dibasahi air kemudian lap dengan kain kering setiap selesai digunakan.
Rak dapat dilepas untuk memudahkan membersihkan dengan cara ditarik.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
”COLONY COUNTER”

❖ Pilihlah cawan yang jumlah koloninya antara 30 – 300.

❖ Letakkan cawan yang dipilih pada alat penghitungan colony counter.

❖ Hitunglah jumlah koloni bakteri (perhitungan dapat dilakukan dengan

meletakkan cawan terbalik).

❖ Manfaat garis tebal pada dasar berpola kotak-kotak itu sebagai pedoman.

❖ Dengan alat perhitungan mekanis ditangan, hitunglah jumlah koloni pada

baris teratas, lalu dari kiri kekanan pada baris dibawahnya dan seterusnya.

❖ Untuk menghindarkan dilakukannya penghitungan koloni secara 2 kali,

hitunglah hanya koloni-koloni yang terletak dari kiri di atas garis yang

membatasi kotak yang koloninya sedang dihitung.

❖ Kalkulasikan jumlah organisme per ml biakan dengan cara mengalikan

jumlah koloni yang terhitung dengan faktor pengencerannya.


STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
”AUTOCLAVE”

❖ Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave.


Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai
batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya
kerak dan karat.
❖ Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
❖ Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
❖ Nyalakan autoclave, diatur dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
❖ Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan
waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
❖ Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.

Cara Perawatan Autoclave :

❖ Pastikan listrik selalu stabil.


❖ Gunakan selalu minimal aquadest.
❖ Selalu kuras air pada chamber autoclave (max 5x operasional).
❖ Pastikan air dalam chamber selalu cukup
❖ Selalu kalibrasi autoclave minimal setahun sekali.

Anda mungkin juga menyukai