Kebijakan Triage
Kebijakan Triage
Surat Keputusan Direktur RS.Restu Ibu tentang Kebijakan-Kebijakan di dalam Akses Pelayanan
dan Kontinyuitas.
Nomor : 34 /SK-DIR/RSRI/II/2016
6) Case Manajer (Koordinator IGD / Kepala Jaga IGD) harus memberikan penjelasan
tentang adanya pasien yang diprioritaskan karena keadaan Gawat Daruratnya.
6) Apabila memerlukan ruang perawatan Intensif (ICU/NICU), maka Rumah Sakit
menetapkan kriteria masuk ke pelayanan intensif secara selektif , untuk RS Restu Ibu
berpedoman pada SK Direktur nomor :
36/SK-DIR/RSRI/II/2016 Tentang Kriteria ICU dan Kriteria ICU (Dalam
KEPMENKES NO. 1778/MENKES/SK/XII/2010)
7) Petugas ICU melakukan proses Triage sebelum menetapkan proses penerimaan pasien,
dan apabila memenuhi Kriteria maka pasien/keluarga akan diberikan Formulir Informed
Consent untuk masuk Perawatan Intensif.
8) Untuk perawatan lebih lanjut di ruang Isolasi maka RS. Restu Ibu belum bisa memenuhi
untuk Isolasi Airborne Infection. Maka sebaiknya pasien dirujuk ke Rumah Sakit yang
memiliki fasilitas penanganan penyakit menular lewat udara.
Kriteria Merah Triase ( Red Triage Criteria ) RS. Restu ibu
1. Respirasi :
Kondisi napas cepat ≥ 30 X per menit
Kondisi kembali nya pernapasan setelah mengalami henti napas/tidak ada napas (dengan
manuver Head Tilt / Chin Lift / atau setelah usaha pengeluaran benda asing (=choking) )
Sumbatan jalan napas (ditandai dengan Stridor,Snoring, Gargling, Crowing) .
Stridor adalah suara nafas kasar yang disebabkan karena adanya turbulensi aliran udara
karena adanya sumbatan di saluran nafas bagian atas. Snoring : suara seperti ngorok,
kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika
terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger
untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang
digunakan untuk chin lift, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan
rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan
korban (eg: gigi palsu dll). Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena
ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-
finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2
jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena pembengkakan
(edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and
chin lift atau jaw thrust saja.
2. Perfusi :
Tidak teraba nadi radialis dengan pengisian kapiler > 2 detik (Capillary Refill > 2
seconds).
3. Status Mental :
Tidak berespons terhadap perintah sederhana (Tidak sadar atau Terganggu nya Status
Mental / unconscious or altered mental status).
1. Respirasi < 30 x per menit dengan denyut nadi radialis teraba ,pengisian kapiler < 2 detik,
serta status mental dapat mengikuti perintah sederhana.
2. Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan
dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya :
Trauma abdomen tanpa shok.
Fraktur atau patah tulang terbuka (open fraktur) tanpa shok.
Kombustio / luka bakar ringan, derajat 2 <15% (dewasa) dan < 10% anak-anak.
3. Pasien anak < 6 tahun dengan demam ≥ 40° C.
4. Pasien dewasa dengan tersangka dehidrasi berat.
5. Pasien anak dengan tersangka dehidrasi sedang-berat.
6. Retensio Urin.
7. Phimosis dengan retensio urin.
8. Para parese / Tetraparese / Hemiparese dengan respirasi dan hemodinamik stabil.
9. Ikhterik Neonatorum.
10 Kolik akut / Nyeri Akut (skala >8 ) dengan hemodinamik stabil.