Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP


KINERJA RANTAI PASOKAN TOKO KELONTONG
(STUDI KASUS PADA TOKO KELONTONG
DI PASAR BESAR PALANGKARAYA)

Dosen Pengampu : Dr. Bambang Mantikei, M.Si

Disusun Oleh :
Friska Molita Maharani
BBA 117 248
Kelas B Manajemen

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Pengaruh Komitmen dan Kepercayaan terhadap Kinerja
Rantai Pasokan (Studi Kasus pada Toko Kelontong di Pasar Besar Palangkaraya)”
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk


mempelajari cara pembuatan proposal penelitian pada Universitas Palangkaraya.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada


semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan
proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii
Daftar Tabel ...................................................................................................... iii
Daftar Gambar ...................................................................................................iv
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
Bab II : Kajian Pustaka
2.1 Landasan Teori ................................................................................................ 7
2.1.1 Kinerja Rantai Pasokan .................................................................................... 7
2.1.2 Komitmen......................................................................................................... 9
2.1.3 Kepercayaan ................................................................................................... 10
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 11
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 17
2.4 Hipotesis .................................................................................................................. 19
Bab III : Metodologi Penelitian
3.1 Variabel dan Definisi Operasional ................................................................ 20
3.1.1 Kinerja Rantai Pasokan .................................................................................. 20
3.1.2 Komitmen....................................................................................................... 20
3.1.3 Kepercayaan ................................................................................................... 21
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................... 22
3.2.1 Populasi .......................................................................................................... 22
3.2.2 Sampel............................................................................................................ 23

ii
3.3 Jenis dan Sumber Penelitian .................................................................................... 24
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 24
3.5 Metode Analisis Data............................................................................................... 24

Daftar Pustaka ..................................................................................................33

iii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 ...............................................................................................................17


Tabel 3.1 ...............................................................................................................21
Tabel 3.2 ...............................................................................................................27
Tabel 3.3 ...............................................................................................................31

iv
Daftar Gambar
Gambar 2.1 .............................................................................................................19
Gambar 2.2 .............................................................................................................20

v
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ..........................................................................35

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya untuk ritel modern


yang terlihat semakin menjamur membuat suatu persepsi bahwa bisnis di era
kini sangatlah mudah dan menguntungkan. Namun disisi lain, bisnis ritel
tradisional mengalami keadaan yang cukup bertolak belakang dari ritel
modern, dimana terlihat semakin mengalami penurunan dibandingkan bisnis
ritel modern. Keberadaan peritel kecil yang berdekatan dengan toko
minimarket modern menjadi suatu ancaman. Toko kelontong yang letaknya
berdekatan dengan toko ritel modern membuat pelaku ritel tradisional ini
terpengaruh dengan program marketing toko, sehingga menyebabkan
penurunan omset bagi peritel kecil tersebut, dikarenakan harga yang dijual
kalah saing oleh pelaku bisnis minimarkert modern dan sebagian peritel kecil
memang memiliki keterbatasan manajemen, permodalan terutama akses
terhadap pasokan barang sehingga tidak dapat bersaing dengan minimarket
modern.

Salah satu faktor yang menyebabkan ritel tradisional kalah bersaing


dengan ritel modern yaitu, harga produk yang lebih murah yaitu perbedaan
model distribusi toko ritel tradisional dan modern. Mata rantai distribusi toko
ritel tradisional cenderung lebih panjang sehingga harga dapat menjadi lebih
mahal ataupun bila harga di toko ritel moden beformat minimarket lebih
mahal, tetap mendapatkan keuntungan dari toko ritel modern berformat
supermarket atau hypermarket bahkan grosir karena berasal dari satu
perusahaan atau satu modal.

Kompetisi global yang sangat tinggi menuntut adanya hubungan yang


kuat diantara para pemasok, proses internal perusahaan dan pelanggan.
Integrasi rantai pasokan merupakan salah satu strategi utama untuk
meningkatkan kinerja rantai pasokan. Integrasi yang efektif dapat

1
2

meningkatkan nilai yang diterima semua anggota dalam suatu sistem rantai
pasokan.

Menurut Heizer dan Render (2010), penerapan supply chain


management (SCM) yang mengikuti konsep yang benar dapat memberikan
dampak peningkatan keunggulan kompetitif terhadap produk maupun pada
sistem rantai pasokan yang dibangun perusahaan tersebut. Dalam penerapan
supply chain management (SCM), perusahaan-perusahaan diharuskan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu
mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan
produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel.

Salah satu hal yang paling penting untuk dimiliki masing-masing


perusahaan dalam suatu jaringan rantai pasokan adalah kepercayaan antar
organisasi dan komitmen. Dapat dikatakan bahwa kesuksesan performa
perusahaan (operation performance) dalam supply chain berasal dari
tingginya nilai kepercayaan dan komitmen yang kuat antar partner dalam
supply chain. Pada suatu sistem rantai pasokan, proses kemitraan didefinisikan
sebagai interaksi antara komitmen, kepercayaan dan kolaborasi antar
perusahaan. Tingginya tingkat kolaborasi, baik dengan pemasok dan
pelanggan akan mengarah pada perbaikan kinerja.

Kinerja rantai pasokan yang berhasil didasarkan pada tingkat


kepercayaan yang tinggi dan komitmen yang kuat di antara mitra rantai
pasokan. Perencanaan rantai pasokan yang efektif berdasarkan informasi dan
kepercayaan bersama di antara mitra adalah persyaratan penting untuk
manajemen rantai pasokan yang sukses. Satu studi melaporkan bahwa
sepertiga dari aliansi strategis gagal karena kurangnya kepercayaan di antara
mitra dagang (Sherman 1992). Berbagi informasi kadang-kadang
membutuhkan pelepasan informasi keuangan, strategis, dan operasi lainnya
yang dijaga ketat kepada mitra yang mungkin dan / atau akan menjadi pesaing,
karena "berbagi informasi yang efektif sangat bergantung pada kepercayaan
yang dimulai dari perusahaan dan pada akhirnya meluas ke mitra rantai
3

pasokan" (Bowersox et al. 2000). Telah dikemukakan bahwa "masalah


kepercayaan dan risiko dapat secara signifikan lebih penting dalam hubungan
rantai pasokan, karena hubungan rantai pasokan sering melibatkan tingkat
saling ketergantungan yang lebih tinggi antara pesaing" (La Londe 2002). Jika
informasi tersedia tetapi tidak dapat dibagikan oleh mitra, nilainya menurun
secara eksponensial. Morgan dan Hunt (1994) berpendapat bahwa "ketika
komitmen dan kepercayaan - tidak hanya satu atau yang lain - hadir, mereka
menghasilkan hasil yang mempromosikan efisiensi, produktivitas dan
efektivitas." Dilaporkan bahwa batu sandungan terbesar untuk keberhasilan
pembentukan aliansi strategis adalah kurangnya kepercayaan (Sherman 1992),
dan selanjutnya kepercayaan dianggap sebagai landasan kemitraan strategis
(Spekman 1988).

Di kota Palangkaraya, bisnis ritel telah sangat menjamur di masyarakat


baik ritel modern maupun ritel tradisional/toko kelontong. Menurut data yang
diperoleh dari website palangkaraya.go.id Usaha Kecil dan Menengah yang
ada di kota Palangkaraya terdapat ± 9.083 unit UKM dan yang telah dibina
sebanyak 240 unit UKM. Jumlah ini cukup mengambarkan bagaimana
hubungan yang tercipta antara unit UKM dengan pelanggan maupun pemasok.
Dalam hal ini tentunya ada keterkaitan antara kepercayaan dan komitmen
yang tercipta.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Ik- Whan G.Kwon & Taewon


Suh (2004), kurangnya kepercayaan di antara mitra dagang sering
menciptakan kondisi di mana setiap transaksi harus diteliti dan diverifikasi,
sehingga meningkatkan biaya transaksi ke tingkat yang sangat tinggi.
Produktivitas hilang dan efisiensi dan efektivitas, landasan tujuan rantai
pasokan, akan dikompromikan. Menciptakan aktivitas bernilai tambah dengan
mitra semacam itu menjadi hampir mustahil dan alat rantai pasokan yang
digunakan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas (seperti
inventori yang dikelola secara teratur (VMI), cross-docking (CD), dan
peramalan kolaboratif, perencanaan dan pengisian ulang (CFPR) ) akhirnya
4

menjadi tidak efektif. Di bawah kondisi kepercayaan yang kurang terbuka,


pengambil keputusan sering menghabiskan waktu mereka sebagian besar
untuk menganalisis kredibilitas, keandalan, dan kepercayaan mitra dagang
mereka, daripada mengoptimalkan operasi mereka. Meskipun ada studi yang
berfokus pada hubungan antara variabel terkait dan tingkat kepercayaan, ada
kurangnya studi empiris yang meneliti hubungan antara kepercayaan dan
fasilitator utama keberhasilan rantai pasokan, komitmen. Studi ini mencoba
menjembatani kesenjangan dalam manajemen rantai pasokan.
Berkaitan dengan penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara variabel komitmen dan
kepercayaan terhadap kinerja rantai pasokan. Hal ini berarti bahwa tingginya
komitmen dan kepercayaan diantara anggota rantai pasokan dapat mendorong
pada semakin baiknya kinerja rantai pasokan. Oleh sebab itu, saya tertarik
untuk meneliti hal tersebut untuk mengetahui apakah benar adanya hubungan
yang positif antara variabel-variabel tersebut mengenai pengaruh yang tercipta
terhadap kinerja rantai pasokan yang terjadi pada toko-toko kelontong sebagai
unit UKM di kota Palangkaraya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengangkat


permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul "Pengaruh
Komitmen dan Kepercayaan terhadap Kinerja Rantai Pasokan Toko
Kelontong (Studi Kasus pada Toko Kelontong di Pasar Besar
Palangkaraya)".
5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang,


maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1) Tingkat kepercayaan yang kurang antar organisasi dalam suatu jaringan


rantai pasokan.
2) Komitmen yang kurang kuat di antara mitra rantai pasokan.
3) Perencanaan rantai pasokan yang kurang efektif didasarkan pada
kepercayaan dan informasi antar mitra.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka

penelitian ini di batasi pada variabel komitmen dan kepercayaan terhadap

kinerja rantai pasokan dalam hal ini yang dimaksud ialah bagaimana proses

pendistribusian barang-barang kepada toko kelontong di lokasi Pasar Besar

Palangkaraya.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian

latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan permasalahannya sebagai

berikut :

1) Apakah variabel komitmen berpengaruh terhadap variabel kinerja rantai


pasokan toko kelontong di Pasar Besar Palangkaraya?

2) Apakah variabel kepercayaan berpengaruh terhadap variabel kinerja rantai


pasokan toko kelontong di Pasar Besar Palangkaraya?

3) Apakah variabel komitmen dan kepercayaan berpengaruh secara simultan


terhadap kinerja rantai pasokan toko kelontong di Pasar Besar
Palangkaraya?
6

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh variabel komitmen terhadap


variabel kinerja rantai pasokan.

2) Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh variabel kepercayaan


terhadap variabel kinerja rantai pasokan.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel komitmen dan


kepercayaan secara simultan terhadap kinerja rantai pasokan.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kontribusi kepada


pemikiran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan


untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan pada toko kelontong yang
lebih baik serta dapat membagi pengalaman yang mungkin bisa
diimplementasikan oleh perusahaan atau institusi lain.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian atau referensi


bagi program studi Manajemen Operasional.

3. Bagi Penelitian Lain

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi para peneliti lain utuk


dapat memperdalam pengetahuan dan konsep teori yang telah diperoleh
dalam bidang manajemen khususnya program studi Manajemen
Operasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Rantai Pasokan

Menurut Ronald H. Ballou et al. (2005, p:2) dalam bukunya


business logistic/supply chain management mendefenisikan rantai
pasokan sebagai seluruh rangkaian aktifitas (aktivitas) yang
berhubungan dengan aliran transformasi barang dari tahapan bahan baku
sampai ke pengguna akhir, begitupun dengan aliran informasinya.
Material/barang bersama-sama mengalir dari hulu ke hilir dalam rantai
pasokan. Adapun manajemen rantai pasokan menurut Ballou (2005)
adalah integrasi dari seluruh aktifitas dalam rantai pasokan , sampai
meningkatkan hubungan untuk mendapatkan keunggulan bersaing.

Menurut Mentzer (dalam Ballou, 2005, p:5), manajemen rantai


pasokan didefenisikan sebagai sesuatu yang sistematik, koordinasi yang
strategis dari fungsifungsi bisnis tradisional dan taktik-taktik melalui
fungsi-fungsi bisnis tersebut dalam sebuah perusahaan dan melalui
bisnis dalam rantai pasokan, dengan tujuan meningkatkan performa
jangka panjang dari perusahaan individu dan rantai pasokan sebagai
keseluruhan.

Supply chain didefinisikan sebagai bagian bisnis yang terlibat


baik secara langsung maupun tidak langsung dalam tujuan memenuhi
permintaan konsumen, yang mana di dalamnya tidak hanya ada
manufaktur dan suplier saja, Akan tetapi, juga meliputi transportasi,
warehouse, retail, bahkan konsumen (Chopra & Meindl, 2007). Sasaran
dari setiap supply chain adalah meningkatkan atau memaksimalkan
seluruh nilai yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai tersebut didapatkan
dari penurunan biaya seiring dengan peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan. Chopra dan Meindl (2007) menyatakan, bahwa nilai yang

7
8

dihasilkan dari supply chain adalah selisih antara nilai akhir produk yang
dirasakan konsumen dengan biaya membangun supply chain.

Konsep supply chain mengintegrasikan secara efisien antara


pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga
barang yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas, lokasi, dan
waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan (Simatupang & Sridharan,
2004a).

Simatupang dan Sridharan (2005) menjabarkan tiga kriteria


dalam pengukuran kinerja perusahaan dalam supply chain yang diambil
dari hasil penelitian Ramdas dan Spekman (2000), antara lain adalah
fulfilment, inventory, dan responsiveness. Fulfilment berfungsi untuk
mengidentifikasi sejauh mana praktik kolaborasi perusahaan dalam
jaringan rantai pasok mampu melakukan pemenuhan permintaan
(fulfilment) kepada konsumen yang meliputi prosentase ketepatan waktu
pengiriman barang atau bahkan sebelum waktu yang dijanjikan,
ketepatan spesifikasi barang yang diminta, dan kesesuaian kuantitas
barang yang diminta.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan


kinerja rantai pasokan adalah suatu aktivitas transformasi barang baku
hingga pengguna akhir secara langsung maupun tidak langsung demi
memenuhi permintaan konsumen dengan memaksimalkan nilai yang
dimiliki perusahaan.

Indikator Rantai Pasokan

Ramdas dan Spekman (2000) dan Simatupang dan Sridharan


(2005) menjabarkan tiga kriteria dalam pengukuran kinerja pada rantai
pasokan yaitu :

1. Keterpenuhan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan mampu


melakukan pemenuhan permintaan.
9

2. Kinerja persediaan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan


mampu melakukan pengelolaan persediaan.
3. Ketanggapan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan mampu
menanggapi permintaan konsumen.

2.1.2 Komitmen

Komitmen merupakan motivasi untuk memelihara hubungan dan


memperpanjang hubungan (Handoko, 2008). Studi Wetzels et.al., (1998,
dalam Handoko, 2008) menyatakan semakin tinggi komitmen yang di
bangun dari kepuasan dan kepercayaan maka semakin tinggi kualitas
hubungan saluran antara pemasok dan penyalur.

Komitmen pemasok merupakan janji, ikrar atau tekad pemasok


untuk menjalin hubungan berkelanjutan dengan pembeli (Morgan dan
Hunt, 1994). Komitmen pemasok menunjukkan bahwa pemasok
menganggap kelanjutan hubungan dengan pembelinya merupakan hal
yang harus dijaga dengan baik.

Moore (1998) berpendapat bahwa pemasok yang membuktikan


komitmennya untuk menjalin hubungan berkelanjutan dengan
pembelinya akan menunjukkan bahwa pemasok tersebut tidak bersikap
oportunis. Komitmen, seperti halnya dengan kepercayaan juga
menyatakan secara langsung dan apa adanya tentang rahasia perusahaan,
diluar kepentingan untuk merencanakan penyusunan hubungan, tetapi
komitmen menyatakan percaya bahwa mitra pertukaran kerjanya akan
bertindak dengan integritas.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan


komitmen adalah suatu tekad untuk menjalin suatu hubungan yang
berkelanjutan dengan memelihara hubungan tersebut antara pemasok
dengan pembeli.
10

Indikator Komitmen

Indikator yang dipergunakan dalam mengukur hubungan jangka


panjang dengan pemasok merujuk pada Cempaka dan Yoestini (2003)
sebagai berikut :

1. Usaha penyalur untuk memelihara hubungan.

2. Keuntungan hubungan jangka panjang

3. Kesamaan tujuan jangka panjang.

2.1.3 Kepercayaan

Johnson (1999) memandang kepercayaan dan kejujuran sebagai


dimensi - dimensi penyusun kualitas suatu hubungan kerjasama. Lebih
lanjut Johnson (1999 p: 6, dalam Arifin, 2004) menjelaskan, ketika
sebuah perusahaan percaya dengan mitra kerjasamanya dan benar-benar
memperlakukan mitranya itu dengan adil, perusahaan tersebut akan
memandang lebih hubungan tersebut sebagai sebuah asset strategik dan
alat strategik yang akan memperkuat kemampuan bersaing perusahaan.
Aspek penting definisi ini adalah konsep kepercayaan sebagai ekspektasi
mengenai partner pertukaran yang berasal dari keahlian partner, dapat
dipercaya, dan investasi.

Penelitian Garbarino dan Johnson (1999) memberikan rujukan


pada penelitian kepercayaan pada pemasok. Indikator yang
dipergunakan dalam mengukur kepercayaan pemasok adalah kredibilitas
pemasok, kualitas barang yang ditawarkan pemasok, dan keterbukaan
pemasok.

Shemwell, Cronin, dan Bullard (1994, dalam Soetomo, 2004)


menyatakan bahwa kepercayaan dan segala manifestasinya (berbagai
informasi, sinergi, dan rendahnya tingkat risiko) merupakan suatu aspek
paling kritis dalam suatu hubungan. Hawes, Mass, dan Swan (1981,
dalam Soetomo, 2004) menggolongkan kepercayaan sebagai kekuatan
pengikat yang paling produktif dalam suatu hubungan.
11

Heizer dan Render (2004) mengatakan bahwa kepercayaan


merupakan hal yang sangat penting dalam rantai pasokan yang efektif
dan efisien. Kepercayaan dirasakan semakin penting dalam sebuah
hubungan antar organisasi. Tanpa kepercayaan, sebuah hubungan antara
klien dan suplier tidak pernah berjalan untuk memaksimalkan kekuatan
potensialnya. Kepercayaan digambarkan sebagai sebuah kesediaan untuk
mengambil resiko, dan kepercayaan akan timbul apabila sebuah
kelompok saling percaya dan berintegrasi dalam berinteraksi sesama
partner (Kwon & Taewon, 2004).

Berdasarkan pendapat beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan


kepercayaan adalah suatu bentuk tekad yang tumbuh antara pemasok dan
pembeli demi menjaga hubungan antar-organisasi.

Indikator Kepercayaan

Penelitian Garbarino dan Johnson (1999) memberikan rujukan


pada penelitian kepercayaan pada pemasok. Indikator yang
dipergunakan dalam mengukur kepercayaan sebagai berikut :

1. Kredibilitas pemasok.

2. Kualitas barang yang ditawarkan pemasok.

3. Keterbukaan pemasok.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam pembahasan ini peneliti akan memaparkan beberapa penelitian


yang relevan dengan “Pengaruh Komitmen dan Kepercayaan terhadap
Kinerja Rantai Pasokan Toko Kelontong (Studi Kasus Toko Kelontong di
Pasar Besar Palangkaraya)”, berikut bebrapa penelitian yang relevan dengan
penelitian ini :

a) Andreas Wijaya dalam Jurnal “Pengaruh Kepercayaan dan


Komitmen terhadap Rantai Pasokan yang Dimediasi oleh
12

Keterhubungan Pemasok pada Pemilik Toko Kelontong di DKI


Jakarta” (2017)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mempelajari tentang


pengaruh kepercayaan dan komitmen dalam keterhubungan pemasok
terhadap rantai pasokan pada pemilik toko kelontong di DKI Jakarta.
Data tersebut diolah menggunakan IBM AMOS 24 dari hasil olah
tersebut data dapat dilihat kepercayaan memiliki pengaruh terhadap
komitmen dan hubungan relasi dengan pemasok, dan keterhubungan
pemasok memiliki pengaruh terhadap rantai pasokan, namum komitmen
tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan relasi dengan pemasok.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini


menggunakan metode eksplanatif korelasional untuk membandingkan
suatu variabel (objek penelitian), antara berbeda atau waktu yang berbeda
dalam menemukan sebab akibatnya. Teknik pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non proabability sampling
agar sampel yang sudah digunakan tidak digunakan kembali. Persamaan
dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah :

 Persamaan : Varibel X1,X2 dan Y sama dengan penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam jurnal ini sama-sama menggunakan

metode kuantitatif dan teknik pengumpulan datanya juga sama-sama

menggunakan kuisioner.

 Perbedaan : Dalam penelitan ini tidak memuat variabel mediasi.

Penelitian terdahulu ini menggunakan metode eksplanatif korelasional

dengan IBM AMOS 24 untuk mengolah data sedangkan, yang akan

digunakan peneliti yakni Analisis Regresi Linier Berganda dengan

SPSS 25.
13

b) Moh. Mukhsin dalam Jurnal “Pengaruh Kepercayaan dan

Komitmen terhadap Kualitas Hubungan Dampaknya pada Kinerja

Rantai Pasokan( Studi Kasus Produksi dan Distribusi Dedak pada

PD Sederhana)” (2017)

Penelitian terdahulu ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh kepercayaan dan komitmen terhadap kinerja rantai pasokan

dengan kualitas hubungan sebagai variabel intervening studi kasus

produksi dan distribusi dedakpada PD Sederhana.Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kepercayaan dan komitmen

sebagai variabel independen,kinerja rantai pasokan sebagai variabel

dependen, dan kualitas hubungan sebagai variabel intervening.

Penelitian terdahulu ini menggunakan metode kuantitatif dengan

menggunakan riset deskriptif dan riset kausal. Data dari keempat variabel

dianalisis dengan menggunakan Struktural Equation Model (SEM) dalam

Software Smart PLS (Partial Least Square) versi 1.0. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 57 orang responden.Berdasarkan

hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepercayaan, dan

komitmen memiliki hubungan pengaruh yang posistif dan signifikan

terhadap kualitas hubungan sedangkan pengaruh kepercayaan dan

komitmen terhadap kinerja rantai pasokan, memiliki hubungan pengaruh

yang positif signifikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas

hubungan mampu memediasi pengaruh kepercayaan, dan komitmen

terhadap kinerja rantai pasokan.


14

 Persamaan : Varibel X1, X2 dan Y sama dengan penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam jurnal ini sama-sama menggunakan

metode kuantitatif dan teknik pengumpulan datanya juga sama-sama

menggunakan kuisioner.

 Perbedaan : Dalam penelitan ini tidak memuat variabel intervening

seperti pada jurnal ini. Penelitian terdahulu ini menggunakan

Struktural Equation Model (SEM) dalam Software Smart PLS (Partial

Least Square) versi 1.0. Sedangkan, peneliti menggunakan Analisis

Regresi Linier Berganda dengan SPSS 25.

c) Musran Munizu dalam Jurnal “Pengaruh Kepercayaan, Komitmen

dan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Rantai Pasokan (Studi

Kasus IKM Pengolah Buah Markisa di Kota Makassar)” (2015)

Penelitian terdahulu ini adalah menguji dan menganalisis

pengaruh variabel kepercayaan terhadap kinerja rantai pasokan, pengaruh

kepercayaan terhadap komitmen, pengaruh komitmen terhadap kinerja

rantai pasokan, pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja rantai

pasokan, dan pengaruh variabel kepercayaan terhadap kinerja rantai

pasokan melalui komitmen pada Industri Kecil dan Menengah (IKM)

pengolah buah markisa di Makassar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

kuesioner menjadi alat pengumpul data utama. Data dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif, dan partial least square-path modeling

(PLS-PM). Komputasi data menggunakan bantuan software SmartPLS


15

2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan.

Kepercayaan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen.

Komitmen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

rantai pasokan. Teknologi informasi mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja rantai pasokan. Variabel kepercayaan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai

pasokan melalui komitmen. Kepercayaan memberikan efek langsung

yang lebih kecil pada kinerja rantai pasokan dibadingkan dengan efek

tidak langsung, yang dimediasi oleh komitmen. Kinerja rantai pasokan

lebih dipengaruhi oleh teknologi informasi daripada kepercayaan dan

komitmen.

Hasil studi ini dapat berimplikasi pada pentingnya peranan

manajemen untuk konsisten menjaga kepercayaan, komitmen dan

pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem rantai pasokan.

 Persamaan : Varibel X1, X2 dan Y sama dengan penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam jurnal ini sama-sama menggunakan

metode kuantitatif dan teknik pengumpulan datanya juga sama-sama

menggunakan kuisioner.

 Perbedaan : Dalam penelitan ini tidak memuat variabel teknologi

informasi seperti pada jurnal ini. Penelitian terdahulu ini

menggunakan analisis deskriptif, dan partial least square-path

modeling (PLS-PM). Komputasi data menggunakan bantuan software


16

SmartPLS 2.0. Sedangkan, peneliti menggunakan Analisis Regresi

Linier Berganda dengan SPSS 25.

Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki


relevansi dalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

No Judul Peneliti Variabel/ Metode Hasil


Penelitian dan Indikator Analisis Data
Terdahulu Tahun
Penelitian
1. Pengaruh Andreas 1. Kepercayaan Metode 1. Kepercayaan
Kepercayaan Wijaya , 2. Komitmen eksplanatif berpengaruh
dan Komitmen (2017) 3. Keterhubunga korelasional terhadap
terhadap Rantai n Pemasok diolah keterhubungan
Pasokan yang 4. Rantai menggunakan pemasok.
Dimediasi oleh Pasokan IBM AMOS 2. Komitmen
Keterhubungan 24 berpengaruh
Pemasok pada terhadap
Pemilik Toko keterhubungan
Kelontong di pemasok.
DKI Jakarta 3. Kepercayaan
berpengaruh
terhadap
komitmen.
4. Keterhubungan
berpengaruh
terhadap rantai
pasokan.
2. Pengaruh Moh. 1. Kepercayaan Analisis 1. Kepercayaan
Kepercayaan Mukhsin, 2. Komitmen dengan Partial berpengaruh
dan Komitmen (2017) 3. Kualitas Least Square terhadap rantai
terhadap Hubungan (PLS) pasokan.
Kualitas 4. Kinerja 2. Komitmen
Hubungan Rantai berpengaruh
Dampaknya Pasokan terhadap rantai
pada Kinerja pasokan.
Rantai Pasokan( 3. Kepercayaan
Studi Kasus berpengaruh
Produksi dan terhadap
Distribusi kualitas
Dedak pada PD hubungan.
4. Komitmen
17

Sederhana) berpengaruh
terhadap
kualitas
hubungan.
5. Kualitas
hubungan
berpengaruh
terhadap
kinerja rantai
pasokan.
3. Pengaruh Musran 1. Kepercayaan Analisis 1. Kepercayaan
Kepercayaan, Munizu, 2. Komitmen statistik berpengaruh
Komitmen dan (2015) 3. Teknologi deskriptif, dan terhadap rantai
Teknologi Informasi PLS-PM pasokan.
Informasi 4. Kinerja Rantai (Partial Least 2. Kepercayaan
terhadap Pasokan Square-Path berpengaruh
Kinerja Rantai Modeling) terhadap
Pasokan (Studi komitmen.
Kasus IKM 3. Teknologi
Pengolah Buah Informasi
Markisa di Kota berpengaruh
Makassar) terhadap
kinerja rantai
pasokan.
4. Kepercayaan
berpengaruh
terhadap
kinerja rantai
pasokan
melalui
komitmen.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)


tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau
dirumuskan.

Hubungan antar-variabel :

a. Hubungan antara variabel Komitmen (X1) terhadap variabel Kinerja


Rantai Pasokan (Y) :
18

(1) Menurut penelitian Moh. Mukhsin (2017), variabel komitmen kerja


berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan
yang berarti bahwa komitmen yang semakin tinggi diantara anggota
rantai pasokan dapat mendorong pada semakin baiknya kinerja rantai
pasokan.
b. Hubungan antara variabel Kepercayaan (X2) terhadap variabel Kinerja
Rantai Pasokan (Y) :
(1) Menurut penelitian Moh. Mukhsin (2017), variabel kepercayaan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasokan yang
berarti bahwa kepercayaan yang semakin tinggi diantara anggota rantai
pasokan dapat mendorong pada semakin baiknya kinerja rantai
pasokan.
(2) Menurut penelitian Musran Munizu (2015), variabel kepercayaan
memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja rantai
pasokan yang berarti bahwa kepercayaan yang semakin tinggi diantara
anggota rantai pasokan dapat mendorong pada semakin baiknya
kinerja rantai pasokan.

Hubungan antar-variabel :

a. Hubungan antara variabel Komitmen (X1) dan variabel Kepercayaan (X2)


terhadap Variabel Kinerja Rantai Pasokan (Y) :
19

1) Menurut penelitian Musran Munizu (2015), variabel kepercayaan


berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja rantai pasokan melalui
komitmen diman hal ini mengindikasikan bahwa kombinasi antara
kepercayaan dan komitmen akan menghasilkan kinerja rantai pasokan
yang lebih baik dalah hal reliabilitas, fleksibilitas, biaya dan utilitas.

2.4 Hipotesis

Menutu Sugiyono (2009), hipotesis merupakan jawaban sementara


terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
Margono (2004) menjelaskan bahwa hipotesis berasal dari
kata hypo dan thesis. Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti
pendapat. Jadi, hipotesis ialah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya
masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari
masalah yang diajukan.
1) Variabel komitmen berpengaruh terhadap variabel kinerja rantai pasokan
toko kelontong di Pasar Besar Palangkaraya.
2) Variabel kepercayaan berpengaruh terhadap variabel kinerja rantai
pasokan toko kelontong di Pasar Besar Palangkaraya.
3) Variabel komitmen dan kepercayaan berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja rantai pasokan toko kelontong di Pasar Besar Palangkaraya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel dan Definisi Operasional


3.1.1 Kinerja Rantai Pasokan
Konsep supply chain mengintegrasikan secara efisien antara
pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga
barang yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas, lokasi, dan
waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan (Simatupang & Sridharan,
2004a).

Ramdas dan Spekman (2000) dan Simatupang dan Sridharan


(2005) menjabarkan tiga kriteria dalam pengukuran kinerja pada rantai
pasokan yaitu :

1. Keterpenuhan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan mampu


melakukan pemenuhan permintaan.
2. Kinerja persediaan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan
mampu melakukan pengelolaan persediaan.
3. Ketanggapan, mengidentifikasi sejauh mana perusahaan mampu
menanggapi permintaan konsumen.

3.1.2 Komitmen
Komitmen merupakan motivasi untuk memelihara hubungan dan
memperpanjang hubungan (Handoko, 2008).
Indikator yang dipergunakan dalam mengukur hubungan jangka
panjang dengan pemasok merujuk pada Cempaka dan Yoestini (2003)
sebagai berikut :

1. Usaha penyalur untuk memelihara hubungan.

2. Keuntungan hubungan jangka panjang

3. Kesamaan tujuan jangka panjang.

20
21

3.1.3 Kepercayaan
Heizer dan Render (2004) mengatakan bahwa kepercayaan
merupakan hal yang sangat penting dalam rantai pasokan yang efektif
dan efisien.
Penelitian Garbarino dan Johnson (1999) memberikan rujukan
pada penelitian kepercayaan pada pemasok. Indikator yang
dipergunakan dalam mengukur kepercayaan sebagai berikut :

1. Kredibilitas pemasok.

2. Kualitas barang yang ditawarkan pemasok.

3. Keterbukaan pemasok.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi
No Variabel Indikator Item
Kuesioner
1. Kinerja rantai Y = Kinerja Rantai 1. Keterpenuhan 1. Pemasok mampu
Pasokan memenuhi
pasokan adalah 2. Kinerja
kebutuhan akan
suatu aktivitas persediaan barang-barang
untuk toko
transformasi 3. Ketanggapan
kelontong.
barang baku 2. Pemasok mampu
menjamin
hingga pengguna
persediaan akan
akhir secara kebutuhan barang
pada toko
langsung maupun
kelontong.
tidak langsung 3. Pemasok dengan
tepat waktu
demi memenuhi
mendistribusikan
permintaan kebutuhan akan
barang-barang pada
konsumen dengan
toko kelontong.
memaksimalkan
nilai yang dimiliki
perusahaan.

2. Komitmen adalah X1 = Komitmen 1. Usaha penyalur 1. Pemasok berusaha


untuk menjaga
22

suatu tekad untuk untuk hubungan dengan


para pemilik toko
menjalin suatu memelihara
kelontong.
hubungan yang hubungan. 2. Pemasok
memberikan
berkelanjutan 2. Keuntungan
keuntungan atas
dengan hubungan hubungan jangka
panjang dengan
memelihara jangka panjang
para pemilik toko
hubungan tersebut 3. Kesamaan kelontong.
3. Pemasok memiliki
antara pemasok tujuan jangka
tujuan yang sama
dengan pembeli. panjang. dengan pemilik
toko kelontong
untuk jangka
panjang.
3. Kepercayaan X2 = Kepercayaan 1. Kredibilitas 1. Pemasok memiliki
kredibilitas yang
adalah suatu pemasok.
baik terhadap
bentuk tekad yang 2. Kualitas barang pemilik toko
kelontong.
tumbuh antara yang
2. Pemasok
pemasok dan ditawarkan menawarkan
barang dengan
pemilik toko pemasok.
kualitas yang baik
kelontong demi 3. Keterbukaan terhadap pemilik
toko kelontong.
menjaga hubungan pemasok.
3. Pemasok memiliki
antar-organisasi. keterbukaan
berkaitan dengan
hal-hal dalam
distribusi barang
terhadap pemilik
toko kelontong.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti

oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011:80) “Populasi adalah

wilayahgeneralisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pendapat diatas


23

menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi.

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah semua toko

kelontong di Pasar Besar Palangkaraya.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang

akan diambil (Notoadmojo, Dalam penelitian ini penulis mengambil

sampel dengan menggunakan probability sampling dengan pendekatan

teknik simple random sampling, dimana menurut Sugiyono (2010:74)

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu.

Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah


sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan
bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin
representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang
diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.
 Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya
adalah 10% dari populasi.
 Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30
subjek.
 Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30
subjek per group.
 Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15
subjek per group.
Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga
memberikan beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :
 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian.
24

 Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita,


junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30
untuk tiap kategori adalah tepat.
 Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi
berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah
variabel dalam penelitian.
 Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol
eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin
dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.
Berdasarkan hal diatas, peneliti memilih menggunakan jumlah
sampel sebanyak 30 toko kelontong dimana berasal dari 10 x jumlah
variabel dalam penelitian.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari hasil kuesioner
dengan responden serta data-data lainya yang diperoleh dari objek penelitian.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2013:224), metode pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data penelitian
ini menggunakan Questioner (daftar pertanyaan). Kuesioner adalah suatu cara
pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang telah penulis siapkan yang
ditujukan kepada responden yang akan dijadikan sampel. Dengan mencatat
data yang tersedia yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang
ada.

3.5 Metode Analisis Data


Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2013:244), analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
25

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah


dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis Kuantitatif

a. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan realibel

jika nilai α > 0,60 (Nunally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42). Menurut Uma

Sekaran (2003) pengambilan keputusan untuk uji realibilitas sebagai

berikut:

1) Cronbach’s alpha< 0.6 = realibilitas buruk

2) Cronbach’s alpha 0.6-0.79 = realibilitas diterima

3) Cronbach’s alpha 0.8 = realibilitas baik (Mathar, 2013: 42)

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan

kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukurreliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).

b. Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner


26

mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2005: 40).

c. Uji Asumsi Klasik

1. Uji multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2015: 103).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini

tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai

korelasinya antar sesama variabel bebas lain sama dengan nol. Dalam

penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance

inflation factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai

VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas

diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2015: 104).

2. Uji normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat

melihatnya dari normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu

garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonalnya. Jika distribusi data normal, maka garis yang

menggambarkan data sebenarnya akan mengikut garis normalnya


27

(Ghozali, 2015: 156). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas

adalah:

o Jika data menyebar disekitar garis garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

o Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi


linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (Sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2015:
107). Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya korelasi antar variabel adalah Uji Durbin - Watson (DW test)
yang dimana hipotesis yang akan di uji adalah:

H0: tidak ada autokorelasi ( r = 0 )

HA: ada autokorelasi (r≠0)

Berikut adalah tabel pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

Tabel 3.2

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl
positif
Tidak ada autokorelasi No decision dl ≤ d ≤ du
positif
28

Tidak ada autokorelasi Tolak 4-dl < d < 4


negatif
Tidak ada autokorelasi No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
negatif
Tidak ada autokorelasi Tidak Tolak du < d < 4-du
positif maupun negatif

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2015: 134).

Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual

(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar

analsisnya adalah:
29

 Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

 Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis


pengaruh dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel
dependen (Ferdinand, 2006: 45). Formula untuk regresi berganda adalah
sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + μ

Dimana :

Y = Kinerja rantai pasokan

α = Konstanta

X1 = Komitmen

X2 = Kepercayaan

β = koefisien regresi

e = error

6. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual


dapat dinilai dengan godness of fit-nya. Secara statistik setidaknya ini
dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan
nilai statistik t.
30

Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila


nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya
berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2015: 95).

a) Koefisien determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variablel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2015: 95 ).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2
adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
ke dalam model. Setiap penambahan satu variabel independen, maka
R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak.
Karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai
adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
b) Koefisien korelasi (R)
Koefisien korelasi merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Nilai R akan berkisar antara 0
31

- 1, semakin mendekati 1 hubungan antara variable independen


secara bersama-sama dengan variabel dependen semakin kuat.
Berikut adalah tabel pedoman untuk memberikan interprestasi
koefisien korelasi (Sugiyono, 2013: 242).
Tabel 3.3

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat

c) Uji F
Uji F menguji joint hipotesa bahwa b1,b2, dan b3 secara
simultan sama dengan nol, atau:
H0 : b1 = b2 = …….=bk = 0
HA : b1 ≠ b2 ≠ …….≠bk ≠ 0
Uji hipotesis seperti ini dinamakan uji signifikansi secara
keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi maupun
estimasi, apakah Y berhubungan linear terhadap X1 dan X2. Untuk
menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
 Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
 Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F
tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA. (Ghozali, 2015: 96)
32

d) Uji Parsial (Uji t)


Uji Parsial (Uji t) Untuk menentukan koefisien spesifik yang
mana yang tidak sama dengan nol, uji tambahan diperlukan yaitu
dengan menggunakan uji t. Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen
secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen.
Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
(bi) sama dengan nol ,atau:
Ho : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau:
HA : bi ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji adalah
sebagai berikut:
 Quick lock : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5% maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bilai nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
 Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen. (Ghozali, 2015: 97)
DAFTAR PUSTAKA

Bowersox, D.J., D.J. Closs and T.P. Stank. "Ten Mega-Trends That Will
Revolutionize Supply Chain Logistics," Journal of Business Logistics, (21:2),
2000, pp. 1-16.

Cempaka, Diah Arum dan Yoestini, Studi Mengenai pengembangan Hubungan


Jangka Perusahaan dan Tenaga kerja, 2003

Chopra, S. and Meindl, P., “Supply Chain Management: Strategy, Planning and
Operasion”, 2nd or 3rd Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2007

Ganesan, Shankar, ―Determinants of LongTerm Orientation in Buyer-Seller


Relationship‖, Journal of Marketing, Vol. 58, April, pp. 1-19 , 1994

Garbarino, Ellen, dan Mark S. Johnson, ―The Different Roles of Satisfaction,


Trust, and Commitment in Customer Relationship‖, ‖, Journal of Marketing, Vol.
32 , 1999

Ghozali, Imam. Apilikasi Analisis Multivariate IBM SPSS 23 (edisi 8).


Semarang: BP Undip, 2015

Handoko, T.Hani., Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2008

Heizer J, Barry R., Operation Management, Ninth Edition, Salemba Empat,


Jakarta, 2010

Johnson, JeansL., “Strategic Integrationin Industrial Distribution Supply


Network’s: Managing the Interfirm Relationship as a Strategic Asset”, Journal of
The Academy of Marketing Science, 27 (1), 4-18, 1999

Morgan, R.M. and S.D. Hunt, "The Commitment-Trust Theory of Relationship


Marketing," Journal of Marketing, (58), July 1994, pp. 20-38.

Ramdas,K and Speakman R,E, “Chain or shackles : Understanding what Drives


Supply Chain Performance‖”, Interfaces vol 30 (4):3-21, 2000

Ronald, H.B, Bussines logistics (SCM), 5th ed, Pearson Education, India,. 2007

Sherman, S. "Are Strategic Alliances Working?", Fortune, September 1992, pp.


77-78.

Simatupang T.M. dan Sridharan R., “An integrative framework for supply chain
collaboration‖, International Journal of Logistic Management 13(1):15-30, 2005

Simchi-Levi, D., P Kaminsky and E. Simchi-Levi, “Designing and Managing the


Supply Chain: Concepts, Strategies, and Case Studies”, 2nd ed., Irwin and
McGraw-Hill, New York, NY, 2002

33
34

Soetomo, Harsini., Expertise, Trust, Commitment and Behaviour Intentions in


Relationship Marketing: Case Study North Bandung Dairy Cooperative”, Jurnal
Bisnis dan Akunansi, 4 (2), 2002

Spekman, R.E. "Strategic Supplier Selection: Understanding Long-Term Buyers


Relationship," Business Horizon, July-August 1988, pp. 75-81.

Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta,


Bandung, 2011

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta,


2013.

Online:

https://palangkaraya.go.id/empat-umkm-palangka-raya-terima-penghargaan-
siddhakarya/

https://www.eurekapendidikan.com/2014/12/hipotesis-penelitian.html

https://teorionline.net/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/

https://palangkaraya.go.id/potensi-daerah/industri-kecil-dan-menengah/

Jurnal:

Amak M. Yaqoub, Pengaruh Pengaruh Mediasi Kepercayaan pada Hubungan


antara Kolaborasi Supply Chain dan Kinerja Operasi, Jurnal Penelitian Vol , 2012

Andreas Wijaya, Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen terhadap Rantai Pasokan


yang Dimediasi oleh Keterhubungan Pemasok pada Pemilik Toko Kelontong di
DKI Jakarta, Jurnal Penelitian Vol 13 No.1, 2017

Ik- Whan G.Kwon & Taewon Suh, “Factors Affecting the Level of Trust and
Commitment in Supply Chain Relationships”, The Journal of Supply Chain
Management Volume 40 Issue 1, 2004

Moh Muksin, Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen terhadap Kualitas Hubungan


Dampaknya pada Kinerja Rantai Pasokan( Studi Kasus Produksi dan Distribusi
Dedak pada PD Sederhana), Jurnal Penelitian Vol XXI No.03 , 2017

Musran Munizu, Pengaruh Kepercayaan, Komitmen dan Teknologi Informasi


terhadap Kinerja Rantai Pasokan (Studi Kasus IKM Pengolah Buah Markisa di
Kota Makassar), Jurnal Penelitian Vol 14 No.1, 2015
35

Daftar Pertanyaan
Karakteristik Responden

Mohon diisi semua pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada
jawaban yang paling sesuai.

1. Nama :

2. Umur Usaha :

 0-4 tahun

 > 10 tahun

 5-10 tahun

3. Modal Kerja :
 < Rp. 50.000.000
 Rp. 50.000.000 s/d Rp. 150.000.000
 > Rp. 150.000.000
4. Pendapatan :
 < Rp. 10.000.000
 Rp.10.000.000 s/d Rp. 100.000.000
 > Rp.100.000.000

Isilah tanda silang (X) pada jawaban yang Bpk/Ibu/Sdr/I anggap paling
cocok (satu jawaban saja)

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju
36

ITEM PERTANYAAN :

1. Kinerja Rantai Pasokan


SS
No. Pertanyaan STS TS N S
Pemasok mampu memenuhi
1. kebutuhan akan barang-barang
untuk toko kelontong.
Pemasok mampu menjamin
2. persediaan akan kebutuhan
barang pada toko kelontong.
Pemasok dengan tepat waktu
3. mendistribusikan kebutuhan
akan barang-barang pada toko
kelontong.

2. Komitmen
SS
No. Pertanyaan STS TS N S
Pemasok berusaha untuk
1. menjaga hubungan dengan para
pemilik toko kelontong.
Pemasok memberikan
2. keuntungan atas hubungan
jangka panjang dengan para
pemilik toko kelontong.
Pemasok memiliki tujuan yang
3. sama dengan pemilik toko
kelontong untuk jangka panjang.

3. Kepercayaan
SS
No. Pertanyaan STS TS N S
Pemasok memiliki kredibilitas
1. yang baik terhadap pemilik toko
kelontong.
Pemasok menawarkan barang
2. dengan kualitas yang baik
terhadap pemilik toko
kelontong.
Pemasok memiliki keterbukaan
3. berkaitan dengan hal-hal dalam
distribusi barang terhadap
pemilik toko kelontong.

Anda mungkin juga menyukai