Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN MATERNITAS
KASUS 8 : KB SUNTIK
Disusun oleh:
TUTOR F
David Firmansyah 220110160082
Isti Yuni Sriwulan 220110160083
Kharisma Gita Rinjani 220110160084
Asti Oktovianti Sunmaya 220110160085
Rifa Nur Afifah 220110160086
Khairun Nisa Rahmawati 220110160087
Alvira Putri Gitsyana 220110160088
Farida Aribah 220110160089
Olivia Rizki Khaerani 220110160090
Ricky Simbolon 220110160091
Jihan Salimah Aribah 220110160092
Annisa Rahmafillah 220110160093
Aulia Nurhanifa 220110160094
Dylla Iztiazahra 220110160095
Via Fauziati 220110160096
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
KASUS PLASENTA PRAEVIA

Perempuan usia 36 tahun, Jumlah anak 2, aseptor KB Suntik 3 bulanan, datang ke poli
KB dengan keluhan utama bercak warna coklat campur merah, darah keluar sudah
hampir 20 hari. Hasil pengkajian riwayat menstruasi sebelum ber KB suntik tidak ada
keluhan gangguan haid, teratur tiap bulan, selama 6-7 hari, setiap hari ganti pembalut
2-3 kali. Sejak menjadi aseptor KB suntik 3 bulanan, 6 bulan yang lalu,siklus haid tidak
teratur, kadang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,
perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) dan kadang tidak haid sama
sekali. Awal-awal KB suntik 3 bulan, dia tidak haid, sempat takut, dikira hamil, bulan
ke 3 haid tapi bercak-bercak tidak teratur, bisa sampai 15-20 hari, jadi binggung
sholatnya bagaiamana? Ibu juga binggung kemana darahnya, takut ada penyakit lain
karena haid yang tidak teratur, takut kena kanker karena ada Bibi yang meninggal
karena kanker leher rahim.mempunyai keluhan terhadap pola haidnya. Hasil
pengukuran TTV 120/80 mmHg nadi 80x/mnt nafas 20x/mnt suhu 36.5 0c dan
pemeriksaan BB peningkatan 1-3 kg dalam bulan ini.

Learning Objective

1. Konsep kontrasepsi suntik


 Konsep mentruasi normal
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi
karena luruhnya lapisan dinding rahim bagian dalam yang banyak
mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi.

 Pathway fisiologis menstruasi


Ovum atau sel telur di produksi di ovarium => lalu di keluarkan dan
ditangkap dan disimpan di tuba palofi dan menunggu untuk dibuahi
sperma => apabila tidak dibuahi, ovum akan terus maju menuju rahim dan
ikut meluruh bersama dinding rahim (endometrium) keluar dari tubuh
dalam bentuk darah melalui vagina.

o Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu :


1. Fase mens
i. Darah mens yang keluar berkisar 20 – 60 cc
ii. Terjadi biasanya dalam 2 – 7 hari
iii. Esterogen menurun menyebabkan Premenstrual syndrome =>
perubahan mood marah dan bete
iv. Sakit rahim akibat kontraksi pada rahim (untuk mengeluarkan
peluruhan endomtrium dan sel telur / darah mens) dianjurkan
kompres air hangat bisa dalam botol.
2. Fase folikular
i. Terjadi pada hari pertama sampai kelima setelah mens berakhir
ii. Esterogen naik => kembali ceria
3. Fase ovulasi
i. Terjadi pada hari ke 6 dan ke 7 setelah mens
ii. Masa subur wanita
iii. Puncak bahagia
iv. Setelah fase ini berakhir esterogen menurun drastis
4. Fase luteal
i. Endometrium menebal, mempersiapkan kondisi rahim,
progesteron naik
ii. Payudara kerasa lebih kencang dan nyeri
iii. Apabila tidak terjadi pembuahan, progesteron akan menurun
menyebabkan jerawatan, murung, sedih, galau, sensitifitas naik
sakit dan radang mudah terasa.
iv. Dianjurkan makan banyak mengandung omega 3 seperti ikan.
v. Setelah itu progesteron dan esterogen naik => Nafsu makan
menjadi naik
vi. Terjadi kontraksi akibat progastladin => terasa sakit

 Secara normal dari fase mens ke mens terjadi dengan jeda waktu 21 – 35 hari
 Dikatakan abnormal apabila terjadi penyimpangan waktu jeda dan waktu
mens selama 3 periode berturut – turut.

o Dianjurkan untuk melakukan olahraga minimal 20 menit jalan =>


memperlancar sirkulasi darah dan hormon, makan makanan bergizi
lengkap dan seimbangan dan banyak makan makanan mengandung zat
besi untuk menghindar anemia. Istirahat yang cukup menghindari
stress dan hindari alkohol dan rokok.

 Cara kerja KB Suntik di sistem reproduksi


Secara umum kerja dari KB suntik progestin menurut (Hanafi, 2012)
adalah sebagai berikut.
1. mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan lutenizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH.
Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progesterone menurunkan frekuensi pelepasan FSH dan LH.
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
mucus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan-
perubahan siklus yang normal pada lender serviks. Secret dari serviks
tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesterone hingga
menyulitkan penetrasi spermatozoa
3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dri ovum
yang yang telah dibuahi
4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transport ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari
ovum yang telah dibuahi

 Jenis-jenis
 KB Suntik 3 Bulan
KB suntik 3 bulan menggunakan Depo Medroksi Progesteron Asetat
(DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3
bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler. Jenis kontrasepsi ini pada
dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang
diberikan 3 bulan sekali. Kb suntik efektif bagi wanita yang tidak
mempunyai masalah penyakit metabolic seperti diabetes, hipertensi,
thrombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke dan
tidak cocok buat wanita perokok. Karena dapat menyebabkan
penyubatan pembuluh darah. Kontrasepsi suntik tersebut memiliki
efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap
tahu. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan. (Saefudin, 2010)
 KB Suntik 1 bulan
Suntikan kombinasi mengandung hormone estrogen dan progesterone,
yang diberikan satu bulan sekali. (Baziad, 2002)

 Indikasi-kontra indikasi
 INDIKASI
a. Usia Reproduksi
b. Sudah atau belum memiliki anak
c. Post partum dan tidak sedang menyusui
d. Riwayat kehamilan ektopik
 KONTRA INDIKASI
a. Sedang hamil / diindikasi hamil
b. Menyusui kurang dari 6 minggu post partum
c. Hipertensi
d. Penyakit hati
e. Kelainan jantung

 Efek samping yang mungkin muncul


Efek samping yang ditemukan pada kontrasepsi suntik adalah perubahan
berat badan, gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat dan sebagainya.
Gangguan pola haid yang terjadi tergantung pada lama pemakaian.
Gangguan pola haid yang dimaksud seperti perdarahan bercak atau flek,
perdarahan irregular, amenore, dan perubahan dalam fekuensi, lama dan
jumlah darah yang hilang dan pada penggunaan kontrasepsi suntik,
endometrium menjadi dangkal yang tidak aktif dan insidensi yang tinggi
dari amenorhoe diduga berhubungan dengan atrofi endometrium menjadi
dangkal dan atropis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif dan insidens
yang tinggi dari amenorhoe diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium.
Berdasarkan hasil penelitian, efek samping akseptor KB suntik DMPA
setelah dua tahun pemakaian berupa gangguan menstruasi amenorea yaitu
dari 74 responden, sebanyak 39 responden (52,7%) mengalami gangguan
menstruasi berupa amenorea setelah 2 tahun pemakaian.;

2. Usia perempuan 36 th, metode kontrasepsi lain apa saja yang mungkin
bisa dianjurkan kepada klien? Jelaskan alasan mengapa dianjurkan?
Untuk mendapatkan efek pemasangan alat kontrasepsi yang optimal,
pemasangannya harus disesuaikan dengan kondisi pasien, terutama usianya.
Karena faktor usia sangat penting untuk menentukan keberhasilan dan
kesesuaian antara tubuh pasien denganalat kontrasepsi yang digunakannya.
Terutama bagi wanita yang telah berusia lebih dari 35 tahun. Tentu
sangat dianjurkan untuk menggunaakn alat kontrasepsi yang dapat
menghambat proses sterilisasi secara optimal. Karena jika penggunaan atau
pemasangan alat kontrasepsi gagal, maka berkemungkinan wanita dengan usia
lebih dari 35 tahun tersebut untuk hamil. Padahal, interval usia reproduksi
optimal adalah mulai usia 20-35 tahun. Sehingga kehamilannya sangat
berisiko dan memerlukan pemantauan yang khusus. Berikut ini adalah
beberapa jenis kontrasepsi yang aman dan dianjuran untuk wanita yang
berusia di atas 35 tahun.
a. Kontrasepsi Progestin
1. Implan/Susuk Progestin

Alat sebesar korek api lidi ini dimasukkan ke dalam tubuh, yaitu di
bagian lengan bagian atas. Implan ini mengandung hormon progestin
dan efektif sebagai kontrasepsi selama tahunan. Karena termasuk
metode jangka panjang, dengan sekali pemakaian untuk tiga tahun,
implan progestin menjadi pilihan yang nyaman tanpa banyak
perawatan. Karena hanya mengandung hormon progestin, cara ini
bisa menjadi pilihan untuk ibu menyusui (setelah bayi Anda berusia
di atas 6 bulan). Implan juga tidak terlihat dari luar tubuh.
Pemasangan dan pelepasannya merupakan prosedur opersi kecil yang
memakai anestesi lokal, insisi kecil dan tanpa jahitan

 Keuntungan
1. Daya guna tinggi.
2. Perlindungan jangka panjang (dengan sekali pemakaian 3 tahun,
bahkan sampai 5 tahun).
3. Mengandung hormon progesteron, sehingga bisa menjadi pilihan
untuk ibu menyusui (setelah byi berusia di atas 6 bulan).
4. Memberikan rasa nyaman dan tidak memerlukanperawatan yang
banyak.
5. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
6. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
7. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
8. Tidak mengganggu ASI.
9. Klien hanya perlu ke klinik bila ada keluhan.
10. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
11. Tidak terlihat dari luar tubuh.
12. Dapat digunakan oleh perempuan berusia lebih dar 35 tahun yang
belum siap untuk kontrasepsi mantap.
 Kerugian
1. Pemasangan dan pelepasannya harus dilakukan tenaga medis terlatih.
2. Menstruasi menjadi tidak teratur, bisa berupa perdarahan bercah
(spooting), haid yang lama, meningkatnya jumlah darah haid, dan
tidak ada haid.
3. Timbulnya keluhan-keluhan seperti, nyeri kepala, peningkatan
/penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, dan
pening/pusing kepala, serta komplikasi ringan seperti bekas luka
pemasangan.
4. Perubahab perasaan (mood) atau kegelisahan.
5. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
6. Wanita yang mengalami obesitas mungkin harus mengganti implan
setiap dua tahun sekali.

 Efektifitas, sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).

2. Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya
kehamilan dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen
dan progesterone ke dalam tubuh wanita. Depot
medroxyprogesterone acetate (DMPA atau Depo-Provera), 150 mg,
diberikasn secara intramuskular di daerah deltoid atau gluteus
maximus.

 Keuntungan
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5. Cocok untuk masa lactasi karena tidak menekan produksi ASI
6. Pencegahan kehamilan jangka panjang
7. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istridapat digunakan oleh
perempuan usia > 35 tahun
8. Pemberiannya sederhana setiap dan sampai 12 minggu
9. Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
10. Pengawasan medis ringan .
11. Dapat diberikan pasca persalinan , pasca keguguran
12. Angka keguguran < 1 %
13. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
 Kerugian
1. Sering ditemukan gangguan haid ( siklus haid
memanjang/memendek, perdarahan banyak/sedikit, perdarahan tidak
teratur/perdarahan bercak, tidak hain sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (
harus kembali untuk suntikan )
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Telambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
6. Perdarahan yang tidak menentu.
7. Terjadi amenorhoe berkepanjangan
8. Masih terjadi kemungkinan hamil.
 Efektivitas
Alat kontrasepsi suntik ini memiliki efektivitas yang tinggi, dengan
0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asalkan penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.

3. Pil Progestin
Pil ini mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi melalui
penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher
rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium.

 Keuntungan
1. Sangat efektif bila digunakan secara benar.
2. Tidak mengganggu hubungan sosial.
3. Tidak mempengaruhi ASI.
4. Kesuburan cepat kembali.
5. Nyaman dan mudah untuk digunakan.
6. Sedikit efek samping.
7. Dapat dihentikan setiap saat.
 Kerugian
1. Hampir 30-60 mengalami gangguan haid (spooting, tidak ada haid).
2. Peningkatan/penurunan berat badan.
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4. Bila lupa satu saja, kegagalan menjadi lebih besar.
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
6. Resiko hamil di luar kandungan cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan
), tetapi resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan
yang tidak menggunakan minipil.
7. Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah pengguanaan
minipil.
 Efektivitas, sangat efektif (98,5 %).

b. AKDR

AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahin) merupakan jenis kontrasepsi


yang efektif untuk wanita dengan usia di atas 35 tahun. Bentuk AKDR yaitu
IUD (Intrauterine Devices) atau di Indonesia populer dengan sebutan “spiral”,
yang sudah dikembangkan sejak 1970. Alat berbentuk huruf “T” ini
dimasukkan ke dalam rahim.
Cara kerjanya mengganggu lingkungan rahim, menghalangi terjadinya
pembuahan maupun implantasi. Ada yang berbahan dasar hormon, dengan
melepaskan progesteron sehingga menghambat ovulasi. Ada IUD yang
melepaskan tembaga, menempel di sperma dan menghambat pergerakannya,
sehingga mencegah masuk sel telur. IUD bisa digunakan selama 5-10 tahun.

 Keuntungan
1. Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun).
2. Pengembangan tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
3. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
4. Tidak mengganggu ASI.
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
6. Terdapat 2 jenis AKDR, yaitu AKDR Cu dan progestin, dimana
keduanya sangat efektih, tidak perlu tindak lanjut, dan efeknya
jangka panjang (CuT-38)A afaktif sampai 10 tahun).
 Kerugian
1) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi sebelum
pemasangan AKDR.
2) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan
AKDR.
3) Klien tidak bisa menghentikan sendiri setiap saat, sehingga
tergantung pada tenaga kesehatan.
4) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi tidak ada haid.
5) Mahal.
6) Memperburuk perjalanan kanker payudara.
7) Hanya dapat digunakan pada wanita berusa lebih dai 35 tahun yang
tidak terinfeksi IMS dan Infeksi Saluran Reproduksi.
 Efektifitas, sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 perempuan
selama satu tahun pertama penggunaan).
c. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling
efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai demigrafi yang tinggi. Kontap
(kontrasepsi mantap) sampai saat ini belum masuk program gerakan keluarga
berencana keluarga Indonesia. Bentuk kontap ini ada dua berdasarkan
jenisnya, yaitu tubektomi (untuk perempuan) dan vasektomi (untuk laki-laki).
 Tubektomi
 Keuntungan
1. Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama penggunaan).
2. Permanen.
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui.
4. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko keehatan yang
serius.
5. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
6. Tidak efek samping dalam jangka panjang.
7. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.
 Kerugian
1. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepasi ini (tidak
dapat dipulihkan kembali).
2. Klien dapat menyesal dikemudian hari.
3. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan.

3. Jika klien ingin mempunyai anak dalam 6 bulan, KB apa yang sebaiknya
disarankan?dan mengapa?

KB Pil
-Efektivitasnya cukup besar asalkan teratur meminum pilnya setiap hari.
-Mudah penggunaannya dan mudah didapat
-Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
Mengurangi risiko terjadinya KET (Kehamilan ektopik terganggu) dan Kista
Ovarium
-Mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
-Pemulihan kesuburan hampir 100%

KB Suntik
-Mengurangi kunjungan
-Merupakan metode yang dikenal oleh masyarakat
-Dapat dipakai dalam waktu cukup lama (2 bulan – 6 bulan)
-Kesuburan akan pulih kembali
-Tidak khawatir apabila tidak mendapat haid

KB Kondom
-Mudah didapatkan
-Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
-Harus selalu memakai setiap melakukan hubungan seksual
-Dapat dipakai sendiri
-Tidak memengaruhi kegiatan menyusui
-Tidak mengganggu kesehatan
-Tidak ada efek samping sistemik
-Tidak mahal, tetapi jangka pendek

4. Apabila klien saat ini sedang menyusui, dan tidak ingin mempunyai anak
dalam waktu 1-5 tahun, alat kontrasepsi apa yang yang disarankan
petugas?mengapa?

1. Kontrasepsi implan
 Kontrasepsi implan efektif selama 5 tahun untuk normal dan 3 tahun untuk
fadena, indoplant, dan implanont.
 Dapat digunakan oleh semua perempuan usia produktif
 Kesuburan dapat segera kembali setelah implan dicabut
 Aman dipakai ibu menyusui karena tidak emngganggu produksi ASI

2. KB dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)


a. Alat kontrasepsi dalam rahim juga dapat digunakan oleh ibu menyusui
karena tidak mengganggu pemberian dan produksi ASI. Alat
kontrasepsi dalam rahim dapat digunakan untuk jangka panjang
ssampai 5-10 tahun dan bisa dilepas kapan saja di fasilitas kesehatan
3. Progesteron suntik
a. Jika ibu menyusui berada diantara masa pasca melahirkan 6 minggu dan
6 bulan dan amenorik, ia dapat menerima suntikan pertama kapanpun,
jika menyusui penuh atau hampir penuh, ibu tidak perlu mengguakan
perlindungan kontrasepsi tambahan.
b. Jika ibu berada dalam masa lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan
kembali menstruasi, ibu dapat menerima suntikan pertama seperti pada
perempuan yang mendapat siklus menstruasi lainnya yaitu dalam 7 hari
pertama siklus menstruasi tanpa perlindungan kontrasepsi tambahan.
Tapi jika sudah lewat 7 hari pertama menstruasi, ibu pantang
berhubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi tambahan selama
7 hari berikutnya.
c. Pada perempuan dalam masa kurang dari 6 minggu pascapersalinan dan
terutama menyusui, penggunaan progesteron suntik tidak dianjurkan
kecuali tidak ada metode lain yang sesuai atau metode lain ayang ada
tidak dapat digunakan.
4. Oral kombinasi
a. Jika sudah melebihi 6 bulan pasca persalinan dan amenorik, ibu
menyusui dapat memulai kontrasepsi kombinasi kapanpun jika
dipastikan tidak hamil dan harus pantang berhubungan seksual atau
menggunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari kedepan.
b. Jika ibu menyusui sudah melewati 6 bulan pascapersalinan dan sudah
kembali menstruasi, ia dapat memulai kontrasepsi oral kombinasi dalam
5 hari pertama siklus menstruasi dan tidak perlu menggunakan alat
kontrasepsi tambahan, jika sudah melewati 5 hari pertama masa
menstruasi, ia harus pantang berhubungan seksual atau menggunakan
alat kontrasepsi tambahan selama 7 hari kedepan.
c. Perempuan dalam masa pasca persalinan yang kurang dari 6 minggu
terutama sedang menyusui, tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral
kombinasi. Pada perempuan dalam masa pascapersalinan yang melebihi
6 minggu tapi kurang dari 6 bulan biasanya tidak dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi oral kombinasi kecuali tidak ada metode lain
yang sesuai atau tidak dapat digunakan.

5. Untuk mengatasi masalah spotting, pendidikan kesehatan apa yang


diberikan ke klien?

 Menjelaskan mengenai spotting


o Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
akseptor mengikuti KB suntik. Spotting disebabkan karena menurunnya
hormone estrogen dan terjadinya gangguan hormonal (Hartanto, 2009).
 Menjelaskan efek samping dari kontrasepsi suntik
o Efek samping dari kontrasepsi suntik yang paling utama yaitu gangguan
pola haid, dan salahsatu gangguan dari pola haid yaitu masalah
mengenai spotting.
 Menjelaskan penanganan spotting
o Perdarahan ringan/spotting terjadi dan tidak berbahaya. Bila spotting
terus berlanjut atau haid telah berhenti tetapi kemudian terjadi
perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut kemudian
dilakukan penanganan yang tepat, bila penyebab perdarahn tidak
diketahui dengan jelas maka tanyakan kepada akseptor apakah masih
ingin melanjutkan suntikan, bila tidak diganti dengan jenis kontrasepsi
lain.
o Apabila perdarahan banyak atau lebih dari 8 hari, atau 2x lebih banyak
dari perdarahan dalam siklus haid yang normal, jelaskan kepada
akseptor bahwa hal itu biasa terjadi pada bulan pertama suntikan. Bila
akseptor tidak dapat menerima keadaan tersebut, atau perdarahan yang
terjadi mengancam kesehatan akseptor, suntikan dihentikan dan ganti
dengan metode kontrasepsi lain. Untuk mencegah anemia pada
akseptor, perlu diberikan preparat besi dan anjurkan agar mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung zat besi (Pinem, 2009)

6. Untuk mengatasi kebingungan klien tentang keluhan tidak menstruasi


dan takut terkena kanker, apa yang dilakukan perawat, dan pendidikan
kesehatan apa yang diberikan ke klien?

6. Penatalaksanaan pendidikan kesehatan apa yang diberikan ke klien?

Saat konseling, hal terpenting dalam menyampaikan informasi adalah sikap petugas
kesehatan yang baik, hal tersebut dapat diterapkan dengan cara:
1. Memperlakukan klien dengan baik
2. Interaksi yang baik dan jelasantara petugas dan klien
3. Memberikan informasi yang baik, jelas, dan menyuruh kepada klien
4. Menghindari pemberian inforasi yang berlebihan
5. Tersedianya metode yang diinginkan klien
6. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam manyampaikan pendidikan
kesehatan kepada klien yang menggunakan KB suntik, masalah satu caranya adalah
dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).

1). Jelaskan sebab terjadinya.


 Secara umum semua gangguan haid disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan.
Keadaan amenore disebabkan atrofi endometrium (Depkes, 1999).
Penyebab amenore primer umumnya lebih berat dan lebih sulit untuk
diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan genetik sedangkan
amenore sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul dalam
kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit
infeksi dan lain-lain. Metroragi dapat disebabkan oleh kelainan organik
pada alat genetalia atau kelainan fungsional. Bila penyebab menoragi dan
metroragi adalah neoplasma, gangguan pembekuan darah, penyakit kronis
atau kelainan ginekologik, klien perlu dirujuk ke spesialis (Varney, 2006).
2). Jelaskan bahwa gejala atau keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian
diri, bersifat sementara dan individu :
a). Amenore
Amenore bila tidak hamil tidak perlu dilakukan tindakan apapun, cukup
konseling dengan menjelaskan bahwa haid terkumpul dalam rahim dan
beri nasihat untuk kembali ke klinik (Saifuddin, 2003).
b). Spooting
Perdarahan bercak merupakan keluhan atau gejala yang akan menurun
dengan makin lamanya pemakaian (Siswosudarmo, 2001). Sebagian
wanita yang mengalami perdarahan bercak menemukan bahwa keluhan ini
membaik dengan sendirinya, biasanya pada suntikan keempat (Everett,
2007).
c). Metrorarghia
Memberikan konseling pada akseptor bahwa perdarahan diluar siklus haid
merupakan efek samping kontrasepsi suntik yang dipakai dan jenis
perdarahan ini tidak berbahaya meskipun berlangsung sampai beberapa
minggu (Saifuddin, 2003).
d). Menorarghia
Perdarahan banyak atau memanjang lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih
banyak dari haid biasanya, jelaskan hal itu biasa ditemukan pada bulan
pertama suntikan (Saifuddin, 2003).
3). Motivasi agar tetap memakai suntikan (Depkes,1999).
Berikan penjelasan yang baik atas ketakutan klien agar pasien paham dan
mengerti sehingga rasa khawatirnya berkurang. Pasien di kasus ini khawatir
akan haidnya yang tidak teratur sehingga tidak dapat beribadah, dan takut
bila terjadi gejala kanker pada tuuhnya. Maka tugas perawat dapat
menjelaskan bahwa hal tersebut normal merupakan efek samping dari
penggunaan KB suntik, lalu perawat juga dapat memeberikan saran cara
beribadah alternatif atau memberikan pilihan mengganti jenis KB yang efek
sampingnya lebih sedikit. Perawat juga pelu menjelaskan gejala kanker
secara keseluruhan agar pasien tahu bahwa gejala tersebut tidak ada pada
dirinya.

7. Dengan adanya keluhan spotting selama hampir 20 hari, dan klien


seorang Muslim, bagaimana perawat memberikan health edukasi
berkaitan dengan management ibadah seorang perempuan Muslim

Jika seorang wanita haid, maka sucinya ditetapkan dengan terhentinya darah,
baik sebentar atau lama (masa haidnya). Mayoritas ahli fiqih berpendapat
bahwa minimal masa haid itu sehari semalam, sedangkan maksimalnya adalah
15 hari.
Ada darah yang disebut sebagai darah istihadhah, dia berbeda sifatnya dari
darah haid dan memiliki hukum berbeda dari darah haid. Darah ini dapat
dibedakan dari darah haid dengan beberapa perbedaan berikut:
Warna : Darah haid itu hitam, sedangkan darah istihadhah merah.
Kekentalan : Darah haid kental sedangkan darah istihadhah encer.
Bau : Darah haid berbau busuk, sedangkan darah istihadhah tidak berbau
busuk, sebab dia darah biasa.
Beku : Darah haid tidak membeku jika keluar, sedangkan istihadhah
membeku karena dia darah biasa.
Jadi, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan ibadah shalat dengan catatan
sebelum shalat hendaknya ia membersihkan pakaiannya terlebih dahulu.

8. Asuhan keperawatan

Pengkajian
 Identitas Diri
 Nama : Ny. X
 Umur : 36 tahun
 Jumlah anak : 2 orang
 Keluhan Utama
a. Klien mengeluh mengalami bercak warna coklat campur merah dan
darah keluar sudah hampir 20 hari
b. Riwayat Menstruasi
c. Sebelum ber KB suntik tidak ada keluhan gangguan haid, teratur tiap
bulan, selama 6-7 hari, setiap hari ganti pembalut 2-3 kali
d. Sejak menjadi aseptor KB suntik 3 bulanan, 6 bulan yang lalu, siklus
haid tidak teratur, kadang memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting) dan kadang tidak haid sama sekali.
e. Awal-awal KB suntik 3 bulan, Ny.X tidak haid.
f. Bulan ke 3 haid tapi bercak-bercak tidak teratur, bisa sampai 15-20 hari
(Menometroraghia, karena berlangsung >7 hari)

 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan penggunaan alat kontrasepsnya
b. Riwayat kesehatan lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM,
Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi kesehatan
c. Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui riwayat penggunaan alat kontrasepsi yang
pernah digunakan.

 Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar


a. Nutrisi
Peningkatan BB 1-3 Kg pada bulan ini
b. Eliminasi
c. Istirahat
d. Personal Hygiene
Sebelum ber KB suntik tidak ada keluhan gangguan haid, teratur tiap
bulan, selama 6-7 hari, setiap hari ganti pembalut 2-3 kali
(Pada kasus menometroraghia perlu mengganti pembalut seara sering
saat malam hari).
e. Pemeriksaan Fisik
1. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2. Nadi : 80x/mnt n
3. Respirasi : 20x/mnt
4. Suhu : 36.5ºc
5. BB : Peningkatan 1-3 kg

 Fokus Pengkajian :
Menurut Irianto (2015), sebagai berikut :
1. Anamnesis, perlu diketahui : usia menarche, sikluas haid, jumlah
perdarahan, lama menstruasi, sifat perdarahan.
2. Pemeriksaan fisik
 Umum : adanya tanda-tanda penyakit metabolic, endokrin, gangguan
hemolysis, penyakit menahun dll.
 Genekologi : Pada wanita usia pubertas, wanita usia pramenopause (4-
5 tahun sebelum usia menopause umumnya [40 tahun]) perlu dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya keganasan

Masalah Keperawatan:
1. Ansistas berhubungan dengan ketidaktahuan siklus mentruasi pada
pengguna KB Suntik
 Intervensi:
a. Mengkaji tingkat ansietas pasien
b. Mendengar aktif apa yang disampaikan pasien
c. Mengajarkan pasien tingkat relaksasi pada pasien
d. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penggunaan
KB suntik beserta efek sampingnya
 Kriteria Hasil:
a. Penurunan tingkat ansietas pasien
b. Terjalin trust
c. Pasien paham mengenai KB suntik
d. Mampu mempraktikan kembali teknik relaksasi
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan Hb
 Intervensi:
a. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
c. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan
bunyi adventisius.
d. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
e. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas.
Ukur suhu air mandi dengan thermometer.
f. Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium.
Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah
sesuai indikasi.
g. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung : Alfabeta


Depkes RI. 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Samping/ Komplikasi
Kontrasepsi.Jakarta : Depkes RI
Cashion, K., Deitra, L., Shannon, E. P. (2013). Keperawatan Maternitas. Jakarta:
Salemba Medika
Nanda International Inc. nursing diagnosis: definition & classification 2015-2017
Nursing Intervention & Classification edisi 6

Anda mungkin juga menyukai