Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN PROGRAM IMS HIV

PUSKESMAS PONTANG
TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang memiliki kerentanan


HIV akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan social.Saat ini
epidemi AIDS di dunia sudah memasuki decade ketiga, namun penyebaran
infeksi terus berlangsung yang menyebabkan Negara kehilangan sumber daya
dikarenakan masalah tersebut.Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan
masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV
dan memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,
pastisipatif dan berkelanjutan. Peraturan Presiden No 75 Tahun 2006
mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di
seluruh Indonesia.
Infeksi menular seksual ( IMS ) di Negara berkembang merupakan
masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara terdapat
hamper 50 juta IMS setiap tahun.IMS dapat menyebabkan individu menjadi
rentan terhadap infeksi HIV.IMS dalam populasi mrupakan faktor
utamapendorong terjadinya pandemik HIV . Di Negara berkembang proporsi
infeksi baru HIV dalam populasi IMS lebih tinggi pada awal dan pertengahan
epidemi HIV. Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan
perilaku yang menempatkan individu dalam resiko tertular HIV seperti berganti
- ganti pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten
menggunakan kondom. Pencegahan terhadap IMS akan melindungi diri tertular
HIV.

B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi resiko penularan HIV,meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak
baik pemerintah dan masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, menyangkut area
pencegahan,pengobatan,mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang
kondusif. Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan
peran aktif dari kelompok populasi kunci yait : (1)Orang-orang yang beresiko
tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual beresiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril, (2) Orang-orang yang rentan adalah
orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan HIV
seperti buruh migrant, pengungsi dan kalangan muda beresiko, dan ( 3 ) ODHA
adalah orang yang sudah terinfeksi HIV. Epidemi HIV merupakan masalah dan
tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2007
jumlah ODHA diseluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33,2 Juta 9 30,6-
36,1 juta ).Setiap hari lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700
meninggal karena AIDS,yang disebabkan terutama kurangnya akses terhadap
pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia telah
memasuki epidemi terkonsentrasi. Berdasarkan hasil survey terpadu Biologis
dan Perilaku ( STBP ) pada populasi kunci tahun 2007 dan 2011( Kemenkes
2007 dan 2011 ) menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada pengguna Napza
Suntik ( Penasun ) turun dari 52,4 % pada tahun 2007 menjadi 42,4 % tahun
2011.Prevalensi HIV pada waria, wanita pekerja seks ( WPS ) tampak stabil atau
sedikit berkurang dari 24,3 % menjadi 23,2 % ( Waria ) dan 9,8% menjadi 9,3
% ( WPS ) dari 4 % menjadi 3 %. Namun demikian meningkatnya prevalensi
HIV pada lelaki yang seks dengan lelaki ( LSL )dari 5,3 % menjadi12,4 % dan
pelanggan PS dari 0,1 % menjadi 0,7 % meningkatkan kekhawatiran. Model
matematik dari epidemic HIV di Indonesia ( Asian EpidemicModel )
menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS
( ODHA ) yang meningkat pesat sampai dengan tahun 2017 jika tidak
dilakukan percepatan upaya pencegahan dan pengobatan. Dalam menghadapi
epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahandan penanggulangan
HIV AIDS yang lebih intensif, menyeluruh terpadu dan terkoordinasi untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Pontang sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Serang
ikut serta aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS
dengan mengadakan kegiatan berupa Klinik VCT dan IMS , penyuluhan
tentang HIV AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang
rentan tertular yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan
penanggulanagn HIV AIDS ini.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. TujuanUmum
Program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas Pontang adalah pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Masyarakat.
2. Tujuan khusus
a. Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
b. Mencegah penularan HIV dan IMS
c. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat, Kelompok resiko tinggi dan kelompok
rentan tertular HIV tentang HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual ( IMS)

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok Rincian kegiatan
Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada a) Melakukan test HIVatas inisiasi petugas
penyelenggara UKP kesehatan ( TIPK ) pasien yang
berkunjung ke layanan klinis
Puskesmas Pontang
b) Melakukan Konseling dan dan Tes HIV
Sukarela ( VCT ) maupun konseling
IMS baik rujukan dari dalam gedung
maupun luar gedung Puskesmas
Pontang
c) Penjaringan HIV dalam gedung Pada ibu
hamil dan TB
d) Pemeriksaan Diagnosis HIV dan IMS
e) Memberikan pengobatan pada pasien
dengan IMS
f) Melakukan rujukan pasien dengan HIV
Positif ke layanan PDP dan pendamping
atas izin pasien

Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada - Pelaksanaan kegiatan berupa
penyelenggara UKM penyuluhan kepada kelompok resiko
tinggi dan rentan tertular HIV tentang
masalah HIV AIDS dan IMS
- Kegiatan screning HIV/ AIDS pada ibu
hamil di tingkat posyandu
- Kegiatan Mobile VCT

.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Di dalam melaksanakan kegiatan , puskesmas Pontang ,penanggung jawab dan pelaksana
mengacu pada tata nilai puskesmas dan budaya kerja puskesmas Pontang yaitu AGAMIS
A : Amanah
G : Gigih dan pantang menyerah
A : Akuntabilitas , transparansi, bekerjasama dan sama sama bekerja
M : Mutu dan kompeten
I : Integritas ( jujur, Disiplin , Ikhlas)
S : Senyum dan sopan santun
Cara melaksanakan kegiatan :
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggara UKP
a) Melakukan test HIVatas inisiasi petugas kesehatan ( TIPK ) pasien yang
berkunjung ke layanan klinis Puskesmas Pontang
b) Melakukan Konseling dan dan Tes HIV Sukarela ( VCT ) maupun konseling IMS
baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas Pontang
c) Penjaringan HIV dalam gedung Pada ibu hamil dan TB
d) Pemeriksaan Diagnosis HIV dan IMS
e) Memberikan pengobatan pada pasien dengan IMS
f) Melakukan rujukan pasien dengan HIV Positif ke layanan PDP dan pendamping atas
izin pasien
2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggara UKM
a) Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV tentang masalah HIV AIDS dan IMS
b) Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok anak sekolah tentang
HIV AIDS dan IMS
c) Kegiatan Mobile VCT

PIHAK/ LINTAS PROGRAM DAN SEKTOR TERKAIT :


1) Lintas Program
 TB :
Memberikan konseling pasen TB agar mau diperiksa HIV
 KIA / KB :
Memberikan konseling yang berkaitan dengan kesehatan ibu anak pada ibu hamil

2) Lintas sektor terkait :


 Camat :
 memberikan dukungan kebijakan
 Pembinaan
 Memberikan dukungan sarana

 Kepala desa :
 Mengkoordinasikan penggerakkan peran serta masyarakat
 Memberikkan dukungan kebijakan
 Pembinaan
 memberikkan dukungan sarana
 Pemantauan
 UPT KB
 Berperan aktif dalam penyelenggaraan
 Pembinaan
 Dinas pendidikan:
 Pembina dalam kegiatan pengembangan desa siaga
 Mengkoordinasikan penggerakkan peran serta anggota Saka Bhakti Husada
 Organisasi kemasyarakatan/ LSM/ PKK:
 Berperan aktif dalam kegiatan desa siaga
 Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan desa siaga

F. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV-
AIDSdan penyakit Infeksi Menular Seksual yaitu Wanita Penjaja Seks ( WPS )
Lelaki Beresiko Tinggi ( LBT ) , Pengguna Napza Suntik,Waria,LSL dan Pasangan
Beresiko tinggi
b. Klien yang berkunjung ke Puskesmas Pontang yang menunjukkan adanya gejala
IMS dan Infeksi Opportunistik ( IO ) HIV AIDS
c. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas Pontang maupun rujukan
dari fasilitas kesehatan lain
d. Pasien TB Paru
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan bulan Januari sampai dengan Desember 2018 Pelaksanaan
kegiatan bulan Januari sampai dengan Desember 2018

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan program.Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus untuk
dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Evaluasi berguna untuk menilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam
satu periode waktu tertentu.

I. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
Kegiatanprogram pada penyelenggara UKP akan dicatat pada formulir pencatatan
harian kemudian akan direkap pada akhir bulan bersangkutan. b.Kegiatan program
pada penyelenggara UKM akan didokumentasikan pada notulen kegiatan.
2. PELAPORAN
Laporan Bulanan program,laporan penyuluhan dan kegiatan mobile VCT akan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan kemuadian akan diserahkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang
3. Evaluasi Kegiatan
a.Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 Bulan Sekali

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Pontang Penanggung Program IMS

Anda mungkin juga menyukai