Anda di halaman 1dari 32

Mencetak Anatomis dan Fungsional

Skenario Klinik
Seorang lansia datang ke RSGM ingin membuatkan gigi tiruan lengkap untuk
menggantikan giginya yang hilang semua 1 bulan lalu.

a. Sebutkan alat dan bahan serta verbalkan tahapan pencetakan anatomis rahang
atas dan bawah
b. Sebutkan alat dan verbalkan cara pembuatan sendok cetak perseorangan
c. Sebutkan alat dan bahan serta verbalkan tahapan border molding
d. Sebutkan alat dan bahan serta verbalkan tahapan pencetakan fungsional

No. Prosedur Pencetakan Anatomis


Alat dan bahan cetak :
a. Celemek
b. Air kumur
1 c. Sendok cetak jenis stock tray
d. Rubber bowl + air
e. Hydrokoloid irreversible (alginate)
f. Spatula
2. Salam sapa senyum
Gunakan masker
Atur posisi (dental unit, pasien, operator dan dental light) :
 Ketinggian dental unit disesuaikan dengan operator
 Posisikan pasien duduk tegak dan maksila sejajar lantai, mulut
setinggi bahu untuk rahang atas dan setinggi siku untuk rahang
bawah
3.
 Posisi operator di kanan belakang pasien untuk rahang atas dan
dikanan depan pasien untuk rahang bawah
 Posisikan dental light diatas kepala operator dan ke area kerja
sehingga cahaya yang dipancarkan searah pandangan langsung
operator
Gunakan hanscoon
4. Intruksi pasien untuk berkumur terlebih dahulu
5. Mencobakan sendok cetak dalam mulut pasien sebelum dicetak :
RB : tempatkan ujung sendok cetak bagian lingual kanan dan kiri
retromolar pad lalu sesuaikan ke sendok cetak bagian sayapnya,
perhatikan bahwa sayap sendok cetak harus mencapai retromolar pad
RA : tempatkan ujung sendok cetak pada vestibular bukal daerah
tuberositas lalu ukur lebarnya sesuaikan ke sendok cetak pada bagian
sayap, perhatikan agar sendok cetak harus mencapai hamular notch

1
NB : jika sendok cetak RA dan RB kurang panjang, lakukan pemanjangan
dengan wax
Isi rubber bowl dengan air secukupnya kemudian beri alginate dengan
6.
perbandingan 2:1
Aduk alginate dengan gerakan strapping hingga homogen dengan takaran
7. dan setting time sesuai petunjuk pabrik. Kemudian letakkan pada sendok
cetak
8. Insersikan sendok cetak ke dalam mulut pasien
Setelah setting dalam suhu mulut, ambil sendok cetak dan keluarkan
9.
dalam mulut
10. Setelah itu, cor cetakan agar tidak terjadi perubahan dimensi

No. Prosedur Pembuatan Sendok Cetak Perseorangan


Alat dan bahan :
a. Model anatomis/studi/diagnostik
b. Pensil indelible
c. Malam merah
1
d. Rubber bowl + air
e. Self cured acrylic
f. pisau malam
g. bahan separator : cold mould seal
Membuat outline form pada model studi, underextended 2mm dari batas
2.
mukosa bergerak tak bergerak
3. Membuat spacer malam sesuai dengan outline form
Membuat stopper pada spacer malam dengan memotongnya pada daerah
4. C dan M1 (ukuran lebar 2 mm, panjang 7 mm) stopper untuk rahang atas
mengarah ke labial/bukal, sedangkan rahang bawah mengarah ke lingual.
Bagian permukaan model yang tidak tertutup malam merah diulasi bahan
5.
separator
Adonan resin akrilik dibuat kemudian diletakkan pada model (RA :
6.
dibentuk bulatan, RB : dibentuk bulat panjang seperti guling)
7. Kelebihan akrilik dipotong sesuai outline
Sendok cetak diberi tangkai sebagai pegangan pada bagian anterior.
Pembuatan handle membentuk tangkai tegak ± 1cm dan menekuk 135˚
8.
untuk menghindari kontak dengan bibir pada saat melakukan gerakan
muscle triming. Kemudian direndam dalam air sampai mengeras.
9. Rapikan tepi sendok cetak dan dihaluskan

No. Prosedur Muscle Trimming


1. Alat dan bahan cetak :
a. Celemek
b. Air kumur

2
c. Sendok cetak perorangan + wax
d. Green stick / impression compund
e. Bunsen
2. Salam sapa senyum
Gunakan masker
Atur posisi (dental unit, pasien, operator dan dental light) :
 Ketinggian dental unit disesuaikan dengan operator
 Posisikan pasien duduk tegak dan maksila sejajar lantai, mulut
setinggi bahu untuk rahang atas dan setinggi siku untuk rahang
bawah
3.
 Posisi operator di kanan belakang pasien untuk rahang atas dan
dikanan depan pasien untuk rahang bawah
 Posisikan dental light diatas kepala operator dan ke area kerja
sehingga cahaya yang dipancarkan searah pandangan langsung
operator
Gunakan hanscoon
Mencobakan sendok cetak perseorangan satu per satu dan pastikan
4. terlebih dahulu tepi sendok cetak harus lebih pendek (underextended) 1-2
mm dari batas tepi mukosa yang akan dicetak
Modeling compound (green stick) dipanaskan di atas api spirtus dan
5. diletakkan di tepi sendok cetak secara bertahap, didinginkan sedikit demi
sedikit dengan mencelupkan ke dalam air sebelum dimasukkan ke mulut
Border molding pada RA :
Regio anterior : bibir atas kanan ditarik kearah depan, ke bawah dan ke
belakang, ulangi pada posisi berlawanan
Frenulum labialis : bibir atas ditarik ke depan dan ke bawah
Regio posterior : tarik pipi kanan ke samping, ke bawah, ke depan dan ke
6.
belakang, ulangi pada posisi berlawanan
Daerah tubercle sulcus : pasien diinstruksikan membuka-menutup mulut
dan menggerakkan kekanan-kiri
Daerah palatum sebelah posterior : pasien diinstruksikan untuk
mengucapkan kata “A-H”
7. Border molding pada RB :
Regio anterior : bibir bawah kanan ditarik ke depan, ke atas dan ke
samping
Frenulum labial : bibir bawah ditarik ke atas
Regio posterior : tarik pipi ke arah atas, ke depan, dan ke belakang ulangi
pada posisi berlawanan
Daerah retromolar pad dan daerah linea oblique external : pasien
diinstruksikan membuka dan menutup mulut
Bagian lingual : pasien diinstruksikan untuk mengangkat lidahnya ke atas
kemudian menjulurkan ke depan dambil menggerakkan ke kanan dan ke
kiri
Daerah retromylohyoid : pasien diinstruksikan membuka mulut lebar,

3
ujung lidah menyentuh bibir atas sambil menggerakkan ke kanan dan kiri
membentuk “S” form
Evaluasi hasil bolder molding (antara wax dan greenstick tidak ada step,
terlihat adanya guratan otot, permukaan greenstick berwarna dove
8.
(buram) yang berarti terjadi kontak yang rapat antara greenstick dan
mukosa)

No. Prosedur Pencetakan Fungsional


Alat dan bahan :
a. Sendok cetak perorangan yg telah diborder molding
b. Elastomer
1.
c. Paper pad
d. Stiff spatula
e. Pensil indelible
2. Salam, senyum, sapa
Gunakan masker
Atur posisi (dental unit, pasien, operator dan dental light) :
 Ketinggian dental unit disesuaikan dengan operator
 Posisikan pasien duduk tegak dan maksila sejajar lantai, mulut
setinggi bahu untuk rahang atas dan setinggi siku untuk rahang
bawah
3.
 Posisi operator di kanan belakang pasien untuk rahang atas dan
dikanan depan pasien untuk rahang bawah
 Posisikan dental light diatas kepala operator dan ke area kerja
sehingga cahaya yang dipancarkan searah pandangan langsung
operator
Gunakan hanscoon
4. Cobakan sendok cetak
Edukasi pasien teknik mukodinamik (teknik mencetak dalam kondisi
5. mulut tertutup dan peran pasien lebih aktif dalam menggerakkan lidah,
bibir, pipi dan operator membantu dengan muscle trimming)
6. Elastomer sepanjang 7 cm diaduk pada paper pad dengan stiff spatula
7. RA :
a. Bahan cetak diletakkan pada sendok cetak dan diletakkan sedikit
berlebih pada tengah palatum untuk mencegah terjebaknya udara
pada cetakan akhir
b. Sendok cetak dimasukkan di dalam mulut dan pembentukan batas
tepi yang dibulatkan dilakukan pada regio posterior terlebih dahulu,
kemudian regio anterior, pastikan sebelum dimasukkan mukosa
mulut dikeringkan dengan tampon terlebih dahulu
c. Pada metode mukodinamik, pasien diintruksikan untuk :

4
- Mengucap “A-H” untuk vibrating line
- Mengucap “O-H” untuk mencetak frenulum bukalis
- Mengucap “U” untuk mencetak frenulum labialis
d. Setelah setting, sendok cetak dikeluarkan, pasien diintruksikan
mengucap “A-H” dan pada area vibrating line diberi garis dengan
pensil indelible dan sendok cetak dimasukkan kembali agar garis
terlihat dicetakan
RB :
a. Bahan cetak diletakkan disendok cetak
b. Pasien diintruksikan mengangkat lidah dan hindari bernafas lewat
8. mulut
c. Pasien diintruksikan untuk :
- Mengucap “O-H” untuk mencetak frenulum bukalis
- Mengucap “U” untuk mencetak frenulum labialis
Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut pasien.
Cara melepas :
- Satu arah dan satu gerakan
9.
- Bila cetakan RA sukar dilepas, pasien diinstruksikan, menutup rapat
mulut, menghembuskan udara ke dalam rongga mulut, seluruh
peripheral border dari sendok cetak disemprot air

5
6
7
8
PENETAPAN GIGIT

Pak ditto usia 56 tahun datang ke praktik dokter gigi ingin dibuatkan gigi tiruan
karena gigi pak ditto rahang atas dan rahang bawah telah hilang. Drg.Arfi
merencanakan untuk pembuatan gigi tiruan lengkap. Drg arfi telah selesai
membuat galengan gigit.

a) Prosedur apakah yang selanjutnya dilakukan drg.arfi sebelum menanam


galengan gigit ke articulator?
b) Jelaskan secara verbal tahapan yang dilakukan dalam prosedur tersebut?

Jawab :

A) Penetapan gigit
 Persiapan
 Senyum, salam, sapa, pasien dipersilakan duduk dan posisikan arah
lampu
 Lakukan pasang coba galengan gigit untuk mengcek retensi dan
stabilisasi dari galengan gigit. (Dengan menekan salah satu bagian
galengan gigit untuk mengetahui apakah galengan tersebut stabil)
apabila galengan retentive maka saat di pasang coba tidak jatuh
atau lepas.
 Cek kesejajaran bidang oklusal, dimana galengan gigit sejajar
dengan garis interpupil jika dilihat dari depan, dan sejajar bidang
champer jika dilihat dari samping dengan bantuan alat bite plate.
 Perhatikan panjang galengan gigit yang disesuaikan dengan bibir
pasien, normal (1-2 mm dibawah bibir), panjang (tidak kelihatan),
Pendek (5-6 mm dibawah bibir)
 Cek kontak galengan gigit rahang atas dan rahang bawah harus
seimbang dan merata, pastikan tidak ada kontak semu.

 Menetapkan relasi vertical


 Galengan gigit kemudian dilepaskan dari mulut pasien
 Posisikan kepala pasien : tragus ala nasi sejajar bidang lantai
 Buat dua titik pada ujung hidung dan ujung dagu
 Instruksikan pasien untuk relax dan melakukan gerakan menelan
berkali-kali secara berulang kemudian ukur jarak kedua titik
tersebut ambil nilai rata-ratanya
 Masukan galengan gigit RA dan RB dan diokluasikan. Kemudian
ukur jarak dua titik tersebut
 Selisih dua jarak tersebut harus menunjukan dalam rentang 2-4 mm

9
 Pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf “s” dan periksa
jarak antara bidang oklusal RA dan RB dan keharmonisan wajah
 Menetapkan relasi Horizontal
 Pasien diinstruksikan duduk dan kepala pada posisi dorsal fleksi
(RB sejajar lantai)
 instruksikan pasien untuk melakukan gerakan menalan berulang
kali
 menggerakan mandibula maju mundur, operator membantu
mendorong mandibula sampai posisi posterior
 pasien diinstruksikan untuk melakukan buka tutup mulut berulang
kali sampai lelah, kemudian menutup mulut dengan galengan gigit
dalam keadaan kontak. Operator membantu meletakkan posisi
mandibula pada posisi distal
 daerah palatum galengan gigit diberi nucleus dari walkhoff
kemudian penderita diinstruksikan untuk menyentuh nucleus tsb
dengan ujung lidah, operator membantu mendorong mandibula ke
posterior

 Fiksasi dan recording


 Membuat keratin bentuk “V” pada region M1, galengan gigit RB
 Membuat keratin vertikat pada midline dan garis senyum garis
canine
 Oklusal RA posterior cukup dibuat keratin pada lokasi berhadapan
 Kemudian dilakukan relasi sentries, pada keratin diberi steples atau
clip.(fiksaasi)

10
PENYUSUNAN GIGI

A. Alat dan Bahan


1. Chop Blower
2. Galengan gigit
3. Glass plate
4. Anasir gigi akrilik / porselen
5. Pisau model
6. Pisau malam
7. Bunsen

B. Syarat Pemilihan Anasir Gigi


1. Ukuran gigi
a. Dalam posisi istirahat, tepi insisisal RA terlihat 2-3 mm.
b. Dalam posisi tertawa lebar, panjang gigi terlihat 2/3 panjang gigi.
c. Sudut mulut digunakan sebagai pedoman menentukan letak tepi
distal gigi caninus (pada posisi istirahat). Jarak antara kedua sudut
mulut = lebar keenam gigi anterior.
2. Bentuk gigi
Mengikuti bentuk wajah : persegi, tapering, ovoid.
3. Warna gigi
Disesuaikan dengan usia dan warna kulit. Makin bertambah usianya,
warna gigi makin gelap. Pasien dengan warna kulit yang lebih gelap
juga memiliki warna gigi yang lebih gelap.
4. Bentuk wajah dari samping
Cembung, lurus, cekung.
5. Jenis kelamin
a. Pria : bersudut tajam (kuboid)
b. Wanita : lebih tumpul dan cembung

C. Tahap Penyusunan Gigi Anterior-Posterior


1. Membuat garis puncak ridge pada galengan gigit. Pada model dibuat
crossline/ puncak ridge sebagai pedoman dengan menghubungkan
garis midline dan garis canin.
2. Inklinasi disesuaikan dengan sudut yang dibentuk oleh cressline dan
mukobukal fold.
3. Sumbu gigi dilihat dari garis median :

11
RAHANG ATAS (I-C < 103 ± 5)

a. I sentral
- Sumbu gigi sedikit condong ke distal terhadap garis median
sebesar 5◦
- Insisal menyentuh bidang oklusal
b. I lateral
- Sumbu gigi condong ke distal terhadap garis median sebesar 10◦
- Insisal diatas bidang oklusal sekitar 0,5-1 mm diatas bidang
oklusal (tidak menyentuh bidang oklusal)
c. Caninus
- Dari lateral : sumbu gigi sedikit condong ke distal 15◦ terhadap
garis midline
- Bukal-palatinal : hampir tegak lurus
 Maskulin : servikal lebih ke distal daripada insisal
 Feminim : insisal lebih tampak dari servikal ke labial
- Insisal menyentuh bidang oklusal
d. P1
- Sumbu gigi tegak lurus
- Cusp bukal mneyentuh bidang oklusal, cusp palatal tidak
e. P2
- Sumbu gigi tegak lurus
- Cusp bukal dan palatal menyentuh bidang oklusal
f. M1
- Sumbu gigi sedikit lebih condong ke mesial
- Cusp mesiopalatal menyentuh bidang oklusal
g. M2
- Sumbu gigi sedikit condong ke mesial
- Cusp tidak ada yang menyentuh bidang oklusal
4. Pada gigi posterior RA, gigi sesuai cress line membentuk develompent
groove / garis oklusal.

RAHANG BAWAH (I-C < 90◦ ± 5)


a. Perhatikan sumbu gigi RB terhadap bidang sagital dari mesio-distal
dan labio-lingual
b. Perhatikan adanya overbite dan overjet
c. Perhatikan cusp mesiobukal gigi M1 RA berada pada bukal groove
M1 RB. Penyusunan pada garis puncak alveolar.
d. Penyusunan selanjutnya disesuaikan dengan penyusunan RA.
e. Pertama dilakukan penyusunan gigi I – C RB, kemudian menyusun
M1 RB lalu dilanjutkan penyusunan gigi P1 dan P2.
5. Setelah semua terpasang, dilihat apakah sudah sesuai :
a. Dari lateral : curve of spee
b. Dari tranversal : curve of manson
c. Overjet 2-3 mm. Overbite 1-2 mm
REMOUNTING I

12
Seorang perempuan berusia 73 tahun datang ke praktik swasta dokter gigi untuk
mencoba memasang gigi tiruannya lengkap. Dokter gigi telah selesai melakukan
penyusunan gigi dan dilakukan pasang percobaan gigi tiruan lengkap pada pasien.
Setelah penilaian terhadap pasang coba model malam gigi tiruan lepasan dianggap
ideal, dokter gigi melakukan kontur gingiva dan palatum kemudian mengirimkan
model tersebut ke laboratorium gigi untuk segera dilakukan packing acrylic.

Tugas :

1. Verbalkan tahapan pembuatan gigi tiruan setelah pengepakan akrilik selesai


dilakukan hingga siap diinsersikan pada rongga muut pasien !

No. Aspek yang dinilai

1. a. Remounting I

 Gigi tiruan lengkap beserta model kerjanya dikeluarkan dari


kuvet kemudian membersihkan sisa gips
 Dengan bantuan kunci tiga cekungan pada dasar model kerja,
gigi tiruan lengkap dengan model kerja tersebut dilekatkan
pada artikulator
b. Pengasahan selektif I
Articulating paper diletakkan diantara permukaan gigi tiruan
lengkap rahang atas dan rahang bawah, kemudian artikulator
digerakkan buka tutup sehingga didapatkan spot dari permukaan
oklusal jika :
 Gigi RA/RB saling berhadapan terlalu tinggi sehingga
mencegah kontak gigi RA dan RB lainnya maka pengasahan
dengan menguangi/memperdalam fossa
 Gigi RA/RB saling berhadapan hampir cusp to cusp maka
pengasahan pada dataran miring (incline) cusp bukal dan sisi
cusp palatinal RA, dan dataran miring (incline) cusp lingual
dan sisi cusp bukal. Tinggi cusp tidak dikurangi.
 Gigi RA terlalu ke bukal terhadap RB maka pengasahan
dengan memperluas sentral fossa RA, kemudian

13
memperkecil cusp palatal RA dan cusp bukal RB,
memperkecil hubungan cusp to fissure. Tinggi cusp tidak
dikurangi.
c. Remount jig
Gigi tiruan lengkap RB beserta model kerjanya dilepas dari
artikulator, kemudian digantikan oleh adonan gips lunak kemudian
artikulator ditutup sehingga permukaan horizontal anasir gigi tiruan
RA masuk kedalam gips sedalam + 2 mm.
d. Pemulasan I
e. Interoclusal record
 Menggunakan masker kemudian mengatur posisi dental
chair dan mengarahkan lampu pada rongga mulut pasien,
mengenakan handscoon, kemudian memasangkan gigi tiruan
lengkap kedalam rongga mulut pasien.
 Meletakkan bahan malam merah/utility wax/ gips/putty pada
permukaan oklusal gigi tiruan, kemudian menginstruksikan
pasien untuk menutup mulut sampai didapatkan posisi
mandibula paling posterior dengan tinggi gigit + 2 mm
sebelum GTL RA dan RB beroklusi.
f. Remounting II
 Remount jig dibuang
 GTL RA dan RB dikembalikan pada artikulaor dengan
bantuan basis GTL RA yang sudah ada.
 Gigi tiruan RB dilekatkan pada artikulator dengan bantuan
gips lunak yang diletakkan dibawah basis gigi tiruan RB.
 Pin vertikal dinaikkan 2 mm dari tabble, kemudian dilepas
dari artikulator.
g. Pengasahan selektif II
 Articulating paper diletakkan diantara permukaan oklusal
GTL RA dan RB
 Artiklator digerakkan ke arah sisi kejasehingga didapatkan
spot pada permukaan oklusal

14
 Spot yang tampak tebal merupakan bagian yang diasah
dengan pedoman hukum Bucal Upper Lingual Lower
(BULL)
h. Pemulasan II

REMOUNT-JIG

15
Bu Ida usia 50 tahun datang ke praktik dokter gigi ingin dibuatkan gigi tiruan. drg
Elsa merencanakan untuk pembuatan gigi tiruan lengkap. Drg Elsa telah selesai
melakukan tahapan laboratorium remounting I.

c) Prosedur apakah yang selanjutnya dilakukan drg. Elsa sebelum melakukan


remounting II?
d) Jelaskan secara verbal tahapan yang dilakukan dalam prosedur tersebut?

Jawaban
1. Yang harus dilakukan oleh dokter gigi tersebut adalah
remount-jig
2. Prosedur Laboratoris :
- Menyiapkan alat dan bahan berupa
1. Artikulator
2. Bowl
3. Spatula
4. Gips Putih
5. Vaseline
6. Tali Rafia
Tahapan
No

1. Lepaskan model kasar gigi tiruan rahang bawah dari dasar artikulator.
Model kasar akrilik RA tetap melekat pada artikulator.

2. Ulasi seluruh permukaan gigi tiruan rahang atas dan permukaan dasar
artikulator dengan bahan separasi (vaseline).

3. Letakkan adonan gips tipe I (warna putih) pada dasar artikulator (tempat
melekatnya gigi tiruan rahang bawah) tersebut setinggi permukaan bidang
oklusal gigi tiruan rahang atas.

4. Katupkan artikulator hingga pin vertikal menyentuh permukaan incisor


guide table .

5. Adonan gips tipe I harus menutupi seluruh bidang palatal dan pada bidang
oklusal/insisal anasir gigi tiruan tertutup ± 2 mm untuk mendapatkan
cetakan permukaan oklusal gigi tiruan rahang atas.

6. Fiksasi dengan tali rafia dan tunggulah hingga gips mengeras (setting) ± 30
menit. Kemudian articulator dibuka

7. Periksa jig pada artikulator, apakah permukaan palatumdan oklusal gigi


tiruan telah tercetak dengan baik. Bilatidak, ulangi tahapan di atas

INTERMAXILLARY RECORD

16
Pasien Abi sedang datang ke klinik prostodonsia untuk melakukan
pengecekan oklusi gigi tiruan yang dibuat dokter giginya. Dokter gigi mengatakan
memerlukan tahapan intermaxillary record untuk melihat permasalahan oklusi
pada gigi tiruan pasien sebelum remounting II.

1. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan


2. Verbalkan dan peragakan tahapan intermaxillary record

No. Variabel yang dinilai Keterangan

1. Alat dan bahan:

1. Model akrilik
2. Pisau model
3. Pisau gips
4. Hand instrument
5. Glass plate
6. Spatula
7. Bunsen dan spiritus
8. Elastomer (putty)
9. Wax
2. Tahapan kerja:

1. Mengucapkan salam, sapa dan senyum kepada pasien


2. Posisi pasien dimana bidang oklusal sejajar dengan lantai
3. Mengatur posisi lampu
4. Pasien diinstruksikan berkumur
5. Memakai masker dan handscoon lalu menyalakan lampu
dengan punggung tangan
6. Insersi gigi tiruan akrilik pada pasien

ELASTOMER:

1. Manipulasi elastomer putty pada glass plate dengan


perbandingan basis dan katalis 1:1
2. Meletakkan elastomer putty berbentuk lonjong pada
kedua sisi posterior kanan dan kiri gigi tiruan akrilik
rahang bawah pada regio P1 sampai M2.
3. Instruksikan pasien menutup mulut perlahan dan
menyentuh elastomer sampai tersisa jarak sekitar 2mm
antara kontak rahang atas dan bawah.

17
4. Ketika pasien menutup mulut operator mengfiksasi gigi
tiruan dengan ibu jari dan telunjuk kiri untuk rahang atas
dan ibu jari dan telunjuk kanan untuk rahang bawah
dengan gerakan ringan mendorong mandibula ke
posterior untuk mencapai relasi sentrik. Garis median
pasien harus segaris, jika terdapat deviasi diulangi.
5. Setelah setting, keluarkan gigi tiruan pasien yang telah
terdapat intermaxillary record secara bersamaan rahang
atas dan bawah.

WAX / MALAM:

1. Membuat lempengan malam sebanyak 2 buah dengan


ukuran 4x1x1 cm
2. Melunakkan malam diatas api lalu lempengan
diletakkan pada dataran oklusal gigi posterior rahang
bawah dari gigi tiruan pasien.
3. Ketika malam dingin, keluarkan gigi tiruan pasien yang
telah terdapat intermaxillary record secara bersamaan
rahang atas dan bawah.

DIAGNOSA DAN DESAIN GTSL

Perempuan usia 55 tahun datang ke RSGM ingin dibuatkan gigi tiruan yang dapat
dilepas-pasang karena beberapa giginya yang telah dicabut. Berdasarkan
pemeriksaan intra oral didapatkan partial edentulous ridge pada gigi
15,16,17,25,26,27,35,36,37,45,46,47..

a. Tuliskan tahap desain pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan!


b. Gambarkan desain gigi tiruan lepasan kasus tsb!

Tahap desain pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

18
1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (poin no.1)
2. Menentukan macam dukungan setiap sadel (poin no.2-3)
3. Menentukan macam penahan (poin no.4-6)
4. Menentukan macam konektor (mayor&minor, logam  NO)

19
20
*Jangan lupa warna spidol*

21
SURVEYOR

Pasien datang ke klinik dokter gigi ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian yang baru.
Pasien mengatakan kesulitan dalam memasang gigi tiruan tersebut. Tahapan apa
yang salah pada proses pembuatan gigi tiruan sebelumnya?

a. Tuliskan dan verbalkan bagian-bagian surveyor gigi


b. Verbalkan prosedur survey yang harus dilakukan

1. Bagian-bagian surveyor gigi


BD: Bidang datar
LD: Lengan datar/Horizontal Arm
TT: Tiang tegak/Vertikal Arm
LS: Lengan Survey/ Surveying Arm
TA: Tongkat Analis/Surveying Tools
GT:Gelendong Tegak/Skrup untuk mengencangkan/melonggarkan
MB: Meja Basis/ Meja Survey (Surveying Table)

Analyzing rod : alat untuk mencari bidang bimbing


Undercut gauge: alat untuk mengukur kedalaman undercut
Carbon Marker: pensil untuk menggambar garis survey
Wax Trimmer: untuk meratakan malam pada daerah undercut yang tidak
diharapkan

2. Tahap
1. Menempatkan model studi pada MB sejajar lantai
2. Memasang analyzing rod
3. Menganalisa kesejajaran gigi serta jaringan dengan menggunakan
Analyzing rod
a. Putarkan analyzing rod mengelilingi gigi penyangga
b. Jika tidak sejajar maka MB harus di titling (dimiringkan sampai
didapatkan kesejajaran)
4. Memeriksa daerah undercut menggunakan undercut gauge
Jika diperoleh undercut yang cukup untuk meletakkan cengkram pada
gigi penyangga, maka posisi ini dikunci untuk mengambil surveying
selanjutnya.
Jika tidak didapatkan jumlah undercut yang cukup pada gigi
penyangga maka dilakukan titling ke arah anterior, posterior, atau
lateral.
Undercut ini ditandai dengan adanya permukaan gigi yang terkikis.
5. Membuat garis survey pada permukaan gigi penyangga menggunakan
carbon marker dengan cara menyentuhkannya di seluruh permukaan
gigi penyangga
Garis survey membagi gigi menjadi 2 bagian:
a. Diatas garis survey : daerah non undercut
b. Dibawah garis survey: daerah undercut
Daerah undercut terbagi menjadi 2:

22
a. Undercut yang diharapkan (pada daerah bukal/labial) :
digunakan sebagai tempat untuk meletakkan lengan cengkram
b. Undercut yang tidak diharapkan (pada daerah lingual/palatal):
harus diblok (dengan gips/wax)
6. Meratakan wax dengan wax trimmer
7. Sebelum model dilepas dari MB, terlebih dahulu dibuat tanda agar
posisi survey terakhir dapat dicari ulang dengan cara Tripoding :
Yaitu membuat tanda 3 titik pada model (1 di anterior, 2 di posterior)
dengan ketinggian yang sama

RELINING

Seorang Pasien perempuan 65 tahun datang ke praktekan dokter gigi dengan


keluhan gigi tiruan longgar atau tidak cekat lagi. Pemeriksaan klinis ditemukan

23
oleh karena tepi sayap gigi tiruan under extended karena terjadi resorpsi tulang
alveolar. Pasien ingin mengencangkan lagi gigi tiruannya agar dapat berfungsi
seperti dulu.
Instruksi Kandidat:
1. Verbalkan apa yang harus dilakukan pada pasien tersebut!
2. Verbalkan bagaimana prosedur persiapan pasien dan prosedur klinisnya
sebelum dikirim ke laboratorium!
Jawaban
3. Yang harus dilakukan pada pasien tersebut adalah RELINING
4. 1. Persiapan Pasien
a. Senyum, Salam, Sapa
b. Menggunakan masker
c. Menggunakan handscoon
d. Mengatur posisi duduk pasien dan posisi operator
e. Mengatur posisi lampu
f. Pasien harus melepas gigi tiruan selama 1-2 hari
g. Pemberian tissue conditioner bila perlu
h. Bila terdapat hyperplastic tissue yang besar harus dioperasi
2.Prosedur Klinik
Persiapan gigi tiruan:
a. Permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan pendukung direlief
dengan mengerok akrilik sebanyak 1 – 2 mm.
b. Seluruh undercut yang ada dihilangkan.
c. Tepi – tepi gigi tiruan dipendekkan 1 – 2 mm
d. Pencetakan dilakukan dengan memakai gigi tiruan sebagai sendok
cetak.
e. Pada metode direct pencetakkan dilakukan dengan menggunakan cold
curing acrylic, sedangkan untuk metode indirect pencetakkan
dilakukan menggunakan bahan cetak Zinc Oxide Eugenol pasta.
3.Prosedur Laboratoris (Indirect)
a. Batas tepi gigi tiruan lama dikasarkan dengan trimmer tapi tidak
dipendekkan dengan maksud agar lebih baik dalam menahan bahan
cetak.
b. Semua undercut yang menggangu harus sudah dibuang, dan
permukaan basis gigi tiruan yang dipoles dilapisi dengan jelly
petroleum untuk memudahkan pembuangan kelebihan bahan cetak
dan gunakan partial denture sebagai sendok cetak, campurkan zinc
oxide dan eugenol impression pasta sesuai dengan petunjuk pabrik.
c. Taruhlah campuran bahan diatas permukaan jaringan basis partial
denture yang telah dikeringkan lalu masukan ke dalam mulut
pasien, kerangka dipegang kuat dengan menekan pada masing–
masing rest sampai bahan cetak mengeras dan usahakan pasien
tidak boleh beroklusi dan bahan cetak berlebihan dibuang,
kemudian partial denture dikeluarkan dari mulut, protesa

24
dirapikan/dibentuk dengan scapel tajam Selanjutnya relining
dengan menggunakan duplicator prosedurnya sebagai berikut:
- Buatlah tanda pada permukaan oklusal dan inisial gigi
pada model gigi tiruan sebagian lepasan. Tempatkan
tanda ini pada bagian bawah tengah duplikator,
- Gigi tiruan sebagian lepasan tidak boleh dilepaskan dari
coran sampai prosedur berikutnya, sementara coran masih
berada pada indeks oklusal, letakan pada bagian atas
duplicator dengan hydrocal (gypsum). Pastikan bagian
atas dan bawah duplikator dan skrupnya benar–benar
berkontak dan kencang.
- Setelah hydrocal mengeras, pisahkan kedua bagian
duplikator, cek kembali oklusal indeks sebelum
memisahkan gigi tiruan sebagian lepasan dari coran,
dengan hati–hati lepaskan gigi tiruan sebagian lepasan
dari reline cast dan letakan lapisan tinfoil pada reline cast
dan oklusal indeks kemudian buang sisa–sisa bahan cetak
dari sisi basis gigi tiruan sebagian lepasan yang
menghadap mukosa. Permukaan resin yang bersih harus
terlihat.
- Asah tepi–tepi basis gigi tiruan sebagian lepasan dan
siapkan untuk menerima mesin baru, tempatkan gigi
tiruan sebagian lepasan pada indeks dan lekatkan dengan
wax, aduk self curing akrilik resin sesuai aturan pabrik,
letakan adonan akrilik resin pada basis gigi tiruan dan
pada model dan gabungkan kedua bagian duplicator,
kencangkan skrup dan pastikan kedua bagian duplicator
benar – benar berkontak rapat, proses reline selama 30
menit pada pressure container.
- Setelah processing, lepaskan gigi tiruan sebagian lepasan
yang sudah di reline dari model, kemudian buang tepi–
tepi dan permukaan luar gigi tiruan sebagian lepasan,
poles tepi–tepi dan permukaan gigi tiruan sebagian
lepasan, periksa bagian yang di reline apakah ada porus,
tonjolan atau kerusakan lainnya lalu dicoba dalam mulut
pasien

25
PEMELIHARAAN GIGI TIRUAN

Seorang laki-laki berumur 62 tahun datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan
pada langit-langit rongga mulutnya terasa gatal dan mudah berdarah. Keluhan ini
dirasakan kurang lebih 3 minggu yang lalu. Pasien telah meenggunakan gigi
tiruan lengkap selama 1 tahun dan mempunyai kebiasaan merokok yang juga
terlihat dari permukaan gigi tiruan lengkapnya yang kotor. Pasien juga

26
menyatakan mempunyai riwayat diabetes melitus. Dari pemeriksaan intraoral
didapatkan adanya warna kemerahan yang menyeluruh pada langit-langit rahang
atas yang tertutup dengan gigi tiruan.

Tugas:

1. Jelaskan diagnosa kasus tersebut


2. Jelaskan etiologi utama dan faktor predisposisi kasus tersebut
3. Tuliskan resep untuk kasus tersebut
4. Verbalkan cara penggunaan obat tersebut
5. Verbalkan dan peragakan instruksi pemeliharaan gigi tiruan pada kasus
tersebut

1. Diagnosa
Denture Stomatitis / Chronic Atropic Candidiasis

2. Etiologi utama
Candida Albicans
Faktor Predisposisi
Kelainan sistemik : DM
Kebiasaan merokok

3. Resep
drg. Asri K
SIP.xxx xxx
Jln. Danau toba vii no 222a Jember
Telp. 082330445701

Jember, 19 Mei 2018

R/ Nystatin 10000 iu oral susp fl. No 1

∫ 4-5 dd gtt oris 0,5 ml

Pro : Laki laki

Umur : 62 tahun

No reg :

Alamat :

27
R = recipe (harap diambil)

∫ = Siganatura (aturan pakai)

Iu = satuan dalam resep

Oral susp = sediaan cair

Fl = flesh ( botol)

Dd = de die (kali sehari)

Gtt = guttae (tetes)

Oris = untuk mulut

4. Nystatin suspensi 100000 iu 4-5x sehari selama 7 hari (pemberian sesudah majan
diletakkan dibasis gigi tiruan yang menutupi lesi sebanyak 0,5 ml, kulum selama 1 menit,
telan, anjuran untuk tidak makan/minum/dibilas selama 30 menit
5. Pemeliharaan GT
a. Bersihkan gigitiruan 2 kali sehari (baik pada bagian basis dan sayap gigi tiruan dibersihkan dan
dihaluskan) dengan sikat gigi dan pencuci gigitiruan yang tidak abrasif.
Bersihkan lidah menggunakan toungecleaner
b. Gigitiruan mudah patah sehingga harus dijaga dengan hati-hati.
Apabila GT patah/rusak dilakukan relining rebasing atau membuat GT baru
c. Jangan memakai gigitiruan pada waktu tidur malam karena jaringan mukosa memerlukan
istirahat.
d. Merendam GT dalam larutan antiseptik ex : Chlorhexidine Gluconate 0,25 selama 5 menit

DESINFEKSI CETAKAN

Seorang wanita usia 60 tahun datang ke RSGM UNEJ ingin dibuuatkan gigi
palsu. Pada pemeriksaan klinis ditemukan full esontulus ridge pada semua region,
kemudian dokter gigi melakukan pencetakan anatomis dengan alginat untuk
membuat model studi.

Pertanyaan:

1. Verbalkan prosedur pembersihan cetakan alginat sesaat setelah dilakukan


pencetakan

28
2. Verbalkan bahan-bahan yang dapat dipakai untuk desinfeksi cetakan
tersebut
3. Verbalkan prosedur desinfeksi cetakan tersebut.

Jawaban :

3. Setelah dikeluarkan dari mulut, saliva harus dibersihkan dari permukaan


cetakan dengan mencuci cetakan di bawah aliran air. Lelebihan air dibuang
dengan mengibaskan dengan tiupan udara.
2.Bila ada saliva berlendir dan tidak dapat dibersihkan dengan air, cetakan
dapat ditaburi dengan bubuk atau adonan gips yang sangat encer. Sesudah
itu bersikan dengan aliran air sampai semua lendir terbawa.

2. 1. Sodium hipokloraid

2. Iodophor

3. Phenol

4. Glutaraldehide (sporicidin)

5. Glyoxal glutaraldehid (impresept)

6. Khlorhexidine

3.. Terdapat dua cara untuk prosedur desinfeksi.

1. Perendaaman dapat dilakukan dengan merendam bahan cetak ke larutan


desinfeksi sepama 10 sampai 20 menit

2. Penyemprotan deainfeksi dilakukan pada bahan cetak selama 10 detik.


Kemudian didiamkan selama 5 sampai 10 menit

Prosedur desinfeksi dengan perendaman lebih durekomendasikan daripada


penyemprotan.

29
GIGI TIRUAN MAHKOTA JAKET PORSELEN

Seorang perempuan bernama Ayu Sholihah berusia 25 tahun datang ke klinik


prostodonsia RSGM FKG Universitas Jember untuk merawatkan gigi depan
atasnya yang patah akibat dipukul oleh mantan pacarnya beberapa hari lalu.
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter gigi memutuskan untuk merencanakan
perawatan gigi tiruan mahkota jaket porselen pada gigi depan atas pasien yang
patah tersebut. Hasil pemeriksaan gigi 21 patah mengenai dentin namun pulpa
belum terbuka, gigi berubah warna (-), sakit (-), tes dingin (+), tes perkusi (-), tes
tekan (-). Dokter gigi kemudian melakukan persiapan alat dan bahan sebelum
melakukan tahapan perawatan pada gigi pasien tersebut.

30
Pertanyaan :

1) Sebutkan dan verbalkan alat yang diperlukan untuk melakukan tahapan


preparasi Gigi Tiruan Mahkota Jaket Porselen !
2) Verbalkan dan peragakan tahapan preparasi Gigi Tiruan Mahkota

No. Variabel yang dinilai


1. Alat dan Bahan :
1. Alat dasar
2. Masker dan Handscoon
3. Straight handpiece
4. Long Thin Tappered diamond bur
5. Flat End Fissure Diamond bur
6. Wheel diamond bur
7. Finishing bur
8. Wheel diamond bur
9. Cotton roll
10. Cotton Pellet
11. Saliva Ejector
2 Tahapan Preparasi
1. Operator memasang masker, arahkan lampu pada rongga mulut
pasien
2. Pakai handscoon dan hidupkan lampu menggunakan punggung
tangan
3. Instruksikan pasien untuk berkumur
4. Isolasi daeah kerja dengan menggunakan cotton rol dan saliva
ejector
5. Asepsis dengan alkohol
6. Pengurangan bidang proksimal: Menggunakan highspeed dan mata
bur long thin tappered diamond bur untuk membebaskan kontak
proksimal. Kemudian membentuk dinding aksial konvergen dengan
sudut3-5 derajat terhadap bidang aksial (hampir tegak)
7. Pengurangan bidang labial : Langkah pertama membuat guidance
groove sebagai panduan dalam melaukan pengurangan sisi labial
mengikuti anatomi dengan kedalaman 1-1.5 mm menggunakan flat
end fissured diamond bur. Kemudian menyatukan groove yang satu
dengan yang lain menggunakan flat end fissure bur. Pengasahan
pada 1/3 cervical mahkota sejajar dengan sumbu gigi sedangkan
pengasahan 2/3 insisal mahkota mengikuti kontur mahkota gigi.
8. Pengurangan sisi palatal : Pengurangan menggunakan flat end

31
diamond bur dengan kedalaman 1-1.5 mm mengikuti bentukan
anatomi mahkota gigi, dengan mempertahankan anatomi sigulum
gigi insisive.
9. Pengurangan sisi insisal: dengan menggunakan long thin diamond
bur dan wheel diamond bur dengan kedalaman sekitar 2mm dan
membentuk sudut 45 derajat ke arah palatal.
10. Penyelesaian preparasi seluruh dinding : Membulatkan setiap sudut
preparasi, dan Melakukan penghalusan dinding-dinding preparasi
menggunakan fine finishing bur.

32

Anda mungkin juga menyukai