Anda di halaman 1dari 3

Kucing

Oleh: Novi Kurnia

“Gebetan Icing adalah seekor kucing belang hitam yang ditilik dari

penampilannya sih seperti kucing garong.”

Semenjak kanak-kanak, saya telah dibiasakan oleh ayah untuk

menyayangi kucing. Oleh karena itu, sedari kecil saya telah menyukai kucing.

Akibatnya, kucing-kucing kampung bebas keluar masuk rumah keluarga kami.

Anak-anak kucing yang lahir di rumah kami pun besar oleh kasih sayang kami.

Saya menjadi terbiasa mengelus dan menggendong anak kucing seperti

layaknya bayi sendiri. Saya juga senang mengamati tingkah polah para kucing

yang lucu-lucu dan terkadang mirip anak manusia, manja dan suka ngambek.

Apabila saya perhatikan, perilaku kucing betina lebih manja dan ekspresif

daripada kucing jantan, mirip seperti perilaku manusia.

Dari sekian banyak kucing yang mampir ke rumah kami, ada seekor

kucing yang perilakunya membuat saya terheran-heran. Sebut saja namanya

Icing. Icing adalah kucing betina cantik berbelang abu-abu yang lahir di rumah

kami. Hampir bersamaan dengan lahirnya Icing, lahir pula seekor anak kucing

jantan berwarna kuning-putih dari induk yang lain. Mari kita sebut kucing jantan

ini si Kuning. Setelah induknya menyapih Icing, induknya pergi entah ke mana.

Demikian pula yang dilakukan induk si Kuning. Si Kuning ditinggalkan oleh

induknya setelah ia cukup besar. Mungkin para induk kucing itu merasa aman

meninggalkan anak-anaknya di rumah kami, karena keluarga kami selalu

memberi makan kucing yang datang ke rumah.

Tinggallah Icing dan si Kuning di rumah kami. Sedari mereka masih anak

kucing hingga menjadi kucing remaja, mereka selalu bersama-sama. Mereka

bermain bersama, makan bersama, juga tidur bersama, meskipun mereka

berbeda jenis kelamin.

1
Tibalah waktunya musim kawin bagi kucing. Si Kuning yang sudah cukup

umur untuk kawin, mulai dilanda perasaan ingin mencari pasangan hidup. Pilihan

si Kuning tidak jauh-jauh, ia ingin kawin dengan Icing. Akan tetapi, Icing seperti

tidak ada rasa terhadap si Kuning. Rupanya, tumbuh bersama semenjak kecil

tidak membuat Icing memiliki perasaan ingin kawin dengan si Kuning. Sementara

itu, mereka tetap makan bersama, bermain bersama, dan tidur bersama. Saat

hujan turun dan udara dingin, mereka sering terlihat duduk berdempetan untuk

saling menghangatkan. Bahkan, si Kuning terkadang tidur di atas badan Icing.

Namun, Icing selalu menjauh bila si Kuning mengajak kawin.

Si Kuning tidak berputus asa. Tidak bosan-bosannya ia mengajak Icing

kawin. Namun sayang, Icing tidak tergerak sedikit pun melihat keuletan si

Kuning. Sayang sekali, padahal si Kuning itu kucing jantan yang gagah, bersih,

dan tampan. Sampai tiba waktunya si Kuning tidak lagi mengajak Icing kawin.

Mungkin si Kuning tahu bahwa ia tidak akan pernah mendapatkan Icing, atau ia

bosan dan lelah terus ditampik Icing. Akhirnya, si Kuning pergi dari rumah kami…

Hiks. Mungkinkah si Kuning pergi karena patah hati? Masa sih kucing bisa patah

hati.

Setelah itu, saya tidak pernah lagi melihat si Kuning berkeliaran di sekitar

rumah. Namun kemudian, tanpa sengaja ibu saya melihat si Kuning berada di

teras rumah tetangga! Ooohhh… ternyata si Kuning pindah makan dan

bermukim ke rumah tetangga. Mungkinkah di sana ada kucing betina yang

cantik? Entahlah. Singkat cerita, Icing tidak pernah lagi berjumpa dengan si

Kuning.

Selang beberapa waktu kemudian, Icing pun siap kawin. Gebetan Icing

adalah seekor kucing belang hitam yang ditilik dari penampilannya sih seperti

kucing garong. Tak hanya sekali saya dapati Icing dan kucing belang hitam itu

duduk saling berhadapan dalam jarak satu meter, saling melempar pandang

yang mungkin penuh cinta. Apabila kucing belang hitam itu beranjak pergi, Icing

2
mengejarnya sambil mengeluarkan suara eong yang seolah-olah protes tidak

ingin ditinggalkan.

Menurut pandangan manusia saya, kucing belang hitam ini tidak ada

tampan-tampannya sedikit pun, apalagi bila dibandingkan dengan si Kuning yang

bersih dan tampan. Makanya, saya tidak habis pikir apa yang dilihat oleh Icing,

kucing rumahan yang cantik dan bersih, dari si belang hitam yang kotor itu. Hhh!

Kalau dipikir-pikir lagi, tingkah Icing ini mirip dengan tingkah anak remaja putri

baik-baik yang lebih sering jatuh cinta pada pemuda nakal berandalan daripada

pemuda ramah yang baik budi.

Icing pun akhirnya bunting. Setelah cukup waktunya, Icing melahirkan

seekor anak kucing jantan yang sangat mirip dengan dirinya. Namun, belum lagi

anaknya cukup besar untuk disapih, kami menemukan Icing sakit. Siang itu, Icing

memasuki halaman rumah kami dengan tertatih-tatih. Badannya terlihat sangat

lemas, tapi tidak ada luka pada tubuhnya. Mungkinkah Icing tertabrak kendaraan

atau ia diperkosa kucing jantan? Kami tidak tahu pasti. Tidak lama kemudian,

Icing mati begitu saja. Kami sekeluarga terkejut. Begitu cepat Icing pergi. Kami

semua bersedih. Kasihan anak Icing yang masih kecil, ia tidak tahu induknya

tidak akan pernah kembali kepadanya. Seharian adik saya memangku anak Icing

sambil mengelus-elusnya, karena kasihan pada nasibnya yang ditinggal mati

oleh induknya. ***

BIODATA PENULIS

Nama : Novi Kurnia


Tempat Tanggal Lahir : Padang, 1 November 1980
Alamat: : Jln. Dago Timur No. 31, Coblong
Bandung 40135
Nomor HP/WA/LINE : 0818 303 745
Nomor Rekening : BRI 0992 01 003352 50 6 an. Novi Kurnia

Anda mungkin juga menyukai