Atritis Septic
Atritis Septic
Oleh:
Amanda Arta G9911112014
Pembimbing:
dr. Anung B. Satriadi, Sp. OT (K)
Oleh :
D Amanda Arta G9911112014
Pembimbing
Rongga sendi merupakan rongga yang steril berisi cairan sinovial dan bahan selular
termasuk sel darah putih, septik artritis merupakan infeksi pada rongga sendi dan biasanya
merupakan infeksi bakterial. Septik arthriris merupakan bentuk akut arthritis yang paling
berbahaya, dan merupakan kasus kegawatdaruratan pada bidang ortopedi, keterlambatan
dalam mendiagnosa dan memberikan terapi dapat menyebabkan kerusakan sendi yang
menetap bahkan dapat menyebabkan morbiditas yang nyata bahkan kematian.1,2.5.6
Transient sinovitis merupakan penyakit yang bersifat sementarai dan hilang tanpa
pengobatan banyak. Hal yang paling sering terjadi pada anak-anak, khususnya anak laki-laki,
dan merupakan peradangan pada pinggul pada sinovium , atau bagian dari lapisan pinggul
itu.
Gejala transient synovitis biasanya pincang satu sisi. Ada mungkin atau mungkin
tidak ketidaknyamanan yang berhubungan dengan penyakit. Biasanya ada beberapa rasa
sakit, dan satu gejala ketika kondisi ini terjadi pada bayi menangis yang tampaknya memiliki
penyebab tidak. Kadang-kadang nyeri ini tidak hanya terjadi di sendi pinggul dan mungkin
juga terjadi di lutut, pangkal paha dan paha.
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Sinovitis transien pinggul adalah kondisi peradangan akut lapisan dalam pinggul.
Transient berarti bersifat sementara dan tidak berlangsung lama. Sinovitis transien juga
dikenal sebagai toxic synovitis
Kondisi ini mempengaruhi anak-anak muda (laki-laki lebih dari perempuan) yang
paling sering.
Septik artritis dapat terjadi melalui invasi langsung pada rongga sendi oleh berbagai
mikroorganisme termasuk bakteri, virus, mycobacteria dan jamur. Reaktif artritis terjadi
suatu proses inflamasi steril pada sendi oleh karena suatu proses infeksi ditempat lain dari
tubuh. Penyebab tersering adalah bakteri. 2,4,7,8
B. EPIDEMIOLOGI
Transient synovitis adalah penyebab tersering nyeri akut pada pinggul dan pincang
yang menyerang anak umur 2 sampai 12 tahun. Rata rata umur yaitu 5 hingga 6 tahun, dan
hingga 3% dari anak mengalami episode beberapa kali dalam hidupnya. Dari survey di
Belanda dari 0 hingga 14 tahun ditemukan angka insidensi dari penyakit pinggul
nontraumatik akut adalah 148,1 per 100.000 orang per tahun dan untuk transient synovitis
76,2 per 100.000 orang per tahun. Transient synovitis jarang sekali ditemukan pada orang
dewasa. Penyakit ini lebih sering menyerang di musim gugur dan dingin. Penyakit ini dua
kali lebih sering menyerang anak laki laki dibandingkan perempuan dan lebih jarang
ditemukan pada anak kulit hitam. Jarang sekali ditemukan bilateral. Episode berulang terjadi
pada 4% hingga 17% dari anak anak. Mereka yang memiliki episode berulang biasanya
memiliki bagian jinak, walaupun pada 10% bisa menunjukkan ciri ciri kondisi inflamasi
kronik.
Kurang lebih 20.000 kasus supuratif artritis/ bakterial arthritis terjadi setiap tahunnya
di Amerika Serikat Angka kejadian bakterial arthritis setiap tahun bervariasi antara 2 – 10
kejadian per 100.000 populasi umum. Pada pasien dengan riwayat Reumathoid Arthritis dan
penggunaan protesis mencapai 30-70 per 100.000 populasi. 25 -50 % mengalami kehilangan
fungsi sendi yang permanen. Meskipun penggunaan antibiotika dan penanganan telah
berkembang lebih baik namun angka mortalitas tidak berubah dalam 25 tahun terakhir, yaitu
mencapai 5 -15%.1,2,3,6
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti transient synovitis ini tidak diketahui. Dalam beberapa kasus,
mungkin berkembang setelah infeksi virus baru-baru ini (seperti infeksi pernafasan dingin
atau atas). Dalam sejumlah kecil anak-anak, trauma pinggul yang diikuti oleh sinovitis
transien.
Ada banyak perdebatan tentang kemungkinan adanya hubungan antara sinovitis
transien dan kondisi lain yang disebut Legg-Calve-penyakit Perthes. Pada penyakit Perthes,
suplai darah ke pusat pertumbuhan pinggul (ibukota femoralis epiphysis) terganggu,
menyebabkan tulang di daerah ini untuk mati. Pasokan darah akhirnya kembali, dan
menyembuhkan tulang.
Pada pasien yang menggunakan sendi buatan / prosthetic joint dapat juga terjadi
septic arthritis, yang berdasarkan waktunya dibagi menjadi tiga jenis infeksi yaitu: 1. early,
infeksi terjadi pada awal, 3 bulan sejak implantasi, biasanya disebabkan ol eh S aureus. 2.
delayed, terjadi 3-24 bulan sejak implantasi, kuman tersering coagulase-negative
Staphylococcus aureus dan gram negatif. Kedua jenis ini didapat dari kuman di kamar
operasi. 3. late, terjadi sekunder dari penyebaran hematogen dari berbagai jenis kuman
D. PATOFISIOLOGI
Biopsi pada transient synovitis menunjukkan inflamasi nonspesifik dan hipertrofi
dari sinovial membran. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan adanya efusi yang
menyebabkan pembengkakan dari kapsul sendi anterior. Cairan sinovial memiliki
proteoglikan yang meningkat.
Pada septic arthritis organisme dapat masuk ke dalam sendi melalui direct
inoculation, melalui penyebaran dari jaringan periartikular atau melalui aliran darah yang
merupakan rute infeksi tersering Sendi normal mempunyai komponen protektif untuk
mencegah terjadinya proses infeksi, yaitu: sel sinovial memiliki kemampuan untuk
memfagositik dan cairan sinovial memiliki kemampuan bakterisidal. Pada penyakit
rheumatoid arthritis dan SLE terjadi penurunan fungsi imun tersebut.
Gambar 2. patofisiologi terjadinya septic arthritis
Bakteri dapat masuk kedalam ruang sendi melalui beberapa cara yaitu, masuk melalui
proses operasi daerah sendi, melalui tindakan aspirasi sendi, penyuntikan kortikosteroid atau
melalui trauma lainnya. Bakteri yang berhasil masuk kedalam rongga sendi dalam beberapa
jam menimbulkan reaksi inflamasi pada membran sinovial berupa hiperplasi dan proliferasi
dan terjadi pelepasan faktor-faktor inflamasi seperti cytokines dan proteases yang
menyebabkan degradasi dari kartilago sendi.
Pada Rheumatoid arthritis telah terjadi kerusakan sendi, hal ini mempermudah
terjadinya suatu infeksi membran sinovial, pada sendi ini terjadi neovaskularisasi dan terjadi
peningkatan faktor munculnya adhesi yang kemudian menyebabkan terjadinya bakterimia
dan berlanjut menjadi infeksi sendi. Konsekuensi dari infesi sendi adalah kerusakan articular
cartilage. Pada S aureus chondrocyte proteases kuman tersebut dapat bereaksi dengan
polymorphonuclear leukocytes host yang kemudian megaktifkan sintesis sitokins dan
berbagai produk inflamasi lainnya yang menyebabkan hidrolisa dari kolagen dan
oteoglycans.
Pada infeksi Karena N. Gonorrhoeae terjadi influks dari sel-sel darah putih ke dalam
sendi yang hanya menyebabkan kerusakan sendi yang minimal dibandingkan dengan S
aureus Kerusakan yang terus terjadi menyebabkan erosi kartilago pada lateral margins dari
sendi, kemudian dapat terjadi efusi yang cukup banyak yang kemudian menyebabkan
gangguan pada aliran pembuluh darah dan menyebabkan aseptik nekrosis tulang. Proses
kerusakan ini dapat terjadi dalam 3 hari awal pada pasien yang mengalami infeksi sendi tanpa
pengobatan
Infeksi virus dapat terjadi melalui cara invasi langsung (rubella) atau melalui produk
antigen antibodi kompleks contohnya pada infeksi virus hepatitis B, parvorvirus B19 dan
lymphocytic choriomeningitis viruses. Selain itu septic arthritis dapat juga terjadi oleh karena
proses ditempat lain, paling sering di gastrointestinal, dengan kuman-kuman tersering yaitu:
Salmonella enteritidis, Salmonella typhimurium, Yersinia enterocolitica, Campylobacter
jejuni, Clostridium difficile, Shigella sonnei, Entamoeba histolytica, Cryptosporidium.
Tersering kedua adalah infeksi pada genitourinaria adalah Chlamydia trachomatis
Morbiditas yang dapat terjadi berupa disfungsi sendi dan kejadian mortalitas terjadi
tergantung kuman penyebabnya, pada N gonorrhoeae angka mortlitas rendah , sedangkan
pada A aureus dapat mencapai 50 %. 56% terjadi pada pria, 45 % septic arthritis terjadi pada
usia diatas 65
E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik pada transient synovitis yatu terdapatnya peradangan dan efusi
(pembengkakan) dapat menyebabkan nyeri pinggul mendadak. Biasanya hanya satu pinggul
yang terlibat. Anak mungkin menolak untuk berjalan atau mungkin lemas ketika berjalan
sebagai tanda pertama dari masalah. Anak muda yang tidak berjalan belum berhenti
merangkak atau mengubah cara mereka mendapatkan sekitar. Mereka mungkin menangis di
malam hari atau ketika memiliki popok berubah.
Anak Anda mungkin memiliki sedikit demam. Sebuah demam tinggi biasanya
merupakan tanda dari sesuatu yang lebih serius seperti arthritis septik (infeksi bakteri dari
pinggul) atau osteomielitis (infeksi tulang).
Dalam semua kelompok umur, biasanya ada hilangnya gerak pinggul. Anak tidak
ingin menempatkan berat pada kaki itu. Gejala yang menyakitkan dapat melakukan
perjalanan ke paha, pangkal paha, atau lutut di sisi yang sama. Kadang-kadang tidak ada
nyeri pinggul tetapi rasa sakit hanya selangkangan, paha, atau lutut.
Anak Anda mungkin ingin menjaga pinggul dan kaki dalam posisi istirahat fleksi
(tertekuk), rotasi eksternal (berpaling ke luar), dan penculikan (jauh dari kaki yang lain).
Posisi ini membuka kapsul sendi membantu mengurangi rasa sakit dengan mengambil
tekanan dari struktur jaringan lunak
Gejala yang paling sering muncul adalah trias yaitu: nyeri (75%), demam ( 40-60%),
dan keterbatasan gerak sendi, gejala ini dapat terjadi dalam bebeapa hari sampai beberapa
minggu, demam biasanya tidak tinggi. Gejala yang paling utama adalah nyeri pada sendi,
yang harus dievaluasi pada nyeri sendi adalah seberapa akut nyeri terdebut terjadi, ataukah
nyeri tersebut merupakan superimposed chronic pain, adakah riwayat trauma ataukah riwayat
operasi sebelumya, apakah nyeri tersebut monoartikular ataukah poliartikular.
Selain itu harus digali riwayat rheumatoid arthritis, riwayat suntikan pada daerah
sendi, riwayat diare Adakah gejala-gejala ekstra artikuler atau adakah riwayat penggunaan
obat terlarang intravena atau riwayat kateterisasi pembuluh darah. Adakah riwayat penyakit–
penyakit kelamin, adakah penyakit penyakit lain yang menyebabkan penurunan system imun
seperti penyakit liver, diabetes mellitus limfoma, penggunaan obat obat imunosupresive
Gejala klinis septic arthritis pada infeksi non gonokokal gejala timbul mendadak
dengan terjadinya pembengkakan sendi, teraba hangat dan sangat nyeri, paling sering terjadi
pada sendi lutut ( 50% kasus ), sedangkan pada anak-anak paling sering terjadi pada sendi
pinggul, sendi pinggul biasanya dalam posisi fleksi dan eksternal rotasi dan sangat nyeri bila
digerakkan. Kurang lebih 10-20 % terjadi infeksi poliartikular, biasanya 2 atau 3 sendi.
Poliartikular septik arthtritis biasanya terjadi pada pasien dengan reumatoid arthritis, pasien
dengan infeksi jaringan lunak atau pada pasien dengan sepsis berat.
Gambar 3 : (kiri)Gonokokal infeksi pada pasien usia muda dengan gambaran septic arthritis
pada ankle kiri, tampak gambaran petecie, odema, (Kanan) septic arthritis pada pergelangan
tangan
Pada infeksi oleh karena gonokokal (DGI) Disseminated GonococcalI Infection gejala yang
muncul berupa migratory polyarthralgia, tenosynovitis, dermatitis dan demam. Kurang dari
separuhnya mengalami efusi sendi purulenta.
Pemeriksaan fisik
Sendi paling sering terkena adalah sendi lutut (50%), hip (20%), shoulder (8%) ankle
(7%), and wrists (7%). elbow, interphalangeal, sternoclavicular, dan sacroiliac masing-
masing kurang lebih 1- 4 %. Eritema dan odema ( 90%), teraba hangat dan kaku, infeksi
sendi biasanya menyebabkan efusi pada sendi yang mengkibatkan keterbatasan gerakan aktif
maupun pasif.
Gejala-gejala dari infeksi bisa tidak muncul pada orang-orang yang mengalami
gangguan imunitas khususnya pada pasien rheumatoid arthritis dan pengguna obat suntikan
terlarang. Pada non-gonokokal arthritis, 85-90% monoartikuler, bila mengenai lebih dari 1
sendi biasanya ada keterlibatan S aureus. Bila mengenai poliartikuler biasanya disebabkan
oleh gonokokal , virus, lyme disease, reactif arthritis. Group B streptokokus biasanya
menyerang sacroiliac dan sternoclavicular joints.
Laboratorium
Untuk menegakkan diagnosa secara definitif diperlukan bukti adanya bakteri pada
cairan sinovial baik dengan pengecatan gram atau kultur, begitu ada kecurigaan suatu septic
arthritis harus dilakukan aspirasi cairan sinovial, bila perlu dengan guiding imaging terutama
pada sendi-sendi yang sulit dilakukan aspirasi, contohnya hip, shoulder dan sacroiliac. Bila
perlu dilakukan surgical anthrotomy untuk mendapatkan cairan dan jaringan sinovial
Pada kasus non gonokokal hasil kultur pada cairan sinovial 90% positif, namun pada
pengecatan gram hanya memberikan hasil positif 50 %, kebanyakan infeksi sendi terjadi efusi
cairan sendi yang purulen, dengan jumlah leukosit 50-150 x 10 9 /L terutama sel PMN, kadar
glukosa menurun, kadar asam laktat dan laktat dehidrogenase meningkat, namun tidak
spesifik untuk septic arthtritis. Pada kasus Gonokokal hasil kultur hanya positif 50%,
pengecatan gram positif 25 %.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos sendi sangat terbatas dalam menilai infeksi sendi
Gambaran yang paling sering adalah Periarticular soft tissue swelling
o Pemeriksaan radiologis lebih banyak bermanfaat untuk menyingkirkan adanya
osteomielitis atau periartikular osteomielitis sebagai akibat dari infeksi sendi
tersebut
o Penumpukan calsium pyrophosphat dapat dideteksi dengan foto ini
Ultrasonograpi dapat digunakan untuk mendiagnosa efusi pada kasus kerusakan sendi
yang kronis (sekunder dari trauma atau rheumatoid arthritis)
CT Scan dan MRI lebih sensitive untuk membedakan antara osteomielitis,
periartikular abses dan infeksi sendi. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk infeksi
sendi di sacroiliac atau sternoclavicular untuk menyingkirkan penyebaran infeksi ke
mediastinum atau ke pelvis
Gambar 4. (kiri): Foto pelvis AP Tampak proses destruksi pada permukaan sendi hip kiri.
(kanan) : MRI potongan sagital pasien septic arthritis pada sendi lutut kiri, tampak efusi
sendi, synovial thickening dan subcutaneous edem
F. TATALAKSANA
Penatalaksanaan transient synovitis dengan istirahat dan obat antiinflamasi adalah
teknik pengobatan utama. Tidak apa-apa jika anak Anda terus kaki ternyata. Setiap posisi
yang nyaman akan membantu proses penyembuhan. Anak biasanya sudah membatasi berapa
banyak berat badan diletakkan pada kaki itu. Jika tidak, setiap upaya harus dilakukan untuk
menghindari menahan beban.
Kegiatan fisik yang kuat seperti berlari, melompat, dan berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga harus dihindari selama fase akut. Dokter Anda akan memberitahu Anda jika kruk
diperlukan untuk membantu batas berat-bearing melalui kaki itu. Jika kruk disarankan,
mereka hanya akan diperlukan untuk beberapa minggu.
Pembedahan biasanya tidak diperlukan. Dalam kasus yang parah anak sinovitis
transien dapat dirawat di rumah sakit untuk observasi dan traksi kaki. Menerapkan tarik di
pinggul melalui kaki dapat mengurangi tekanan di dalam kapsul sendi. Jika anak adalah
koperasi, traksi rumah mungkin menjadi mungkin
3. jika dicurigai adanya jamur atau mikobakterial perlu dilakukan sinovial biopsy
Surgical drainage diindikasikan apabila satu atau lebih kriteria dibawah ini :
1. Penggunaan antibiotik yang sesuai dan perkutan drainage yang aktif selama
5-7 hari tetap gagal
2. Sendi yang terkena sulit untuk diaspirasi ( hip )
3. Adanya infeksi pada jaringan sekitar
Cara lain dengan intermediate method, dengan mengganti sendi terinfeksi dengan
sendi baru dalam 1 tahap operasi disertai pemberian antibiotik, metode ini memberikan
angka keberhasilan 70-90%. Apabila kondisi penderita membaik dalam 5 hari perawatan,
dapat dimulai mobilisasi ringan pada sendi yang terinfeksi, kebanyakan penderita
memerlukan rehabilitasi medik umtuk mengembalikan fungsi sendi secara maksimal.
Sinovitis transien pinggul adalah kondisi peradangan akut lapisan dalam pinggul.
Transient berarti bersifat sementara dan tidak berlangsung lama. Sinovitis transien juga
dikenal sebagai toxic synovitis
Septik artritis dapat terjadi melalui invasi langsung pada rongga sendi oleh berbagai
mikroorganisme termasuk bakteri, virus, mycobacteria dan jamur. Reaktif artritis terjadi
suatu proses inflamasi steril pada sendi oleh karena suatu proses infeksi ditempat lain dari
tubuh. Penyebab tersering adalah bakteri. 2,4,7,8
1. Demam
Apabila tidak didapatkan satu pun dari kriteria diatas kemungkinan septic atritis
0,2%, Bila didapatkan satu kriteria kemungkinan SA 3.0%, bila dua kriteria didapatkan
kemungkinan SA 40%, tiga kriteria kemungkinan SA 90% , dan apabila semua kriteria
didapatkan maka 99% kemungkinan adalah SA.
DAFTAR PUSTAKA
Goldenberg DL, Reed JI. Bacterial arthritis. N Engl J Med 1985; 312:
764–71.
Used with permission from Barry H. Clinical dx of septic arthritis and transient
synovitis of hip. Accessed online October 1, 2004, at: http://www.InfoPOEMs.com.