Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

MASTERPLAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS KOTA SEMARANG


KAWASAN PERMUKIMAN TUGU

1. LATAR BELAKANG
Dinamika perkembangan kota dan proses urbanisasi perkotaan seringkali
diikuti dengan berbagai permasalahan perkotaan. Salah satunya adalah
tumbuhnya kawasan permukiman kumuh di perkotaan. Permukiman kumuh
merupakan permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, serta kualitas bangunan
dan sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat (UU No. 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Permukiman). Tumbuhnya permukiman kumuh
menjadi isu utama pembangunan yang dialami oleh hampir seluruh
kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Kota Semarang.
Permasalahan permukiman kumuh ini seringkali menjadi isu utama yang
selalu muncul di kawasan perkotaan. Masalah permukiman kumuh
mencakup berbagai muatan baik sosial, budaya dan ekonomi. Sehingga,
upaya penanganan kumuh harus mencakup seluruh aspek secara
komperehensif sehingga dapat menuntaskan kekumuhan. Penanganan
kawasan permukiman kumuh merupakan kewajiban setiap pemerintah
daerah, melalui kegiatan penyusunan strategi pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh. Hal ini sesuai dengan amanah dalam UU No. 1
Tahun 2011. Dalam skala nasional, penanganan permukiman kumuh telah
ditargetkan di dalam RPJMN 2015- 2019, yaitu terciptanya bebas kumuh
2019. Sementara itu, target RPJMD Kota Semarang 2016-2021 di dalam
pengentasan kumuh adalah Kota Semarang bebas kumuh 2021.
Terkait dengan penanganan kawasan kumuh, Pemerintah Kota Semarang
secara berkelanjutan telah melaksanakan kegiatan pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh. Pada Tahun 2013 Pemerintah
Kota Semarang telah menyusun dokumen Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) sebagai
acuan kebijakan makro dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
Selanjutnya, pada Tahun 2016 telah disusun dokumen Slum Improvement
Action Plan (SIAP) sebagai instrumen utama dalam penanganan
permasalahan permukiman kumuh di Kota Semarang. Selain itu, telah
dilaksanakan beberapa program penanganan permukiman kumuh, antara
lain adalah program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya antara lain, Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) tahun 2013 – 2015,
Program Keterpaduan Klaster A dan B tahun 2015, Program Neighborhood
Upgrading and Shelter Project (NUSP)-2 Tahun 2015 – 2018 dan Program
Kota Tanpa Kumuh Tahun 2017 – 2021. Tahun 2017 Pemerintah Kota

1
Semarang telah menyusun evaluasi penanganan kawasan kumuh yang
bertujuan untuk melakukan evaluasi dan revisi terhadap Surat Keputusan
Walikota Semarang tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh. Dari perhitungan luasan, pada akhir Tahun 2018 luas
kawasan kumuh di Kota Semarang telah berkurang sebanyak 254,65 Ha
sehingga menyisakan luasan kumuh akhir yaitu 161,18 Ha.
Penanganan permukiman kumuh di Kota Semarang menjadi salah satu fokus
pemerintah untuk mengembalikan dan meningkatkan kualitas dan peran
wilayah agar berketahanan terhadap dinamika ekonomi dan sosial. Dalam
strategi penanganan kumuh Kota Semarang, penanganan kumuh skala kota
dilakukan pada kawasan permukiman kumuh prioritas. Kawasan
permukiman kumuh prioritas merupakan kawasan permukiman kumuh
perkotaan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus sehingga
menyebabkan kawasan tersebut perlu diprioritaskan atau diberikan
perhatian khusus dalam penanganannya. Penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas berkontribusi dalam penyelesaian kumuh kota. Terdapat 6
(enam) kawasan permukiman prioritas, salah satunya adalah Kawasan Tugu.
Kawasan Tugu merupakan salah satu kawasan permukiman kumuh yang
berada di Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan luasan total adalah
18,94 Ha. Kawasan ini terdiri atas kawasan permukiman Mangkang Kulon
dengan luas 5,35 Ha dan Mangkang Wetan dengan luas 13,59 Ha.
Karakteristik kawasan permukiman ini adalah kawasan permukiman pesisir
di tepi air. Dalam skenario penanganan permukiman kumuh kota, strategi
yang dilakukan adalah pemugaran dengan peningkatan kualitas jaringan
prasarana kota dan lingkungan. Adapun tema kawasan adalah Kampung
Nelayan Modern.
Penanganan terhadap kawasan permukiman kumuh prioritas ini perlu
dituangkan dalam suatu rencana pembangunan kawasan. Rencana ini akan
memuat rencana tindak operasional strategis dalam penanganan persoalan
permukiman kumuh, khususnya pembangunan infrastruktur permukiman.
Oleh karena itu, sebagai rangkaian tahapan dalam strategi penanganan kumuh
Kota Semarang, pada Tahun 2019 Pemerintah Kota Semarang melalui Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bermaksud untuk menyusun
Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas Kota Semarang.

2. LANDASAN HUKUM
Dalam kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang, landasan hukum yang dipergunakan sebagai acuan
dalam sebagai berikut :
1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

2
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
5) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional
6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program
Jangka Panjang Nasional;
7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8) Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Sampah;
9) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pengelolaan dan
Pelindungan Lingkungan Hidup;
10) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman;
11) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
12) Undang-Undang Nomor 121 Tahun 2015 tentang Penguasaan Sumber
Daya Air.
13) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum;
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
9/PRT/M Tahun 2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air;
15) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor. 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah;
16) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor. 3 Tahun 2008 tentang
Rencana Program Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun
2005-2025;
17) Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Bangunan Gedung
18) Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Semarang Tahun 2011-2031;
19) Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Rencana Induk Sistem Drainase Kota Semarang Tahun 2011-2031;
dan
20) Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 – 2021.

3
3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
a. Maksud
Maksud dari kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang adalah tersusunnya satu dokumen strategis yang
didalamnya berisi tentang rencana tindak operasional penanganan kawasan
permukiman kumuh prioritas dalam mewujudkan penataan kawasan
permukiman yang layak huni, aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang adalah tersedianya instrumen penanganan persoalan
pembangunan yang bersifat operasional pada kawasan permukiman prioritas
yang dapat digunakan sebagai guideline/acuan pembangunan bagi seluruh
pemangku kepentingan di Kota Semarang.
c. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyusunan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang adalah sebagai berikut:
1) Teridentifikasinya permasalahan dan kebutuhan pengembangan di
Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas (Kawasan Tugu);
2) Tersusunnya konsep dan strategi penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas;
3) Tersusunnya desain pengembangan dan rencana aksi program dalam
penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas; dan
4) Terwujudnya penataan kawasan permukiman yang layak huni,
berkelanjutan dan sejalan dengan rencana tata ruang kawasan.

4. RUANG LINGKUP
a. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang adalah Kawasan Permukiman Prioritas Tugu yang
berada di Kecamatan Tugu Kota Semarang.

4
• Sub Kawasan
Mangkang Kulon-
Mangunharjo (5,35
Ha)
• Sub Kawasan Mangkang Wetan
(13,59 Ha)

Peta Kawasan Perencanaan

b. Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup substansi dalam kegiatan Masterplan Kawasan Permukiman
Kumuh Prioritas Kota Semarang meliputi:
1) Melakukan overview/kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program
pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait dengan
penanganan kawasan permukiman kumuh di Kota Semarang, terutama
terhadap Dokumen Strategi Kota Tanpa Kumuh.
2) Melakukan kajian mikro kawasan permukiman kumuh prioritas sesuai
dengan arahan dalam Dokumen Strategi Kota Tanpa Kumuh melalui
penyusunan profil rinci eksisting kawasan.
3) Melakukan analisis mendalam terkait dengan karakteristik, potensi dan
permasalahan permukiman kumuh dari aspek fisik infrastruktur kawasan,
sosial, ekonomi dan budaya.
4) Melakukan penyusunan konsep dan rencana penanganan pada kawasan
permukiman prioritas.
5) Menyusun rencana aksi program pembangunan kawasan permukiman dan
infrastruktur kawasan permukiman melalui pendekatan partisipatif, yang
dituangkan dalam rencana desain penanganan kawasan dan matriks
program pembangunan selama 5 tahun.

5
5. METODE
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan beberapa metode pendekatan
berikut:
1) Pendekatan Normatif
Pelaksanaan penyusunan masterplan penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas ini dilakukan dengan mengacu pada dokumen
perencanaan dan kebijakan pembangunan yang yang sudah dimiliki Kota
Semarang.
2) Pendekatan Partisipatif
Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan pembangunan permukiman kumuh dan
infrastruktur permukiman. Pendekatan partisipatif dilakukan terutama
dengan masyarakat dalam bentuk pembahasan konsep dan rencana
penanganan kawasan.
3) Pendekatan Teknis - Akademis
Proses penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik
identifikasi, analisa, penyusunan strategi dan rencana maupun proses
pelaksanaan pengambilan kesepakatan.
Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan,
meliputi :
- Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta
pemahaman terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.
- Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga
ahli.
- Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh
- Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung
lainnya.
2) Tahap Survei
Tahap survey meliputi kegiatan :
- Survey instansional untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
- Pengamatan di lapangan dan pengukuran rinci untuk melengkapi data.
3) Tahap Analisis dan Perumusan Rencana
Tahap ini meliputi:
- Penyusunan profil kawasan permukiman kumuh prioritas
- Kajian mikro kawasan permukiman kumuh prioritas, termasuk
didalamnya identifikasi karakteristik kawasan
- Analisis potensi dan permasalahan permukiman kumuh prioritas dari
aspek fisik infrastruktur, sosial, ekonomi dan budaya
- Analisis kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur
permukiman

6
- Penyusunan konsep dan rencana penanganan kawasan permukiman
kumuh prioritas
- Menyusun desain penanganan kawasan didasarkan pada kebutuhan
dan konsep penanganan
- Menyusun rencana aksi program pembangunan kawasan permukiman
kumuh prioritas yang dijabarkan pada program jangka menengah 5
tahun.

6. PENGGUNA ANGGARAN ATAU PENGGUNA JASA


Pengguna Anggaran/Pengguna Jasa/Pemprakarsa pekerjaan ini adalah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang.

7. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan penyusunan Penyusunan Masterplan Kawasan Permukiman Kumuh
Prioritas Kota Semarang ini dibiayai dari sumber dana APBD Kota Semarang
Tahun Anggaran 2019 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 100.000.000,00
(Seratus juta rupiah).

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Penyusunan Masterplan
Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas Kota Semarang dilaksanakan selama 4
(empat) bulan kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja
(SPK).

9. SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Tenaga Ahli
Tenaga Ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan Penyusunan Masterplan Kawasan
Permukiman Kumuh Prioritas Kota Semarang meliputi:
1) Ahli Perencanaan Kota (Ketua Tim)
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana (S-1) Perencanaan Kota (PWK)
lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang planologi
khususnya bidang permukiman perkotaan sekurang- kurangnya 7 (tujuh)
tahun, atau seorang Sarjana (S-2) Perencanaan Wilayah & Kota (PWK)
yang berpengalaman selama 5 (lima) tahun, memiliki Surat Keterangan
Ahli (SKA) Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (502) Madya dan NPWP.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama
4 (empat) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

7
2) Ahli Sarana Prasarana Permukiman
Tenaga Ahli Sarana Prasarana disyaratkan seorang Sarjana (S-1) Teknik
Sipil lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang sarana prasarana
perkotaan khususnya bidang permukiman sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun, memiliki Surat Keterangan Ahli (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung
(201) dan NPWP. Tugas utamanya adalah mengevaluasi dokumen strategi
penanganan kumuh yang ada, menginventarisis kebutuhan penanganan
infrastruktur permukiman, serta melaksanakan survei sesuai dengan tugas
dan keahliannya dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan selama 4
(empat) bulan.
3) Ahli Urban Desain
Tenaga Ahli Permukiman disyaratkan seorang Sarjana (S-1) Teknik
Arsitektur lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah terakreditasi,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang urban desain
khususnya berkaitan dengan kawasan permukiman sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun, memiliki Surat Keterangan Ahli (SKA) Ahli Arsitektur (101) dan
NPWP. Tugas utamanya adalah mengevaluasi dokumen strategi
penanganan kumuh yang ada, menginventarisis kebutuhan penanganan
permukiman dari aspek aristektur, melaksanakan survei sesuai dengan
tugas dan keahliannya dan menyusun desain pengembangan kawasan
permukiman dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan selama 3 (tiga)
bulan.
4) Ahli Ekonomi Pembangunan
Tenaga Ahli Permukiman disyaratkan seorang Sarjana (S-1) Ekonomi
Pembangunan lulusan Universitas Negeri atau Swasta yang telah
terakreditasi, berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
pembangunan permukiman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, memiliki
NPWP. Tugas utamanya adalah mengevaluasi dokumen strategi
penanganan kumuh yang ada, dan menyusun rencana program
penanganan kawasan dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan selama
2 (dua) bulan.
Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga ahli dibantu oleh tenaga pendukung
yang terdiri atas:
1) Asisten Pemetaan
Asisten Pemetaan adalah seorang minimal (S-1) Jurusan Planologi lulusan
Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah terakreditasi,
berpengalaman dalam pemetaan dan sistem informasi geografis yang
mempu melakukan analisis spasial dalam rangka penanganan
permukiman dalam bentuk peta/spasial dalam kurun waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 4 (empat) bulan.

8
2) Surveyor
2 (dua) orang Surveyor adalah seorang minimal (D-3) Jurusan Teknik Sipil
atau Planologi lulusan Universitas/perguruan tinggi negeri atau yang telah
terakreditasi, berpengalaman dalam data statistik dalam pengumpulan
dan analisa numerik dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan selama 2
(dua) bulan.
3) Operator Komputer
Operator Komputer yang disyaratkan adalah latar belakang pendidikan
minimal SMK dengan waktu penugasan selama dalam kurun waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 4 (empat) bulan.
4) Administrasi/Keuangan
Tenaga pendukung administrasi yang disyaratkan adalah latar belakang
pendidikan minimal SMA/SMK dengan waktu penugasan selama
dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan selama 4 (empat) bulan.
b. Sistem Diskusi
Sistem pembahasan/ diskusi dalam pekerjaan ini meliputi :
1) Pembahasan Laporan Pendahuluan
Materi yang didiskusikan dalam laporan pendahuluan sekurang-kurangnya
meliputi: tujuan dan sasaran, pendekatan dan metodologi, jadwal
pelaksanaan dan rencana kerja.
2) Pembahasan Laporan Antara
Materi yang didiskusikan dalam Laporan Antara meliputi: hasil analisis
terkait dengan kawasan perencanaan antara lain profil kawasan
permukiman kumuh prioritas, kajian mikro, analisis potensi dan
permasalahan, analisis kebutuhan penanganan, rumusan konsep awal dan
skenario penanganan kawasan.
3) Pembahasan Laporan Akhir
Materi yang diskusi dalam laporan akhir meliputi seluruh hasil akhir
penyusunan masterplan penanganan kawasan permukiman kumuh
prioritas yang terdiri atas konsep, skenario dan strategi penanganan,
desain pengembangan kawasan dan rencana aksi program penanganan
kawasan permukiman kumuh prioritas.
c. Keluaran
Jenis laporan yang dibuat oleh penyedia jasa dalam pekerjaan ini adalah:
1) Laporan Pendahuluan, sebanyak 5 buku.
Laporan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan,
Ruang Lingkup, Pendekatan Permasalahan, Keterlibatan Tenaga Ahli,
Struktur Organisasi, dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Laporan
Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 bulan setelah SPMK.

9
2) Laporan Antara, sebanyak 5 buku.
Laporan Antara Perencanaan yang berisi data eksisting dan informasi hasil
survey lapangan, profil kawasan, analisis kondisi eksisting dan kebutuhan
penanganan, serta konsep perencanaan kawasan. Laporan Antara
diserahkan selambat-lambatnya 2,5 bulan setelah SPMK.
3) Laporan Akhir, sebanyak 5 buku.
Laporan Akhir yang berisi konsep, skenario, strategi, desain
pengembangan dan rencana aksi program penanganan kawasan
permukiman kumuh prioritas. Laporan Akhir diserahkan selambat-
lambatnya 4 bulan setelah SPMK.
Seluruh kumpulan file hasil penyusunan pekerjaan diserahkan dalam External
Hardisk.

10. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Penyusunan Masterplan
Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas Kota Semarang sebagai pedoman dasar
yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh konsultan perencana sepanjang
keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang
diharapkan.

Semarang, 2019

Kepala Bidang Pengembangan


Wilayah Bappeda Kota Semarang
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

BUDI PRAKOSA, ST, MT


Pembina
NIP. 19690829 199803 1 006

10

Anda mungkin juga menyukai