Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL


Di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Disusun Oleh:
Nur Aini Atikah
17153010049

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
BANGKALAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : PTG (Penyakit Trofoblas Gestasional)


Sasaran : Pasien, keluarga dan pengunjung
Hari / Tanggal : Kamis, 26 April 2018
Alokasi waktu : 30 menit
Tempat : Ruang penyuluhan Ruang Cendrawasih RSUD Dr.Soetomo Surabaya

1. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) selama 30
menit, peserta dapat mengerti dan memahami tentang penyakit PTG.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan:
a. Klien dan keluarga mengetahui definisi PTG
b. Klien dan keluarga mengetahui penyebab PTG
c. Klien dan keluarga mengetahui gejala PTG
d. Klien dan keluarga mengetahui pemeriksaan PTG
e. Klien dan keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit PTG
f. Klien dan keluarga mengetahui penatalaksanaan PTG

2. MEDIA
1) Leaflet

3. METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab

4. MATERI
Materi yang disampaikan pada peserta antara lain:
1. Pengertian PTG
2. Penyebab PTG
3. Gejala PTG
4. Pemeriksaan PTG
5. Pencegahan PTG
6. Penatalaksanaan PTG

5. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan 5 menit - Memberi salam kepada peserta Mendengarkan
- Memperkenalkan diri pembukaan yang
- Menyampaikan tujuan disampaikan
- Melakukan kontrak waktu
Penyajian 15 menit Penyampaian materi oleh penyaji Mendengarkan dan
serta menggali pengetahuan / memberi umpan balik
pengalaman ibu mengenai: terhadap materi yang
- Pengertian PTG disampaikan
- Penyebab PTG
- Gejala PTG
- Pemeriksaan PTG
- Pencegahan PTG
- Penatalaksanaan PTG
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya atau diskusi
Evaluasi 5 menit - Evaluasi hasil melalui sesi tanya - Mengajukan
jawab pertanyaan mengenai
materi yang belum
dipahami
- Menjawab
pertanyaan yang telah
diajukan
Penutup 5 menit - Menyampaikan kesimpulan Mendengarkan dan
- Mengucapkan terimakasih atas membalas salam
partisipasi peserta
- Memberikan salam penutup

6. EVALUASI
Evaluasi struktural
1) Peserta hadir di ruang penyuluhan Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Suarabaya.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa praktik DIV Kebidanan Sekolah
Tinggi Kesehatan Ngudia Husada Madura bekerja sama dengan penanggung jawab ruang
Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Evaluasi proses
1) Peserta mendengarkan dengan baik terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
2) Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3) Peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4) Penyelenggaraan penyuluhan dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dan dapat menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan.
2) Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji.

7. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara, I Made Karyasa. EGC: Jakarta
Carpenito, L.J. 2009. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: EGC
Puji Rahardjo. 2008. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 3. BP FKUI: Jakarta
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner Suddarth volume
2. Jakarta: EGC
MATERI
Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)

a. Pengertian PTG
Penyakit trofoblas gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat
kehamilan, penyakit ini terjadi pada sel-sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas
hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain, penyakit ini adalah proliferasi
atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.
Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua, yakni mola hidatidosa dan
penyakit trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas disini termasuk jenis mola invasif, mola
yang bermetastatis atau menyebar, dan koriokarsinoma. Pada dasarnya terdapat tiga
macam tipe sel trofoblas yang terdapat pada plasenta yaitu sitotrofoblas (CT),
sinsitiotrofoblas (ST), dan intermediate thropoblast (IT). Setiap sel diatas berespons
terhadap produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.
Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan
menjadi kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama kehamilan berupa
degenerasi hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola
hidatidosa.
Umumnya, penderita akan menjadi baik kembali, tetapi beberapa diantaranya
mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma. Perubahan dari gen secara
signifikan patogenesis dan perubahan atau degenerasi menjadi keganasan
(koriokarsinoma) dari penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa belum dapat
dijelaskan secara pasti.

b. Penyebab PTG
Penyebab pasti terjadinya PTG tidak diketahui, namun beberapa faktor resikonya antara
lain:
1. Usia ibu, risiko terjadi PTG paling besar didapat pada populasi berumur >15 tahun
dan >40 tahun.
2. Kehamilan sebelumnya, risiko PTG meningkat apabila sang ibu pernah memiliki
riwayat mengalami PTG sebelumnya yaitu 20-40 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
dengan populasi umum.
3. Diet, kejadian PTG berhubungan dengan diet yang menyebabkan kurangan karoten
pada ibu.
4. Genetik, terjadinya kasus PTG rekuren yang bersifat familial telah dilaporkan. Ini
menandakan bahwa terdapat dasar genetic untuk terjadinya PTG.
5. Faktor lingkungan, yang diduga mendukung terjadinya PTG adalah merokok,
menggunakan kontrasepsi oral, herbisida tertentu dan radiasi.

c. Tanda & Gejala PTG


Tanda & gejala yang muncul pada seseorang yang menderita PTG dapat dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Keluhan utama yaitu amenore dan perdarahan pervaginam
2. Perubahan yang menyertai:
- Perdarahan uterus pada trimester pertama
- Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktur tubuh fetus
- Pecahnya vesikal
- Mual muntah pada saat kehamilan
- Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan
- Kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang jauh lebih tinggi dari
kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa, kadar hCG darah paling tinggi 100.000
IU/L, sedangkan pada mola hidatidosa bisa mencapai 500.000 IU/L.
- Adanya kista lutein, baik unilateral maupun bilateral.

d. Penatalaksanaan PTG
Tatalaksana atau tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani PTG antara lain adalah:
1. Kemoterapi
2. Tindakan kuretase
Tindakan kuretase ini dilakukan saat, mola hidatidosa belum menjadi PTG,
setelah dilakukan pemeriksaan hCG (Human Chorionic Gonadotropin), dan kadarnya
mencapai 500.000 maka dilakukan kuretase. Dilakukan jika pemeriksaan DPL kadar
b-hCG serta foto thorax selesai bila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan
pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 12 jam kemudian. Sebelum kuretase
dengan kuret tumpul terlebih dahulu siapkan darah 500 cc dan pasang infus dengan
tetesan oxitocyn 10 m/IU dalam 500 cc Dextrose 5% dan seluruh jaringan hasil
kerokan di PA. Tujuh sampai sepuluh hari sesudah kerokan itu dilakukan kerokan
ulangan dengan kuret tajam, agar ada kepastian bahwa uterus betul-betul kosong dan
untuk memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblas.

Anda mungkin juga menyukai