Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN IPA BIOLOGI

Zat aditif → bahan yang ditambahkan ke dalam makanan, baik pada saat memproses,
mengolah, mengemas, atau menyimpan makanan.
Tujuan:
- Untuk mempertahakan nilai gizi makanan
- Agar makanan lebih menarik
- Agara mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
- Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet
- Agara makan lebih tahan lama disimpan

Macam-macam zat aditif


1. Zat Aditif Alami
➔ Zat tambahan makanan yang diperoleh dari alam tanpa disintesis atau dibuat
terlebih dahulu
➔ Mudah diperoleh dan aman digunakan
➔ Kelemahannya tidak bisa digunakan dalam jumlah banyak, kurang stabil
kepekatannya, dan kurang tahan lama
➔ Contohnya:
a. Pewarna
1. Wortel → memberik warna oranye (karena adanya beta karoten)
2. Kunyit → memberi warna kuning agak gelap
3. Daun suji → memberi warna hijau
b. Pemanis
1. Gula pasir atau gula tebu → dibuat dari tanaman tebu, juga sebagai
pengawet karena bersifat menyerap air.
2. Gula kelapa (gula jawa) → dihasilkan dari buah kelapa
3. Gula aren → dihasilkan dari getah bunga aren.
4. Madu → pemanisd yang sangat baik karena mengandung zat gizi alami.
c. Pengawet
1. Garam dapur → karena menghambat pertumbuhan dan membunuh
bakteri karena bersifat menyerap air
2. Bawang putih → karena mengandung allicin yaitu zat yang dapa
menghambat pertumbuhan bakteri
3. Asam cuka (asam asetat) → sifatnya yang asam dapat membunuh
bakteri dalam makanan.
d. Penyedap
1. Garam dapur → diperoleh dari air laut yang diuapkan tetapi harus diolah
terlebih dahulu untuk menghilangkan magnesium dan kalsium (membuat
rasa pahit) dan ditambahankan iodin (mengurangi resiko penyakit
gondok)
2. Bawnag putih → karena mengandung allicin, sulfur dan iodin
3. Cabai merah
e. Pemberi aroma
1. Daun jeruk → memberikan arom ayang khas, segar, dan membangkitkan
selera makan dan biasa untuk menghilangkan bau amis pada ikan
2. Vanili → memberikan rasa dan aroma yang harum
3. Serai → penambah aroma pada pembuatan minuman penghangat tubuh
dan ditambahkan pada makanan bersantan
4. Daun pandan → ditambahkan saat menanak nasi agar nasi berbau harum
dan tidak cepat basi
f. Bahan pengasam → menghilangkan rasa enek (mual) saat mengkonsumsi
makanan.
2. Zat Aditif Sintetis/ buatan
➔ Zat tambahan makanan yang diperoleh melalui sintesis (pembuatan), baik di
laboraturium maupun industri, dari bahan kimia yang sifatnya hampir sama
dengan bahan alami yang sejenis.
➔ Keunggulannya dapat diproduksi dalam jumlah besar, lebih stabil, takarannya
lebih sedikit, dan tahan lama.
➔ Kelemahannya dapat menimbulkan resiko penyakit kanker atau bersifat
karsinogen jika dikonsumsi berlebihan.
➔ Contohnya:
a. Pewarna → memberi warna bahan makanan agar terlihat menarik sehingga
dapat menarik konsumsi untuk membeli dan mengonsumsinya.
Nama Warna Digunakan dalam
Fast Green FCF hijau Es krim dan buah kalengan
Sunset yellow FCF Kuning Minuman ringan, permen, selai, dan
agar-agar
Brilliant blue FCF Biru Es krim, selai, jeli, dan buah-buahan
Cokelat HT Cokelat Minuman ringan, agar-agar, dan selai
Ponceau 4R Merah Minuman ringan, yoghurt, dan jeli
Eritrosin Merah Jeli, selai, saus, es krim, dan buah
kalengan
Zat pewarna yang dilarang pemerintah → rhodamin B (pewarna merah),
methanil yellow ( pewarna kuning) dan amaranth (pewarna merah)
b. Pemanis → pemanis pengganti gula pasir, gula tebu, atau sukrosa.
Contohnya:
1. Sakarin, mempunyai tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari gula
2. Aspartam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari gula
3. Asesulfam, mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari gula
4. Siklamat (natrium silamat atau kalsium siklamat), mempunyai tingkat
kemanisan 30 kali lebih manis dari gula
5. Sorbitol
6. Dursin → dilarang karena bersifat karsinogen (pemicu kanker)
c. Pengawet → agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat busuk, karena
bersifat menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroba yang merusak
makanan
Contoh:
1. Natrium benzoat dan Asam benzoat
2. Natrium nitrit
3. Asam propionat
4. Asam sorbat
Zat pengawet yang dilarang penggunaannya tetapi masih sering dipakai
pihak-pihak tak bertanggung jawab adalah formalin, boraks dan terusin.
d. Penyedap → MSG (monosodium glutamat), guanosin monofosfat (GMP) dan
ionosin monofosfat (IMP)
e. Antioksidan → mencegah makanan yang mengandung lemak atau minyak dari
ketengikan, contohnya:
1. Butil hidroksi anisol (BHA) dan butil hidroksi toluena (BHT) → pada
minyak
2. Asam askorbat → pada daging olahan atau makanan bayi
f. Sekuestran (zat pengikat logam) → bahan penstabil yang digunakan dalam
berbagai makanan olahan. Contohnya: Asam sitrat dan turunannya, fosfat,
garam etilendiamintetraasetat (EDTA)
g. Penambah aroma (esens, flavour) → memberikan aroma buah-buahan pada
makanan, contohnya:
1. Etil butirat : rasa buah nanas
2. Metil butirat : rasa buah apel
3. Oktil asetat : rasa buah jeruk
4. Amil asetat : rasa buah pisang
5. Butil asetat : rasa buah murbei
6. Etil formiat : rasa buah rum
7. Propil asetat : rasa buah pir
h. Pengatur keasaman → untuk mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan. Contohnya: asam asetat, asam
sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikabonat, dan amonium
bikarbonat.
Batas penggunaan zat adiktif → Batas Maksimal Penggunaan Harian (BMP)
Nama zat adiktif Batasan Permenkes RI no Batsan BMP per kg berat
722/Menkes/Per/IX/88 badan
Sakarin 50-300 mg -
Siklamat 500 mg – 3 g -
Asam asetat Secukupnnya Tidak ada batasan
Asam sitrat 5-40 g Tidak ada batasan
Asam benzoat 600 mg – 1 g 0-5 mg
BHT 100-1000 mg 0-0,3 mg
BHA 100-1000 mg 0-0,125 mg
Beta karoten 100-600 mg -
Karamel 150-300 mg Tidak ada batasan
Eritrosin 30-300 mg

PENGARUH ZAT ADITIF PADA KESEHATAN


1. Pemanis buatan Aspartam (E951) → aman dikonsumsi dengan batas ADI/BMP 40
mg per kg berat badan kecuali untuk pendertia kelainan genetik fenilketonuria
(PKU) karena penderita PKU tidak dapat melakukan metabolisme asam amino
fenilalalnin yang ada pada aspartam sehingga akan menumpuk dalam tubuh dan
dapat mengakibatkan kerusakan otak. Di indonesia bahan pangan yang mengandung
aspartam dicantukan “mengandung fenilalanin tidak cocok untuk penderita
fenilketonuria”.
2. Pewarna Tatarazine (E102), Sunset Yellow FCF (E110), Quinoline Yellow
(E104), Karmoisin (E122), Ponceau 4R (E124) dan Allura Red (E129) → akan
menimbulkan hiperaktif pada anak jika bercampur dengan pengawet natrium
benzoat.
3. Formalin dan boraks → gangguan sistem saraf, pendarah lambung, komplikasi
otak, gagal ginjal, dan penyakit yang menyerang hati, otak, ginjal, dan kulit
4. MSG → gejala “chinese restaurant syndrome” seperti sakit kepala, kulit memerah,
berkeringat, rasa kebas, dan terbakar di mulut, serta mual. Dampak terparah
adalah dada terasa sakit, detak jantung cepat dan tidak normal, sulit bernapas,
muka dan tenggorakan bengkak
5. Pewarna Rhodamin B → bersifat karsinogen yang menyebabkan kanker, ada
kandungan logam berat dan klorin yang bersifat racun, pemakaian jangk apanjang
menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan
hati, menyebabkan timmbulnya kanker hati
6. Sakarin → sakit kepala, sesak nafas, diare, dan gatal
7. Kalium asetat → untuk orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal akan
memperparah kerusakan ginjal
8. Kalsium benzoat → dapat menimbulkan alergi
9. Asam benzoat → memicu serangan asma, gangguan saraf dan perilaku hiperaktif
pad aanak
10. Kalium nitrit → mengakibatkan nafas jadi pendek, pusing, dan sakit kepala.
Bersifat karsinogen
11. Kalium nitrat → memicu perlaku hiperaktif dan bersifat karsinogen
12. Natrium nitri dan natrium nitrat → memicu perilaku hiperaktif dan bersifat
karsinogen

Narkoba → singkatan dari narkotika dan obat-obat berbahaya, sering disingkat dengan
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif).
Menurut UU RI Nomor 22 tahun 1997, narkotika dibagi menjadi tiga golongan:
1. Golongan I, berpotensi sangat kuat untuk menimbulkan ketergantungan dan
dilarang digunakan untuk pengobatan. Contoh: opium, heroin, dan ganja.
2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkam ketergantungan dan digunakan
secara terbatas untuk pengobatan. Conothnya: petidin, candu, dan betametadol
3. Golangan III, berpotensi ringan dalam menimbulkan ketergantungan dan banyak
digunakan untuk pengobatan. Contohnya: asetil dihidrokodeina,
dektropropoksifena, dan dihidrokodeina
Psikotropika → zat atau obat bukan narkotika, baik alami maupun sintetis yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem saraft pusat dan dapat menimbulkan
ketergantungan atau ketagihan, contohnya amfetamin ekstasi, sabu-sabu.

Amfetamin → mempunyai dampak perangsang yang kuat pada jaringan saraf sehingga
pengguna sering bertingkah laku kasar dan bergantung pada obat ini secara mental.
Dampak : penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan tersinggung, sulit tidur, serta
mudah bingung. Amfetamin biasa disalahgunakan untuk menimbulkan perasaan gembira,
tenaga bertambah, perasaan sehat berkuasa, dan percaya diri.
Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan otak, berakibat paranoid sampai
menjadi gila dan berujung kematian. Contoh: dexamphetamin (dexedrine) dan pemoline
(volital)

Ekstasi → pengaruh langsungnya adalah menimbulkan perasaan “fly” (gembira), muidah


tersinggung, cemas, menjadi energik, mata sayu, susah tidur, dan berkeringat. Pemakaian
jangka panjang menyebabkan kerusakan saraf otak, dehidrasi, halusinasi, kurang gizi,
ketergantungan, gejala mutus asa, agresif.

Sabu-sabu (methamphetamine) → berpengaruh kuat terhadap saraf, ketergantungan


dan dapat menderita penyakit jantung bahkan kematian.
Zat adiktif → zat atau obat-obatan bukan narkotika atau psikotropika yang dapat
dikonsumsi akan bekerj apada sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan ketagihan atau
ketergantungan, contohnyua alkohol, nikotin, kafein, dan inhalan.

1. Rokok
a. Nikotin → zat utama dalam daun tembakau yang berfungsi sebagai stimulan
yang mempercepat kegiatan dalam otak
b. Tar → penyebab utama kanker paru-paru sehingga disebut bersifat karsinogen
serta mengakibatkan penyakit tenggorokan dan pernapasan.
c. Karbon monoksida → gas yang beracun dan berbahaya.
d. Bahan kimia lainnya yang dapat menyebabkan penyakit kanker seperti aseton
amonia dan asam sulfida.
(dampak dari merokok di halaman 117-118)

2. Minuman keras
a. Golongan A, minuman keras berkadar alkohol 1-5% seperti bir
b. Golongan B, ,minuman keras berkadar alkohol 5-20% seperti anggur (wine)
c. Golongan C, minuman keras berkadar alkohol 20-45% seperti arak, whiski, dan
vodka
Konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat mengganggu aktivitas
otak bagian atas sehingga menghilangkan kesadarn, dalam jangka panjang dapat
menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, mengurangi cadangan
vitamin A dalam hati, dan zat-zat yang daoat menimbulkan kanker, menghambat
pembentukan protein, dan gangguan fungsi hati.
(dampak dari minuman beralkohol hal 120)

Anda mungkin juga menyukai