Anda di halaman 1dari 23

Disclaimer

Satu
E-Book (gratis) ini hanya diberikan & hanya akan dimiliki oleh mereka yang telah
memesan & melakukan pembayaran dalam kurun waktu 1 x 24 jam sejak melakukan
registrasi pemesanan atas pesanan E-Book Analisa Usaha (www.analisausaha.com) dan atau
E-Book Contoh Proposal Usaha (www.contohproposalusaha.com). E-Book ini diberikan
dengan tujuan untuk lebih memperkaya referensi serta mendukung aktivitas wirausaha yang
akan/sudah dijalankan oleh para pembeli E-Book kami baik di (www.analisausaha.com) dan
atau (www.contohproposalusaha.com).

Dua
Kami menolak dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak manapun atas segala kerugian
yang mungkin timbul karena mengandalkan atau menggunakan informasi yang terdapat di
dalam E-Book ini. Meskipun informasi dalam E-Book ini dimaksudkan untuk mengambarkan
keadaan yang sedang berlaku dan akurat, namun tidak ada jaminan atau janji bahwa
informasi yang ada masih berlaku, akurat, atau lengkap.

Tiga
Meskipun segala upaya telah dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang terkandung
dalam E-Book ini benar dan tidak ada kesalahan atau kelalaian, tidak ada tanggung jawab
yang diterima sebagai bentuk keakuratan atau kelengkapan pernyataan, fakta dan contoh-
contoh terlampir, dan tidak ada kewajiban dalam bentuk apapun oleh Team Redaksi
(www.analisausaha.com) dan atau (www.contohproposalusaha.com), atau oleh seluruh pihak
pendukung yang ada didalamnya terhadap segala kerugian atau kerusakan apapun, apapun
penyebabnya, yang timbul dari penggunaan E-Book ini.

Empat
Dilarang keras untuk menyebarkan, melakukan duplikasi dsb kepada pihak lain, baik
sebagian ataupun seluruh isi Paket Materi E-Book ini. Kami berhak untuk menempuh
jalur hukum apabila ditemukan penyimpangan tersebut.
Pelanggaran hak cipta (Pasal 72 UU nomor 19 Tahun 2002) bisa dikenakan Pasal 2 Ayat
(1) atau Pasal 49 ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling
singkat satu bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- atau pidana paling lama
7 tahun dan atau denda paling banyak 5 milyar.
Dan barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait
pada penjelasan diatas bisa dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun dan atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,- (500 juta rupiah).
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan mendirikan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang optimal


sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam perkembangannya perusahaan
diharapkan mengalami kemajuan, harapan yang cerah di kemudian hari merupakan salah satu
dasar untuk mengambil tindakan-tindakan yang dianggap diperlukan pada saat sekarang.
Namun dalam hal perusahaan memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah
didirikan merupakan suatu penerapan yang jauh lebih berat, karena akan menyangkut
berbagai macam masalah yang lebih banyak dan silih berganti. Untuk menyelesaikannya
maka perusahaan berusaha meningkatkan produksinya, penyusunan suatu sistem produksi
yang baru yang dapat dilaksanakan dengan efektif apabila didorong dengan lingkungannya
yang memuaskan perusahaan, walaupun lingkungan kerja tidak bekerja sebagai mesin dan
peralatan produk yang langsung memproses bahan menjadi produk jadi, namun pengaruh dari
lingkungan kerja akan terasa di dalam proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Lingkungan kerja dalam perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap karyawan yang
melaksanakan proses produksi di dalam perusahaan, untuk mencapai tujuan tersebut,
perusahaan harus mampu memperhitungkan segala persoalan yang mempengaruhi proses
kelancaran produksi secara cermat dan efisien. Salah satu caranya dengan menciptakan
koordinasi yang baik berakibat penurunan serta naiknya tingkat pemborosan yang terjadi
dalam perusahaan. Manajemen SDM dan keunggulan kompetitif akan mengembangkan
program-program pengembangan dan pelatihan skills, penguatan komitmen kerja, dan
penciptaan iklim kerja yang kondusif untuk memuaskan berbagai kebutuhan karyawan
(Handoko, 2000: 22) antara beberapa aspek dalam perusahaan supaya terjalin kesinambungan
yang saling menguntungkan. Usaha terciptanya produktivitas kerja seorang pimpinan suatu
organisasi akan menentukan kebijakan-kebijakan yang bisa membuat karyawan giat dan
bersemangat untuk meningkatkan kinerja, diantara dengan cara membuat karyawan merasa
bahagia serta menciptakan kepuasan pada masing-masing karyawan. Keyakinan bahwa
karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tidak terpuaskan
merupakan suatu ajaran dasar para manager selama bertahun-tahun. Pentingnya kepuasan
kerja itu jelas. Para manager seharusnya peduli akan tingkat kepuasan kerja, karena tiga
alasan: karyawan yang tak terpuaskan lebih sering melewatkan kerja dan lebih besar
kemungkinan mengundurkan diri, karyawan yang terpuaskan mempunyai kesehatan yang
lebih baik, dan kepuasan pada pekerjaan dibawa kehidupan karyawan diluar pekerjaan. Bagi
management suatu angkatan kerja terpuaskan akan memberikan produktivitas yang lebih
tinggi (Robbins, 1996). Kepuasan kerja merupakan unsur yang sangat diharapkan oleh
karyawan karena apabila dalam pekerjaannya karyawan merasa puas, maka kepuasan kerja
kemungkinan besar akan memberi manfaat baik dari dalam karyawan maupun dalam suatu
perusahaan tempat ia bekerja. Karyawan sebagai pelaksana, kepuasan yang dirasakan
merupakan motivasi untuk bekerja lebih giat, oleh karena itu kepuasan kerja merupakan
unsur yang harus ada didalam organisasi. Banyak sekali terjadi masalah tentang kepuasan
kerja dalam suatu organisasi perusahaan, hal ini menjadi titik rawan yang dapat menyulut
permasalahan antar karyawan dengan suatu organisasi. Sebagai contoh turunnya motivasi
kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja yang disebabkan adanya ketidakpuasan.
"Kepuasan kerja memang tidak datang dengan sendirinya melainkan sebagai akibat dari
terciptanya situasi dan kondisi kerja .serta terpenuhinya harapan-harapan para karyawan
terhadap pekerjaannya" (Radiq, 1988). Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu
dan akan mengalami tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku
pada individu tersebut. Ini disebabkan adanya perbedaan pada diri masing-masing individu.
Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka
semakin tinggi tingkat yang dirasakan karyawan dan sebaliknya. Kepuasan kerja merupakan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Lebih memperjelas kepuasan kerja dapat
diberikan contoh: seorang karyawan merasa puas bekerja pada suatu perusahaan tertentu
karena atasannya baik kepadanya, tetapi prestasinya tidak istimewa. Jika kepuasan karyawan
tersebut hanya bersumber dari perilaku positif dari atasannya langsung, sehingga yang
bersangkutan tidak terdorong untuk berprestasi tinggi.

B. Perumusan Masalah

Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa masalah :


Apa itu Prosedur pengurus izin usaha?
Bagaimana proses perizinan pada Perusahaan ?
Bagaimana penentuan dan pengurusan tempat perusahaan ?
Bagaimana cara perekrutan dan penetapan SDM ?
Bagaimana persiapan Administrasi usaha?

C. Tujuan Pembahasan
Maksud dari makalah ini yaitu kami ingin menjelaskan kepada pembaca tentang dunia
usaha dan tahap-tahap berusaha/membuka usaha, supaya bagi pembaca yang ingin membuat
usaha baru tidak salah dalam mengambil tindakan. Makalah ini juga bertujuan memberi
wawasan dan pengetahuan yang lebih tentang tahap-tahap membuat usaha baru yang ingin
dijalanakan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Prosedur Pengurusan Izin Usaha


Perizinan usaha adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan
penerbitan usaha. Mengenai persiapan pendirian usaha berdasarkan proposal usaha ada 6 hal
yang perlu dipersiapkan dalam mempersiapkan pendirian usaha, yaitu pengurusan izin usaha,
penentuan tempat/ lokasi usaha., pengadaan fasilitas produksi dan bahan baku produksi,
perekrutan dan penepatan SDM (Sumber Daya Manusia), dan persiapan administrasi usaha.
Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha yang kepada
seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di
lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO) adalah pemberian izin tempat usaha
kepada perusahaan atau badan di likasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan,
atau kerusakan lingkunagan. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan
(HO/Hinder Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.
Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin
Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut.
a. Membuat surat izin tetangga
b. Membuat surat keterangan domisili perusahaan
Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat
Izin Gangguan (HO), antara lain :
1. Fotocopy KTP permohonan
2. Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah
3. Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani
4. Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan
5. Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
6. Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah
7. Denah lokasi tempat usaha
8. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui RT/RW
9. Izin sewa atau kontrak
10. Surat keterangan domisili perusahaan
11. Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris
12. Berita acara pemeriksaan lapangan

1. Membuat Nomor Rekening Perusahaan


Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa
presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal berikut ini.
1. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan
2. Melakukan setoran modal
3. Menyerahkan bukti setoran

2. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan


Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu, yang meliputi
1. Nama perusahaan
2. Logo perusahaan
3. Alamat perusahaan
4. Kartu nama dan tag line (slogan)
5. Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya
6. Stempel perusahaan
7. Maksud dan tujuan usaha
8. Jumlah usaha
9. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)

3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Sudah menjadi ketetapan pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun
pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP). Apabila omset
penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu diwajibkan
mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke
Kantor Pelayanan Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No.
16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaknnya.

4. Membuat Akta Pendirian Perusahaan


Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat dihadapan
notaries. Hal ini bertujuan untuk :
1. Menghindari terjadinya perselisihan
2. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan
3. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan)
4. Mengetahui besarnya modal
Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW dianggap kuarang
sah dihadapan hukum.
Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut :
1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri
2. Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)
3. Fotocopy NPWP penanggung jawab
4. Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4
5. Fotocopy lunas PBB tahun terakhir
6. Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor
7. Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung
8. Surat keterangan domisili dari RT/RW
9. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan komputer)

Setalah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan mengesahkan


perusahaan ke kementrian terkait, yaitu :
1. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
2. Kementrian tenaga Kerja
3. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan
4. Kementrian Pekerjaan Umum

4. Membuat Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan
yang dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai
dengan tempat/domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada para wirausaha baik
perseorangan, CV, Pt, BUMN, firma, ataupun koperasi.
1. Pengklasifikasian SIUP
SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) SIUP Kecil
2) SIUP Menengah
3) SIUP Besar
1. Prosedur permohonan SIUP
1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
2) Permohonan SIUP besar
2. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP)
Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan harus membawa dokumen
yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas Perindustriandan
Perdagangan kota/ kabupaten. Dokumen yang diperlukan antara lain :
1. Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan
2. Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy KTP pemilik
5. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
6. Fotocopy KK
7. Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan
8. Fotocopy surat kontrak/ sewa
9. Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4
10. Neraca perusahaan

5. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti bahwa
perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD
(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), akta pendirian perusahaan yang memuat anggaran
dasar yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Munusia
Republik Indonesia, harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili
perusahaan, kemudian diumumkan melalui Berita Negara.
1. Hal-hal yang perlu di daftarkan
1) Akta pendirian perusahaan
2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia
3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak Asasi
Manusia Republik Indinesia.

2. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


1) Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan harus
mendapatkn pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri Hukum
dan hak Asai Manusia terlebih dahulu.
2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP
3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat
Keputusan Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.
4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan

3. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan


(TDP)

Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), antara lain :
1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan Koperasi
adalah sebagai berikut.
1. Formulir Isian
2. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
3. Fotocopy Pengesahaan Akta
4. Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian
5. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
6. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
7. Nomor Pokok Wajib Pajak
8. Fotocopy SIUP
9. Fotocopy KTP
10. Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan
11. Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi
12. Bukti setor biaya administrasi
13. Fotocopy paspor jika pemilik WNA
2) Perusahaan Perorangan (PO)
1. Formulr Isian
2. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
3. Fotocopy SIUP
4. Fotocopy KTP penanggung jawab
5. Fotocopy NPWP
6. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)

6. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian mengenai
dampak penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup
yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan
usaha di indonesia.
1. Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk :
1) Memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat
3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.
4) Membantu proses pengambilan kerutusan
5) Memberikan masukan terhadap penyusunandesain
2. Dasar Hukum AMDAL
Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah :
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran Air.
4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem.
6) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.
2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.
2. Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL
Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy NPWP, TDP,
KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.

2. Proses Perizinan Pada perusahaan

Pengertian
Dalam Pasal 1 huruf b UU No.3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan
menjelaskan pengertian dari perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan
dalam wilayah Negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Dari
pengertian diatas dapat diambil pokok bahasan bahwa perusahaan :
a. Badan usaha berbadan hukum
b. Kegiatan dalam bidang ekonomi
c. Bersifat terus menerus
d. Terang -terangan
e. Keuntungan dan/atau laba
f. Pembukuan
Sebelum melakukan kegiatan ekonomi pada suatu perusahaan, tentunya harus ada suatu
proses perizinan yang mendahuluinya. Proses perizinan inilah yang akan di bahas.
Tahap-tahap perizinan

1. Akta Pendirian perusahaan


Akta pendirian perusahaan adalah akta otentik, yaitu salah satu bentuk legalitas
perusahaan yang di buat di muka notaries, pejabat umum yang di beri wewenang untuk itu
oleh Undang-undang. Pada akta pendirian harus memuat Anggaran Dasar Perusahaan yang
berisi beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. secara formal memuat judul, nomor, tempat, hari dan tanggal pembuatan dan
penandatanganan akta pendirian
a. secara materiil memuat tentang :
b. pendiri/pihak-pihak pendiri
c. perusahaan
d. usaha perusahaan
e. hubungan perusahaan
f. cara penyelesaian jika terjadi sengketa

2. Nama Perusahaan
Di indonesia menganut beberapa azas tentang pemberian nama suatu perusahaan. Azas -
azas tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. pembaharuan nama perusahaan dengan nama pribadi
b. pembaharuan bentuk hukum perusahaan dengan nama pribadi
c. larangan memakai ama perusahaan orang lain
d. larangan memakai merek orang lain
e. larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan

3. Hak atas nama perusahaan


Di Indonesia belum ada UU yang mengatur tentang pemberian nama perusahaan,
sehingga banyak sekali kejhatan yang terjadi dengan modus nama perusahaan tersebut. Tetapi
di Indonesia perbuatan ini di kategorikan sebagai perbuatan curang sehingga melanggar pasal
393 KUHP tentang perbuatan curang. Dalam hal ini perlu diperhatikan masalah pemberian
nama agar tidak terjadi tindak pidana

4. Pengakuan dan pengesahan


Berikut merupakan pernyataan untuk perihal pengakuan dan pengesahan adalah
a. dikatakan ada pengakuan apabila tidak ada pihak yang menyangkal atau keberatan dengan
pemakaian nama perusahaan yang bersangkutan
b. pengusaha atau masyarakat umum mengetahui dan mengakui nama yang dipakai oleh
perusahaan yang bersangkutan dalam menjalankan usahanya
c. dikatakan ada pengesahan apabila nama perusahaan yang dipakai menjalankan usaha itu
di buat di muka notaris, di umumkan dalam Berita negara, dan di daftarkan dalam Daftar
Perusahaan, tetapi tidak ada yang keberatan terhadap nama tersebut
d. dengan terdaftar nama perusahaan dalam Daftar perusahaan maka sudah dianggap sah
e. apabila ada pihak yang tidak mengakui nama perusahaan yang di daftarkan maka dapat
mengajukan ke Menteri Perindustrian dan perdagangan mengenai nama yang di daftarkan
beserta alasannya
Nama perusahaan yang mengandung merek orang lain adalah masalah yuridis tentang hal
atas merek perusahaan. Maka masalah tersebut dapat di selesaikan dengan beberapa UU
sebagai berikut : Pasal 27 dan 29 Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar.
Perusahaan Pasal 72 dan 73 Undang-undang no. 19 Tahun 1992 tentang merek Jo Pasal
72 dan 73 Undang-undang No 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 19
tahun 1992
Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP) untuk perusahaan
Surat izin usaha di terbitkan oleh instansi teknik berwenang yaitu instansi yang di beri
wewenang oleh Departemen yang membawahkan bidang usaha perusahaan.jika perusahaan
menjalankan usaha di bidang perindustrian dan perdagangan maka surat izin usaha di
terbitkan oleh instansi yang di tunjuk oleh Menteri Perdagangan. Untuk menentukan jenis
perizinan di bidang perdagangan yang wajib di miliki oleh setiap perusahaan, maka dapat di
bedakan menurut jumlah nilai investasi perusahaan ( modal perusahaan)seluruhnya.
Ketentuan pasal 6 keputusan Menperindag no. 408 tahun 1997 menjelaskan perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya
samapai dengan Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib
memperoleh Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) yang di berlakukan sebagai SIUP.
Jika perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi
perusahaan seluruhnya di atas Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usahanya wajib memperoleh SIUP.
Tata Cara Permintaan Penerbitan TDUP/SIUP
Berdasarkan ketentuan pasal 9 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997, permintaan TDUP
bagi perusahaan yang mempunyai nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000,00 di
ajukan kepada kepala Jantor Deperindag setempat. Permintaan TDUP tersebut di lakukan
dengan menyampaikan surat permintaan TDUP kepada Kakandep yang ditandatangani oleh
pemilik/penanggung jawab perusahaan yang isinya :
1. nama pemilik/perusahaan
2. alamat pemilik /perusahaan
3. nama dan alamat penanggung jawab perusahaan
4. nomor pokok wajib pajak ( NPWP)
5. bidang usaha barang/jasa
6. nilai investasi tidak termasuk tanah dan bangunan
7. jenis kegiatan usaha
8. jenis barang/ jasa dagangan uatama
9. merek

Dalam pasal 11 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997 di tentukan bahwa Permintaan
TDUP atau SIUP wajib melampirkan dokumen-dokumen dengan ketentuan :

1. perusahaan badan hukum dan Koperasi


1. salinan/kopi akta pendirian yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman bagi
Perseroan Terbatas dan instansi yang berwenang bagi Koperasi
2. Kopi KTP pemilik/ penanggung jawab perusahaan
3. Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
4. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat

2. perusahaan persekutuan bukan badan hukum


1. salinan Akata pendirian
2. Kopi KTP pemilik/penanggung jawab
3. Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
4. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat

3. Perusahaan perseorangan
1. Kopi KTP pemilik
2. Kopi NPWP pemilik
3. Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
Dalam menjalankan suatu usaha, wadah atau badan hukum usaha yang kita jadikan induk
untuk mengelola semua kegiatan usaha kita perlu dilengkapi dengan beberapa persyaratan
yang mutlak dimiliki. Salah satunya adalah
mendaftarkan badan usaha kita ke Dinas Perindustrian.
Setelah kita mendaftarkan badan hukum usaha yang
kitamiliki maka kita akan mendapat nomor Tanda
Daftar Perusahaan (TDP). TDP ini dalam pengurusan
dokumen atau persyaratan lain dalam berbisnis atau
untuk mengurus berbagai perizinan lain selalu
diperlukan. Salah satu contoh dasar hukum yang
mengatur tentang TDP adalah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 17 Tahun 2005 dan
Peraturan Walikota Yogyakarta No. 5 Tahun 2006.
Persyaratan Administratif
Persekutuan Komanditer (CV)/Firma (Fa) dan Koperasi
Formulir isian (diisi Iengkap).
Salinan akta pendirian perusahaan.
Pengesahan akta dari pengadilan negeri (PN).
Surat keterangan domisili perusahaan.
NPWP.
Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
Salinan KTP penanggung jawab dan sekutu komanditer lainnya.
Akta pendirian dan pengesahan dari kantor wilayah/ kantor departemen koperasi (bagi
koperasi).
Salinan KTP penanggung jawab koperasi.
Perusahaan Perorangan (PO)
Formulir isian (diisi lengkap).
Salinan domisili perusahaan/SITU/HO.
Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
Salinan KTP /Paspor penanggung jawab.
Salinan NPWP.
Bentuk Usaha Lainnya (BUL)
Formulir isian (diisi lengkap).
Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
Salinan domisili perusahaan/ SITU/ HO.
Salinan KTP/paspor penanggung jawab.
Salinan NPWP.
Perseroan Terbatas (PT)
Formulir isian (diisi lengkap).
Salinan akta pendirian perusahaan dan akta perubahan.
Asli dan salinan pengesahan akta pendirian/perubahan dari Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia (sesuai dengan UU PT No. 40 Tahun 2007).
Asli dan salinan data akta pendirian.
Asli dan salinan data akta perubahan.
Asli dan salinan laporan data akta perubahan.
Salinan SIUP/izin teknis lainnya.
Salinan domisili perusahaan/SITU/ HO.
Salinan KTP pengurus dan komisaris serta pemegang saham.
Prosedur Pengurusan
Untuk mendapatkan TDP, instansi yang berhak mengeluarkannya adalah Dinas
Perindustrian di tempat beroperasinya atau di wilayah perusahaan berdiri. Dinas
Perindustrian ini ada di tiap kabupaten atau kota.
Pemohon atau orang yang diberi kuasa (dengan surat kuasa ber materai) datang ke
kantor Dinas Perindustrian membawa semua persyaratan administratif, mengisi formulir
sekaligus membayar biaya yang ditetapkan.
Waktu pemrosesannya apabila semua persyaratan sudah lengkap paling lama adalah
14 (empat belas) hari kerja.

Perseroan Terbatas.
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah
suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari Saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan Badan Usaha dan besarnya modal perseroan tercantum
dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari
satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung
jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila Utang perusahaan
melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab
para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian
keuntungan yang disebut Dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan
yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari Saham, modal PT dapat pula berasal dari Obligasi. Keuntungan
yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan Bunga tetap tanpa
menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Mekanisme Pendirian PT
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi ( akta yang dibuat oleh notaris
) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan Terbatas, Modal, bidang usaha,
alamat Perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapat izin dari menteri
kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan
2. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang
3. Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal dasar.
(sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007, keduanya tentang perseroan
terbatas)
Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya UU mengenai Perseroan Terbatas
(UU No. 1 tahun 1995) Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat,
tetapi setelah berlakunya UU NO. 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus
didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan (sesuai UU Wajib Daftar Perusahaan tahun
1982) (dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan negeri, dan perkembangan
tetapi selanjutnya sesuai UU No. 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor
Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam
Berita Negara Republik Indonesia ( BNRI ) tetap berlaku, hanya yang pada saat UU No. 1
tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi PT yang
bersangkutan tetapi sesuai dengan UU NO. 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan
kewenangan/kewajiban Menteri Hukum dan HAM.
Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan
perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian-perjanjian dan
Kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal dasar perseroan adalah
jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh
Saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang
ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan
jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan
jumlah yang disertakan oleh para persero Pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang
dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam
jumlah Uang.

Pembagian Wewenang Dalam PT


Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal
terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan.
Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya
Profesional. Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris.Dalam PT, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi
untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha
perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili
Perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian
yang amat besar ( diatas 50 % ) maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham
dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.
Komisaris memiliki Fungsi sebagai Pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan.
Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila
perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan
apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.
Dalam RUPS/Rapat Umum Pemegang Saham, semua pemegang saham
sebesar/sekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS
sendiri dibahas masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan
perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa
melempar Suara miliknya ke pemegang lain yang disebut Proxy Hasil RUPS biasanya
dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan.
Isi RUPS :
1. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris
2. Memberhentikan direksi atau komisaris
3. Menetapkan besar Gaji direksi dan komisaris
4. Mengevaluasi Kinerja perusahaan
5. Memutuskan rencana Penambahan /Pengurangan saham perusahaan
6. Menentukan kebijakan Perusahaan
7. Mengumumkan pembagian laba ( dividen )

3. Penentuan dan Pengurusan Tempat Kerja


Pada saat anda membuka usaha, salah satu faktor yang paling penting adalah lokasi usaha.
Tempat usaha yang tepat dan strategis akan menentukan kesuksesan usaha anda, dengan
demikian seorabg wirausaha haris mampu memilih tempat yang mampu
memberikan prifit (keuntungan) terhadapat usahanya.

1. Lokasi pertokoaan
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih lokasi pertokoan yaitu, sebagai berikut :
1. Tingkat kepadatan penduduk
2. Tingkat pendapatan masyarakat calon konsumen
3. Banyaknya usaha lain ditempat tersebut
4. Pertimbangan ekonomis
5. Traffic (lalu lintas)
6. Tingkat persaingan
7. Keamanan dan akses parkir

2. Lokasi Perusahaan
Ada dua hal yang berhubungan dengan penentuan lokasi perusahaan. Pertama, lokasi
lokasi perkantoran yang disebut dengan tempat kedudukan . Kedua, lokasi perusahaan yang
disebut dengan kediaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan tempat usaha kedudukan dan tempat
kediaman, antara lain yaitu :
1. Badan usaha yang memiliki beberapa perusahaan harus memilih tempat yang
berlainan untuk masing-masing perusahaan tersebut.
2. Pemilihan tempat kediaman perusahaan seringkali tergantung pada rentabilitas yang
diharapkan .

3. Lokasi pabrik
Hal-hal yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik, antara lain :
1. Kedekatan Dengan Sumber Bahan Produksi
2. Kedekatan Denag Konsumen
3. Ketersediaan/Kemudahan Untuk Mendapatkan Tenaga Kerja
4. Kemudahan Fasilitas Pengangkutan Dan Transportasi
5. Sikap Masyarakat Sekitar Serta Peraturan Pemerintah

4. Perekrutan Dan Penetapan SDM (Sumber Daya Manusia)


Karyawan merupakan faktor yang sangat penting bagi wirausaha untuk mencapai tujuan
usahanya, dengan demikian, seorang wirausaha harus dpat memilih dan menentukan jumlah
karyawan yang diperlukan untuk suatu kegitan usaha,. Karyawan yang mempunyai motivasi
kerja, keterampilan kerja, loyalitas, tanggung jawab yang tinggi, serta menangani bidang
kerja yang tepat (the right man on the right place).
Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia,antara lain:
a. Proses manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari perencanaan sumber daya
manusia,
b. Tata usaha/administrasi kepegawaian (surat-menyurat dan berkas yang berhubungan
dengan karyawan.
c. Kompensasi dan kesejahteraan karyawan meliputi penghitungan besar upah/gaji
d. Jaminan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dan pengawasan keselamtan kerja .

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia


Analisis jabatan diperlukan untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan
spesipikasi pekerjaan (job specification). Untuk membuat analisis jabatan diperlukan data-
data antara lain :
a. Nama pekerjaan
b. Kegiatan yang harus dikerjakan pada sutu jabatan
c. Peralatan atau mesin yang akan digunakan
d. Bahan yang digunakan
e. Wewenang dan tanggumg jawab karyawan
f. Pendidikan dan pelatiahin
g. Kondisi pekerjaan
h. Risiko/bahaya
Dalam menentukan kualifikasi karyawan ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Pendidikan
2. Pengalaman kerja
3. Keahlian fisik dan komunikasi
4. Tanggung jawab
5. Karakter tenaga kerja
6. Usia
7. Jenis kelamin
8. Keadaan fisik
9. Temperamen
10. Bakat

2. Perekrutan/Rekrutmen
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kadidat karyawan , buruh,
manajer, atau tenaga kerja baru, untuk memperoleh tenaga kerja yang berkualitasdan sesuai
dengan kebutuhan organisasi , perusahaan dapat melakukan perekrutan secara internal dan
eksterna.
3. Seleksi
4. Sosialisasi Dan Orientasi
5. Pelatihan (Training) Dan Pengembangan
6. Penilaian Prestasi Kerja
7. Promosi Dan Phk

5. Persiapan Adminstrasi Usaha


Kegagalan sebuah usaha dapat diawali dari tidak adanya system administasi yang teratur,
akurat, detail, dan rapi untuk dijadikan sebuah alat dalam melakukan analisa kinerja
perusahaan dan bagian-bagiannya.
1. Administrasi
Kata administrasi berasal dari kata bahasa latin, yaitu ad yang artinya intensif,
dan ministare yang artinya adalah melayani, membatu, melengkapi, dan memenuhi. Kata
administrasi yang sering digunakan dalam bahasa indonesi berasal dari bahasa belanda
yaitu “ administratie” yang dalam bahasa inggris adalah “administration”. Menurut
pendapat jhon M. P. Fiffer, administrasi adalahdigunakan untuk system pencatatan,
perorganisasian,pengkelompokan,dan penjurusan data dari sumber” manusia dan bahanya
untuk mencapai tujuan yang diinginkan .
2. Maksud Dan Tujuan Administrasi
Maksud dan tujuan dari diterapkan administrasi yang baik dan rapi adalah membatu
kelancaran usaha dan pengelolaan perusahaan, khususnya dalam pencatatan dan pelaporan
hasil usaha. Tujuan penting diterapkan administrsiyang baik adalah sebagai berikut :
1. Mendapatan informasi atas kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan.
2. Mendapatakandata yanga akurat dalam tujuan yang mengmbil keputusan strtegis
(strategic decision making process) seperti keputasan pemodalan, keputusan investasi,
keputusan efisien, dan keputasan penetapan harga .
3. Penyusun program dalam rencana pengembangan usaha seperti waralaba
(franchise) atau lisensi
4. Mengetahui kinerja perusahaan dulu dan sekarang.
5. Mempelanjar proses-proses antar bagi dalam menjalakan pekerjaannya.
Adapun kegunaan utama dari catatan administrasi perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Administrasi digunakan sebagai alat bukti (catatanya)
2. Administrasi diguankan sebagai alat manajemen (laporanya)
3. Administrasi dibutuhkan sebagai penilian ( catatan dan laporannya)
3. kegiatan administrasi
Kegiatan administrasi atau tata usaha meliputi seluruh pekerjaan pencattan yang perlu
dilakukan dalam perusahaan, antara lain :
1. Menyelenggarakan pembukuan
2. Membuat daftar gaji karyawan
3. Mencatat penyenggaraan produksi
4. Melakukan surat-menyurat kedalam dan keluar perusahaan
5. Mencatatan pesanan-pesanan
6. Melakukan pengarsipan dokumen
7. Menyusun rencana anggaran perusahaan

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai