Crush Injury
Crush Injury
Gati Setiadianti
Nama Wahana: RS Tk II Prof Dr. J. A. Latumeten
Topik: CRUSH INJURY
Tanggal (Kasus): 09-10-2018
Nama Pasien: Tn. Ab
Nama Pendamping: dr. Desi K.U dan dr.
Tanggal Presentasi:11-11-2018
Sisintia Raras
Tempat Presentasi: Aula RS TK II Prof Dr. J. A. Latumeten
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Pasien dibawa ke IGD RST ambon oleh karena luka pada kaki sebelah kiri
oleh karena terlindas ban teronton saat bekerja. Mual dan muntah tidak didpatkan,
pada saat kejadian pasien dalam keadaan sadar.
Riwayat DM type II dan Hipertensi disangkal
Tujuan: mengetahui penegakan diagnose, penatalaksanaan Primary and secondary
survey pada pasien dengan cruh injury
Bahan Bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas: Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien Nama: Tn. AB No. RM : 078974
Nama Klinik: IGD Telpon: Terdaftar sejak:12-04-2018
Data Utama dan Bahan Diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Keluhan utama: Nyeri dan luka pada kaki kiri post terlindas ban teronton
MOI: Pasien seorang teknisi sedang memperbaiki truk yang sedang rusak ,
kemudian tidak sengaja ketika ingin mengeluarkan kaki dari bawah ban,
penganjal ban terlepas dan kaki terlindas ban yang mengelinding. Pada saat
kejadian pasien sadar, bias menceritakan dengan jelas alur kejadian, tidak
didapatkan adanya muntah dan mual. Jam kejadian: 06:00 WITA. Jam datang:
08.00WITA
2. Riwayat Pengobatan
(-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Jantung disangkal
Hipertensi disangkal
DM disangkal
Asma disangkal
TB disangkal
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan kejadian yang serupa disangkal, Riwayat keluarga DM
dan Hipertensi disangakal, Riwayat Keluarga dengan penyakit kusus disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Merokok disangkal
Minum alkohol disangkal
Makan makanan cepat saji disangkal
Minum jamu dan herbal disangkal
6. Riwayat Lingkungan
Lingkungan kerja terpapar pestisida disangkal
Riwayat terpapar radiasi disangkal
7. Pemeriksaan fisik
Primary survey:
Airway: Paten, gurgling (-), snoring (-)
Breathing: 20kli/menit, regular, ketertinggalan gerak (-)
Circulation: 100/60 mmHg, 84kali/menit, regular.
Disability: AVPU, GCS 4-5-6
Exposure: Head to toe
Regio Pedis Sinistra : Open fraktur digiti I,II,III,IV,V pedis sinistra + degloving dorsum
pedis sinistra
Assessment : Crush injury pedis sinistra + open fraktur grade IIIc digiti I,II,III,IV,V
pedis sinistra+ degloving dorsum pedis sinistra.
Plaining: infus RL, Pasang DC, Debridement, Thorax foto, Xray Pedis sinistra Ap, Cek
Lab lengkap, EKG, konsul bedah orthopedic untuk tatalaksan lebih lanjut.
Secondary Survey
Pemeriksaan umum:
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Ringan / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–,
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : JVP 5+4 cmH20, KGB tidak teraba
Thorax :
Cor :
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikularis sinistra
• P: Cardiomegali (-)
• A: BJ I dan II reguler, Murmur (-). Gallop (-)
Pulmo :
• I : Pergerakan dinding dada tampak simetris
• P : Pergerakan dinding dada teraba simetris
• P : Sonor di kedua lapangan paru
• A : Bunyi bronkovesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
Daftar Pustaka
1. Appley AG, Solomon L (2010) Principels Fracture, 10 th Ed, ELBS with
Butterworth- Heinmann, Great Britain, PP 711
2. Salter RB (1970) Inflamatory Disorder of Bones and Joint. Textbook of Disorder
and Injuries of the Musculoskeletal System, Asian ed, Igaku Sholin Ltd, Tokyo, pp
150
Hasil Pembelajaran
1. Subyektif
Pasien seorang teknisi sedang memperbaiki truk yang sedang rusak , kemudian tidak
sengaja ketika ingin mengeluarkan kaki dari bawah ban, penganjal ban terlepas dan
kaki terlindas ban yang mengelinding. Pada saat kejadian pasien sadar, bias
menceritakan dengan jelas alur kejadian, tidak didapatkan adanya muntah dan mual.
Jam kejadian: 06:00 WITA. Jam datang: 08.00WITA
• Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
• Gejala klinis : pasien mengeluh nyeri pada kaki sebelah kiri post terlindas ban
teronton, nyeri, kesemutan disangakal, pingsan saat kejadian disangakal
• Pemeriksaan fisik : TD : 100/60 mmHg HR : 82x/ menit RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,8o C
Status lokalis:
look: tampak open fraktur metatarsal I,II,III,IV,V + open fraktur phalang
proksimal disertai dengan degloving dosum pedis sinistra
feel: nyeri tekan setempat, kesemutan (-), mati rasa (-), CRT<2dektik, AVN arteri
popliteal baik
movement: terbatas pada gerakaan aktif dan pasif.
• Pemeriksaan penunjang
Xray-Thorax: normal
Xray pedis sinistra Ap: tampak fraktur phalamg proksimal digiti I,II,III,IV,V dan tampak
fraktur pada metatarsal I,II,III,IV,V pedis sinistra.
Laboratorium :
• HB : 11,1 g/dl
• Leukosit : 8.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 12 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 17 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
2. Assessment
Laki-laki, 37 tahun, dengan CRUSH INJURY (Open fraktur phalang proksimal digiti
I,II,III,IV,V grade IIIc + Open fraktur metatarsal I,II,III,IV,V grade IIIc)
3. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kasus ini perlu dilakukan :
Debridement + Pro amputasi phalang dengan GA (Atas persetujuan keluarga dan
demi kebaikan pasien)
Pengobatan :
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2x1 g / 8 jam/ iv
Ketorolac 3x1amp/ iv
Ranitidine 2x1 amp/iv
ATS 1500 iu
Konsul dr. Rendra Sp.OT
Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien.
Pendamping,
Abdomen :
• I: Datar
• A: bising usus (+) 8x/menit
• p: nyeri teka pada titik Mcburney (+), nyeri lepas titik Mcburney
(+), Rovsing sing (+), Nyeri lepas indirek (+), Defans muscular local
(+), Psoas sign (+), Obturator sign (+), hepar dan limpa sulit dinilai
karena nyeri.
• P : Timpani (+).
Ekstremitas:
Akaral hangat kering merah
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 8.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
Daftar Pustaka
1. Brunicardi F, Schwartz principles of surgey. 10th ed. New York McGraw-Hill, Health
Pub. Devision, 2010.
2. Wibisono E, Jeo W. Appendisitis In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta E, Ed by
Kapita selekta kedokteran 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
Hasil Pembelajaran
4. Subyektif
Pasien dibawa ke IGD RST ambon oleh karena nyeri padperut kana bawah sejak 2 hari
yag lalu sebelum mrs. Awalnya nyeri dirasakan pada ulu hati kemudian bertambah nyeri
pada kanan bawah. Nyeri yang dirasakan tajam seperti ditusuk jarum dan hilang timbul
sepanjag hari. Nyeri bertambah parah ketika pasien hendak bagun dari tempat tidur
ataupun batuk dan membaik ketika pasien diam dan istrirahat. Mual dan muntah juga
alami pasien, nafsu makan menurun, demam pada 2 hari terhair. Tidak ada riwayat
menurunya berat badan secara derastis beberapa bulan terhahir.
• Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
• Gejala klinis : pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah. Nyeri dirasakan
pada perut tengah dan kemudan berpindah keperut seblah kanan. Nyeri seperti
ditusuk dan ringan pada saat tidur dan diam ditempat tidur. Demam didapatkan
sejak 2 hari yang lalu.
• Pemeriksaan fisik : TD : 100/60 mmHg HR : 82x/ menit RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,8o C
Status lokalis:
nyeri teka pada titik Mcburney (+), nyeri lepas titik Mcburney (+), Rovsing sing
(+), Nyeri lepas indirek (+), Defans muscular local (+), Psoas sign (+), Obturator
sign (+), hepar dan limpa sulit dinilai karena nyeriPemeriksaan penunjang
Xray-Thorax: normal
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 8.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
5. Assessment
Laki-laki, 38 tahun, dengan Appendicitis
Diagnose banding: Pelvic Inflamatory Disease
6. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kasus ini perlu dilakukan :
Open Apendektomi cito
Pengobatan :
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2x1 g / 8 jam/ iv
Ketorolac 3x1amp/ iv
Ranitidine 2x1 amp/iv
Konsul dr. M. Yunus Sp.B
Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis
penyakit dalam untuk penatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.
Ambon, 26 Desember 2018
Pendamping,
2. Riwayat Pengobatan
(-) tidak pernah berobat sebelumnya dan tidak pernah mengonsumsi obat secara
pribadi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Jantung disangkal
Hipertensi disangkal
DM disangkal
Asma disangkal
TB disangkal
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan kejadian yang serupa disangkal, Riwayat keluarga DM
dan Hipertensi disangakal, Riwayat Keluarga dengan penyakit kusus disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Merokok disangkal
Minum alkohol disangkal
Makan makanan cepat saji disangkal
Minum jamu dan herbal disangkal
6. Riwayat Lingkungan
Lingkungan kerja terpapar pestisida disangkal
Riwayat terpapar radiasi disangkal
Sering angkat –angakat berat.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum:
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Sedang / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–,
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (–), Faring : hiperemis (–), Tonsil : T1–T1, hiperemis (–)
Leher : JVP 5+4 cmH20, KGB tidak teraba
Thorax :
Cor :
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikularis sinistra
• P: Cardiomegali (-)
• A: BJ I dan II reguler, Murmur (-). Gallop (-)
Pulmo :
• I : Pergerakan dinding dada tampak simetris
• P : Pergerakan dinding dada teraba simetris
• P : Sonor di kedua lapangan paru
• A : Bunyi bronkovesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
• I: Datar
• A: bising usus (+) 8x/menit
• p: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, defans
muscular (-).
• P : Timpani (+).
Ekstremitas:
Akaral hangat kering merah
Rectal Toucher:
Tonus sfingter ani baik, mukosa licin dan tidak terdapat masa.
Prostat: permukaan rata, konsistensi kenyal, sulkus medianus teraba, polus anterior
tidak teraba.
Handscoon: feses (+), lendir dan darah tidak didapatkan.
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 5.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
Daftar Pustaka
1. Brunicardi F, Schwartz principles of surgey. 10th ed. New York McGraw-Hill,
Health Pub. Devision, 2010.
2. Wibisono E, Jeo W. Hernia In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta E, Ed by
Kapita selekta kedokteran 4th ed. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
Hasil Pembelajaran
Subyektif
Riwayat penyakit sekarang: sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh terdapat benjolan di selangkangan kiri. Benjolan sebesar bola tenis.
Benjolan tidak bias masuk kedalam perut, benjolan terasa nyeri, mual (+),
muntah (+), belum BAB dan BAK lancer. Riwayat sejak 3 bulan sebelum masuk
rumah sakit terdapat benjolan pada selangkangan sebelah kiri hilang timbul dan
nyeri. Benjolan muncul setelah melakukan aktifits berat (menambang pasir) dan
berkurang saat istrirahat.
• Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
Gejala klinis : pasien mengeluh nyeri terdapat benjolan di selangkangan kiri.
Benjolan sebesar bola tenis. Benjolan tidak bias masuk kedalam perut, benjolan
terasa nyeri, mual (+), muntah (+), belum BAB dan BAK lancer. Riwayat sejak 3
bulan sebelum masuk rumah sakit terdapat benjolan pada selangkangan sebelah
kiri hilang timbul dan nyeri. Benjolan muncul setelah melakukan aktifits berat
(menambang pasir) dan berkurang saat istrirahat.
• Pemeriksaan fisik : TD : 100/60 mmHg HR : 82x/ menit RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,8o C
Status lokalis:
Regio ingunalis- Scrotalis Sinistra
Inspeksi: tampak benjolan berbentuk lonjong, kurang lebih 6cm x 3cm x 2cm,
warna sama seperti kulit sekitar, terdapat gambaran gerakan usus.
Palpasi: nyeri tekan (+), benjolan tidak dapat didorong kerongga abdomen,
tidak ada fluktuasi, testis teraba terpisah dari benjolan.
Auskultasi: bising usus (+).
Xray-Thorax: normal
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 8.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
3. Assessment
Laki-laki, 38 tahun, dengan Hernia Iangulanis Lateralis Inkaserarta SInistra
Diagnose banding: Torsio testis.
4. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kasus ini perlu dilakukan :
Hernoraphy dengan mest.
Pengobatan :
IVFD RL 20 tpm
Pasang NGT
Ceftriaxone 2x1 g / 8 jam/ iv
Ketorolac 3x1amp/ iv
Ranitidine 2x1 amp/iv
Konsul dr. M. Yunus Sp.B
Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis
penyakit dalam untuk penatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.
Pendamping,
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan kejadian yang serupa disangkal, Riwayat keluarga DM
dan Hipertensi disangakal, Riwayat Keluarga dengan penyakit kusus disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Merokok disangkal
Minum alkohol disangkal
Makan makanan cepat saji disangkal
Minum jamu dan herbal disangkal
6. Riwayat Lingkungan
Lingkungan kerja terpapar pestisida disangkal
Riwayat terpapar radiasi disangkal
Merupakan anak kos
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum:
Keadaan Umum / Kesadaran : Tampak Sakit Sedang / GCS : E4M6V5 = 15
Mata : conjunctiva anemis –/–, Sklera ikterik –/–,
Telinga : Serumen –/–, Sekret –/–, Corpus alienum –/–
Hidung : Sekret –/–, PCH (–)
Mulut : Bibir kering (+), Faring : hiperemis (+), Tonsil : T3–T3, hiperemis (+)
Leher : JVP 5+4 cmH20, KGB tidak teraba
Thorax :
Cor :
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikularis sinistra
• P: Cardiomegali (-)
• A: BJ I dan II reguler, Murmur (-). Gallop (-)
Pulmo :
• I : Pergerakan dinding dada tampak simetris
• P : Pergerakan dinding dada teraba simetris
• P : Sonor di kedua lapangan paru
• A : Bunyi bronkovesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
• I: Datar
• A: bising usus (+) 8x/menit, normal
• p: supel, nyeri tekan (+) pada epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba, defans muscular (-).
• P : Timpani (+) pada keempat kuadran abdomen, tidak ada nyeri
ketok CVA
Ekstremitas:
Akaral hangat kering merah
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 15.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
• Widal : 1/320
Daftar Pustaka
1. Widoyono, 2011. Penyakit tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Edisi kedua. Erlangga: Jakarta
2. Soedarmo, Sumarmo, 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi kedua.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Hasil Pembelajaran
Subyektif
Pasien dating ke igd diantar oleh keluarganya dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu, pasien juga mengeluh mual dan muntah yang berulang lebih dari
3kali dalam sehari, nyeri pada ulu hati (+) disertai dengan pusing. Bak kurang dan
berwarna kuning pekat. BAB cair sejak tadi pagi, berwarna kuning disertai
dengan ampas.
• Objektif
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang mendukung diagnosis penyakit ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan:
Gejala klinis : keluhan demam sejak 5 hari yang lalu, pasien juga mengeluh mual
dan muntah yang berulang lebih dari 3kali dalam sehari, nyeri pada ulu hati (+)
disertai dengan pusing. Bak kurang dan berwarna kuning pekat. BAB cair sejak
tadi pagi, berwarna kuning disertai dengan ampas. Dengan riwayat suka jajan
sembarangan.
Pemeriksaan fisik : TD : 100/60 mmHg HR : 82x/ menit RR : 20 x/ menit
Suhu : 36,8o C
Xray-Thorax: normal
Laboratorium :
• HB : 12,1 g/dl
• Leukosit : 15.300/mm3
• Trombosit : 337.000/mm3 (N: 150.000-400.000)
• Hematokrit : 36,6 % (N: 35-55 %)
• SGOT : 28 U/I (N: <35 U/l)
• SGPT : 25 U/I (N: <41 U/l)
• Urea : 31 mg/dl (N: 30-50 mg/dl)
• Creatinin : 1,2 mg/dl (N: <1,5 mg/dl)
• HbsAg : Negatif
• Widal : 1/320
8. Assessment
Laki-laki, 17 tahun, dengan Demam Typoid
Diagnose banding: Dengue fever
9. Plan
Diagnosis : Untuk pemeriksaan lebih lanjut pada kasus ini perlu dilakukan :
Hernoraphy dengan mest.
Pengobatan :
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2x1 g / 8 jam/ iv
Ketorolac 3x1amp/ iv
Ranitidine 2x1 amp/iv
Paracetamol 3x500
Diet rendah serat dan bubur halus
Konsul dr. Hergani Sp.PD
Edukasi : Dilakukan pada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi pasien dan
komplikasi dari penyakit pasien.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi kepada dokter spesialis
penyakit dalam untuk penatalaksanaan penyakit pasien secara menyeluruh.