Anda di halaman 1dari 8

Metodologi

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ii


DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
Bab 1 Metodologi ...................................................................................... 1-1
1.1. Umum ............................................................................................ 1-1
1.2. Analisa Hidrologi ............................................................................ 1-1
1.2.1. Periode Ulang .......................................................................... 1-1
1.2.2. Distribusi Frekwensi ................................................................ 1-1
1.2.3. Uji Distribusi ............................................................................ 1-1
1.2.4. Proses Hidrologi ...................................................................... 1-2
1.2.5. Koefisien Limpasan ................................................................. 1-2
1.2.6. Waktu Konsentrasi .................................................................. 1-3
1.2.7. Debit Banjir Dengan Konsep Hidrograf Satuan ....................... 1-3
1.3. Model Hidraulik .............................................................................. 1-4
1.4. Pengaruh Pasang Surut ..................... Error! Bookmark not defined.

i
Metodologi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Prinsip hidrograf satuan (Triatmojo, 2008) .............................. 1-4

ii
Metodologi

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1. Nilai n-Manning untuk Aliran Tipis (sheet flow) pada permukaan.
(McCuen, R. et. al. (1996), Hydrology, FHWA-SA-96-067, Federal
Highway Administration, Washington, DC) ................................. 1-3

iii
NERACA AIR CITARUM 2018
DAS CITARUM

Bab 1 Metodologi

1.1. Umum
Dalam perencanaan jalan dibutuhkan sebuah analisis hidrologi dan analisis
debit banjir dengan periode ulang tertentu guna memperoleh informasi elevasi
muka air banjir yang diakibatkan oleh limpasan dan pasang surut air laut
sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan elevasi jalan rencana.
Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan analisis hidrologi.

1.2. Analisa Hidrologi


1.2.1. Periode Ulang
Periode ulang perencanaan untuk kepentingan debit banjir yang akan
digunakan nantinya adalah periode ulang 100 tahun. Dengan demikian dapat
diperoleh elevasi muka air banjir untuk mendesai elevasi rencana jalan yang
aman dari banjir 100 tahun.

1.2.2. Distribusi Frekwensi


Berbagai distribusi statistik digunakan untuk analisis frekuensi pada data
historis. Distribusi yang sesuai harus memberikan gambaran yang baik
tentang karakteristik data curah hujan historis. Jenis distribusi probabilitas
yang bisa digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut :
 Normal
 Log Normal
 Gumbel
 Log Pearson Type III

1.2.3. Uji Distribusi


Uji Distribusi dilakukan mengetahui distribusi yang paling sesuai yang memiliki
deviasi terkecil dari data yang ada. Ada dua metode yang biasa digunakan,
yaitu tes Chi-kuadrat (X2) dan Smirnov-Kolmogorov.

1-1
NERACA AIR CITARUM 2018
DAS CITARUM

1.2.4. Proses Hidrologi


Mekanisme hidrologi pada suatu kawasan pada umumnya akan melibatkan
proses presipitasi, intersepsi, detensi, infiltrasi, evaporasi, evapotranspirasi,
dan pengaliran permukaan. Untuk analisis respon dalam jangka pendek, factor
evaporasi dan evapotranspirasi sangat kecil pengaruhnya sehingga biasanya
diabaikan.

Pada area yang telah terbangun, komponen proses yang utama adalah,
presipitasi, intersepsi, detensi, infiltrasi, dan limpasan permukaan. Respon dari
suatu sistem yang telah terbangun terutama akan tergantung pada
karakteristik lahan yang berupa kapasitas infiltrasi, kekasaran dan kelandaian
permukaan. Area yang bergelombang akan memiliki kapasitas detensi yang
tinggi dari area yang rata. Permukaan lahan yang kasar akan memperlambat
aliran, jika dibandingkan dengan area yang halus. Dengan demikian secara
umum pada area terbangun akan memiliki waktu konsentrasi yang pendek dan
debit pengaliran yang lebih tinggi.

1.2.5. Koefisien Limpasan


Koefisien limpasan/pengaliran (runoff) yang akan digunakan dalam estimasi
kecepatan aliran melalui permukaan lahan dan dalam metode rasional harus
ditentukan berdasarkan antara lain; karakteristik lahan dan karakteristik
permukaan dan tanah yang ada dan / atau yang diusulkan, dan periode ulang
hujan.

Dalam penelusuran aliran permukaan (surface runoff) diperlukan juga


kekasaran permukaan. Semakin kasar permukaan maka aliran akan semakin
lambat sehingga waktu konsentrasi akan cukup lama dan debit puncak yang
dihasilkan akan relative lebih rendah daru permukaan yang lebih halus.
Koefisien kekasaran permukaan untuk aliran tipis pada permukaan tanah pada
umumnya diberikan sebagai koefisien kekasaran Manning yang besarnya
adalah sebagaimana pada tabel berikut ini.

1-2
NERACA AIR CITARUM 2018
DAS CITARUM

Tabel 1-1. Nilai n-Manning untuk Aliran Tipis (sheet flow) pada permukaan.
(McCuen, R. et. al. (1996), Hydrology, FHWA-SA-96-067, Federal
Highway Administration, Washington, DC)

1.2.6. Waktu Konsentrasi


Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air mengalir dari bagian
paling terjauh dari cekungan DAS ke titik tinjau/outlet. Untuk Metode Rasional,
waktu yang terpisah untuk konsentrasi diperlukan untuk cekungan
keseluruhan, masing-masing sub-basin dan setiap titik desain dimana saluran
atau sungai pembawa diusulkan.

1.2.7. Debit Banjir Dengan Konsep Hidrograf Satuan


Karakteristik bentuk hidrograf yang merupakan dasar dari konsep hidrograf
satuan ditunjukan pada Gambar 1-1. Prinsip penting dalam penggunaan
hidrograf satuan dapat sebagai berikut:
a. Lumped response: Hidrograf menggambarkan semua kombinasi dari
karakteristik fisik DAS yang meliputi (bentuk, ukuran, kemiringan, sifat
tanah) dan karakteristik hujan.

1-3
NERACA AIR CITARUM 2018
DAS CITARUM

b. Time Invariant: Hidrograf yang dihasilkan oleh hujan dengan durasi dan
pola yang serupa memberikan bentuk dan waktu dasar yang serupa pula.
c. Linear Response: Repons limpasan langsung dipermukaan (direct runoff)
terhadap hujan effektif bersifat linear, sehingga dapat dilakukan
superposisi hidrograf.

Gambar 1-1 Prinsip hidrograf satuan (Triatmojo, 2008)

1.2.8. Model Hidraulik


Komponen sistem pemodelan dimaksudkan untuk menghitung profil
permukaan air agar alirannya bervariasi secara bertahap. Sistem ini dapat

1-4
NERACA AIR CITARUM 2018
DAS CITARUM

menangani jaringan saluran penuh, sistem dendritic, atau jangkauan sungai


tunggal. Komponen aliran mampu memodelkan profil permukaan air subkritis,
superkritis dan campuran aliran air. Pada pemodelan hidraulik 1 dimensi, profil
permukaan air dihitung dari satu penampang sampai yang berikutnya dengan
cara menyelesaikan persamaan energi secara iterative dengan metode
standar step. Persamaan energi ditulis sebagai berikut:
V22 V21
Z2 +Y2 + =Z1 +Y1 + +he
2g 2g
Dimana :
Z = Elevasi kanal/saluran utama (m)
Y = Kedalaman air pada suatu melintang penampang (m)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
g = Percepatan grativasi (m2/s)
he = Kehilangan tinggi tekan (m)

Pemodelan Aliran 1-Dimensi dan 2-Dimensi.


Kapasitas suatu sistem drainase dapat dianalisis dengan bantuan perangkat
lunak 1-Dimensi dan 2-Dimensi. Parameter yang dapat diketahui dari
pemodelan ini antara lain: kedalaman aliran, kecepatan aliran dan debit aliran.

Model 1-Dimensi dan 2-Dimensi dapat dilakukan dengan menggunakan


bantuan software HEC-RAS. Pada model 1-Dimensi kita dapat elevasi muka
air banjir. Model 2-Dimensi memberikan informasi lebih dalam hal sebaran
genagan. Pada beberapa model (HEC-RAS 2D, Flo-2D), pemodelan alur
saluran utama adalah sebagai model 1D, dan sebaran genangan dimodelkan
sebagai 2D untuk mengetahui arah penyebaran aliran terhadap waktu.

1.3. Analisa Hidrogeologi

1-5

Anda mungkin juga menyukai