Anda di halaman 1dari 23

,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN
GEDUNG PERBENDAHARAANI LANTAI 2, JALAN LAPANGANBANTENGTIMUR 2-4 JAKARTA 10710 KOTAKPOS 1495
TELEPON: (021) 3842234,3449230 PES.5200(021) 3450959,3847068FAKSIMILE(021(021) 3846402,3864776

Nomor S-10 1J.t 3 IPB/2016 ;17 Desember 2016


Sifat Sangat Segera
Lampiran 1 (Satu) 8erkas
Hal Perlakuan Akuntansi atas Transaksi Akhir Tahun Anggaran 2016 dalam
Rangka Penyusunan LKKL Tahun 2016

Yth. Terlampir

Sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga


(LKKL) Tahun 2016, terlampir kami sampaikan perlakuan akuntansi atas transaksi akhir tahun
anggaran 2016 untuk dipedomani.

Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih.

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2. Auditor Utama Keuangan Negara I, BPK RI;
3. Auditor Utama Keuangan Negara II, BPK RI;
4. Auditor Utama Keuangan Negara III, BPK RI;
5. Para Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan;
6. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
r
Lampiran I
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : S{Cf/l$'B/20 16
Tanggal:;q Desember 2016

No. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Oirektur/Oeputi Kementerian Negara/Lembaga

1 Sekretaris Jenderal MPR RI


2 Sekretaris Jenderal OPR RI
3 Sekretaris Jenderal BPK RI
4 Sekretaris Mahkamah Agung RI
5 Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Kejaksaan Agung RI
6 Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara RI
7 Sekretaris Jenderal Kementerian Oalam Negeri RI
8 Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri RI
9 Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI
10 Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
11 Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan RI
12 Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian RI
13 Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI
14 Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Oaya Mineral RI
15 Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI
16 Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
17 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
18 Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI
19 Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI
20 Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI
21 Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
22 Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
23 Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
24 Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI
25 Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI
26 Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
27 Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
28 Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata RI
29 Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara RI
30 Sekretaris Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI
31 Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
32 Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
33 Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
34 Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara
No. Sekretaris JenderallSekretaris Utama/Sekretaris/Direktur/Deputi Kementerian Negara/Lembaga

35 Sekretaris Utama Lembaga Sandi Negara


36 Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional
37 Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik
38 Sekretaris Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
39 Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
40 Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional
41 Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
42 Wakil Kepala Kepolisian Negara RI
43 Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan
44 Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional
45 Sekretaris Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal
46 Sekretaris Utama Badan Narkotika Nasional
47 Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI
48 Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
49 Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
50 Sekretaris Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
51 Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum
52 Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi RI
53 Sekretaris Utama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
54 Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
55 Sekretaris Utama Badan Tenaga Nuklir Nasional
56 Sekretaris Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
57 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
58 Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial
59 Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional
60 Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir
61 Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara
62 Sekretaris Utama Arsip Nasional RI
63 Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara
64 Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
65 Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI
66 Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga RI
67 Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi
68 Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah RI
69 Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial RI
70 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana
71 Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
72 Sekretaris Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
No. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Sekretaris/Oirektur/Oeputi Kementerian Negara/Lembaga

73 Sekretaris Utama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


74 Sekretaris Utama Badan SAR Nasional

75 Sekretaris Jenderal Komisi Pengawas Persaingan Usaha


76 Sekretaris Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
77 Sekretaris Jenderal Ombudsman RI
78 Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Anggota 1 Oeputi Bidang Administrasi dan Umum Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
79
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
80 Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
81 Oeputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet
82 Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilu
83 Oirektur SOM dan Umum Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
84 Oirektur Umum Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
85 Wakil Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
86 Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif
87 Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut
Lampiran II
Sural Direklur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : S-I07'l3'P8/20 16
Tanggal:,;21 Desember 2016

Perlakuan Akuntansi atas Transaksi Akhir Tahun Anggaran 2016


dalam Rangka Penyusunan LKKL Tahun 2016

1. Jaminan Penyelesaian Pekerjaan

Pasal 16 dan 17 Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2016 tentang Pedoman


Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara Akhir tahun Anggaran 2016
sebagaimana telah diubah dengan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-49/PB/2016
mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Pengajuan SPM-LS kontraktual ke KPPN yang BAPP-nya dibuat tanggal 23 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016, pada saat pengajuan SPM-LS ke KPPN wajib
melampirkan antara lain asli jaminan/garansi bank yang diterbitkan oleh bank umum
dengan masa berlaku sampai dengan berakhirnya masa kontrak, dengan nilai
jaminan sekurang-kurangnya sebesar nilai pekerjaan yang belum diselesaikan, dan
masa pengajuan klaim selama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak berakhirnya
jaminan/garansi bank tersebut.
b. Untuk pekerjaan dengan nilai kontrak dan/atau nilai pekerjaan yang belum
diselesaikan jumlahnya sama dengan atau di bawah Rp50.000.000,OO (lima puluh
juta rupiah) jaminan/garansi bank dapat dig anti dengan SPT JM sebagai penjaminan
dari PPK.
c. Apabila pelaksanaan pekerjaan tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan 100%
sampai dengan berakhirnya masa kontrak, namun telah dibayar 100% sampai
berakhirnya masa kontrak, maka:
1) PPK menyampaikan surat pernyataan tertulis dilengkapi dengan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) dan Berita Acara Pembayaran (BAP) terakhir
kepada Kepala KPPN mitra kerjanya, paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak masa
kontrak berakhir.
2) Pada hari kerja berikutnya setelah menerima surat pernyataan tersebut, Kepala
KPPN mengajukan klaim pencairan jaminan/garansi bank untuk untung Kas
Negara sebesar nilai pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan.
3) Klaim pencairan jaminan/garansi bank tanpa memperhitungkan pajak-pajak yang
telah disetorkan ke kas negara atau melalui potongan SPM.
4) Apabila BAPP tidak disampaikan ke KPPN paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sejak masa kontrak berakhir, pad a hari kerja berikutnya Kepala KPPN membuat
surat pernyataan tidak menerima BAPP dan mengajukan kalim pencairan
jaminan/garansi bank untuk untung Kas Negara sekurang-kurangnya sebesar
nilai pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan.
5) Apabila bank tidak bersedia mencairkan jaminan/garansi bank sebagaimana
dimaksud pada huruf a, PPK wajib mengembalikan uang jaminan/garansi
tersebut dan menyetorkan ke Kas Negara.

Perlakuan akuntansi terkait dengan kejadian tersebut diatur sebagai berikut:


a. Satker tidak menyajikan jaminan/garansi bank di dalam Neraca tetapi cukup
mengungkapkan di dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Apabila pencairan jaminan/garansi bank dan penyetoran ke Kas Negara dilakukan
sampai dengan 31 Desember 2016, maka:
1) Penyetoran pengembalian belanja ke Kas Negara tersebut mencantumkan kode
BA, Eselon I, dan Satker yang bersangkutan, serta menggunakan kode akun

- 1-
belanja yang bersangkutan (5xxxxx). Apabila penyetoran ke Kas Negara
dilakukan oleh KPPN, bukti setor dimaksud disampaikan kepada satker yang
bersangkutan dan merupakan dokumen sumber untuk keperluan administrasi
dan pertanggungjawaban atau pelaporan.
2) Pencairan jaminan/garansi bank/penyetoran pengembalian belanja ke Kas
Negara tersebut dicatat oleh satker yang bersangkutan sebagai sebagai berikut:
a). Buku Besar Kas
Pad a saat Satker merekam SSPB/bukti setor lainnya yang sah, aplikasi
SAIBA secara otomatis akan mencatat sebagai pengembalian belanja tahun
anggaran berjalan dengan jurnal sebagai berikut:
115612 xxxx
xxxx

b). Buku Besar Akrual

(1) Dalam hal pengembalian berupa akun belanja barang yang menghasilkan
barang persediaan (persediaan yang perolehannya menggunakan
termin/persediaan dalam proses), pad a saat Satker merekam SSPB/bukti
setor lainnya yang sah, aplikasi akan mencatat sebagai pengurang
persediaan yang belum diregister, dengan jurnal sebagai berikut:

Jurnal tersebut secara otomatis akan mengeliminasi Persediaan Yang


Belum Diregister yang terbentuk pada saat realisasi belanja, karena
perekaman persediaan dilakukan berdasarkan BAST.

(2) Dalam hal pengembalian berupa Belanja Modal, pada Buku Besar Akrual
dicatat sebagai pengurang Aset Tetap/Aset Lainnya. Pencatatan atas
SSPB/bukti setor lainnya yang sah pada aplikasi SAIBA secara otomatis
menghasilkan jurnal sebagai berikut:
D 313111 Dita ihkan ke Entitas Lain xxxx
K 13xxxx Aset Tetap/Aset Lainnya yang xxxx
116xxxx Belum Dire ister

Dalam hal belanja modal dimaksud menghasilkan Konstruksi dalam


Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud dalam Pengerjaan, maka nilai
Konstruksi dalam Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud dalam Pengerjaan
disajikan sebesar nilai realisasi pembayaran kontrak dikurangi
pengembalian belanja. Oleh karena itu, apabila Satker telah mencatat
seluruh realisasi Belanja Modal sebagai Konstruksi dalam
Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud dalam Pengerjaan di dalam Aplikasi
SIMAK-BMN, Satker harus melakukan pengurangan nilai Konstruksi
dalam Pengerjaan/Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan sebesar nilai
pekerjaan yang tidak diselesaikan/belanja yang dikembalikan ke Kas
Negara melalui menu koreksi perubahan nilai KDP.

Atas transaksi koreksi terse but, aplikasi SIMAK-BMN akan menghasilkan


jurnal sebagai berikut:
D 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non xxxx
Revaluasi
K 13xxxxl Konstruksi dalam Pengerjaan/Aset xxxx
16xxxx Tak Berwuiud dalam Pen er"aan

-2-
Pada saat jurnal tersebut diterima di aplikasi SAIBA, dilakukan jurnal
koreksi secara manual untuk mengeliminasi Aset Tetap/Aset Lainnya
Yang Belum Diregister sebagai berikut:
D 13xxxx Aset Tetap/Aset Lainnya Yang xxxx
116xxxx Belum Dire ister
K 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non xxxx
Revaluasi

(3) Dalam hal pengembalian berupa akun belanja barang yang tidak
menghasilkan barang persediaan, pada saat Satker merekam SSPB/bukti
setor lainnya yang sah, aplikasi SAIBA secara otomatis akan mencatat
sebagai pengurang beban tahun berjalan dengan jurnal sebagai berikut:
313111 Dita ihkan ke Entitas Lain xxxx

c. Apabila pencairan jaminan/garansi bank/penyetoran ke Kas Negara dilakukan


setelah tanggal 31 Desember 2016, maka:

(1) Pada Neraca per 31 Desember 2016 disajikan sebagai Piutang PNBP sekaligus
mengoreksi pencatatan beban/aset tetap/aset lainnya yang belum diregister
sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/tidak dapat diselesaikan,
dengan jurnal manual pad a aplikasi SAIBA sebagai berikut:

a)

b) Jika terkait akun Belan'a Modal:


D 115211 Piutan PNBP xxxx
K 13xxxx/ Aset Tetap/Aset Lainnya yang xxxx
16xxxx Belum Dire ister

c)

Atas Piutang PNBP tersebut dilakukan penyisihan piutang tidak tertagih dengan
kualitas lancar setelah memperhitungkan nilai jaminan/garansi bank sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang
Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih pad a Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
Tata cara pencatatan dan penyajian penyisihan piutang tak tertagih mengikuti
ketentuan yang mengatur mengenai akuntansi penyisihan piutang tak tertagih

(2) Dalam hal pencairan jaminan/garansi banklpenyetoran ke kas negara terkait


perolehan Konstruksi Dalam Pengerjaan/Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan,
nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan/Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan
disajikan sebesar nilai realisasi pembayaran kontrak dikurangi nilai belanja yang
dikembalikan. Oleh karena itu, apabila Satker telah mencatat seluruh realisasi
Belanja Modal sebagai Konstruksi dalam Pengerjaan/Aset Tidak Berwujud
dalam Pengerjaan di dalam aplikasi SIMAK-BMN, Satker harus melakukan
pengurangan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan/Aset Tak Berwujud dalam

-3-
Pengerjaan sebesar persentase pekerjaan yang tidak diselesaikan/belanja yang
dikembalikan ke Kas Negara pad a menu koreksi.

Atas transaksi koreksi tersebut, aplikasi SIMAK-BMN akan menghasilkan jurnal


sebagai berikut:
D 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non xxxx
Revaluasi
K 13xxxxl Konstruksi dalam Pengerjaan/Aset xxxx
16xxxx Tak Berwujud dalam Pengerjaan

Pad a saat jurnal tersebut diterima di aplikasi SAIBA, pad a aplikasi SAIBA
dilakukan jurnal koreksi secara manualuntuk mengeliminasi Aset Tetap/Aset
Lainnya Yang Belum Diregistersebagai berikut:
D 13xxxxl Aset Tetap/Aset Lainnya Yang xxxx
16xxxx Belum Dire ister
K 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non xxxx
Revaluasi

(3) Penyetoran ke Kas Negara mencantumkan kode BA, Eselon I, dan Satker yang
bersangkutan, serta menggunakan kode akun penerimaan kembali belanja
tahun anggaran yang lalu (42395x). Apabila penyetoran dilakukan oleh KPPN,
bukti setor dimaksud disampaikan kepada satker yang bersangkutan dan
merupakan dokumen sumber untuk keperluan administrasi dan
pertanggungjawaban atau pelaporan.
(4) Penyetoran pengembalian belanja tersebut dicatat oleh satker yang
bersangkutan pad a tahun anggaran berikutnya sebagai berikut:
a. Buku Besar Kas
Pad a saat Satker merekam SSBP/bukti setor lainnya yang sah, aplikasi
SAIBA secara otomatis akan mencatat sebagai Penerimaan Kembali Belanja
Tahun Anggaran yang Lalu dengan jurnal sebagai berikut:

K 42395x Penerimaan Kembali Belanja xxx xxxx


Tahun An Lalu

b. Buku Besar Akrual


Pad a sa at Satker merekam SSBP/bukti setor lainnya yang sah, aplikasi
SAIBA secara otomatis akan mencatat sebagai Penerimaan Kembali Belanja
Tahun Anggaran yang Laludengan jurnal sebagai berikut:
D 313121 Diterima dari Entitas Lain xxxx
K 42395x Penerimaan Kembali Belanja xxx xxxx
Tahun An aran an Lalu

Selanjutnya pad a aplikasi SAIBA dibuat jurnal koreksi secara manual sebagai
berikut:
D 42395x Belanja xxx xxxx
Lalu
K 115211 xxxx

- 4-
2. Jaminan Pemeliharaan

Sesuai dengan dengan Pasal 15 Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-


44/PB/2016tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Negara Akhir
tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diu bah dengan Perdirjen Perbendaharaan
Nomor PER-49/PB/2016, disebutkan bahwa penerbitan SP2D untuk pembayaran biaya
pemeliharaan 5% dari nilai kontrak (retensi), diatur sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pekerjaan harus sudah selesai 100%;
b. Untuk masa pemeliharaan sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2016 atau yang
melampaui tahun anggaran 2016, biaya pemeliharaan dapat dibayarkan pad a tahun
anggaran 2016 dengan dilampiri fotocopy jaminan pemeliharaan yang telah disahkan
oleh PPK serta mencantumkan nomor dan tanggal jaminan bank/asuransi pada
uraian SPM berkenaan.
c. SPM retensi dapat diterbitkan tersendiri/terpisah atau disatukan dengan SPM
pembayaran angsuran/termin atas prestasi pekerjaan fisiko
d. Jaminan pemeliharaan diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugianlsurety bond, nilai
jaminan minimal sebesarjumlah tagihan, dan masa berlakunya berakhir minimal
bersamaan dengan masa pemeliharaan.

Perlakuan akuntansi terkait dengan kejadian tersebut diatur sebagai berikut:


a. Jaminan pemeliharaaan/garansi bank tidak perlu disajikan di dalam Neraca, namun
cukup diungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas laporan Keuangan.
b. Jika ternyata dalam masa pemeliharaan pihak ketiga wanprestasi, maka jaminan
pemeliharaan dicairkan dandisetor ke Kas Negara oleh Satker menggunakan
SSBP/bukti setor lainnya yang sah sebagai pendapatan Anggaran lain-lain (423999).
C. Setoran pencairan jaminanpemeliharaan tersebut tidak mengurangi nilai aset
tetap/aset lainnya yang bersangkutan.
d. Pencairan jaminan pemeliharaan dan penyetoran yang dilakukan setelah tanggal 31
Desember 2016 diinput dalam aplikasi SAIBA berdasarkan SSBP/bukti setor lainnya
yang sahdan secara otomatis akan menghasilkan jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


xxxx
aran lain-lain xxxx

xxxx
aran lain-lain xxxx

3. Penyajian Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan

Tidak seluruh kas yang berada dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan merupakan
hak pemerintah yang dapat diakui sebagai pendapatan. Misalnya: uang jaminan lelang
pad a Bendahara Penerimaan KPKNL Kementerian Keuangan, yang nantinya akan
dikembalikan kepada peserta lelang yang bukan merupakan pemenang lelang. Selain
itu, khusus pada satuan kerja lingkup Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, juga
terdapat kas di Bendahara Penerimaan yang merupakan pungutan pajak yang belum
disetor, seperti PPh Pasal 22 Impor, PPN Impor, PPnBM Impor, dan sebagainya.

Untuk itu, kas yang berada dalam pengelolaan Bendahara Penerimaan disajikan menjadi
3 (tiga) kategori, yaitu:

-5-
a. Pendapatan PNBP
D 111711 Kas di Bendahara Penerimaan xxx x
Penda atan PNBP . xxxx
Digunakan untuk mencatat pendapatan yang sampai dengan tanggal 31 Desember
2016 belum disetor ke Kas Negara.

b. Dana Pihak Ketiga


D 111825 Kas Lainnya di Bendahara xxxx
Penerimaan
K 212192 Dana Pihak Ketiga xxxx
Digunakan untuk mencatat kas di Bendahara Penerimaan yang bukan merupakan
hak, sehingga tidak atau belum dapat diakui sebagai pendapatan. Misalnya, uang
jaminan lelang pad a Bendahara Penerimaan satker KPKNL, yang belum ditentukan
pemenang lelangnya.

c. Utang Pajak Bendahara Penerimaan yang Belum Disetor


D 111825 Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan xxxx
K 219963 Utang Pajak Bendahara Penerimaan xxxx
yang Belum Disetor

Digunakan untuk mencatat Kas Di Bendahara Penerimaan yang merupakan


pungutan pajak yang belum disetor ke Kas Negara, misalnya pada satker lingkup
Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.

Jurnal tersebut diatas dilakukan secara manual pada aplikasi SAIBA.

4. Koreksi akuntansi atas aset yang belum diregister yang disebabkan oleh
ketidaksesuaian akun belanja

Kesalahan akun belanja dapat menyebabkan timbulnya aset belum diregister di dalam
neraca yang tidak bisa tereliminasi secara otomatis. Contoh:
a. Akun belanja barang persediaan yang digunakan bukan untuk pengadaan barang
persediaan tetapi untuk beban yang lain;
b. Akun belanja modal yang digunakan bukan untuk perolehan atau pengembangan
aset tetap/aset lainnya atau menghasilkan BMN ekstrakomptabel;
c. Akun belanja yang seharusnya tidak menghasilkan persediaan/aset tetap/aset
lainnya tetapi digunakan untuk perolehan/pengembangan persediaan/aset tetap/aset
lainnya;
d. Kesalahan pemilihan akun belanja modal, misalnya belanja modal gedung dan
bangunan menghasilkan peralatan dan mesin atau aset tak berwujud;
e. Akun belanja modal yang digunakan untuk perolehan barang persediaan; dan
f. Akun belanja persediaan yang digunakan untuk perolehan aset tetap/aset lainnya.
Terhadap ketidaksesuaian ini seharusnya dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen
realisasi belanja sehingga terdapat kesesuaian antara jenis belanja dengan substansi
output yang dihasilkan. Apabila sampai dengan akhir periode pelaporan tahun
2016dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revisi anggaran/ralat
dokumen realisasi belanja, agar tidak terjadi salah saji di dalam laporan keuangan perlu
dilakukan koreksi akuntansi untuk mengeliminasi akun aset yang belum diregister dari
neraca. Satker wajib mengungkapkan secara memadai alasan/pertimbangan

-6-
manajemen tidak melakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja di dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
a. Akun belanja barang persediaan yang digunakan bukan untuk pengadaan
barang persediaan tetapi untuk beban yang lain

Pad a saat pencatatan realisasi belanja barang yang menghasilkan persediaan di


aplikasi SAIBA secara otomatis akan muncul jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


52xxxx xxxx
115612 xxxx

Buku Besar Akrual:


117911 ister xxxx
313111 xxxx

Karena pengeluaran ini tidak digunakan untuk perolehan persediaan namun untuk
beban yang lain, maka jurnal ini tidak dapat tereliminasi secara otomatis. Jika sampai
dengan akhir periode akuntansi dikarenakan pertimbangan manajemen tidak
dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka dilakukan jurnal
koreksi pada buku besar akrual dengan mendebet beban yang seharusnya
dan mengkredit persediaan yang belum diregister secara manual pada aplikasi
SAIBA sebagai berikut:
52xxxx Beban . Xxxx
117911 Persediaan an belum Dire ister Xxxx

Contoh:
Satker ABC terlanjut merevisi seluruh akun 521111 ke akun 521811 termasuk di
dalamnya anggaran untuk membayar honor petugas keamanan kantor (satpam) dan
sampai akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan
revisi (perbaikan) lagi, sehingga Sakter ABC membayar honor petugas keamanan
kantor (satpam) menggunakan akun 521811 senilai Rp5 juta. Pad a saat pencatatan
realisasi belanja di aplikasi SAIBA secara otomatis akan membentuk jurnal sebagai
berikut:

Buku Besar Kas:


D 521811 Belanja Barang Persediaan Barang 5 juta
Konsumsi
K 115612 Piutang dari KPPN 5 juta

Buku Besar Akrual:


117911 ister
313111

Karena tidak ada perolehan persediaan yang direkam di aplikasi Persediaan, maka
akun Persediaan yang Belum Diregister tidak bisa terleminasi secara otomatis. Oleh
karena itu, jika sampai dengan akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan
manajemen tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka
dilakukan jurnal koreksi akuntansi untuk mengeliminasi Persediaan yang Belum

-7-
Diregister dan mencatat beban yang seharusnya secara manual pada Aplikasi
SAIBAsebagai berikut:

521111 Beban Ke

b. Akun belanja modal yang digunakan bukan untuk perolehan atau


pengembangan aset tetap/aset lainnya tetapi menimbulkan beban atau
menghasilkan BMN ekstrakomptabel

Pada saat pencatatan realisasi belanja modal di aplikasi SAIBA secara otomatis
akan muncul jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


53xxxx xxxx
115612 xxxx

Buku Besar Akrual:


0 13xxxxl Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum xxxx
16xxxx Diregister
K 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain xxxx

Karena pengeluaran ini tidak dikapitalisasi sebagaiAset Tetap/Aset Lainya namun


menimbulkan beban atau menghasilkan BMN ekstrakomptabel, maka tidak ada
jurnal hasil perekaman dari aplikasi SIMAK-BMNyang dikirim ke aplikasi SAIBA,
sehingga jurnal di atas tidak dapat tereliminasi secara otomatis. Jika sampai dengan
akhir periode akuntansi dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revisi
anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka dilakukan jurnal koreksi akuntansi
secara manual pad a aplikasi SAIBAdengan mendebet beban yang seharusnya dan
mengkredit Aset Tetap yang Belum Diregisterl Aset Lainnya yang Belum Diregister
sebagai berikut:
0 52xxxxl
59xxxx Beban .............. xxxx
K 13xxxxi Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum xxxx
16xxxx Diregister

Contoh:
1. Sakter ABC melakukan kegiatan pemeliharaan gedung menggunakan akun
533111 senilai Rp 30 juta. Pad a saat pencatatan realisasi belanja di aplikasi
SAIBA secara otomatis akan membentuk jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


0 533111 Belanja Modal Pemeliharan 30 juta
Gedung dan Bangunan
K 115612 Piutang dari KPPN 30 juta

-8-
Buku Besar Akrual:
D 133211 Gedung dan Bangunan yang 30 juta
belum Diregister
K 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 30 juta

Karena tidak ada peningkatan nilai gedung dan bangunan yang direkam di
aplikasi SIMAK-BMN, maka akun Gedung dan Bangunan yang Belum Diregister
tidak bisa tereleminasi secara otomatis dari Neraca. Oleh karena itu, jika sampai
dengan akhir tahun dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revisi
anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka dilakukan jurnal koreksi
akuntansi secara manual pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:
D 523111 Beban Pemeliharaan Gedung 30 juta
dan Banguan
K 133211 Gedung dan Bangunan yang 30 juta
belum Diregister

2. Sakter ABC melakukan kegiatan pembelian kursi sebanyak 100 buah @


Rp.250.000,- menggunakan akun 532111 senilai Rp 25 juta. Pad a saat
pencatatan realisasi belanja di aplikasi SAIBA secara otomatis akan membentuk
jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Kas:
D 532111 Belanja Modal Peralatan dan 25 juta
Mesin
K 115612 Piutanq dari KPPN 25 juta

Buku Besar Akrual:


D 133211 Peralatan dan Mesin yang belum 25 juta
Direqister
K 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 25 juta

Pembelian Kursi tersebut direkam di aplikasi SIMAK-BMN yang secara otomatis


akan dimasukkan ke dalam Daftar Barang Ekstrakomptabel dan tidak ada jurnal
yang dikirim ke Aplikasi SAIBA, maka akun Peralatan dan Mesin yang Belum
Diregister tidak bisa tereliminasi secara otomatis dari Neraca. Pembelian Kursi
diatas seharusnya menggunakan akun 521111, oleh karena itu, jika sampai
dengan akhir tahun dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revisi
anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka dilakukan jurnal koreksi
akuntansi secara manual pada Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
D 595112 Beban Aset Ekstrakomtabel 25 juta
Peralatan dan Mesin
K 133211 Peralatan dan Mesin yang 25 juta
belum Diregister

c. Akun belanja yang seharusnya tidak menghasilkan persediaan/aset tetap/aset


lainnya tetapi digunakan untuk perolehan/pengembangan persediaan/aset
tetap/aset lainnya

Pad a saat pencatatan realisasi belanja di aplikasi SAIBA secara otomatis akan
muncul jurnal akrual sebagai berikut:

-9-
Buku Besar Kas:
52xxxx Xxxx
115612 Xxxx

Buku Besar Akrual:


52xxxx Xxxx
313111 Xxxx

Karena pengeluaran tersebut ternyata menghasilkan aset berupa persediaan/aset


tetap/aset lainnya, maka dilakukan perekaman perolehan persediaan/aset tetap/aset
lainnya di aplikasi Persediaan/SIMAK-BMN dan menghasilkan jurnal sebagai berikut:
0 1xxxxx Persediaan/Aset Tetap IAset xxxx
Lainnya ........
K 1xxxxx Persediaan/Aset Tetapl Aset Lainnya xxxx
yang belum Diregister

Pad a saat jurnal tersebut di terima di aplikasi SAIBA akan memunculkan


Persediaan/Aset Tetapl Aset Lainnya yang belum Diregister bersaldo minus (kredit).
Jika sampai dengan akhir periode akuntansi dikarenakan pertimbangan manajemen
tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka dilakukan
jurnal koreksi pad a buku besar akrual dengan mendebet Persediaan/Aset Tetapl
Aset Lainnya yang belum Diregister dan beban terkait sebagai berikut:
0 1xxxxx Persediaan/Aset Tetapl Aset Lainnya xxxx
yang belum Diregister
K 52xxxx Beban ....... xxxx

Contoh:
Sakter ABC membeli Alat Tutis Kantor yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari
kantor menggunakan akun 521111 senilai Rp1 juta. Pad a saat pencatatan realisasi
belanja di aplikasi SAIBA akan membentuk jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


521111
115612

Buku Besar Akrual:


521111
313111

Pad a saat persediaan Alat Tulis Kantor direkam di aplikasi Persediaan secara
otomatis akan menghasilkan jurnal sebagai berikut:

117111
117911 ister

Pada saat jurnal ini diterima di aplikasi SAIBA akan memunculkan Persediaan yang
belum Diregister bersaldo minus (kredit). Apabila sampai dengan akhir tahun
anggaran dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revrsi
anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka pada akhir periode pelaporan

- 10-
dilakukan jurnal koreksi akuntansi secara manual pada aplikasi SAIBA sebagai
berikut:
117911
521111

d. Kesalahan pemilihan akun belanja modal, misalnya belanja modal gedung dan
bangunan menghasilkan peralatan dan mesin atau aset tak berwujud.

Pad a saat pencatatan realisasi belanja modal gedung dan Bangunan di aplikasi
SAIBA akan muncul jurnal akrual sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


532111 xxxx
115612 xxxx
Buku Besar Akrual:
133211 xxxx
313111 xxxx
Karena menghasilkan peralatan dan mesin, maka diinput pada aplikasi SIMAK-BMN
sebagai Peralatan dan Mesin dan secara otomatis menghasilkan jurnal sebagai
berikut:
132111 Peralatan dan Mesin xxxx
132211 Peralatan Mesin an xxxx
Apabila jurnal dari SAIBA tersebut telah diterima di Aplikasi SAIBA, maka akan
menghasilkan akun Gedung dan Bangunan Belum Diregister pada posisi debet
(positif) dan akun Peralatan dan Mesin Belum Diregister pad a posisi kredit (minus).
Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan
manajemen tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka
pad a akhir periode pelaporan dilakukan jurnal koreksi akuntansi secara manual di
Aplikasi SAIBA sebagai berikut:

D 132211 Peralatan Mesin yang Belum Diregister xxxx


K 133211 Gedung dan Bangunan yang Belum xxxx
Diregister

Contoh:
Satker ABC mengadakan kegiatan pembangunan Gedung menggunakan akun
533111 senilai Rp10 Miliar. Ternyata termasuk didalamnya terdapat pembelian
Peralatan dan Mesin berupa Meubelair senilai Rp1 Miliar. Pada saat pencatatan
realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan di aplikasi SAIBA akan muncul jurnal
akrual sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


533111 10 Miliar
115612 10 Miliar

- 11-
Buku Besar Akrual:
D 133211 Gedung dan Bangunan yang Belum 10 Miliar
Diregister
K 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 10 Miliar

Karena selain menghasilkan Gedung dan Bangunan juga Peralatan dan Mesin,
maka diinput pada aplikasi SIMAK-BMN sebagai Gedung dan Bangunan Rp9 Miliar
dan Peralatan dan Mesin Rp1 Miliar. Secara otomatis menghasilkan jurnal sebagai
berikut:
132111 Peralatan dan Mesin 1 Miliar
132211 Peralatan Mesin an 1 Miliar

D 133111 Gedung dan Bangunan 9 Miliar


K 133211 Gedung dan Bangunan yang Belum 9 Miliar
Diregister

Apabila jurnal dari aplikasi SIMAK-BMN tersebut telah diterima di Aplikasi SAIBA,
maka akan menghasilkan akun Gedung dan Bangunan yang Belum Diregister pad a
posisi debet (positif) sebesar Rp1 Miliar dan akun Peralatan dan Mesin yang Belum
Diregister pada posisi kredit (minus) sebesar Rp1 Miliar. Apabila sampai dengan
akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan manajemen tidak dilakukan revisi
anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka pad a akhir periode pelaporan
dilakukan jurnal koreksi akuntansi secara manual di Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
132211 1 Miliar
133211 1 Miliar

e. Akun belanja modal yang digunakan untuk perolehan barang persediaan

Pad a saat pencatatan realisasi belanja modal di aplikasi SAIBA secara otomatis
akan muncul jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


53xxxx xxxx
115612 xxxx

Buku Besar Akrual:


133211 xxxx
313111 xxxx

Karena pengeluaran im ternyata menghasilkan barang persediaan, maka


berdasarkan BAST dilakukan perekaman perolehan persediaan di aplikasi
persediaan. Perekaman tersebut menghasilkan jurnal sebagai berikut:
117xxx Persediaan xxx xxxx
117911 Persediaan an Belum Dire ister xxxx

Pad a saat jurnal tersebut diterima di aplikasi SAIBA akan menyebabkan Aset
Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister bersaldo positif dan Persediaan yang
Belum Diregister bersaldo minus. Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran
dikarenakan pertimbangan manajemn tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen
realisasi belanja, maka pada akhir periode pelaporan dilakukan jurnal koreksi
akuntansi secara manual di Aplikasi SAIBA sebagai berikut:

- 12 -
0 117911 Persediaan yang Belum Diregister xxxx
K 13xxxx/ Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum xxxx
16xxxx Diregister

Contoh:
Satker ABC melakukan kegiatan pengadaan peralatan komputer senilai Rp 20 juta
menggunakan akun 532111 termasuk didalamnya terdapat pembelian toner printer
senilai Rp 2 Juta. Pad a saat pencatatan realisasi belanja di aplikasi SAIBA secara
otomatis akan membentuk jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


532111
115612

Buku Besar Akrual:


0 132211 Peralatan dan Mesin yang Belum 20 juta
Diregister
K 313111 Ditagihkan ke Entitas Lain 20 juta

Peralatan dan mesin senilai 18 juta diinput pad a aplikasi SIMAK-BMN dan secara
otomatis menghasilkan jurnal sebagai berikut:
0 132111 Peralatan dan Mesin 18 juta
K 132211 Peralatan dan Mesin yang Selum 18 juta
Diregister

Sedangkan persediaan senilai Rp 2 juta direkam pad a aplikasi Persediaan dan


secara otomatis menghasilkan jurnal sebagai berikut:
117111
117911

Apabila jurnal tersebut diterima di Aplikasi SAlSA, maka akan menghasilkan akun
peralatan dan Mesin yang belum diregister pad a posisi debet (positif) sebesar Rp 2
juta dan akun Persediaan yang Belum Diregister pada posisi kredit (minus) sebesar
Rp 2 juta. Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan
manajemen tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka
pad a akhir periode pelaporan dilakukan jurnal koreksi akuntansi secara manual di
Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
0 117911 Persediaan yang Belum Diregister 2 juta
K 1132211 Peralatan dan Mesin yang Belum 2 juta
Diregister

f. Akun belanja persediaan yang digunakan untuk perolehan aset tetap/aset


lainnya

Pada saat pencatatan realisasi belanja persediaan di aplikasi SAlSA secara otomatis
akan muncul jurnal sebagai berikut:

Buku Sesar Kas:


52xxxx xxxx
115612 xxxx

- 13-
Buku Besar Akrual:
117911 ister xxxx
313111 xxxx

Karena pengeluaran ini ternyata menghasilkan aset tetap/aset lainnya, maka


berdasarkan BAST dilakukan perekaman perolehan persediaan di aplikasi
persediaan. Perekaman tersebut menghasilkan jurnal sebagai berikut:
0 13xxxx Aset Tetap/Aset Lainnya xxxx
16xxxx
K 13xxxx Aset tetap/Aset Lainnya yang Belum xxxx
16xxxx Diregister

Pada saat jurnal tersebut diterima di aplikasi SAIBA akan menyebabkan Persediaan
yang Belum Diregister bersaldo positif dan Aset tetap/Aset Lainnya yang Belum
Diregister bersaldo minus. Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran
dikarenakan pertimbangan manajemn tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen
realisasi belanja, maka pada akhir periode pelaporan dilakukan jurnal koreksi
akuntansi secara manual di Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
0 13xxxx Aset tetap/Aset Lainnya yang Belum xxxx
16xxxx Diregister
K 117911 Persediaan yang Belum Diregister xxxx

Contoh:
Satker ABC melakukan kegiatan pengadaan buku senilai Rp 100 juta menggunakan
akun 526311 termasuk didalamnya buku senilai Rp 25 juta yang ditujukan untuk
koleksi perpustakaan. Pad a saat pencatatan realisasi belanja di aplikasi SAIBA
secara otomatis akan membentuk jurnal sebagai berikut:

Buku Besar Kas:


0 526311 Belanja Barang Lainnya untuk 100 juta
diserahkan kepada MasyarakatJ Pemda
K 115612 Piutang dari KPPN 100 juta

Buku Besar Akrual:


117911 ister
313111

Buku untuk diserahkan kepada masyarakatJpemda senilai 75 juta diinput pad a


aplikasi Persediaan dan secara otomatis menghasilkan jurnal sebagai berikut:
0 117128 Barang Lainnya untuk Dijual/Diserahkan 75 juta
kepada MasyarakatJ Pemda
K 117911 Persediaanyang Belum Direqister 75 juta

Sedangkan buku senilai senilai Rp 25 juta yang akan dijadikan koleksi perpustakaan
direkam pad a aplikasi SIMAK-BMN dan secara otomatis menghasilkan jurnal
sebagai berikut:
135121
166411

- 14-
Apabila jurnal tersebut diterima di Aplikasi SAIBA, maka akan menghasilkan akun
Persediaan yang belum Diregister pad a posisi debet (positif) sebesar Rp 25 juta dan
akun Aset lainnya yang Belum Diregister pada posisi kredit (minus) sebesar Rp 25
juta. Apabila sampai dengan akhir tahun anggaran dikarenakan pertimbangan
manajemen tidak dilakukan revisi anggaran/ralat dokumen realisasi belanja, maka
pad a akhir periode pelaporan dilakukan jurnal koreksi akuntansi secara manual di
Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
166411
117911

5. PNBP yang Terlanjur Digunakan Langsung oleh KlL, kecuali BLU

Pad a laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas laporan Keuangan Kementerian


Negara/lembaga (lKKll) dan laporan Keuangan Pemerintah Pusat (lKPP) tahun 2015
masih ditemukan PNBP yang digunakan secara langsung oleh beberapa Kementerian
Negara/lembaga yang tidak menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan layanan
Umum (BlU). PNBP yang digunakan secara lang sung oleh Kementerian
Negara/lembaga, diatur dengan kebijakan akuntansi sebagai berikut:
a. Kebijakan akuntansi ini hanya mengatur PNBP yang telah terlanjur digunakan secara
lang sung oleh Kll dan tidak menghilangkan kewajiban Kll untuk mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai PNBP;
b. Atas PNBP yang digunakan secara langsung pad a tahun berjalan, Kll wajib
mengungkapkan secara memadai dalam Catatan atas laporan Keuangan (CalK)
pad a lKKll. Pengungkapan yang memadai sekurang-kurangnya meliputi:
1) Jenis dan jumlah PNBP yang digunakan secara langsung;
2) Jenis dan jumlah penggunaan PNBP;
3) Alasan penggunaan PNBP secara langsung; dan
4) Daftar persediaan/aset tetap/aset lainnya yang diperoleh dari PNBP yang
digunakan secara langsung.
c. Dalam hal saldo kas per 31 Desember atas PNBP yang digunakan secara langsung
tersebut sebelumnya telah dicatat sebagai Kas di Bendahara Penerimaan dan
disajikan pada Neraca laporan keuangan audited, Kll tetap menyajikan Kas di
Bendahara Penerimaan tersebut pada Neraca serta diungkapkan secara memadai di
dalam CalK sampai dengan dilakukan penyetoran atau diselesaikan sesuai
ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian kerugian negara.
d. Dalam rangka reviu atas lKKll, APIP pada Kementerian Negara/lembaga
memastikan validitas nilai PNBP yang diungkapkan di dalam CalK sebagaimana
dimaksud pad a huruf b dan huruf c.

6. Perlakuan Akuntansi atas Aset yang Diperoleh dari Realisasi Belanja Bantuan
Pemerintah dalam Bentuk Uang

a. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang


Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pad a Kementerian
Negara/lembaga sebagaimana telah diu bah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 173/PMK.05/2016, bantuan pemerintah pad a Kll meliputi:
1) Bantuan pemerintah dalam bentuk sarana/prasarana;

- 15-
2) Bantuan pemerintah dalam bentuk rehabilitasi/pembangunan gedung dan
bangunan; dan
3) Bantuan Pemerintah dalam bentuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik
bantuan lainnya.
b. Terhadap ketiga jenis bantuan pemerintah sebagaimana tersebut pad a huruf a dapat
diberikan baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang dan dialokasikan
pada Kelompok Akun Belanja Barang Untuk Diserahkan Kepada MasyarakatlPemda
(526XXX).
c. Sesuai prinsip pendekatan aset dalam pencatatan persediaan, realisasi SPM/SP2D
yang berasal dari kelompok akun 526XXX kecuali untuk akun 526312 (Belanja
Barang untuk Bantuan Lainnya yang memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah),
akan membentuk akun "Persediaan Belum Diregister".
d. Mengacu pada Surat Direktur Barang Milik Negara kepada Sekretaris Ditjen
Perumahan Swadaya (BSPS), Kementerian PUPR Nornor S-394/KN.2/2016 tanggal
8 Desember 2016 hal Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2016,
perlakuan akuntansi atas aset yang timbul dari realisasi bantuan pemerintah pad a
KlL dalam bentuk uang diatur sebagai berikut:
1) Aset yang diperoleh dari realiasi belanja bantuan pemerintah pad a KlL dalam
bentuk uang tidak memenuhi definisi Barang Milik Negara (BMN) sebagaimana
diatur di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
BMN/D. Oleh karena itu, tidak dicatat sebagai BMN.
2) Apabila terdapat saldo akun "Persediaan Belum Diregister" yang berasal dari
realisasi bantuan pemerintah dalam bentuk uang (realisasi SPM/SP2D akun
526XXX selain 526312), Satker agar melakukan jurnal pada menu Jurnal Umum
di Aplikasi SAIBA sebagai berikut:
D 526312 Beban Barang untuk Bantuan Lainnya Xxxx
yang memiliki Karakteristik Bantuan
Pemerintah
K 117911 Persediaan yang belum diregister Xxxx
e. Untuk selanjutnya di tahun anggaran 2017, Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang
yang dialokasikan pada kelompok akun 526 akan dibuatkan kode akun tersendiri
dengan pendekatan beban.
7. Hibah Langsung Uang yang Sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2016 Belum
Dilakukan Pengesahan
Bentuk hibah lang sung yang diterima Kementerian/Lembaga dapat berupa uang,
barang, atau jasa. Pad a saat kas diterima dari donor, satuan kerja mencatat kas dari
hibah langsung tersebut sebagai Kas dari Hibah Langsung yang Belum Disahkan.
Setelah mendapatkan register dari DJPPR, satuan kerja mengajukan revisi DIPA.
Selanjutnya, satuan kerja mengajukan pengesahan pendapatan hibah dan belanja yang
bersumber dari hibah dengan menyampaikan Surat Perintah Pengesahan Hibah
Langsung (SP2HL) kepada KPPN. KPPN akan menerbitkan Surat Pengesahan Hibah
Langsung (SPHL).
Apabila sampai dengan akhir tahun terdapat penggunaan uang yang berasal dari hibah
lang sung dan belum dilakukan pengesahan, dibutuhkan jurnal penyesuaian untuk
mencatat beban, aset, kewajiban, dan ekuitas yang timbul pad a tanggal 31 Desember
2016. Jurnal yang harus direkam secara manual oleh satuan kerja pada tanggal 31
Desember 2016 sebagai berikut:

- 16 -
a. Penggunaan uang yang berasal dari hibah langsung yang dilakukan pada
tahun berjalan
1) Jika penggunaan uang yang berasal dari hibah lang sung dilakukan pada tahun
berjalan dan tidak menghasilkan aset, Satker membuat jurnal secara manual
pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:
0 Beban .......... xxx
K Kas Lainnya di KJL dari Hibah yang Belum xxx
Disahkan
2) Jika penggunaan uang yang berasal dari hibah lang sung yang dilakukan pada
tahun berjalan menghasilkan aset, Satker membuat jurnal secara manual pad a
aplikasi SAIBA sebagai berikut:
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang xxx
belum Direqister
K Kas Lainnya di KJL dari Hibah yang Belum xxx
Disahkan
Selanjutnya Satker merekam aset tersebut ke dalam aplikasi Persediaan dan/atau
aplikasi SIMAK-BMN dan menyajikan di Neraca sepanjang memenuhi kriteria
kapitalisasi. Pencatatan pad a aplikasi Persediaan dan/atau SIMAK-BMN apabila
BAST atas perolehan aset tersebut tertanggal tahun berjalan dilakukan melalui
menu Perolehan Lainnya. Jurnal yang terbentuk pad a aplikasi Persediaan dan/atau
SIMAK-BMN:
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya xxx
K Pendapatan Perolehan Lainnya xxx
Pad a saat jurnal terse but diterima di aplikasi SAIBA, Satker agar membuat jurnal
secara manual pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:

0 Pendapatan Perolehan Lainnya xxx


K Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum xxx
Diregister
b. Penggunaan uang yang berasal dari hibah langsung yang dilakukan pada
tahun yang lalu
1) Jika penggunaan uang yang berasal dari hibah lang sung yang dilakukan pada
tahun yang lalu tidak menghasilkan aset, maka berdasarkan bukti-bukti
pengeluaran tertanggal tahun anggaran yang lalu tersebut Satker membuat jurnal
secara manual pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:

2) Jika penggunaan uang yang berasal dari hibah lang sung pad a tahun yang lalu
menghasilkan aset, maka berdasarkan bukti-bukti pengeluaran tertanggal tahun
anggaran yang lalu tersebut Satker membuat jurnal secara manual pada aplikasi
SAIBA sebagai berikut:
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang xxx
belum Diregister
K Kas dari Hibah Langsung yang Belum Disahkan xxx
Selanjutnya berdasarkan bukti perolehan, Satker merekam aset tersebut ke dalam
aplikasi Persediaan dan/atau aplikasi SIMAK-BMN dan menyajikan di Neraca
sepanjang memenuhi kriteria kapitalisasi. Pencatatan pad a aplikasi Persediaan
dan/atau SIMAK-BMN apabila BAST atas perolehan aset tertanggal tahun yang lalu,

- 17 -
dilakukan melalui menu Saldo Awal. Jurnal yang terbentuk pada aplikasi Persediaan
dan/atau SIMAK-BMN:
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya xxx
K Koreksi Nilai Persediaan/Koreksi Aset Tetap Non xxx
Revaluasi
Pada sa at jurnal tersebut diterima di aplikasi SAIBA, Satker agar membuat jurnal
secara manual pad a aplikasi SAIBA sebagai berikut:

0
Koreksi Nilai Persediaan/Koreksi Aset Tetap Non xxx
Revaluasi
K
Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum xxx
Direqister
Atas penggunaan dana hibah lang sung uang baik pad a tahun anggaran berjalan
maupun pada tahun anggaran yang lalu, Satker tetap menyajikan akun Hibah Langsung
yang belum Disahkan di dalam Neraca per 31 Desember 2016 dan mengungkapkan
secara memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan termasuk penjelasan atas
belum dilakukannya pengesahan sampai dengan akhir tahun 2016.

8. Hibah Langsung Barang/Jasa yang Sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2016
Belum Dilakukan Pengesahan
Terkait hibah lang sung berupa barang/jasa berharga yang belum disahkan sampai
dengan akhir tahun anggaran 2016 terdapat beberapa kondisi, yaitu:
a. Atas hibah langsung berupa barang dan jasa tersebut sudah diterima dengan
BAST dan satker telah mencatat Beban/Aset serta Hibah Langsung yang
Belum Disahkan
Satker telah melakukan pencatatan hibah barang/jasa satker sesuai ketentuan dalam
Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-5660/PB. 6/2016
tanggal 19 Juli 2016 hal Kebijakan Akuntansi dalam Rangka Penyusunan LKKL. Atas
kondisi ini, Satker tetap menyajikan Hibah Langsung yang Belum Disahkan di dalam
Neraca per 31 Desember 2016 dan mengungkapkan secara memadai di dalam
CaLK termasuk penjelasan atas belum dilakukannya pengesahan sampai dengan
akhir tahun anggaran 2016.

b. Atas hibah langsung berupa barang/jasa tersebut sudah diterima dengan BAST
tertanggal tahun anggaran berjalan dan satker belum mencatat AsetlBeban.
Satker melakukan proses pencatatan aset maupun beban sesuai ketentuan Surat
Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-5660/PB.6/2016 tanggal 19
Juli 2016 hal Kebijakan Akuntansi dalam Rangka Penyusunan LKKL. Apabila sampai
dengan 31 Desember 2016 belum dilakukan pengesahan, Satker tetap menyajikan
akun Hibah Langsung yang Belum Disahkan dan mengungkapkan secara memadai
di dalam Catatan atas Laporan Keuangan termasuk penjelasan atas belum
dilakukannya pengesahan sampai dengan akhir tahun 2016.

c. Atas hibah langsung berupa barang/jasa tersebut sudah diterima dengan BAST
tertanggal tahun yang lalu dan satker belum mencatat AsetlBeban.
Satker membuat jurnal pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:
1) Hibah langsung berupa barang
Jika atas hibah lang sung berupa barang yang telah diterima dengan BAST
tertanggal tahun yang lalu Satker belum melakukan pencatatan aset, maka
Satker membuat jurnal secara manual pad a aplikasi SAIBA sebagai
berikut:Satker membuat jurnal pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:

- 18-
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum xxx
Diregister
K Hibah Langsung yang belum Disahkan xxx
Selanjutnya Satker merekam aset tersebut ke dalam aplikasi Persediaan
dan/atau aplikasi SIMAK-BMN dan menyajikan di Neraca sepanjang memenuhi
kriteria kapitalisasi. Pencatatan pad a aplikasi Persediaan dan/atau SIMAK-BMN
apabila BAST atas perolehan aset terse but tertanggal tahun yang lalu dilakukan
melalui menu Hibah Masuk. Jurnal yang terbentuk pad a aplikasi Persediaan
dan/atau SIMAK-BMN:
0 Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya xxx
K Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum xxx
Diregister
Apabila Satker sudah pernah mencatat aset yang diterima dari hibah barang
dengan BAST tertanggal tahun anggaran yang lalu menggunakan menu Saldo
Awal sebelum terbitnya surat ini, tidak perlu melakukan koreksi perekaman.
Apabila sampai dengan 31 Desember 2016 belum dilakukan pengesahan, Satker
tetap menyajikan akun Hibah Langsung yang Belum Disahkan dan
mengungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan
termasuk penjelasan atas belum dilakukannya pengesahan sampai dengan akhir
tahun 2016.
2) Hibah langsung berupa jasa
Jika atas hibah langsung berupa jasa yang telah diterima dengan BAST
tertanggal tahun yang lalu Satker belum melakukan pencatatan beban, maka
Satker membuat jurnal secara manual pada aplikasi SAIBA sebagai berikut:

Apabila sampai dengan 31 Desember 2016 belum dilakukan pengesahan, Satker


tetap menyajikan akun Hibah Langsung yang Belum Disahkan dan
mengungkapkan secara memadai di dalam Catatan atas Laporan Keuangan
termasuk penjelasan atas belum dilakukannya pengesahan sampai dengan akhir
tahun 2016.
9. Rekapitulasi Saldo Akun Hibah Langsung yang Belum Disahkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan
Dalam rangka penyusunan LKPP, Kementerian Negara ILembaga mengungkapkan
rekapitulasi keseluruhan saldo akun/pos Hibah Langsung yang Belum Disahkan per 31
Desember 2016 baik yang terbentuk dari hibah lansung uang maupun hibah langsung
barang/jasa di dalam Catatan atas Laporan Keuangan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah saldo akun/pos Hibah Langsung yang Belum Disahkan yang berasal dari
tahun sebelumnya (saldo awal);
b. Jumlah saldo akun/pos Hibah Langsung yang Belum Disahkan yang terbentuk dari
jurnal tahun berjalan atas hibah langsung tahun yang lalu; dan
c. Jumlah saldo akun/pos Hibah Langsung yang Belum Disahkan yang terbentuk dari
jurnal tahun berjalan atas hibah langsung tahun berjalan.

- 19 -

Anda mungkin juga menyukai