Abstrak
Dalam Islam, pendidikan karakter itu sendiri bersumber dari al-Qurân dan as-
Sunnah. Setiap ajaran yang terdapat dalam Islam pada prinsipnya untuk kesempuranaan
akhlak seseorang. Bukan hanya sekedar teori tetapi figure Nabi Muhammad SAW tampil
sebagai (uswatun hasanah) ataua suri tauladan. Maka sudah sepatutnyalah setiap
pengajaran yang diberikan selalu dikaitkan dengan ibadah anak. Perlu perencanaan,
pembiasaan, pengulangan, dan pengawasan dilakukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
diharapkan mampu memberikan kegiatan yang menunjang pembentukan karakter tersebut.
Sehingga tidak lagi hanya sebatas knowledge saja, tetapi anak juga cakap dalam bertingkah
laku Sekolah Dasar Islam Terpadi (SDIT) hadir sebagai Pembelajaran terpadu yang
memperhatikan kebutuhan siswa dengan perkembangan yang holistik dengan melibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. SDIT Adzkia
mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum
dengan agama. Setia kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan dengan pengetahuan dan
keyakinan beragama anak. Tidak hanya dalam tingkah laku setiap materi umum yang
diberikan disekolah selalu dikaitkan dengan pemahaman agama anak. Sehingga dengan
kegiatan yang dilakukan di sekolah ini diharapkan karakter Islami yang diharapkan dapat
tercapai.
A. Pendahuluan
keperluan bagi Allah SWT terhadap puasa seseorang yang hanya sekedar meninggalkan
makan dan minum.” (H.R Bukhari).
Ibadah zakat, infak dan sedekah diantara rahasianya adalah untuk menyucikan dan
membersihkan jiwa dari berbagai sifat buruk dan tercela (Q.S at-Taubah ; 103). Sedangkan
ibadah haji, selain merupakan penyempurnaan dari rukun Islam, juga mengandung
simbolisme tauladan dan kental akan nilai-nilai kemanusiaan. Masih banyak lagi amalan-
amalan yang diajarkan oleh Nabi yang pada prinsipnya untuk kebaikan semua makhluk yang
ada di alam. Maka dari itu sepatutnya Islam disebut sebagai agama rahmatanlil’alamin,
ajarannya mencakup semua kabaikan untuk alam.
Kemuliaan akhhlak itu, menunjukkan kesempurnaan iman. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad yang artinya:
“orang-orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya, dan manusia yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap
istrinya ” (hadits shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dan at-Tirmizi).
C. Metode Pembentukan Karakter Islami Di SDIT Adzkia Padang
Kegiatan yang berulang-ulang dilakukan, dan terjadi setiap hari dengan waktu yang
cukup lama secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku anak. Oleh karena itu
perencanaan dan program yang matang dengan pengawasan dan kontrol yang baik tentunya
akan mempermudah tujuan yang diinginkan tercapai. SDIT Adzkia hadir dengan
mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum
dengan agama. Kegiatan sekolah di atur bagaimana anak belajar penuh disekolah dengan
tingkah laku yang baik. Berikut beberapa kegiatan SDIT Adzkia yang dapat penulis paparkan
di antaranya:
1. Pembentukan keyakinan dan pengetahuan keberagamaan pada anak
a. Bentuk kurikulum
Dalam mengembangkan keyakinan dan pengetahuan anak, SDIT Adzkia
sebagai ciri dari Sekolah Islam Terpadu pada setiap pelajaran yang ada selalu
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 5
1
Satria, Koordinator Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (18
Januari 2012)
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 6
Setelah Nabi
Muhammad dan
pengikutnya berhasil
masuk kota Mekkah,
Nabi tidak menyuruh
atau memaksa
penduduk Mekkah yang
belum beragama Islam
untuk memeluk Islam,
Nabi membiarkan
mereka dan
menghormati mereka
untuk memeluk dan
melaksanakan ibadah
agama mereka. Perlu
dikelahui bahwa pada
saat penaklukan
Mekkah penduduk
Mekkah terdiri dari
berbagai macam agama
dan keyakinan. Ada
agama Nasrani maupun
Yahudi
Cerita : bukti nyata
lainnya yang tercatat
dalam sejarah Islam
adalah keterangan yang
diriwayatkan oleh
Bukhari bin Jabir bin
Abdullah. Ketika iring-
iringan jenazah
melewati Nabi SAW,
beliau bangkit berdiri.
Ada yang member tahu
nabi jenazah itu orang
Yahudi. Lalu, Nabi
menjawab, “bukankah
dia juga manusia”
QS al-Baqarah ayat 285
anak terbiasa setiap yang ada disekeliling dan yang dipelajari ada kaitannya dengan
Tuhan. Untuk itu setiap minggunya pada hari sabtu sekolah libur, dan pada saat itulah
kita sekali seminggu para guru mengevaluasi proses belajar mengajar, bagian mana
atau siapa yang proses mengajarnya yang kurang dan perlu perbaikan. 3
Selain dalam proses pembelajaran upaya guru SDIT Adzkia dalam
pengembangan pengetahuan keagamaan anak akan tampak dari berbagai kegiatan
yang dilakukan di sekolah. Karena merupakan sekolah Islam terpadu setiap kegiatan
selalu ada nilai agama. Namun secara garis besar kegiatan keagamaan yang dilakukan
oleh SDIT Adzkia Padang dalam menunjang pengetahuan keagamaan anak adalah:
b. Shalat
Kebiasaan adalah cara bertindak atau berbuat seragam. Pembentukan
kebiasaan menurut Wetherington yang dikutip oleh Jalaluddin ada dua cara. Pertama,
dengan cara mengulang, Kedua, dengan cara disengaja atau direncanakan.4 Dengan
adanya kegiatan yag direncanakan dengan baik dan pengulangannya setiap hari, maka
akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Cara inilah yang dipakai oleh SDIT Adzkia,
dengan berbagai kegiatan rutin untuk pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa. Salah
satu kegiatan itu adalah salat berjamaah yang dilakukan di sekolah.
Diantara salat yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia
Padang adalah salat Dhuha, salat Zuhur, dan salat Ashar. Ketiga salat ini selalu
dilakukan setiap harinya di sekolah. Khusus untuk kelas kecil diantaranya, kelas satu,
dua dan tiga salat dilaksanakan hanya di dalam kelas saja. Hal ini dimaksudkan untuk
mudah mengontrol anak dalam salat. Siswa yang kelas kecil tentunya masih banyak
3
Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT
Adzkia Padang, 20 Januari 2012
4
Jalaluddin, Piskologi Agama, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 224
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 8
yang belum hafal bacaan salat, jadi ketika salat tersebut khusus kelas kecil bacaannya
di keraskan dan dibaca sama-sama oleh siswa.5
Berdasarkan observasi penulis ketika melaksanakan salat kelas kecil, lebih
khususnya penulis sebut kelas satu. Mereka telah mampu malaksanakan salat
berjamaah dengan baik. Dengan pengawasan guru kelas, salah seorang dari mereka
ditunjuk untuk menjadi imam. Kemudian yang lainnya mengikuti apa yang dibaca dan
dilakukan imam. Tidak hanya itu selesai salat pun mereka telah mampu berzikir
dengan baik.6
Kemudian untuk kelas besar diantaranya kelas empat, lima, dan enam salat
dilaksanakan di masjid dan diawasi oleh guru. Pelaksanaan salat di mesjid, untuk
pengawasannya ditunjuk guru yang piketnya. 7 Guru piket yang akan mengatur
berbagai keperluan salat dan lancarnya kegiatan salat. Akan tetapi peran semua guru
juga dibutuhkan, setiap guru harus menyebar diberbagai syaf siswa untuk melihat
perilaku anak selama salat. Siswa yang baik salatnya akan diberi reward sebuah Pin,
yang dalam pin tersebut bertulis kata-kata yang memotivasi, contohnya Ahlul Jannah.
c. Hafalan al-Qurân
Menciptakan generasi yang qur’ani menjadi tujuan utama SDIT Adzkia
Padang. Oleh karena kegiatan hafal al-Qurân merupakan kegiatan yang selalu ada
setiap harinya di sekolah ini. Setiap siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam
diwajibkan untuk menghafal al-Qurân. Hal ini dibenarkan oleh Satria wakil bidang
kesiswaan, di sini setiap anak diwajibkan hafalan al-Qurân. Setidaknya tamatan dari
Adzkia hafal Juz 30 dan hadis-hadis yang sudah ditentukan.8 Batasan tentang materi
5
Musrida Nengsih, guru al-Quran SDIT Adzkia Padang, di Taratak Paneh, wawancara
langsung, (14 Januari 2012)
6
Observasi, Pelaksanaan Salat di Kelas satu, di SDIT Adzkia Padang, 9 Januari 2012
7
Aswandi, Tata Usaha SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung,
(20 Januari 2012)
8
Satria, Wakil Bidang Kesiswaan, di SDIT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, 12 Januari
2012
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 9
hafalan sendiri sudah ada diatur dan ditentukan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu,
dan bagaimana pelaksanaan hafalan di atur oleh Koordinator bidang al-Qurân9
Kewajiban dalam hafalan ini ternyata tidak hanya diwajibkan terhadap siswa
saja, akan tetapi para guru pun harus menyetor hafalannya setiap harinya. Sebelum
pulang para guru menyetor hafalannya minimal dua baris. 10 Satu hal yang menjadi hal
menarik di sekolah ini adalah setiap kegiatan yang ada selalu reward yang diberikan
oleh sekolah untuk memotivasi anak maupun guru yang ngajar di sekolah ini. Setiap
siswa yang banyak hafalannya diberikan hadiah, begitu juga dengan para guru.
Setidaknya satu kali sebulan dilihat siapa yang hafalan yang banyak dan yang pantas
untuk mendapatkan reward yang disediakan sekolah
d. Mentoring
Setiap satu kali dalam seminggu ada kegiatan liqa’ atau biasa juga disebut
sebagai mentoring.11 Pada pelaksanaan mentoring ini anak akan dibagi berkelompok-
kelompok. Setiap kelompok berkisar enam sampai sepuluh orang siswa. 12 Materi yang
diberikan disusun dan ditetapkan oleh Koordinator bidang Diniyah.13 Mentoring
merupakan wadah untuk bisa memperdalam ilmu umum siswa tentang agama. Juga
merupakan kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan ibadah siswa yang dilakukan
selama seminggu. Boleh dikatakan mentoring merupakan kegiatan evaluasi siswa.
Jadi dalam satu lokal guru pembimbing mentoring terdiri dari beberapa orang, karena
siswa maksimal hanya sepuluh orang untuk satu orang pembimbing. Mentoring yang
9
Koordinator Bidang al-Qurân merupakan Koordinator ysng mengatur sistem hafalan di
sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang.
10
Aswandi, Op.Cit
11
Rospiadi, Guru Agama dan Guru Pendidikan Agama Islam, di SDIT Adzkia Padang,
Wawancara Langsung, (22 Januari 2012)
12
Murniyanita, Wakil Bidang Kurikulum, di SDIT Adzkia Padang, wawancara Langsung, 18
Januari 2012
13
Koordinator Diniyah adalah koordinator khusus untuk mengatur segala kegaiatan keagamaan,
dan hal-hal yang berkaitan dengan ibadah siswa.
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 10
14
Observasi, Proses Belajar mengajar Mentoring, di SDIT Adzkia Padang, Rabu, 11 Januari
2012
15
Ibid
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 11
melaporkan kepada
wakasiswa/ koorbid diniyah/
koorbid al-Quran dan orang
tua
Sumber Data: Dokumentasi SDIT Adzkia Padang
f. Muhasabah Pagi Jum’at
Kegiatan ini hanya dilakukan satu kali dalam seminggu, yaitu pada pagi hari
Jum’at dari jam 07.30 wib sampai jam 09.00 wib. Kegiatan ini hanya diikuti oleh
kelas besar yaitu kelas empat, lima dan kelas enam. 16 Materi yang diberikan pada pagi
jum’at ini bermacam-macam, zikir bersama, penyampaian materi oleh Ustadz yang
ditentukan atau bisa juga menjadi waktu untuk mengulang hafalan atau tahsin al-
Quran. Selesai kegiatan dilaksakan semua siswa diharuskan untuk salat Dhuha
sebelum kembali lagi ke kelas masing-masing.
2. Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku Anak
Sesuai dengan tujuan didirikannya Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang
mewujudkan generasi yang berakhlak Qurâni, berprestasi dan cinta lingkungan, jadi
sekolah menuntut siswa-siswi untuk selalu bersikap dan tingkah laku yang Islami, baik di
lingkungan sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan hal ini juga
dibuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh siswa (khusunya dalam
bertingkah laku) diantaranya:
Bukan hanya tingkah laku anak dalam belajar saja yang diperhatikan oleh guru,
setiap kegiatan yang dilakukan anak selalu diawasi dan dibimbing oleh guru, Diantaranya
kegiatan tersebut adalah:
a. Ketika mengambil wudhu, anak dituntut bagaimana cara mengambil wudhu yang baik.
Dalam observasi yang penulis lihat anak-anak sudah mampu mengambil wuduk
dengan baik. Menjadi kebiasaan juga bagi mereka saling mengingatkan, hal ini terbukti
16
Rospiadi, Op.Cit
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 13
siapa yang tidak baik wuduknya diberi tahukan kepada guru, kemudian disuruh ulang
kembali dengan dibimbing oleh gurunya.
b. Selalu membaca do’a ketika akan memulai suatu pekerjaan. Misalnya makan, anak
dibimbing bersama untuk membaca doa. Untuk kelas kecil dibaca bersama dengan
suara keras dan kelas besar hanya diingatkan dan mereka senantiasa membacanya
dengan baik.
c. Mempraktekkan hadis-hadis yang sudah dihafal dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya tidak boleh makan dan minum berdiri, ketika anak melihat ada yang makan
berdiri misalnya mahasiswa Perguruan Tinggi yang kebetulan ada dilantai empat
dalam gedung yang sama, mereka akan bilang langsung “kak kenapa makan berdiri,
kalau makan itu duduk”.17
d. Selalu berkata jujur dan bersikap lemah lembut. Setiap harinya anak dituntut untuk
selalu berkata jujur. Dalam hal ini guru sangat berperan sekali, di SDIT Adzkia guru
dituntut untuk mengajar dengan lemah lembut. Salah seorang guru juga bilang, ketika
ada anak yang punya masalah kita tidak akan marah. Tetapi tindakan kita melakukan
pendekatan bertanya baik-baik kenapa dia melakukan hal itu, kemudian baru kita beri
nasehat. Sehingga dengan hal seperti anak merasa senang dan tidak tertekan. 18 Tita
Aulia salah seorang siswa kelas enam juga berkata demikian, saya senang sekolah di
sini, karena gurunya tidak ada yang pemarah, kalau kita melakukan kesalahan kita
dinasehati dan kita tidak pernah dibentak.19
e. 5 S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun), merupakan budaya pergaulan yang
diharuskan di sekolah.20 Setidaknya kelima S itu dilakukan anak setiap harinya tiga
17
Rospiadi, wawancara langsung, (23 Januari 2012)
18
Rospiadi, Op.CIt
19
Tita Aulia, Siswi Kelas Enam, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (25 Januari
2012)
20
Aswandi, Op.Cit
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 14
puluh orang.21 Berikut merupaka aturan yang idtetapkan oleh sekolah tentang 5S
adalah sebagai berikut:
1) Senyum ramah dan tulus menunjukkan persaudaraan dan ketulusan hati
2) Salam jika bertemu teman, guru, orang tua, saudara seiman dan sebagainya
3) Sapa atau tegur dengan ramah setelah ucapkan salam atau bersalaman
4) Sopan dalam bertutur kata/ berbicara (lemah lembut dan tidak kasar) tegas dan
tidak penakut
5) Santun akhlaknya (menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih
tua)22
Jadi setiap hari anak diharuskan bergaul dan bersosialisasi dengan lingkunga,
baik itu teman, guru maupuan siapa saja yang ditemuinya siswa setiap harinya.
Kegiatan ini di control guru berdasarkan buku penghubung siswa.
f. Dalam pergaulan sehari-hari interaksi antara siswa dengan guru memakai, panggilan
Ustadz/Ustadzah untuk guru, dan Ana bagi panggilan untuk diri anak. Kemudian
antara siswa mereka memanggil dengan kata Ana dan Antum. Hal ini kita lakukan
untuk memperhalus bahasa pergaulan dalam sehari-hari dan juga agar lebih Islami,
karena sekolah kita adalah sekolah yang islami juga (ungkapan salah seorang guru).
Semua peraturan disiplin akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik bila dalam
melaksanakan berbagai peraturan terwujud kondisi yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan
akan berkembang menjadi disiplin diri (self discipline) bila peraturan itu dipegang
secara konsisten.
g. Porses belajar mengajar, Pendekatan yang digunakan guru Adzkia dalam belajar
berbagai macam, salah satunya Asril guru kelas II. Untuk melihat dan menilai sikap
siswa waktu belajar saya memakai kartu. Kartu tersebut ada tiga warna, diantaranya
22
Dokumentasi SDIT Adzkia Padang, Panduan Buku Pengubung Siswa
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 15
merah, kuning, dan hijau. Kartu hijau untuk siswa yang pintar, kartu kuning diberikan
ketika siswa melakukan satu kesalahan, jika sudah banyak kesalahannya kartu merah
dan nantinya kartu tersebut kita tempel di dinding. 23Namun ketika kita kasih kartu
kuning saja siswa akan tahu dengan sendirinya, kita tidak perlu marah tetapi mereka
akan merasa dan menghukum dirinya sendiri. Dengan demikian siswa tahu dia salah
dan akan berusaha untuk mengubah. Kartu yang tertempel di dinding merupakan bukti
bagi orang tua yang mau tahu tentang perkembangan anaknya di sekolah. 24 Berbagai
metode yang dilakukan guru di waktu belajar, merupakan cara untuk menegakkan
disiplin siswa. SDIT Adzkia tidak menekankan peraturan atau disiplin yang bisa
membuat anak tertekan. Kesan lemah lembut dan mengajar dengan kasih sayang tetap
dikemukan. Di SDIT ada yang namanya buku kontrol hafalan al-Qurân, buku ini diisi
sejauh mana hafalan anak dalam menghafal al-Qurân. Guru yang mendengarkan
bacaan hafalan anak harus menandatangani dan menilai kemampuan anak. Kemudian
di buku ini kita juga bisa mengontrol perkembangan dan prestasi Tadarus al-Qurân
anak setiap harinya.
Hasil wawancara penulis dengan guru, setiap harinya anak wajib baca al-Qurân
minimal dua baris. Ketika ada anak yang lupa membaca al-Qurân dalam sehari, maka untuk
hari berikutnya disuruh membaca al-Qurân dua kali lipat di depan kita.25 Untuk buku ini akan
dikontrol/ diparaf oleh guru di sekolah dan orang tua di rumah. Diantara urgensi pengisian
paraf guru, orang tua dan laporan kegiatan harian ini adalah:
1. Pengisian kolom ini berfungsi memantau kemampuan, keterampilan dan kerajinan siswa
selama mengikuti BBM
2. Pengisian ini merupakan wujud perhatian dan sarana motivasi dalam meningkatkan
perkembangan dan kemampuan anak
23
Di SDIT Adzkia Padang, setiap kelasnya ada papan yang bertuliskan nama siswa dan hal-hal
yang bersangkutan dengan siswa.
24
Asril Yusuf BTR, IT Adzkia Padang, di SDIT Adzkia Padang, Wawancara Langsung, (23
Januari 2012)
25
Musrida Nengsih, Op.Cit
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 16
Kegiatan menarik lainnya yang menarik di SDIT Adzkia adalah bahwa dalam setiap
pembelajaran guru dibiarkan kreatif. Kreatif yang dimaksudkan pembelajran tidak hanya
dilakukan di kelas saja, tetapi juga dilakukan di luar kelas, mesjid dan lain sebagainya. 26 Hal
yang baru atau akan dilaksanakan di sekolah ini adalah rencana kegiatan kelas enam yang
akan pergi ke Lembah Anai, di sana anak di ajak belajar mengenal alam dan anak-anak juga
di ajak bermain outbond. Tetapi kata bapak Rospiadi sebelum anak beramin outbond terlebih
dahulu kita suruh setor ayat, mereka semangat menyetor karena terbayang senangnya main.
Kalau tidak hafal disuruh hafal dulu baru boleh main.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter dalam Islam didasarkan pada al-Qurân dan as-Sunnah. Setiap
ibadah atau amalan yang dianjurkan dalam Islam bertujuna untuk perbaikan akhlak umat
manusia. Oleh karena itu penerapan pendidikan karakter , sebaiknya melalui proses
berkelanjutan, tidak berakhir (neverending proses). Sekolah sebagi lingkngan pembudayaan
peserta didik dan guru sebagai “perekayasa” kultur sekolah, pada kenyataanya terikat oleh
regulasi, kebijakan, dan birokrasi. Oleh karena itu kebijakandan birokrasi harus ditata serta
disipakan sedemikian rupa guna mendukung terwujudnya pendidikan karakter.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Adzkia Padang, merupakan sekolah yang
mengembangkan sistem fulldays School, dengan memakai keterpaduan kurikulum umum
dengan agama. Perencanaan dan kegaiatan yang dilakukan bertujuan untuk mencipatakan
karakter anak yang Islami. Banyak kegiatan yang telah dialkukan oleh sekolah ini
diantaranya ; shalat berjamaah, hafal al-Qurân dan hadis, mentoring, muhasbah jumat, dan
menetapakan aturan tata cara bertingakah laku setiap harinya. Semua kegiatan tersebut dibina
dan diawasi oleh guru, dan setia minggunyapun diberikan pencerehan kepada guru, baik
tentang materi, permasalahan PBM dan lain sebagainya.
26
Rospiadi, Op.Cit
Metode Pembentukan Karakter Islami… hal… 18
DAFTAR KEPUSTKAAN
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991
Abu Ahmadi dan Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 1991
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2005
----------------, Perspektif Islam tentang Pola hubungan Guru Murid, Jakarta :Raja Grafindo
Persada, 2001
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter, Strategi Membangun Karakter Bangsa, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012
Dharma Kesuma dkk, Pendidikan Karakter, Kajian Teori Pendidikan Praktik di Sekolah,
Bandung: Rosda Karya, 2012
Elizabet B Hurlock, Developmental Psycology, terj. Istiwidayanti & Soedjarwo, Psikologi
Perkembangan, Jakarta : Erlangga, 1998
http://www.Psychology Tarbiyah.co.id
http://www. SDIT Adzkia.co.id
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004
JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu), Sekolah Islam Terpadu Konsep dan aplikasinya,
Jakarta : JSIT, 2006
Lyen kennet, dkk, Pendidikan Moral Anak, Yogyakarata : Indek Kelompok Media, 2003
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
1993