Anda di halaman 1dari 13

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berita mengenai kesulitan keuangan pada PT Krakatau Steel (KS) yang berimbas pada nasib
1.300 karyawan PT KS yang terancam dirumahkan menjadi headline di media massa.
Karyawan yang terancam dirumahkan terutama merupakan tenaga kerja outsourcing.
Berdasarkan informasi yang berhasil diperoleh, 7 vendor PT KS telah merumahkan kurang
lebih 300 buruh outsourching mereka. Hal ini mendapat respons keras dari Ketua Federasi
Serikat Baja Cilegon (FSBC) yang merasa kecewa atas hal tersebut.

Kenapa langkah PHK harus dilakukan? Ternyata PT KS telah mengalami kerugian selama 7
tahun berturut-turut. Pada tahun 2018 PT KS mencatatkan rugi bersih senilai US$ 74,82 juta
atau Rp 1,05 triliun (kurs Rp 14.000). Utang Krakatau Steel sangat besar yakni US$ 2,49
miliar atau Rp 34,86 triliun (kurs Rp 14.00) pada akhir 2018 dengan komposisi utang jangka
pendek yang lebih besar dibandingkan hutang jangka panjang.

Kondisi sulit ini menyebabkan PT KS harus melakukan restrukturisasi organisasi dan bisnis
untuk memperbaiki kinerja mereka. Langkah ini tentunya akan berbuntut pada Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya. Diperkirakan angka PHK akan mencapai 1.300
orang.

Apakah restrukturisasi harus berujung pada PHK karyawan? Pemecatan karyawan


merupakan solusi termudah dan termurah bagi perusahaan, adakah langkah lain yang dapat
dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kinerja tanpa harus mengurangi jumlah
karyawannya?

1
B. PEMBAHASAN

1. Artikel-artikel yang Berhubungan dengan kasus PHK:

Krakatau Steel PHK Ribuan Buruh

Kamis, 20 Juni 2019 – 23:54 WIB

jpnn.com, CILEGON - PT Krakatau Steel (KS) melakukan upaya restrukturisasi terhadap


jumlah karyawannya. Demi menjaga kinerja perusahaan agar tetap berjalan, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) itu mulai melakukan pengurangan pekerjanya.

Berdasarkan surat Nomor 73/Dir.sdm-ks/2019 perihal Restrukturiasi Organisasi PT KS


(Persero) Tbk. dijelaskan, demi mendukung program perusahaan untuk memperbaiki kinerja
dan daya saing perusahaan, manajemen memutuskan untuk melakukan penataan organisasi
yang kompetitif, efisien, dan efektif yang selaras dengan strategi rencana jangka panjang
perusahaan (RJPP) tahun 2018-2022.

Penataan organisasi dilakukan dengan cara melakukan pengurangan posisi dan jumlah
karyawan yang bekerja sebesar 30 persen dari total posisi dan jumlah karyawan. Dalam
surat tertulis, hingga Maret 2019, jumlah posisi di PT KS sebanyak 6.264 posisi dengan
jumlah pegawai sebanyak 4.453 orang.

Hingga tahun 2022 mendatang, KS akan melakukan perampingan posisi menjadi 4.352 posisi
dengan pengurangan pegawai berkisar di angka 1.300 orang. Dengan adanya pengurangan
posisi dan pegawai itu, PT KS akan mengoptimalkan tenaga kerja muda dengan melakukan
perluasan tanggungan pekerjaan dan peningkatan variasi pekerjaan.

Kemudian, dalam surat yang ditandatangani Direktur SDM PT KS Rahmad Hidayat itu juga
mengungkapkan, PT KS akan melakukan pemetaan fungsi pekerjaan utama dan penunjang.
Selain itu merekomendasikan posisi organisasi yang memungkinkan untuk dialihkan ke pihak
ketiga atau metode lain sesuai perundang-undangan.

Dikonfirmasi mengenai informasi itu, Senior External Communication PT KS Vicky Fadilah


tidak menampik kabar tersebut. Menurut Vicky, kebijakan itu hanya berlaku di induk
perusahaan sehingga pegawai yang terkena kebijakan restrukturisasi itu dimungkinkan bisa
dimanfaatkan oleh anak perusahaan. “Kapan-kapannya saya belum tahu,” ujar Vicky, Rabu
(19/6/2019).

Kata Vicky, perusahaan mengeluarkan kebijakan itu karena biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk karyawan tetap cukup besar, lebih besar dari buruh outsourcing.

“Biaya paling besar organik karena bayar pensiun, pajak, dan macam-macam. Misalnya gaji
pokok Rp1 juta, perusahaan bayarnya Rp2 juta dengan macam-macam,” ujarnya.

2
Terpisah Ketua Federasi Serikat Pekerja Baja Cilegon (FSPBC) Safrudin mengaku sudah
mengetahui informasi tersebut. Bahkan, pemutusan hubungan kerja telah dilakukan PT KS
terhadap beberapa pegawai.

Terakhir, kata dia, pada pekan lalu sebanyak 140 pegawai yang bekerja di posisi
maintenance technic sudah dirumahkan.

“Sebelum Lebaran kebijakan tersebut dilakukan terhadap 90 orang pegawai,” paparnya.

Organisasi buruh, kata Safrudin, telah menolak keras kebijakan PHK tersebut. Menurutnya,
PT KS belum melakukan prosedur yang sesuai aturan dan tidak membeberkan secara
terbuka alasan dari rencana PHK besar-besaran tersebut. “Saya tadi (kemarin) melapor ke
Pak Walikota. Pak Walikota juga kaget. Ini bukti suratnya sudah, katanya Walikota akan
memanggil KS, terutama direktur SDM,” ujarnya. (bam/ibm/ira)

Ratusan Buruh Krakatau Steel yang Di-PHK Menuntut Kejelasan

jpnn.com, CILEGON - Ratusan buruh outsourcing PT Krakatau Steel (KS) yang di-PHK
mendatangi Gedung Teknogi KS di kawasan industri KS, Kota Cilegon, Banten, Selasa (25/6).
Kedatangan para buruh untuk meminta penjelasan secara langsung terkait kebijakan
tersebut dari jajaran direksi.

Sayangnya, para buruh kembali tidak ditemui oleh jajaran direksi, sama seperti kedatangan
pada Senin (24/6). Kedatangan buruh hanya diterima oleh Manager General Affair Ezi
Jauhari. Akibatnya buruh tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

“Karena bertemunya dengan midle managemen, tidak ada keputusan sebagaimana yang
dituntut,” ujar Ketua Federasi-Serikat Buruh Krakatau Steel (F-SBKS) Sanudin, usai
pertemuan.

Menurutnya, buruh menuntut kebijakan KS yang akan merumahkan para buruh outsourcing
dengan dalih perusahaan sedang mengalami kesulitan finansial. Buruh menilai, ada solusi
lain yang bisa diambil dari pada merumahkan atau memutuskan hubungan kerja dengan
para buruh.

Sanudin mencontohkan, perusahaan bisa melakukan efisiensi biaya produksi atau upah
buruh, atau dengan mengaryakan para buruh di anak-anak perusahaan PT KS. “Tapi harus
sama yang organik juga. Sekarang kan hanya otusourcing saja yang dirumahkan,” ujarnya.

Sanudin melanjutkan, proses dirumahkannya buruh dilakukan secara bertahap sejak Juni
hingga 31 Agustus mendatang. Saat ini sudah ada sekira 300 buruh yang tergabung dalam F-
SBKS yang sudah dirumahkan. (bay)

3
Dirut Krakatau Steel Angkat Bicara soal Isu PHK Ribuan Karyawannya, BUMN Ini Rugi 7
Tahun Berturut

Sabtu, 22 Juni 2019 15:56

TRIBUN-MEDAN.com - Isu pemutusan hubungan kerja ( PHK) ribuan karyawan PT Krakatau


Steel (Persero) Tbk berhembus kencang beberapa hari belakangan. Sejumlah media turut
menuliskan kabar tersebut.

Kepada Kompas.com, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim memberikan penjelasan
lengkap seputar kondisi BUMN tersebut dan isu yang berkembang. Sejak 10 tahun lalu
ungkapnya, Krakatau Steel sudah menyimpan sejumlah persoalan yang membuat
perusahaan pelat merah itu harus rugi 7 tahun berturut-turut. Sejak ditunjuk sebagai
nakhoda baru Krakatau Steel pada September 2018 lalu, Silmy menyadari besarnya masalah
dan pentingnya upaya penyelamatan perusahaan.

Ia menilai perlunya restrukturisasi perusahaan agar kinerja Krakatau Steel menjadi optimal.
Oleh karena itu, restrukturisasi mulai dijalankan sejak Januari 2019. Ada 4 hal dalam
restrukturisasi tersebut yakni penjualan asset non core, mencari mitra strategis, spin off atas
unit/divisi yang semula cost center menjadi profit center dan merampingkan organisasi agar
tidak birokratis dan lincah. Khusus dua poin terakhir, inilah yang berkaitan dengan
karyawan. Silmy mengatakan bahwa upaya penyelamatan Krakatau Steel turut melibatkan
anak-anak usaha.

"Saya mengajak seluruh anak usaha KS untuk gotong royong bersama-sama menyelamatkan
KS karena ini industri yang strategis," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu
(22/6/2019).

Ia lantas menjelaskan dua poin terakhir dalam restrukturisasi Krakatau Steel. Dua hal ini
langsung berkaitan dengan karyawan sebab menurutnya banyak hal yang perlu
direstrukturisasi, termasuk struktur perusahaan.

Spin off unit atau divisi merupakan titik awal dari perampingan struktur di Krakatau Steel.
Tujuannya yakni untuk mengoptimalkan unit atau divisi kerja di Krakatau Steel. Caranya
yakni dengan digabungkan ke anak usaha Krakatau Steel sehingga kerjanya tidak hanya
melayani Krakatau Steel saja namun juga perusahaan lainnya.

"Misalnya divisi water treatment, atau divisi yang menangani manajemen logistik, termasuk
misalnya divisi yang menangani asset KS, dan divisi perawatan," kata dia.

"Ini nantinya akan optimal jika juga melayani perusahaan lain.

Dan ini bisa mendapat pendapatan dari perusahaan lain kan," sambung pria 44 tahun itu.

Silmy menjamin, dalam upaya restrukturisasi Krakatau Steel, pihaknya tidak akan semena-
mena. Untuk menjalankan spin off unit atau divisi misalnya, ia akan menawarkan opsi
4
kepada karyawan. Misalnya ada karyawan di satu unit ternyata berlebih, maka karyawan
tersebut akan ditawari pindah ke unit lain yang lebih membutuhkan.

Soal isu PHK karyawan, ia enggan menyebutkan sebagai hoaks sebab pemutusan hubungan
kerja bisa terjadi sebagai konsekuensi dari upaya restrukturisasi yang dilakukan.

"Pasti ada yang saya reposisi, biasanya ada yang enggak mau, ya bisa mengundurkan diri
atau mengambil program pensiun dini. Simpel sebenarnya," kata dia.

Pria kelahiran Tegal itu menyadari, tidak semua pihak akan senang dan menerima upaya
proses transformasi dan restrukturisasi di tubuh Krakatau Steel tersebut. Namun ia
menegaskan bahwa hal itu perlu dilakukan untuk membuat kinerja Krakatau Steel lebih
efisien. Sehingga tetap bisa bertahan di tengah kondisi industri baja yang beberapa pihak
menilai sedang mengalami distrupsi.

Saat ini berbagai negara penghasil baja terus menghasilkan produk yang lebih kompetitif di
dunia dengan produktivitasnya yang tumbuh.

"Kalau KS tidak bisa kompetitif maka seluruh karyawan akan jadi korban. Jadi lebih baik saya
pilih selamatkan KS daripada 100 persen tidak bekerja," ucapnya.

RESTRUKTURISASI RAMPUNG JUNI

Juni ini restrukturisasi utang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk diperkirakan selesai. Emiten
baja pelat merah ini juga optimis kinerja perusahaan akan positif. Belum lama ini perseroan
telah meminta izin kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara agar utang dapat
direstrukturisasi.

Gayung bersambut, beberapa kreditur perbankan Krakatau Steel saat ini juga tengah
menyiapkan strategi restrukturisasi. Direktur Utama, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy
Karim menjelaskan hutang bank Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) sudah di
tangan. Baik dari Bank BRI, Mandiri dan juga Bank BNI.

"Sekarang sedang finalisasi dengan swasta nasional maupun asing," kata Silmy, Senin
(17/6/2019).

Menurutnya proses dengan bank swasta belum ada kendala. Tapi sayangnya skema yang
ditempuh masih belum dibeberkan. Yang jelas ditargetkan akhir Juni ini sudah dituntaskan.

"Ini soal kepentingan nasional dalam hal industri baja. Ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan antara peran pemerintah, perbankan dan juga industri," jelasnya.

Silmy menjelaskan manajemen diminta kreditur untuk mengikutsertakan konsultan


internasional agar restrukturisasi berjalan lancar. Untuk itu emiten berkode saham KRAS ini
bekerjasama dengan McKinsey dan juga KPMG dalam upaya merapikan bisnis.

5
"Anak usaha dan cucu usaha juga sedang restrukturisasi. Yang sejenis kita kumpulkan dan
dihubungkan," katanya.

Selain itu KRAS berencana melakukan spin-off atau pemisahan anak perusahaan. Strategi itu
dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi utang Krakatau Steel kepada sejumlah kreditor.
Setidaknya ada tiga lini bisnis anak perusahaan yang siap untuk spin-off, yaitu di bisnis iron
still making, long product, hot strip mill dan rolling mill.

Silmy menjelaskan total asetnya juga dalam tahap pengkajian sehingga belum bisa
disebutkan. Hanya saja Silmy membocorkan tujuan spin off agar supaya optimal
produktivitas dan efisiensinya.

"Ini untuk menekan birokrasi internal agar meniadakan satu dua layer di dalam struktur,"
tambahnya.

Sementara itu mengenai holding BUMN, Silmy menjelaskan akan segera dituntaskan pasca
restrukturisasi utang ini tuntas. Menurutnya perlu ada penuntasan bersama dengan Inalum
agar bisa berjalan baik.

2. Profil Krakatau Steel

PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak dibidang produksi baja. Perusahaan
yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek
Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik
baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai
tambah tinggi dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional.

Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang dulunya bernama Cilegon Steel
Mill ini resmi berdiri dengan kerjasama Tjazpromexport dari Uni Soviet. Daerah Cilegon
dipilih sebagai lokasi pengoperasian pabrik dikarenakan memiliki berberapa kelebihan.
Cilegon dikenal memilki lahan yang luas sehingga tidak diperlukan alih fungsi lahan
pertanian atau sejenisnya. Selain itu, terdapat sumber mata air yang melimpah dan juga
lokasi yang strategis untuk mendatangkan besi-besi tua melalui Pelabuhan Merak. Walhasil,
adanya PT Krakatau Steel ini membuat harapan pemerintah tinggi kala itu dalam
memajukan pembangunan Indonesia. Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang
parah, mengakibatkan pembangunan pabrik sempat terhenti. Barulah memasuki awal
1970an, unit pabrik dilanjutkan pembangunannya dan dioperasikan secara resmi pada
tanggal 31 Agustus 1970 dengan nama perusahaan Krakatau Steel.

Selama dekade pertama perusahaan berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat
dalam pembangunan kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai
peresmian operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden
Soeharto dari pusat pengolahan air terpadu, pelabuhan cigading, PLTU Cilegon 400 MW
serta pabrik baja terpadu yang meliputi produk-produk baja utama.

6
Produk Krakatau Steel:

1. Hot Rolled Coil Steel

Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang
dihasilkan dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini
umumnya menyebut produk ini 'baja hitam'. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu
menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk penggunaan khusus
karena telah menjalankan proses kontrol thermomekanik dan proses desulfurisasi
menggunakan ladle furnace

2. Cold Rolled Coil Steel

Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel')
adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin.
'Baja putih' ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja hitam'
atau baja lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang
lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai sifat
mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.

3. Wire Rod

Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan
sebagai produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja
lembaran dingin yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan
berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah,
sedang, atau tinggi.

Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel
(Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum
perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk. membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan
laba bersih Rp 1,02 triliun.

3. Penyebab Kerugian Krakatau Steel

Dari beberapa artikel yang saya baca, dapat saya simpulkan beberapa penyebab kerugian PT
Krakatau Steel, yaitu:

1. Tingginya tingkat ketergantungan pada impor bahan baku, sehingga baja nasional tidak
mandiri dalam kegiatan produksi

2. Biaya produksi yang tidak efisien. Selama ini, pengolahan bijih besi di pabrik Krakatau
Steel menggunakan gas alam. Apabila fasilitas blast furnace dapat digunakan, biaya produksi
akan lebih murah lantaran fasilitas itu menggunakan batu bara dalam operasionalnya, tidak
lagi gas.
7
3. Impor besi dan baja yang leluasa masuk ke Indonesia. Selama ini baja impor yang masuk
mengakali nomor Harmonized System (HS) dari carbon steelmen menjadi jenis alloy steel.
Sehingga produk tersebut akan mendapatkan pajak lebih rendah dibanding jenis produk
baja lainnya. Tarif bebas cukai untuk baja impor ini disebabkan adanya Peraturan Menteri
Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja.
Pada 2017 misalnya dari total kebutuhan konsumsi baja nasional sebanyak 13,6 juta ton
sebanyak 52% dari impor baja, sementara baja nasional hanya 48%. Sementara untuk 2018
yang kebutuhan konsumsi bajanya mencapai 14,2 juta ton diperkirakan konsumsi untuk baja
impor meningkat menjadi 55%.

4. Beban keuangan yang berat karena besarnya Utang usaha PT KS, baik utang jangka
pendek maupun jangka panjang. Beban keuangan perusahaan pada tahun 2018 tercatat
sebesar US$ 112,33 juta tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2011. Efek
gandanya (multiplier effect) menyeret pada kerugian perusahaan yang tidak bisa
dihindarkan. Ancaman gagal bayar juga muncul di permukaan tatkala pada tanggal 22
maret 2019 yang lalu, tiga bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyetujui
proposal restrukturisasi utang yang diajukan PT Krakatau Steel. Ketiga bank tersebut adalah
Mandiri, BNI, dan BRI.

4. Pengertian, bentuk dan alasan dilakukan restrukturisasi

(Sumber: www.jurnal.id) Setiap perusahaan perlu melakukan evaluasi kinerja dan


melakukan perbaikan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Pentingnya melakukan
perbaikan dalam suatu perusahaan harus dilaksanakan secara terus menerus, sehingga
kinerja perusahaan semakin baik. Dengan dilakukannya evaluasi dan perbaikan, diharapkan
perusahaan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Salah
satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan
cara melakukan restrukturisasi.

Saat mendengar istilah atau kata restrukturisasi perusahaan, sebagian besar orang akan
berpikir bahwa seolah-olah sedang membicarakan perusahaan yang menurun. Padahal
setiap kali perusahaan melakukan perbaikan baik dalam skala kecil atau skala besar,
tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja. Dengan begitu, proses restrukturisasi
perusahaan tidak perlu menunggu terjadi penurunan dalam perusahaan. Karena jika proses
tersebut baru dilakukan pada saat kinerja perusahaan menurun, bisa berakibat fatal atau
terlambat untuk melakukan perbaikan. Pada umumnya, istilah restrukturisasi digunakan jika
perusahaan ingin melakukan perbaikan secara menyeluruh yang tujuannya untuk
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan.

Sebelum melakukan restrukturisasi, pada umumnya manajemen perusahaan perlu


melakukan penilaian secara komprehensif terhadap semua permasalahan yang dihadapi
perusahaan. Hasil penilaian ini nantinya akan sangat berguna untuk melakukan langkah
restrukturisasi yang perlu dilakukan berdasarkan skala prioritasnya. Biasanya, pelaksanaan

8
restrukturisasi yang berhasil harus melibatkan dan mendapatkan komitmen dari semua
pihak. Proses restrukturisasi akan menjadi lebih rumit jika perusahaan mempunyai
pinjaman lebih dari satu Bank.

Bentuk-Bentuk Restrukturisasi Perusahaan

a. Restrukturisasi Portofolio atau Aset

Kegiatan penyusunan portofolio perusahaan agar kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan meliputi setiap aset, lini bisnis, divisi, unit
usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

b. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Penyusunan ulang komposisi modal perusahaan. Hal ini dilakukan agar kinerja keuangan
perusahaan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, serta posisi modal
perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, maka
akan diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Selanjutnya kesehatan perusahaan dapat
diukur berdasarkan rasio kesehatan, seperti tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat
efektivitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity
ratio), tingkat perputaran aset (asset turnover), leverage ratio dan market ratio.

c. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi

Penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem


operasional, atau hal lainnya yang berkaitan dengan masalah manajerial dan organisasi.
Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh
dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan
efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, dan kompetensi staf yang lebih mampu
menjawab permasalahan di setiap unit kerja.

Alasan dilakukan restrukturisasi

Ada beberapa alasan kenapa suatu perusahaan perlu untuk melakukan restrukturisasi.
Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Adanya masalah hukum (desentralisasi atau monopoli)


2. Adanya tuntutan pasar dan masalah geografis
3. Terjadinya perubahan kondisi perusahaan dan terjadinya masalah serikat pekerja
4. Hubungan holding dan anak perusahaan
5. Perlunya melakukan image perusahaan dan fleksibilitas manajemen
6. Pergeseran kepemilikan atau akses modal yang lebih baik

9
5. Restrukturisasi pada Krakatau Steel

Berdasarkan artikel yang telah saya baca, selain melakukan restrukturisasi utang yang akan
rampung pada bulan Juni ini, ada 4 langkah restrukturisasi yang dilakukan Krakatau Steel,
yakni: penjualan asset non core, mencari mitra strategis, spin off atas unit/divisi yang
semula cost center menjadi profit center dan merampingkan organisasi agar tidak birokratis
dan lincah.

Ke depan, Krakatau Steel akan membuka peluang menjual lini usaha yang tidak sejalan
dengan inti bisnis atau usaha pendukung. Beberapa lini memang perlu ditata agar lebih
optimal. Bila lini tersebut tidak memiliki daya saing yang tinggi maka tidak ada alasan untuk
mempertahankannya.

Selain itu Krakatau Steel akan melakukan spin off. Spin off perusahaan merupakan tindakan
atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
untuk memisahkan usaha secara parsial atau sebagian sehingga mengakibatkan sebagian
aktiva dan passiva perusahaan tersebut beralih karena hukum kepada dua perseroan atau
lebih.

Spin off unit atau divisi merupakan titik awal dari perampingan struktur di Krakatau Steel.
Tujuannya yakni untuk mengoptimalkan unit atau divisi kerja di Krakatau Steel. Caranya
yakni dengan digabungkan ke anak usaha Krakatau Steel sehingga kerjanya tidak hanya
melayani Krakatau Steel saja namun juga perusahaan lainnya.

Direktur Krakatau Steel, Silmy Karim menjamin, dalam upaya restrukturisasi Krakatau Steel,
pihaknya tidak akan semena-mena melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
karyawan. Untuk menjalankan spin off unit atau divisi misalnya, ia akan menawarkan opsi
kepada karyawan. Misalnya ada karyawan di satu unit ternyata berlebih, maka karyawan
tersebut akan ditawari pindah ke unit lain yang lebih membutuhkan. Silmy mengungkapkan
pemutusan hubungan kerja terjadi sebagai konsekuensi dari upaya restrukturisasi yang
dilakukan.

6. PHK dengan alasan efisiensi, dibenarkan?

(Sumber: buruhnews.wordpress.com)
Hubungan kerja pada awalnya merupakan hubungan hukum dalam hukum privat, karena
hanya menyangkut hubungan hukum antar perorangan, yaitu antara pengusaha dengan
pekerja. Namun, dalam perkembangannya ternyata hubungan hukum tersebut
membutuhkan campur tangan pemerintah. Hal ini disebabkan karena tujuan hukum
ketenagakerjaan ternyata sesuai/sejalan dengan tujuan negara dan menyangkut
kepentingan khalayak banyak. Untuk itu, pemerintah wajib memberikan perlindungan

10
kepada buruh/pekerja dan pengusaha baik dari segi regulasi atau pelaksanaan teknis
hubungan tenaga kerja di lapangan.

Namun, dalam hubungan industrial ini, dalam perkembangannya selama ini seperti terdapat
hukum alam hubungan buruh-pengusaha yang kerap menimbulkan konflik berkepanjangan
dan menjadi polemik tanah air.

Seperti kasus-kasus PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang terjadi kerap membuat kita
miris, karena PHK sepihak masih mendominasi permasalahan utama dalam ketenagakerjaan
Indonesia. PHK dengan alasan efisiensi seperti pemberian hak-hak pekerja/buruh sebagai
kompensasi merupakan Pemutusan Hubungan Kerja yang kerap menimbulkan masalah.
Permasalahannya adalah perusahaan sering memberikan hak-hak pekerja/buruh yang
kurang sesuai dan tidak jarang juga pihak pekerja/buruh meminta hak-hak mereka melebihi
ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Perusahaan seharusnya tak boleh lagi melakukan PHK terhadap pegawainya. Terlebih, bila
PHK itu hanya berdalih embel-embel demi efisiensi perusahaan. Hal ini sesuai dengan
penilaian dari mantan hakim Mahkamah Konstitusi yang menilai bahwa pemutusan
hubungan kerja dengan dalih reorganisasi dan efisiensi merupakan perbuatan melawan
hukum dan bertentangan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 19/PUU-IX/2011 yang
membatalkan bunyi Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan, karena bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat
(2) yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja“.

Kasus PHK dengan alasan efisiensi sangat banyak terjadi di Indonesia. Banyak pihak
pengusaha maupun pekerja/buruh yang salah mengartikan PHK dengan alasan efisiensi.
Mahkamah Konstitusi memutuskan perkara pasal 164 ayat (3) UU Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang mengatur seputar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dalam
putusannya, MK menyatakan bahwa PHK hanya sah dilakukan setelah perusahaan tutup
secara permanen dan sebelumnya perusahaan melakukan sejumlah langkah terlebih dahulu
dalam rangka efisiensi.

Dalam pasal 164 ayat (3) UU Ketenagakerjaan tersebut menyatakan, “Pengusaha dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup
bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan
memaksa (Force Majeur), tetapi perusahaan melakukan efisiensi dengan ketentuan
pekerja/buruh berhak atas pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang
penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (4).” Perusahaan harus memberi tahu

11
karyawan sebelum PHK dilakukan dan alasan PHK. Pada perusahaan tertentu,
pemberitahuan ini dilakukan 30 hari sebelum PHK.
Setelah memberitahukan kepada karyawan, perusahaan harus mendapatkan izin dari
instansi Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industral sebelum melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

PHK merupakan pilihan terakhir sebagai upaya untuk melakukan efisiensi perusahaan
setelah sebelumnya dilakukan upaya-upaya yang lain dalam rangka efisiensi tersebut.
Berdasarkan hal itu, perusahaan tidak dapat melakukan PHK sebelum menempuh beberapa
upaya. Upaya-upaya tersebut telah pula ditentukan oleh MK, yakni:

a. mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas, misalnya tingkat manajer dan
direktur;
b. mengurangi shift;
c. membatasi/menghapuskan kerja lembur;
d. mengurangi jam kerja;
e. mengurangi hari kerja;
f. meliburkan atau merumahkan pekerja/buruh secara bergilir untuk sementara waktu;
g. tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa kontraknya;
serta
h. memberikan pensiun bagi yang sudah memenuhi syarat.

MK menyatakan, perusahaan hanya bisa memilih jalan PHK bila perusahaan tersebut
tutup permanen. Dengan kata lain, perusahaan yang hanya tutup sementara tidak boleh
memecat pegawainya. Hal ini pernah disampaikan Mantan Ketua MK, Mahfud MD, bahwa
alasan efisiensi saja tidak dapat dijadikan alasan PHK.

12
C. KESIMPULAN

Keputusan Krakatau Steel yang telah merumahkan lebih dari 300 orang buruh outsourcing
patut disayangkan. Menurut saya keputusan merumahkan 300 karyawan tersebut adalah
keputusan yang terlalu dini. Memang merumahkan karyawan adalah keputusan yang paling
cepat dan mudah dalam rangka melakukan efisiensi keuangan, namun bagaimanakah
dampak jangka panjang terhadap masyarakat yang menggantungkan hidup pada
perusahaan?

Krakatau Steel merupakan perusahaan yang telah 7 tahun merugi disebabkan inefisiensi
dalam hal produksi, kalah saing digempur oleh baja impor dan beban keuangan yang berat
akibat besarnya utang. Seharusnya perusahaan melakukan pembenahan terlebih dahulu
atas hal-hal tersebut.
- Perusahaan harus memperbaiki sistem produksinya agar lebih efisien.
- Pemerintah harusnya lebih mendukung produksi baja dalam negeri dan melakukan
evaluasi atas Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2018
tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja.
- Pembenahan beban keuangan dengan melakukan restrukturisasi utang yang saat ini
sedang dilakukan.

Sedapat mungkin seharusnya PHK menjadi pilihan terakhir. Apalagi Krakatau Steel
merupakan perusahaan plat merah yang bertujuan mensejahterakan masyarakat Indonesia,
dengan dilakukannya PHK besar-besaran akan berdampak terhadap kesejahteraan
masyarakat. Berbeda dengan karyawan organik, buruh outsourcing memperoleh lebih
sedikit manfaat dan mengalami ancaman PHK tiap kali masa kontraknya habis. Buruh
outsourcing akan menjadi korban pertama dalam gelombang PHK Krakatau Steel yang
kemudian diikuti oleh gelombang PHK karyawan organik yang akan digantikan oleh tenaga
kerja muda yang lebih murah. Apakah hal ini etis untuk dilakukan dengan alasan efisiensi?

Sebelum melakukan PHK perusahaan seharusnya melakukan upaya-upaya yang telah


ditetapkan oleh MK, yaitu:
a. mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas, misalnya tingkat manajer dan
direktur;
b. mengurangi shift;
c. membatasi/menghapuskan kerja lembur;
d. mengurangi jam kerja;
e. mengurangi hari kerja;
f. meliburkan atau merumahkan pekerja/buruh secara bergilir untuk sementara waktu;
g. tidak atau memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa kontraknya; serta
h. memberikan pensiun bagi yang sudah memenuhi syarat.

13

Anda mungkin juga menyukai