Pertemuan 4
+Q -W
Jika sistem hanya memiliki satu titik aliran masuk (titik 1) dan satu titik aliran
keluar (titik 2), maka neraca energi pada kondisi tunak (steady state)
tersusun dari:
Dimana:
m = laju alir massa, kg/detik
u = energi dalam spesifik, J/kg, J/mol
g = percepatan grafitasi, 9,8 m/s2
z = ketinggian titik pengamatan terhadap bidang acuan, m
ν = kecepatan linier aliran, m/detik, m/s, m/min
P = tekanan, kPa, atm
V = volum spesifik, m3/kg, m3/mol
+Q -W
1 1.1
2 Sistem terbuka dengan
... aliran jamak 1.2
...
j k
Jika sistem memiliki titik aliran masuk lebih dari satu (titik: 1, 2, ...j) atau titik
aliran keluar lebih dari satu (titik: 1.1, 1.2. ...k), maka persamaan neraca
energi dapat dikembangkan menjadi (tanpa perubahan EK dan EP):
{m11.h11 + m12.h12 + ......+ mk.hk}keluar – {m1.h1 + m2.h2 + ......+ mi.hi}masuk = Q – W
Atau Σk(mk.hk) – Σj(mj.hj) = Q – W
Dimana subskrip: j = aliran-aliran masuk
k = aliran-aliran keluar
m3 DESUPERHEATER
m2
Neraca massa : m 1 + m 3 = m2
m3 = m2 - 100
Neraca Entalpi : m1.H1+ m3.H3= m2.H2
(100 x 3158) + (762,6 x m3) = 2943.m2
Cairan jenuh propana (P1 = 200 psi = 13,6 bar) mengalami penurunan
tekanan secara mendadak dan adiabatik dalam JT-valve. Pemisahan fasa
terjadi di flash drum menjadi uap jenuh (P2 = 60 psi = 4,1 bar) dan cairan
jenuh (P3 = 60 psi = 4,1 bar). Jika laju alir propan masuk sebesar 100 kg/s,
hitunglah laju alir uap dan cairan keluar flash drum.
Neraca massa : m 1 = m2 + m3
m2 = 100 – m3
Neraca Entalpi : m1.H1= m2.H2+ m3.H3
100(-698,5) = (100-m3).(-719,7) + m2 (-894,3)
m3 = 12,14 kg/s
Sehingga laju lair m2 = 87,86 kg/s
Penentuan ΔEk
Steam saturated pada 17 bar V = 0,1166 m3/kg
Sehinga luas penampang pipa dengan diameter dalam (ID) 6 cm, adalah:
Kecepatan steam
Sehingga:
Q = ΔH + ΔEk
= (7,61x105 + 6,02x103) kJ/min
= 767020 kJ/min
Asumsi:
Tidak ada neraca massa yang diperlukan karena hanya satu aliran masuk & satu aliran keluar Tidak ada reaksi
kimia