Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TUNJUNG
Jl. Tunjung - KalipenggungNo.Telp. (0334) 323 824
Email : puskesmastunjung@gmail.com
RANDUAGUNG 67354

I. Pendahuluan
Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu keluarga, kelompok
dan masyarakat sangat membutuhkan penanganan dari praktisi kesehatan.
Keperawatan dalam salah satu profesi kesehatan meyakini bahwa kolaborasi
dalam kerja tim diperlukan untuk mengatasi kesehatan yang dialami individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi dan persepsi dalam melaksanakan peran kolaborasi maka perawat
perlu memahami cara pandang profesi kedokteran dalam masalah kesehatan.
Tujuan dari pembangunan kesehatan mental adalah untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat secara fisik dan psikis bagi
setiap orang dalam mewujudkan derajat kesehatan mental masyarakat. Gangguan
Jiwa adalah adanya perubahan fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan jiwa,
sehingga menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam
melaksanakan peran sosial baik di dalam keluarga maupun masyarakat.
Program kesehatan jiwa merupakan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan jiwa sebagai
upaya mendukung pencapaian indonesia bebas pasung.
a. Latar Belakang

Dampak dari bencana alam dan era globalisasi saat ini banyak
menyebabkan induvidu, keluarga, kelompok dan masyarakat mengalami kasus
gangguan jiwa mulai dari kasus gangguan jiwa ringan, sedang sampai dengan
yang berat. Dampak tersebut dapat berupa kehilangan sanak saudara,
kehilangan harta benda, kerusakan lingkungan, dan lain-lain. Semuanya ini
dapat menimbulkan berbagai macula psikososial seperti ketakutan, kehilangan,
kecemasan, pasca bencana bahkan timbul masalah gangguan jiwa yang berat
seperti depresi, perilaku kekerasan, penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan
sex, atau gangguan jiwa lainnya. Kondisi-kondisi seperti ini sangat memerlukan
penanganan yang cepat, tepat dan akurat..

WHO (2009) memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami


gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini
dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia
tertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara
usia 18-21 tahun.

Hasil riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi rumah tangga


dengan gangguan skizofrenia/psikosis yang pernah dipasung di pedesaan
sebesar 17,7 % dan perkotaan 10,7%. Prevalensi depresi pada penduduk umur
15 tahun keatas di indonesia sebesar 6,1%. Namun yang menjalani pengobatan
medis hanya 9%. (Riskesdas, 2018)

Data laporan tahun 2018 di Puskesmas Tunjung bahwa jumlah penderita


gangguan jiwa berat sebanyak 12 orang terdiri dari laki-laki 9 orang dan 3 orang
perempuan. Sebagian besar banyak yang tidak rutin menjalani pengobatan
karena merasa sudah sehat, sering lupa, malas mengambil obat, obat tidak
tersedia dan bosan.
Kurangnya dukungan keluarga, rasa kepedulian masyarakat dan lintas
sektor terkait terhadap penderita gangguan jiwa dan disabilitas mental serta
masih adanya stigma bahwa gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan dan
penyakit keturunan menyebabkan penanganan kasus gangguan jiwa tidak
maksimal. Selain itu petugas kesehatan di puskesmas masih menganggap
program kesehatan jiwa kurang menarik dan hanya berfokus pada pelayanan
fisik saja yang belum memberikan pelayanan secara holistik.
Oleh karena itu, untuk menangani masalah tersebut perlu dipikirkan
sarana pelayanan kesehatan jiwa, sumber daya manusia, kompetensi maupun
biaya. Puskesmas adalah salah satu pelayanan dasar yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan Community Mental Health Nursing (CMHN). Keperawatan
kesehatan jiwa komunitas ini merupakan salah satu upaya yang digunakan oleh
petugas kesehatan untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah
– masalah kesehatan jiwa. Pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan harus
komprehensif, holistik, terpadu dan terintegrasi dengan menggerakkan dan
memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat, baik warga
masyarakat sendiri, lintas sektor, tokoh masyarakat, dan profesi kesehatan yang
ada.

b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan pelaksana program kesehatan jiwa dalam mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu dan masyarakat yang mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat sesuai
standar.
b. Tercapainya target penemuan kasus gangguan jiwa dan napza.
c. Mengetahui epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan
kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam
pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang
pelayanan.
d. Menjadikan masyarakat tahu, mengerti dan mau ikut berperan aktif dalam
menangani masalah kesehatan jiwa yang ada dilingkungannya melalui
upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan secara terintegrasi.

II. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Perencanaan a. Menyusun RUK/RPK
b. Menyusun KAP
c. Menyiapkan logistik dan perlengkapan
Pelayanan Dalam Gedung a. Deteksi dini kasus kesehatan jiwa dan napza
b. Konseling kesehatan jiwa
c. Pengobatan kasus gangguan jiwa dan napza
d. Rujukan
e. Orientasi/Refresh tentang kesehatan jiwa
kepada petugas kesehatan
Pelayanan Luar gedung a. Pandataan/penemuan kasus pasung di
masyarakat
b. Kunjungan rumah (home care) dalam rangka
pendampingan pengobatan, rehabilitasi pada
pasien dan keluarga
c. Penyuluhan tentang kesehatan jiwa dan napza
Pencatatan dan Pelaporan a. Mencatat hasil pelayanan
b. Membuat laporan bulanan

III. Cara Pelaksanaan

Cara untuk melaksanakan kegiatan program kesehatan jiwa adalah sebagai


berikut :

1. Melakukan pengumpulan data


2. Melakukan pelayanan pengobatan
3. Melakukan rujukan
4. Melakukan kunjungan rumah (home care)
5. Melakukan konseling
6. Melakukan penyuluhan
7. Melakukan pelatihan dan pembinaan keluarga ODGJ
8. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor
9. Melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan jiwa.
IV. Sasaran dan Pihak Terkait

1. Sasaran kegiatan adalah


- Pasien rawat jalan dan rawat inap
- Anak sekolah
- Keluarga ODGJ
- Karyawan
- Masyarakat
2. Pihak terkait adalah
- Kader
- Perangkat desa (Kades, Ketua RW/RT, Toma)
- Camat
- Polsek
- Koramil
- Ormas
- Dinsos

V. Jadwal Pelaksanaan

Bulan Kegiatan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menyusun RUK/RPK X
Menyusun KAP X
Menyiapkan logistik
X
dan perlengkapan
Deteksi dini kasus
X X X X X X X X X X X X
keswa /Napza
Konseling kesehatan
X X X X X X X X X X X X
jiwa
Pengobatan kasus
gangguan jiwa dan X X X X X X X X X X X X
napza
Rujukan Sesuai kasus

Orientasi /Refresh
tentang kesehatan
X X
jiwa bagi petugas
kesehatan
Pendataan/
penemuan kasus
X X X X X X X X X X X X
pasung di
masyarakat
Kunjungan rumah
(home care) dalam
rangka
X X X X X X X X X X X X
pendampingan
pengobatan,
rehabilitasi ODGJ
Penyuluhan tentang
kesehatan jiwa dan X X X X
napza
Mencatat hasil
X X X X X X X X X X X X
pelayanan
Membuat laporan X X X X X X X X X X X X

VI. Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan kegiatan program kesehatan jiwa ini berasal dari


anggaran APBD (Dana JKN) dan APBN (Dana BOK) tahun 2019.

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan setiap akhir kegiatan dan


Pelaporan hasil kegiatan dilaporkan setiap bulan dan semester kepada kepala
puskesmas.
VIII. Dokumentasi

Setiap kegiatan harus didokumentasi sesuai dengan jenis kegiatan


meliputi :

1. Surat undangan
2. Surat tugas
3. Daftar hadir
4. KAK
5. Laporan hasil kegiatan
6. Register
7. Foto dokumentasi
8. Notulen
9. Form Laporan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Tunjung Pelaksana Program Keswa

Dr. Tanti Umiyati Mohammad Nur Hidayat, S.Kep


NIP. 19710503 200501 2 009 NIP. 19840320 200903 1 008

Anda mungkin juga menyukai