A. DISMENOREA
1. Pengertian
Dismenorea adalah nyeri uteri pada saat menstruasi yang mengganggu kehidupan
sehari- hari wanita yang mendorong wanita untuk melakukan pemeriksaan atau
konsultasi dengan dokter, puskesmas ataupun datang ke bidan.. Dismenorea tidak
dikaitkan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas
dismenorea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun.
a. Dismenorea primer
Sifatnya : esensial, instrinsik, idiopatik. Tidak terdapat kelainan ginekologik.
Mengenai sekitar 50-75% wanita yang masih menstruasi. Sekitar 10% wanita
mengalami dismenorea berat sehingga mereka tidak bisa bekerja.
b. Dismenorea sekunder
Sifatnya : ekstrinsik, yang diperoleh (acquired). Disebabkan oleh kelainan
ginekologik (salphingitis kronik, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis servisis
uteri)
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya, oleh karena dismenorea yang mulanya
disangka primer, kadang-kadang setelah diteliti lebih lanjut memperlihatkan kelainan
organik, jadi termasuk dismenorea sekunder.
Dismenorea bisa timbul pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Gejala klinisnya
nyerinya bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen bagian bawah, menjalar
ke daerah pinggang dan paha, dan disertai keluhan muntah , sakit kepala, diare, mudah
tersinggung.
2. Penyebab
a. Faktor kejiwaan : khususnya pada remaja yang secara emosional tidak stabil, jika
mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid.
b. Faktor konstitusi : faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan, misalnya
seperti anemia, penyakit menahun.
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis : adanya stenosis kanalis servikalis
menyebabkan aliran darah haid tidak lancar.
d. Faktor alergi : adanya asosiasi antara dismenorea dengan migrain, asma
bronkhial. Sebab alergi karena adanya toksin haid.
e. Faktor prostaglandin : prostaglandin uterin yang tinggi, aktrivitas uterin yang
abnormal, dan faktor emosi/ psikologis. Belum diketahui dengan jelas bagaimana
prostaglandin dapat menyebabkan dismenorea, tetapi diketahui bahwa wanita
dengan dismenorea mempunyai prostaglandin 4 kali lebih tinggi daripada wanita
tanpa dismenorea.
3.Penanganan
Penyebab premenstrual tension ini belum jelas, akan tetapi salah satu faktor yang
memegang peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron akibat
retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan edema. Selain itu, faktor
kejiwaan, masalah dalam keluarga, dan masalah sosial juga memegang peranan
penting. Pada wanita yang peka dengan perubahan hormonal dalam siklus haid dan
terhadap faktor-faktor psikologis lebih mudah menderita premenstrual tension.
3. Penanganan
Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10 hari sebelum haid
pemakaian garam haarus dibatasi dan minum sedikit dikurangi. Pemberian obat
diuretik (hidroklortiazide 50mg sehari) kurang lebih 5 hari dapat bermanfaat untuk
mengurangi terjadinya premenstrual tension.
C. VICARIOUS MENSTRUATION
1. Pengertian
Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai, dimana terjadi perdarahan
ekstragenetal dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus haid. Tempat perdarahan
yang paling sering dijumpai ialah pada mukosa hidung berupa epistaksis ( 30 % dari seluruh
kasus).
2. Penyebab
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan estrogen yang menyebabkan oedem dan
kongesti pada alat-alat lain di luar alat-alat genetal pada wanita yang peka.
3. Penanganan
Penangannya dapat dilakukan dengan pengobatan pada bagian yang terjadi
perdarahan.
E. MASTALGIA
1. Pengertian
Nyeri dan pembesaran mamae sebelum haid
2. Penyebab
Oedem dan hiperemi karena peningkatan relatif dari kadar estrogen.
3. Penanganan
Pemberian diuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-kadang perlu
diberikan metiltestoteron 5 mg seharisecara sublingual dan pemberian
Bromokriptin dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan penderita.
F. PSEUDOAMENORRHOE, KRYPTOMENORRHOE
1. Pengertian
Pada keadaan ini haid tetap ada, tapi darah haid tidak keluar karena tertutupnya
cervix, vagina atau hymen.
Gynatresia ini dibagi :
a) Congenital : paling sering terjadi atresia hymenalis dimana hymen tidak
berlubang.
b) Acquisita : perlekatan saluran cervix atau vagina karena radang Go, diphteri,
partus, dan sanilitas.
2. Penyebab
Terjadi karena nyeri yang siklis kurang lebih 5 hari tanpa perdarahan yang sering
disebut molimina menstrualia. Pada pemeriksaan terlihat hymen yang menonjol
yang berwarna kebiru-biruan karena darah yang berkumpul dlbelakangnya. Mula-
mula darah mengisi vagina (haematokolpas) kemudian terjadi haematometra dan
haematosalpinx, keadaan ini sering menyebabkan tumor abdomen.
3. Penanganan
Pada atresia hymenalis dilakukan insisi dan eksisi sebagian hymen. Karena darah
tua ini merupakan medium yang baik untuk kuman-kuman maka operasi ini harus
dilakukan dengan steril.
Ida, Ayu dkk. 2009. BUKU AJAR GINEKOLOGI UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN.
Jakarta : EGC