DALAM KUALITAS
KELOMPOK 1
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2019
DAFTAR ISI
BAB II ......................................................................................................................... 1
Pembahasan ................................................................................................................ 1
Simpulan ................................................................................................................... 22
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
iii
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut,maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Konsep pelibatan dan pemberdayaan karyawan ?
2. Apa faktor yang menghambat pelibatan dan pemberdayaan karyawan, serta
bagaimana cara mengatasinya?
3. Bagimana implementasi pelibatan dan pemberdayaan karyawan meliputi
penghargaan dan pengakuan prestasi?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Agar kita mengetahui konsep pelibatan dan pemberdayaan karyawan
2. Mampu menjelaskan faktor penghambat PPK,
3. Mampu menjelaskan implementasi PPK meliputi penghargaan dan pengakuan
prestasi.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar para pembaca lebih mengetahui
tentang pelibatan dan pemberdayaan karyawan.
iv
ii
BAB II
PEMBAHASAN
1
3. Komunikasi dan umpan balik perlu diberikan oleh manajer dan penyelia kepada
karyawan.
4. Penghargaan dan pengakuan sebagai hasil dari evaluasi perlu diberikan kepada
karyawan sebagai tanda penghargaan terhadap kontribusi mereka kepada
perusahaan.
Tujuan pelibatan dan pemberdayaan adalah untuk meningkatka kemampuan
organisasi dan untuk memberikan nilai kepada pelanggan. Oleh karena itu, karyawan
harus memahami apa makna nilai pelanggan, komponen system, dan bagaimana untuk
menentukan dan mengukurnya.
Kesuksesan implementasi pelibatan dan pemberdayaan karyawan memerlukan
perubahan budaya perusahaan (cara berpikir dan bekerja para manajer). Pelibatan dan
pemberdayaan karyawan (PPK) bukan hanya alat manajemen atau strategi manajemen
yang berumur singkat. Karyawan yang telah bekerja cukup lama dan telah mengalami
berbagai inovasi manajemen yang silih berganti menjadi enggan menerima program
PPk apabila mereka memandangnya hanyalah sebagai strategi manajemen yang
berumur singkat dan kemudian akan diganti dengan strategi lainnya. Hal ini dikenal
dengan sindrom WOHCAO (watch out, here comes another one), di mana karyawwan
tidak suka dan bersikap apatis terhadap sesuatu yang baru.
PPK seringkali dianggap sebagai penurunan kekuasaan oleh banyak manajer
tradisional. Manajeer tersebut diliputi rasa ketakutan apabila karyawan dilibatkan dan
diberdayakan karena mereka beranggapan bahwa hal tersebut akan mengalihkan
kendali perusahaan kepada karyawan.
Pengumpulan pendapat dari semua orang yang terlibat dalam proses akan dapat
meningkatkan kekuasaan para manajer, apabila hal tersebut dilakukan dengan tepat.
Dengan demikian, maka akan dimungkinkan untuk menggunakan infoirmasi sebagi
dasar pengambilan keputusan yang bersifat komprehensif dan akurat.
Secara tradisional, bekerja keras dipandang sebagi jalan menuju sukses.
Persaingan global dan otomatisasi telah menggeser kunci sukses, yaitu bahwa
kesuksesan dicapai tidak hanya dengan sekedar bkerja keras, tetapi juga bekerja dengan
tangkas (working smart). Para pengambil keputusan menginterpretasikan bekerja
2
dengan tangkas sebagai usaha mengadopsi system teknologi tinggi dan proses
otomatisasi. Pendapat tersebut jelas sekali keliru, Karena teknologi yang semakin
canggih hanyalah merupakan salah satu aspek dari bekerja dengan tangkas.
Aspek lain dari bekerja dengan tangkas yang seringkali dilupakan dalam dunia
kerja modern adalah melibatkan dan memberdayakan para karyawan. PPK ditujukan
untuk memperoleh manfaat dari kreatifitas karyawan dan mendorong pemikiran dan
inisiatif yang independent. Pemikiran dan inisiatif kreatif sebanyak mungkin karyawan
akan memungkinkan adanya ide dan keputusan yang lebih baik, kualitas yang lebih
baik. Produktivitas tinggi, dan sebagai hasilnya daya saing yang semakin meningkat.
Dasar PPK adalah bahwa PPK adalah cara terbaik untuk mengarahkan kreatifitas dan
inisiatif dari para karyawan terbaik kea rah peningkatan daya saing perusahaan.
Prinsip-prinsip TQM untuk pekerjaan pada bagian personalia atau sumber daya
manusia adalah sebagai berikut (Ross, 1994: 90).
1. Kualitas pekerjaan pada waktu pertama
2. Fokus pada pelanggan
3. Pendekatan strategi yang menyeluruh untuk perbaikan
4. Perbaikan secara terus-menerus sebagai cara hidup
5. Saling respek dan tim kerja
Pada waktu pertama bekrja, diusahakan hasil setiap pekerjaan harus berkualitas.
Setiap kegiatan harus difokuskan untuk memenuhi harapan pelanggan. Bagian SDM
harus menetapkan strategi pengembangan karyawan secara menyeluruh untuk
mencapai tujuan suatu perusahaan, antara lain dengan menyusun program latihan dan
pendidikan bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. Pebaikan kualitas kerja
harus dilakukan secara terus-menerus yang merupakan cara atau pandangan hidup
karyawan. Setiap orang dalam organisasi harus saling respek dan menekankan tim
kerja yang lintas fungsional untuk memperbaiki kualitas.
Manusia bukanlah robot atau mesin otomatis, saat bekerja mereka mengamati,
berpikir, merasa, dan mempertimbangkan segala sesuatu. Oleh karena itu, lumrah bila
seseorang mempertanyakan hal-hal sebagai berikut :
3
1. Mengapa tugas tersebut dikerjakan dengan cara seperti ini ?
2. Bagaimana tugas ini dapat dikerjakan dengan lebih baik ?
3. Apakah pelanggan membutuhkan produk seperti ini ?
Pertanyaan-pertanyaan seperti diatas merupakan suatu langkah penting dalam
melakukan perbaikan. Pada umumnya, bila karyawan mengajukan pertanyaan seperti
itu, mereka juga mengajukan ide-idenya sebagai pemecahan, khususnya bila mereka
diberi kesempatan untuk mendiskusikan idenya secara teratur dalam kelompok yang
bersuasana nyaman dan positif. Kelompok seperti ini dapat meningkatkan rasa saling
percaya, kepercayaan diri, keterampilan, dan kerja sama tim.
4
2. Dapat memberikan respons langsung pada pelanggan yang tidak puas selama
service recovery.
3. Karyawan akan mempunyai rasa memiliki yang tinggi pada pekerjaannya dan
merasa dirinya berarti bagi organisasi.
4. Karyawan bisa berinteraksi dengan pelanggan secara lebih akrab dan lebih
antusias.
5. Perusahaan bisa mendapatkan iklan dari mulut ke mulut (word of mouth) yang
positif dan pelanggan yang membeli kembali makin meningkat.
5
1. Ketidakamanan
Pepatah kuno menyatakan, bahwa pengetahuan merupakan kekuasaan.
Dengan mengendalikan akses pada pengetahuan dan arus pengetahuan,
seorang manajer dapat mempertahankan kekuasaannya atas para karyawan.
Manajer yang memandang lingkungan kerja dari perspektif kita melawan
mereka cenderung merasa tidak aman terhadap inisiatif yang dirasakan akan
dapat mengurangi kekuasaannya.
Manajer yang merasa tidak aman ini bisa saja melakukan sabotase halus.
Bentuk-bentuk yang dilakukan misalnya tidak menghadiri pertemuan
kelompok kerja, mempersulit setiap anggota untuk hadir dalam pertemuan
tersebut, atau menyisihkan secara halus ide-ide dan pekerjaan kelompok
kerja.
2. Nilai-nilai pribadi
Banyak manajer dewasa ini yang memiliki pemikiran dogmatis terhadap
karyawan. Hal ini berarti bahwa mereka menganggap karyawan harus
mengerjakan apa yang diperintahkan, saat mereka diperintahkan, dan
bagaimana mereka diperintah. Nilai pribadi seperti ini tidak dapat
mendukung PPK, Manajer yang demikian akan menolak PPK dan
berpandangan bahwa "hanya ada satu bos di sini dan sayalah orangnya".
3. Ego
Orang yang menjadi manajer dalam suatu organisasi dapat dimengerti bila
bangga akan statusnya yang dapat memberikan keuntungan bagi mereka.
Status bersifat menarik bagi ego manusia, manajer yang ego-focused dapat
menerapkan sikap I'm the boss. Manajer seperti ini akan sulit menerima PPK
karena mereka memandangnya sebagai pengurangan statusnya, yang pada
akhirnya akan mengurangi keuntungannya.
6
4. Pelatihan manajemen
Banyak manajer saat ini yang dididik dan dilatih oleh pengikut modern dari
Frederick Taylor, Bapak Manajemen Ilmiah. Pengikut Taylor, baik profesor
maupun pelatih manajemen, cenderung berfokus pada penerapan prinsip-
prinsip ilmiah dalam perbaikan proses dan teknologi, tetapi hanya ada sedikit
perhatian terhadap perbaikan yang berorientasi pada manusia.
6. Ketidakterlibatan manajer
PPK berkaitan dengan pelibatan secara menyeluruh seluruh personil yang
akan dipengaruhi oleh suatu ide atau suatu keputusan. Konsep ini mencakup,
tingkat pertama manajemen penyelia), manajemen madya, dan manajemen
eksekutif. Setiap manajer atau tingkat manajemen yang tidak terlibat dalam
proses mungkin akan menolak PPK. Meskipun PPK telah didukung oleh
semua karyawan dan para eksekutifnya memiliki komitmen penuh, hal ini
tidak bisa sukses bila manajer madya dan penyelia tidak dilibatkan. Mereka
yang tidak dilibatkan, meskipun secara konseptual setuju, dapat suja tetap
menolak karena mereka merasa diabaikan.
7
melaksanakan PPK, beberapa pertanyaan berikut harus terlebih dahulu
dijawab.
1. Berapa banyak lapisan atau tingkatan antara para pekerja dan pengambil
keputusan?
2. Apakah sistem penilaian prestasi karyawan mendorong atau malah tidak
mendorong inisiatif dan pengambilan risiko?
3. Apakah praktik manajemen mendorong karyawan untuk menyampaikan
keluhannya terhadap kebijakan dan prosedur yang menghambat kualitas
dan produktivitas?
Umpan balik dan tindak lanjut yang cepat terhadap saran-saran
perbaikan merupakan hal penting yang mendukung kesuksesan PPK. Oleh
karena itu, birokrasi yang terlalu berbelit-belit tidak akan mendukung
pelaksanaan.
C. Implementasi PPK
Pelibatan dan pemberdayaan karyawan (PPK) akan berarti hanya apabila
hal tersebut merupakan suatu usaha sistematis yang dilakukan untuk membantu
organisasi guna meningkatkan nilai yang akan diberikan kepada pelanggan.
Kesalahan umum yang harus dihindari pada saat mengimplementasikan PPK
adalah sebagai berikut.
1. Memulai kegiatan tanpa adanya strategi sistematis.
2. Memulai kegiatan PPK tanpa adanya kepemimpinan yang aktif dari
manajemen.
3. Menghitung kegiatan (seperti jumlah pertemuan tim untuk peningkatan
kualitas).
4. Rencana dan harapan yang tidak realistis
5. Mengharapkan pelibatan akan ada akhirnya
Peranan utama manajemen dalam PPK adalah melakukan segala sesuatu
yang diperlukan untuk menjamin kesuksesan pelaksanaan dan penerapan konsep
tersebut secara terus-menerus. Peranan ini dapat diringkas menjadi tiga fungsi,
8
yaitu komitmen, kepemimpinan, dan kemudahan. Ketiga fungsi ini dibutuhkan
untuk mengatasi hambatan dan penolakan terhadap pelaksanaan PPK atau
perubahan pokok lainnya dalam budaya perusahaan. Peranan manajer dalam PPK
antara lain meliputi sebagai berikut.
Menunjukkan sikap yang mendukung
Menjadi model peran
Menjadi pelatih
Menjadi fasilitator
Mempraktikkan management by talking around (MBWA).
Mengabil tindakan dengan segera atas rekomendasi.
Menghargai prestasi karyawan.
PPK sebagai suatu konsep yang berusaha melibatkan dan memberdayakan
karyawan secara sungguh-sungguh memerlukan implementasi yang sistematis.
Implementasi PPK terdiri atas empat tahap (Goetsch, 1997: 147), yaitu sebagai
berikut.
9
3. Memberikan arahan dan bimbingan
1. Branstoming
Branstoming bias merupakan sarana yang elefan untuk mengumpulkan masakah dan
umpan balik dari karyawan, khususnya bila manajer memahami kelamahannya dan
bagaimana mengatasinya. Bertaitan dengan hal ini, ada dua konsep yang dapat
mengurangi efekivitas brantoming dan terkait kelompok lainya.
10
Manurut myers dan Laman ( dalam Goetsh dan Davis , 1994: 168) groupthing
merupakan penomen yang terjadi manakala orang dalam suatu kelompok lebih banyak
berfokus pada usaha untuk mencapai suatu keputusan yang baik. Beberapa faktor
penyebabbnya adalah kepemimpinan kelompok yang terlalu banyak memberikan
ketentuan, tekana untuk mencapai kesesuaian, isoloso kelompok, dan penerapan teknik
– teknik pengembilan keputusan kelompok yang tidak terampil . strategi yang dapat di
terapkan untuk mengatasi grouphink antara lain sebagai berikut.
a. Merumuskan Permasalahan
11
Pada Saat ini, manajer merumuskan permasalahan dan memperjelas bila
diperlukan, agar semua anggota kelompok sungguh=sungguh
memahaminya.
12
lingkungan kerja . Perbedaan utama antara Gugus Kualitas dan brainstorming
adalah bahwa anggota gugus kualitas adalah para sukarelawan yang
melaksanakan pertemuan sendiri. Sedangkan brainstorming umumnya
dilakukan oleh manajer. Gugus Kualitas bertemu secara teratur sebelum,
selama dan setelah suatu perubahan untuk mendiskusikan pekerjaan mereka,
mengantisipasi masalah, menawarkan perbaikan lingkungan kerja, menetapkan
tujuan, dan membuat rencana .
4. Kotak saran
Cara ini di lakukan dengan jalan menyediakan suatu wadah atau kotak tertentu
di tempat-tempat yang sesuai dan mudah didatangi agar karyawan dapat
meletakkan seran-saran tertulisnya.
Jalan-jalan ditempat kerja dan berbicara dengan para karyawan dapat menjadi
cara yang efektif untuk mengumpulkan masukan. Dengan melihat sendiri
dilapangan apakah para karyawan benar-benar memahami apa yang mereka
kerjakan maka manajer dapat mengetahwi berbagai kendala yang dihadapi.
Dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang terbuka dan tidak bias,
maka manajer memperoleh banyak masukan yang berharga.
Tujuan penilaian kinerja adalah sebagai alat diagnostic dan proses penilaian
terhadap perkembangan individu, tim dan organisasi. Penilaian digunakan
untuk menentukan besarnya penghargaan, uji validasi, dan perkembangan
karier sangat efektif apabila difokuskan pada tujuan Perusahan. Oleh karena
hasil dan semua pekerjaan adalah berupa kualitas dan kepuasan pelanggan,
maka penilaian harusnya berkaitan dengan prinsip pembagian tanggung jawab
terhadap kualitas. Hal ini dapat dicapai dengan mempokuskan pada
13
perkembangan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan karyawan untuk
berprestasi .
14
Karyawan baik individual maupu tim, harus berpartisipasi
dalam menentukan sasaran, mengidentifikasi indikator kunci,
memantau serta mengevaluasi kemajuan perkembangan.
Penilaian kinerja dapat mendukung perbaikan kualitas bila keadan dibawah ini dapat
terpenuhi
Peranan manajer dalam penilaian kinerja adalah untuk membantu karyawan memahami
prilaku tersebut, bersama-sama karyawan menentukan sasaran, tindakan, mencari
kesempatan untuk pengembangan karier, serta mendorong karyawan untuk
memberikan umpan balik terhadap kinerja manajer yang berkaitan dengan mereka.
15
Umpan balik spesifik diberikan untuk menunjukan bahwa seseorang
melakukan sesuatu yang bernilai.
Semakin banyak orang dilibatkan dalam proses seleksi,semakin subjektif
pendapat yang diberikan.
Pengakuan dilakukan secara berkala, semakin pendek jarak antara tindakan
dan pengakuan, semakin baik untuk menghindari hilangnya efek pengakuan
tersebut.
Pengakuan bersifat win/uin ( setiap orang adalah pemenang )
16
Membuat kebijakan
Mempromosikan system
saran
Melaksanakan saran
Menghargai karyawan
Gambar10.1
17
1. Membuat kebijakan
Langkah ini mencakup usaha mengembangkan suatu kebijakan yang
akan menjadi pedoan system saran, jenis penghargaan yang akan
digunakan, saran akan dievaluasi, dan bagaimana system saran itu sendiri
akan dievaluasi.
2. Mengadakan system saran
Langkah ini merupakan plaksanaan system saran dengan jalan :
a. Meminta dan mengumpulkan masukan dari karyawan,
b. Mencetat dan menjawab saran,
c. Memantau saran-saran,
d. Melaksanakan atau menolak saran.
3. Mempromosikan system saran
Langkah ini dilakukan dalam rangka meningkatkan minat dan prtisipasi
karyawan dalam system saran yang diharapkan.
4. Evaluasi saran dan system saran
Langkah ini meliputi usaha melatih penyelia dan manajar mengenai cara
mengevaluasi setiap saran dan system saran secara keseluruhan.
5. Melaksanakan saran
Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, karna apabila saran
yang baik tidak segera dilaksanakan, maka system saran tersebut akan
kehilangan kredibiitas.
6. Menghargai karyawan
Penghargaan terhadap saran yang diterimadapat diberikan dalam berbagai
bentuk, misalnya dalam bentuk uang, pengakuan secara umum, dan hadiah
liburan. Selain diberikan kepada karyawan secara individual, ada baiknya
bila diberikan kepada tim dan atau department yang paling banyak
memberikan saran yang ditrapkan.
7. Memperbaiki system saran
Identifikasi dan koreksi terhadap kelemahan system saran yang diterapkan
sangat perlu dilakukan, perbaikan terus-menerus perlu dilakukan dalam
18
tahap mengumpulkan masukan, memantau saran dan waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan saran.
19
Ada tiga tahapan dalam perumussan ideuntuk memperbaiki lingkungan kerja
yang dapat meningkatnkan jumlah dan kualitas ide yang dihasilkan karyawan.
Ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Identifikasi masalah
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi terhadap situasi yang berbeda dan
hasil yang diharapkan, dalam tahap ini, karyawan tidak menetukan penyebab
masalah, tetapi mereka hannya mendata situasi masalah yang perlu
diperbaiki. Tahap ini merupakan menetukan hal-hal apa yang tidak beres.
b. Penelitian
Tahap ini menentukan penyebab timbulnya masalah yang akan di
identifikasi. Dengan demikian, dapat ditentukan maslah apa yang
sebenarnya dihadapi, bukannya gejala dari suatu masalah, alat-alat TQM
yang dapat digunakan untuk menentukan penyebab tersebut, antara lain,
pareto chart, couse and effeck diagram, check sheets, scatter diagram,
hitstogram.
c. Pengembangan ide
Tahap ini meliputi pengembangan ide-ide untuk memecah masalah yang
telah di identifikasi pada tahap pertama dengan mengatasi penyebab yang
diidentifikasi pada tahap kedua.
Menjelaskan situasi saat ini yang menciptakan masalah secara singkat dan jelas.
Menyampaikan prubahan yang diusulkan secara langsung dan spesifik.
Mempersiapkan penjelasan atau uraian untuk memperjelas perubahan yang
diusulkan.
Menjelaskan manfaat-manfaat yang diharapkan dengan mengguanakan ukuran
yang dapat dikuantitatifikasikan ( persentase, uang, waktu, jumlah atau ukuran
lannya.)
20
Supaya system saran suatu prusahaan supaya berhasil maka perlu dilakukan
partisipasi dari setiap karyawannya. Semakin banyak karyawan yang berpatisipasi,
semakin baik pula system sarannya, bila suatu system saran telah berjalan manajer
dapat mengupayakan patisipasi aktif dari semua karyawannya dengan jalan
menghilangkan hambatan tersembunyi, mendorong karyawan baru agar
terlibat,dan melatih karyawan yang segan berpartisipasi.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan salah satu unsur TQM. Jika
karyawan dilibatkan dalam berbagai kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan maka mutu atau kualitas lembaga dapat terjamin karena karyawan
merupakan orang yang melaksanakan tugas operasional yang lebih mengenal keadaan
sebenarnya dilapangan.
Salah satu bentuk PPK adalah dengan membuat suatu tim kerja yang biasa disebut
dengan gugus kendali mutu. Tim ini terbentuk dari empat sampai dengan duabelas
karyawan yang berasal dari tempat atau bidang yang sama dalam perusahaan secara
sukarela berkumpul untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dan menerapkannya dalam
kegiatan operasional perusahaan.
22