Anda di halaman 1dari 14

14.

Menghitung GCS pada anak dan dewasa


a. Pengertian
Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan suatu skala ukur yang digunakan untukmneukur
status neurologis. GCS pertama kali didefinisikan oleh Sir Graham Tisdale dan Bryan
Jennet tahun 1974 (Senapathi et al., 2017).
b. Tujuan
Bertujuann atau untuk mengetahui tingkat kesadaran sesorang berdasarkan respon mata
(E), respon Verbal (V), respon motorik (M) (Muttaqin, 2008)
c. Indikasi :Pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
d. Persiapan alat
Alat tulis, formulis GCS
e. Pelaksanaan
Berikut ini merupakan metode penilaian GCS (Bhaskar, 2017).
- Check: Memeriksa faktor-faktor yang mungkin dapat mengganggu penilaian, misalnya
sedasi, relaksan otot, gangguan metabolik, demam, gangguan hemodinamik,
pembengkakan mata, cedera jalan napas, cedera anggota badan dan minuman keras.
- Observe: Melihat gerakan spontan pasien, misalnya membuka mata dan menggerakan
anggota badan.
- Stimulate: Jika telah dipastikan tidak ada respon spontan maka lakukanlah stimulasi
dan lihat respon pasien. Lokasi untuk stimulasi secara fisik yaitu tekan pada ujung jari,
cubitan pada trapezius atau lekukan keluarnya nervus supraorbita
- Rate: Setelah stimulasi berbagai parameter. Skor dicatat dan ditotalkan sesuai
klasifikasi skor GCS.

Cara Skoring berdaarkan American colege surgeons, 2012:


Eyes:
- Spontan membuka mata : 4
- Membuka mata dengan perintah (suara) : 3
- Membuka mata dengan rangsang nyeri : 2
- Tidak membuka mata dengan rangsang apapun :1
Verbal
- Berorientasi baik :5
- Bingung (bisa membentuk kalimat tapi arti keseluruhan kacau) :4
- Bisa membentuk kata tapi tidak bisa membentuk kalimat :3
- Bisa mengeluarkan suara yang tidak memiliki arti :2
- Tidak bersuara1 1.
Motorik
- Menurut perintah 6
- Dapat melokalisir rangsang nyeri5
- Menolak rangsangan nyeri pada anggota gerak (withdrawal) 4
- Menjauhi rangsang nyeri 3
- Ekstensi spontan 2
- Tak ada gerakan 1

Interpretasi untuk orang dewasa:


- GCS 15 :Composmentis (kesadaran baik atau normal)
- GCS 12-14 :Somnolen (agak menurun/apatis)
- GCS 9-11 :Sopor (Seperti mengantuk)
- GCS 3-8 :Koma (Tidak sadar)
Skor normal untuk bayi/anak-anak
- 0-6 bulan :9
- 6-12 bulan :11
- 12-24 bulan :12
- 2-5 tahun :13
- > 5 tahun :14
Referensi :
American College of Surgeons. 2012. Head Injury. Advanced Trauma Life Support Student Course
Manual (Ninth Edition). Chicago. USA.
Bhaskar S. 2017. Glasgow Coma Scale: Technique and Intepretation. Clinics in Surgery, 2, 2–5
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: Salemba Medika
Senapathi TGA., Wiryana M., Aribawa IGNM., Ryalino C. 2017. Bispectral index value correlates with
Glasgow Coma Scale in traumatic brain injury patients. Dove Press Open Access Emergency
Medicine : OAEM, 9, 43–46.

15. Menilai Tingkat Kecemasan pada Ibu Nifas


a. Pengertian:
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal
yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang
belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup (Irianti dkk,
2009)
b. Tujuan
Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu nifas berdasarkan skala HARS
c. Indikasi
Ibu nifas
d. Kontraindikasi
-
e. Persiapan Alat
Alat tulis, lembar penilaian berdasarkan Hamilton Rating Scale Ancienty (HRS-A).
f. Penatalaksanaan
1. Memastikan identitas ibu
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
3. Mengidentifikasi kecemasan berdasarkan skala HRAS
Instrumen penilaian berdasarkan skala HRAS berdasarkan simptom yang muncul
adalah (Hawari, 2006):
- Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tensinggung (Skoer 0-4)
- Ketegangan: merasa tegang,lesu, tidak bisa istirahat tenang,mudah terkejut,
mudahmenangis, gelisah, gemetar (skor 1-4)
- Ketakutan: takut terhadap gelap,terhadap orang asing, bila ditinggal sendiri dan
takut pada binatang besar, pada keramaian, pada kerumunan orang banyak (Skor 1-
4)
- Gangguan tidur: Sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
nyenyak, bangun dengan lesu, banyak bermimpi, mimpi buruk, mimpi menakutkan
(Skala 0-4)
- Gangguan kecerdasan: Sulit konsentrasi, penurunan daya ingat, daya ingat buruk
(Skala 0-4)
- Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih,
bangun dini hari, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari (Skala 0-4)
- Gejala somatik (Otot): sakit dan nyeri pada otot, kaku, kedutan otot, gigi
gemerutuk, suara tidak stabil (Skala 0-4)
- Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan
pucat,merasa lemah, tinnitus (telinga berdenging) (Skala 0-4)
- Gejala kardiovaskuler: takikardi, berdebar-debar, nyeri dada ,rasa lesu atau lemas
seperti mau pingsan dan detak jantung hilang sekejap (Skala 0-4)
- Gejala pemapasan: rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas
panjang dan merasa napas pendek (Skala 0-4)
- Gejala Gastrointestinal: Sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri
perut sebelum dan sesudah makan, rasa terbakar di perut, rasa penuh dan kembung,
berat badan menurun, mual dan muntah,BAB lembek, konstipasi (Skala 0-4)
- Gejala urogenital: sering BAK, tidak dapat menahan kencing, amenorhea, darah
haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepajangan, ejakulasi
dini,ereksi hilang, impotensi (Skala 0-4)
- Gejala .vegetatif : mulut kering,mudah berkeringat, muka merah, pusing atau sakit
kepala, kepala terasa berat (Skala 0-4)
- Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, tidak tenang, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat, muka
merah (Skala 0-4)
4. Memberi penilaian
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori
0: tidak ada gejala sama sekali
1: satu dari gejala yang ada
2 :Sedang atau separuh dari gejala yang ada
3: berat atau lebih dari 1/2 gejala yang ada
4 : sangat berat semua gejala ada
5. Menghitung jumlah skor dan menentukan derajat kecemasan
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan
hasil (Hidayat, 2003):
- Skor < 14: tidak da kecemasan
- Skor 14-20 : kecemasan ringan
- Skor 21-27 : kecemasan sedang
- Skor 28-41 : kecemasan berat
- Skor 42- 56 :kecemasan berat sekali
Referensi :
Hidayat, A.A. 2003. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Mendika
Hawari, D. 2006. Manajemen Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Irianti, dkk. 2009. Buku Ajar Psikologi Mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC

Unit III Personal Hygiene


16. Memelihara Kebersihan Mulut
a. Pengertian
Memelihara kebersihan mulur (oral hygiene) adalah tindakan yang ditunjukan untuk
menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut, mencegah infeksi dan melembabkan
membrane mulut dan bibir (Tucker, 2011).
b. Tujuan
Untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, mencegah penyakit ynag penularannya melalui
mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki fungsi tubuh untuk meningkatkan
nafsu makan, dan mendidik pasien dalam kebersihan perorangan (Sheinham, 2005).
c. Indikasi
Pada semua pasien untuk mempertahankan hygiene tubuh, serta pada pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran.
d. Kontraindikasi
e. Persiapan Alat
- Air segar, spatel lidah yang dibalut dengan kasa (jika perlu pada pasien tidak sadar),
handuk wajah, kom kecil, bengkok, spuit berbulb kecil, sarung tangan, pinset, depper,
Kasa tebal lembab yang dibasahi NaCl 0,9%, air untuk berkumur dalam gelas (jika
pasien sadar)
f. Pelaksanaan
Untuk pasien tidak sadar:
- Cek catatan perawat, lihat jadwal oral hygiene dan data klie
- Cuci tangan
- Siapkan alat-alat
- Beri salam, identifikasi klien, panggil klien dengan nama panggilan dan sapa keluarga
klien
- Jelaskan prosedur tujuan kepada klien (bila sadar) dan keluarga
- Beri kesempatan apabila ada pertanyaan
- Jelaskan prosedur pada klien.
- Cuci tangan.
- Atur posisi pasien dengan posisi tidur miring kiri/kanan.
- Pasang handuk dibawah dagu/pipi pasien.
- Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat masak / larutan
listerin.
- Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan
gigi/mulut.
- Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi dan lidah.
- Keringkan dengan kasa steril yang kering.
- Rapihkan alat-alat yang digunakan.
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Untuk pasien sadar tapi tudak bisa melakukan sendiri:
- Jelaskan prosedur pada klien.
- Cuci tangan.
- Atur posisi pasien dengan duduk
- Pasang handuk di bawah dagu.
- Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi air hangat masak / larutan
listerine.
- Kemudian bersihkan pada daerah mulut, mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi
dan lidah. Lalu bilas dengan larutan NaCl.
- Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik-turun
- Merapihkan alat-alat yang digunakan
Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

17. Mencuci Rambut


a. Pengertian
Tindakan yang dilakukan perawat untuk membersihkan rambut pasien dengan
menggunakan air hangat dan shampoo untuk mempertahan kebersihan rambut
b. Tujuan
Memberikan perasaan senang dan segar kepada klien, Rambut tetap bersih, rapi dan
terpelihara, Merangsang peredarah darah dibawah kulit kepala, Membersihkan kutu dan
ketombe.
c. Indikasi
Pasien yang dalam keadaan bed rest total, Pasien pasca oprasi (co: oprasi sesar, operasi
fraktur exstemitas bawah, dsb)
d. Kontraindikasi
-
e. Persiapan Alat
- Baki berisi:
- Dua buah sisir
- Dua buah handuk
- Satu buah waslap
- Sarung tangan bersih
- Kapas dan tempatnya
- Sabun/sampo
- Alas (handuk/perlak)
- Talang karet
- Kom kecil (mangkok) serta kain kasa dan kapas dalam tempatnya 2-3 potong
- Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
- Sarung tangan bersih
- Celemek
- Gayung
- Ember berisi air bersih
- Ember kosong
- air panas
f. Penatalaksanaan
- Membawa alat didekat pasien
- Menjelaskan tujuan mencuci rambut
- Menjelaskan prosedur diri
- Cuci tangan, celemek, sarung tangan
- Atur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan kepala dekat sisi tempat tidur
- Pasang perlak dan handuk di bawah tempat tidur klien
- Letakkan ember yang dialasi kain pel di lantai, di bawah kepala klien
- Pasang talang dan arahkan ke ember yang kosong
- Tutup lubang telinga luar dengan kapas dan tutup mata klien dengan kasa
- Tutup dada dengan handuk sampai ke leher
- Sisir rambut kemudian siram dengan air hangat dengan menggunakan gayung
- Gosok pangkal rambut dengan kain kasa yang telah di beri sampo kemudian urut denga
ujung jari. Kasa kotor di buang ke bengkok
- Bilas rambut sampai bersih kemudian keringkan
- Angkat tutup telinga dan mata
- Angkat talang, masukkan ke dalam ember, dan letakkan handuk dalam baki
- Kembalikan klien pada posisi semula dengan cara mengangkat kepala dan alasnya serta
meletakkannya di atas bantal
- Sisir rambut klien dengan sisir bersih dan biarkan kering atau keringkan dengan alat
pengering rambut lalu sisir sampai rapi
- Rapikan klien
- Lepas sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
- Lepaskan celemek dan masukkan ke dalam ember kosong
- Bereskan dan bersihkan alat
- Kembalikan alat ketempat semula
- Cuci tangan

Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

18. Menggunting Kuku


a. Pengertian
Merapikan dan memotong bagian kuku yang panjang dan tidak rapi
b. Tujuan
Menjaga kebersihan kuku, mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang
panjang, Menjaga kebersihan tangan dan jari, Menjaga kerapian, Menambah kenyamanan
klien yang terganggu karena kuku yang panjang
c. Indikasi
Pasien dengan masalah imobilitas fisik.
d. Kontraindikasi
-
e. Persiapan alat
1. Handuk.
2. Gunting/pemotong kuku.
3. Bengkok.
4. Kapas alkohol.
5. Air hangat dalam waskom.
6. Tissu.
7. Pengalas
f. Penatalaksanaa
- Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Mengatur ruangan / tempat yang nyaman dan cukup pencahayaan.
- Alat-alat didekatkan pada pasien.
- Perawat cuci tangan.
- Memeriksa kondisi kuku dan jari-jari tangan pasien
- Memasang handuk di bawah tangan.
- Bila keadaan kotor kuku direndam dengan air hangat ± 3 menit
- Keringkan kuku dan jari-jari tangan dengan handuk
- Lakukan pemotongan kuku dengan bentuk ovale jangan terlalu pendek.
- Kikir kuku dan bersihkan dengan kapas alkohol.
- Membereskan peralatan.
- Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan

19. Mencuci tangan.Memandikan klien dalam posisi berbaring


a. Pengertian
Adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasiendengan posisi berbaring
di tempat tidur dengan menggunakan airbersih, sabun, dan atau larutan antiseptik
b. Tujuan
- Membersihkan tubuh dari kotoran dan menghilangkan bau badan
- Memberikan kesegaran fisik dan psikis serta rasa nyaman.
- Merangsang peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
- Memelihara integritas kulit dan mencegah infeksi kulit.
- Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dankebersihan dirinya.
c. Indikasi
Pasien dengan masalah imobilitas fisik.
d. Kontraindikasi
-
e. Persiapan Alat
 2 kom berisi air hangat.
 3 kantong pencuci.
 2 handuk.
 Alas meja.
 Sabun dalam tempatnya,
 Kamfer spiritus dan dedak/talk.
 Peralatan untuk menggosok gigi.
 Pakaian bersih.
 Sisir
 Botol berisi air untuk membilas sesudah BAB/BAK.
 Kertas kloset.
 Selimut mandi.
 Tempat pakaian kotor.
f. Pelaksanaan
1. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Menutup pintu dan jendela.
3. Memasang tabir dan tirai.
4. Mencuci tangan.
5. Menutup selimut pada bagian kaki tempat tidur.
6. Membantu pasien menyikat gigi.
7. Menawaarkan paien untuk BAB dan BAK.
8. Mencuci muka pasien.
 Handuk di bagian atas dibentangkan di bawah kepala.
 Membersihkan mata pasien tanpa menggunakan sabun.
 Mencuci muka dan telinga dengan waslap, mengeringkan dengan handuk atas.
9. Mencuci lengan
 Pakaian bagian atas ditanggalkan.
 Handuk atas dibentangkan memanjang di sisi kanan dan handuk bawah di sisi kiri
sehingga menutup bagian depan dan kedua lengan di atas handuk.
 Mencuci lengan dan ketiak membilas minimum 3 x.
 Mengeringkan dengan handuk atas.
10. Mencuci dada dan perut
 Kedua lengan dikeataskan dan diletakkan di samping kepala.
 Merubah letak kedua handuk sehingga leher, dada dan perut dapat dicuci.
 Mencuci leher, dada dan perut kemudian mengeringkannya dengan handuk
atas.
 Memberi bedak tipis-tipis pada leher, dada ketiak dan perut.
11. Mencuci punggung
 Menutup bagian depan dengan handuk bawah.
 Menanggalkan celana dalam.
 Menganjurkan pasien miring ke kiri.
 Membentangkan handuk atas memanjang di bawah punggung.
 Mencuci punggung dengan waslap.
 Mencuci paha dan bokong dengan waslap.
 Mengeringkan punggung dengan handuk atas, paha dan bokong dengan handuk
bawah.
 Menggosok kamfer spiritus dan memberi bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bagian atas.
12. Mencuci paha dan kaki.
 Membentangkan handuk atas menutupi bagian bawah.
 Handuk bawah memanjang di bawah kaki.
 Mencuci dengan kantong pencuci atas.
 Mengeringkan dengan handuk bawah.
13. Mencuci bagian bawah depan.
 Menanggalkan pakaian bagian bawah.
 Handuk bawah melintang di bawah bokong separuh menutupi bagian atas.
 Mencuci bagian bawah dengan waslap.
 Mengeringkan dengan handuk bawah.
 Memberi bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bawah.
14. Menyisir rambut.
15. Membereskan peralatan.
16. Mencuci tangan.

Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

20. Memandikan pasien dalam posisi duduk


a. Pengertian
Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun dalam posisi duduk
b. Tujuan
- Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
- Melaksanakan kebersihan perorangan
- Memberikan rasa nyaman
c. Indikasi
Pasien yang sadar dan memiliki keterbatasan imobilisasi
d. Kontraindikasi
Pasien dengan penurunan kesadaran
e. Persiapan alat
- Pakaian bersih 1 stel
- Baskom mandi 2 buah
- Air panas dan dingin
- Waslap 2 buah
- Perlak dan handuk kecil 1 buah
- Handuk besar 2 buah
- Selimut mandi/kain penutup
- Celemek plastic
- Tempat tertutup untuk pakaian kotor
- Sabun mandi
- Bedak
- Sarung tangan bersih
- Pispot/urinal dan pengalas
- Botol cebok
f. Penatalaksanaan

Tahap Pra Interaksi

a) Melakukan verifikasi program pengobatan klien


b) Mencuci tangan
c) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

Tahap Orientasi

a) Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic


b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
c) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja

a) Menjaga privacy
b) Mencuci tangan
c) Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
d) Melepas pakaian atas klien

1) MEMBASUH MUKA
 Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala
 Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
 Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan
Menggulung perlak dan handuk
2) MEMBASUH LENGAN
 Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
 Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua
tangan klien diletakkan diatas handuk
 Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh
klien)
3) MEMBASUH DADA DAN PERUT
 Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut
bagian bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala,
membentangkan handuk pada sisi klien
 Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian
menutup dengan handuk
4) MEMBASUH PUNGGUNG
 Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan
 Memberi bedak pada punggung
 Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian
5) MEMBASUH KAKI
 Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
 Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
 Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha,
disabun, dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
 Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
6) MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL
 Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi
bagian bawah dibuka
 Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas,
kemudian dikeringkan
 Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien
 Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

Tahap Terminasi

1) Mengevaluasi hasil tindakan


2) Berpamitan dengan pasien
3) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4) Mencuci tangan

Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
21. Merapikan tempat tidur dengan pasien diatasnya
Pengertian
Merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan linen tempat tidur bersih,
kering, dan bebas kerutan tanpa memindahkan pasien.
Tujuan
Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien dalam memenuhi
kebutuhan dirinya.
Persiapan alat dan bahan :
Tempat tidur, kasur, dan bantal, Seprai besar, Seprai kecil, Sarung bantal, Perlak, Selimut
Pelaksanaan :
- Cuci tangan
- Atur tempat tidur, kasur, dan bantal.
- Periksa kebersihan alat tenun
- Jika alat tenun kotor maka miringkan klien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan
bantal/guling supaya tidak jatuh).
- Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per
satu sampai dengan di bawah punggung klien.
- Pasang alat tenun baru sesuai cara mengganti alat tenun dengan pasien diatas tempat
tidur
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

22. Merapikan Tempat Tidur Tanpa Pasien Diatasnya


Pengertian
Merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan linen tempat tidur bersih,
kering, dan bebas kerutan tanpa pasien diatas tempat tidur
Tujuan
Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien dalam memenuhi
kebutuhan dirinya.
Persiapan alat dan bahan :
Tempat tidur, kasur, dan bantal, Seprai besar, Seprai kecil, Sarung bantal, Perlak, Selimut
Pelaksanaan :
- Cuci tangan
- Atur tempat tidur, kasur, dan bantal.
- Periksa kebersihan alat tenun
- Jika alat tenun kotor maka ganti alat tenun baru sesuai cara mengganti alat tenun tanpa
pasien diatas tempat tidur
- Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Referensi: Sriyanti, Cut. 2016.Praktikum Kebtuhan Dasar Manusia I.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
23. Mengganti Alat tenun tempat tidur dengan pasien diatasnya
Pengertian
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur klien tanpa memindahkan klien.
Tujuan
Memberikan perasaan senang pada klien, Mencegah terjadinya dekubitus, Memelihra
kabersihan dan kerapian
Indikasi
Dilakukan pada tempat tidur klien yang tirah baring total (sakit keras atau tidak sadar / koma
Kontraindikasi :
Pada pasien fraktur yang tidak boleh dimobilisasi
Persiapan alat
- Alat tenun bersih disusun menurut pemakaiannya
- Kursi atau bangku
- Tempat kain kotor yang bertutup
- Dua ember kecil berisi larutan desinfektan (lisol 1%) dan air bersih
Pelaksanaan
- Cuci tangan.
- Bawa alat yang telah disiapkan ke dekat klien.
- Bersihkan rangka tempat tidur
- Letakan bantal dan selimut klien yang tidak perlu dikursi (jika keadaan klien
memungkinkan/tidak mengganggu klien
- Miringkan klien ke satu sisi (jika perlu, ganjal dengan bantal/guling supaya tidak jatuh).
- Lepaskan alat tenun pada bagian yang kosong, dari bawah kasur lalu gulung satu per satu
sampai dengan di bawah punggung klien.
- Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
- Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tempat tidur
sejauh mungkin
- Gulung laken/sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
- Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalu lap
dengan lap kering.
- Bentangkan sprei besar bersih dan gulung setengah bagian, letakkan gulungannya di
bawah punggung klien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur.
- Gulung perlak dan ratakan kembali
- Bentangkan stik laken bersih di atas perlak, gulung setengah bagian, dan letakkan di bawah
punggung klien, ratakan setengah bagian lagi di atas perlak, lalu masukkan di bawah kasur
bersama dengan perlak.
- Setelah selesai dan rapih pada satu bagian, miringkan klien ke arah berlawanan yang tadi
telah dibersihkan (ganjal dengan bantal jika perlu agar klien tidak jatuh).
- Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur.
- Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor.
- Bersihkan perlk seperti tadi kemudian gulung ke tengah.
- Lepaskan laken kotor dan masukkan ke tempat kain kotor.
- Bersihkan alas tempat tidur dan kasur seprti tadi.
- Buka gulungan laken dari bawah punggung klien, tarik, dan ratakan setegang mungkin
kemudian masukkan ke bawah kasur.
- Pasang perlak dan sprei seperti tadi.
- Lepaskan sarung bantal dan guling yang kotor ratakan isinya kemudian pasang sarung
yang bersih.
- Susun bantal, lalu baringkan kembali klien dalam sikap yang nyaman.
- Ganti selimut kotor dengan yang bersih.
- Bereskan alat dan kembalikan ke tempatnya.
- Cuci tangan.

Myers, Ehren. 2012. Keterampilan Klinis untuk Perawat. Jakarta: EGC

24. Mengganti alat tenun tempat tidur tanpa pasien diatasnya


Pengertian
Tempat tidur tertutup merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih ditutup dengan
sprei penutup (overlaken) diatasnya
Tujuan
Menyiapkan tempat tidur yang dapat digunakan segera atau sewaktu-waktu, mepertahankan
kerapian tempat tidur, memberikan kenyamanan pada klien
Indikasi :-
Kontraindikasi:-
Persiapan alat
Kasur, bantal, linen yang disusun sesuai urutan pemasangan (laken, perlak, stik laken,
bovenlaken, selimut yg dilipat terbalik, overlaken (jika tempat tidur tidak langsug digunakan),
cairan desinfektan dan baskom, 2 waslap, ember yg ada penutup, sarung tangan bersih
Pelaksanaan
- Cuci tangan
- Menggunakan handscoon bersih
- Letakan alat tenun yg tersusun sesuai urutan pemasangan didekat tempat tidur
- Bersihkan kasur dengan menggunakan waslap yg telah dibasahi degn cairan
desinfektan lalu keringkan menggunakan waslap yg kering.
- Letakkan garis tengah lipatan tepat ditengan kasur
- Bentangkan laken, kemudian masukkan ujung laken bagian kepala kebawah kasur ± 30
cm. Lakukan hal yg sama pada ujung laken bagian kaki. Selajutnya tarik hingga tidak
ada kerutan pada laken
- Lipat setiap ujung laken dgn membentuk sudut 900 kemudian masukan tepi laken ke
bawah kasur hingga rapi dan tdk ada kerutan pada laken
- Letakkan perlak pada posisi melintang sekitar 50 cm dari kepala tempat tidur
- Lapisi perlak dengan stik laken, kemjdian masukan kedua sisi stik laken ke bawah kasur
bersama dgn perlak
- Pasang bovenlaken dibagian kaki secara terbalik, yaitu bagian kain yg halus menghadap
kasur, dan masukan ujungnya ke bawah kasur. Bentuk sudut 900 pada ujung bovenlaken
bagian kaki dan masukan ke bawah kasur, kemudian tarik bovenlaken hingga
terbentang menutupi kasur.
- Pasang selimut dibagian kaki kasur dan masukan ujungnya ke bawah kasur sekitar 10
cm. Bentuk sudut 90 derajat diujungselimut bagian kaki, kemudian masukan ke bawah
kasur, tarik selimut hingga terbentang menutupi kasur.
- Lipat ujung atas bovenlaken bersama selimut hingga tampat pitanya
- Masukan bantal di dalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan bagian
yang terbuka menghadap ke bawah atau membelakanagi pintu.
- Pasang overlaken (jika tempat tidur tidak langsung digunakan)
- Cuci tangan

Myers, Ehren. 2012. Keterampilan Klinis untuk Perawat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai