Anda di halaman 1dari 7

BAB III

KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu:

I. Pengumpulan Data Dasar


1.1 Data Subjektif
1.1.1 Identitas
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan yang terdiri atas data istri dan suami, meliputi
a. Nama : harus dikaji secara jelas dan lengkap untuk membedakan antara pasien yang
satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan asuhan pada
ibu.
b. Umur : Dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi,yaitu bila umur
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,karena umur <20 dan > 35 tahun dapat
memyababkan komplikasi pada persalinan.
c. Ras / Suku bangsa : Dikaji untuk mengetahui bahasa yang dapat digunakan pasien
sehingga mempermudah dalam berkomunikasi.
d. Agama :Dikaji untuk mempermudah dalam memberikan dukungan spiritual sesuai
dengan agama pasien.
e. Pendidikan : Dikaji untuk memudahkan tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan sesuai dengan tingkat pendidikan,karena tingkat pendidikan akan
mempengaruhi sikap dan perilaku pasien.
f. Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan
kesehatan atau kehamilan klien, karena pekerjaan berat dapat menyebabkan komplikasi
persalinan, misalnya preterm, abortus, dan lain-lain
g. Alamat : Dikaji untuk mempermudah hubungan dengan klien maupun anggota
keluargaapabila diperlukan dalam keadaan mendesak
1.1.2 Alasan Datang dan Keluhan Utama
Alasan ibu datang dikaji untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan
kesehatan (Wiknjosastro,2002)..
1.1.3 Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasiensaat ini sehingga bisa
menentukan suatu diagnosa sementara. keluhan yang dirasakan ibu dalam persalinan
adalah nyeri perut yang disebabkan karena kontraksi uterus. Pada saat persalinan,
terjadi peningkatan kadar ositosin selanjutnya kadar prostaglandin juga mengalami
peningkatan sehingga menyebabkan timbulnya kontraksi pada otot polos uterus. Dalam
keadaan normal, uterus akan berkontraksi dimulai dari puncak rahim hingga ke bagian
bawah dan kekuatan kontraksi semakin lama semakin kuat, sehingga akan
menyebabkan kepala bayi terdorong ke bawah dan menyebabkan pembukaan pada
serviks bahkan dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Proses pembukaan pada serviks
ini akan menyebabkan adanya pengeluaran lendir dan darah (Wiknjosastro,2002).

1.1.4 Riwayat menstruasi

Riwayat menstruasi yang dikaji adalah Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) untuk
menghitung usia kehamilan ibu dan hari perkiraan lahir (HPL).

1.1.5 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Lalu

Dikaji apakah riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu mengalami komplikasi
sehingga dapat mempengaruhi kondisinya sekarang. Misalnya saat ini termasuk
kehamilan yang keberapa, jenis persalinan sebelumnya, serta masalah atau komplikasi
yang menyertai kehamilan atau persalinan sebelumnya.

1.1.6 Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan ini dapat digunakan sebagai penanda akan adanya penyulit masa
hamil. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui
adalah apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes
melitus, ginjal, hipertensi atau hipotensi, hepatitis, dan lain- lain.

1.2 Data Objektif


a. Keadaan umum pasien
b. Kesadaran (komposmentis, somnolen, apatis, dan lainnya)
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital
(1) Tekanan darah pada ibu bersalin meningkat selama kontraksi dimana
peningkatan sistolik rata-rata 10-20mmHG dan diastolik rata-rata 5-10 mmHg.
Pada waktu diantara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum
persalinan (Varney et all, 2007).
(2) Nadi, dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-100 x/i menit. Denyut
nadi akan meningkat dan melebihi 100 x/ menit jika ibu dalam keadaan
tegang, ketakutan dan cemas, demam, gangguan jantung dan jika sedang his
dalam proses persalinan.
(3) Pernapasan, untuk mengetahui fungsi sistem pernapasan. Normalnya 16-24 x/i
menit
(4) Suhu, suhu tubuh normal adalah 36,5-37,50C
d. Pemeriksaan Fisik Khusus
(1) Mata

Pemeriksaan konjungtiva perlu dilakukan karena pada kehamilan relatif terjadi


anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi dengan peningkatan volume
30-40%. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin
terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjugtivitis, kelopak mata
yang bengkak kemungkinan adanya preeklampsia (Manuaba, 2010).

(2) Payudara

Pemeriksaan payudara dilakukan untuk mengetahui adanya pengeluaran


kolostrum dan adanya masa atau benjolan.

(3) Abdomen

Bentuk, bekas luka operasi, terdapat linea nigra, striae dan pembesaran
abdomen. Pembesaran perut pada kehamilan kembar lebih besar dari usia
kehamilan dibandingakan dengan kehamilan tunggal. Pemeriksaan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menilai suatu keadaan pasien dan bisa
dgunakan pada kehamian atau masa persalinan dengan cara meraba perut
pasien pada posisi dorsal recumbent.

Leopold

a. Leopold I : dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan bagian janin yang
terletak di fundus uteri. Pada keadaan normal fundus uteri teraba bulat lunak
adalah bokong anak.

b. Leopold II : dilakukan untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-


bagian kecil janin atau ekstremitas janin. Normal terletak diseluruh kanan atau
kiri.

c. Leopold III : dilakukan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat di bawah,
sudah masuk pintu atas panggul atau belum. Pada keadaan normal teraba bagian
bulat, keras. Biasanya pada multigravida kepala baru masuk pintu atas panggul
penjelang persalinan.

d. Leopold IV : dilakukan untuk menentukan berapa jauh masuknya kepala janin


dalam rongga panggul. Dikatakan konvergen bila kedua tangan masuk bisa
bertemu berarti kepala belum masuk rongga panggul dikatakan divergen bila
kedua tangan tidak bisa bertemu berarti kepala sudah masuk rongga panggul
(Prawirohardjo. 2009).

Mc. Donald:

Dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan taksiran berat janin melalui
pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan metlin. Untuk mengetahui apakah
berat janin sudah sesuai dengan usia kahamilan sebagai pertimbangan rencana
persalinan spontan.Melalu palpasi dapat ditentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU, bagian-bagian janin dalam rahim, letak janin dalam rahim, sejauh mana
bagian terendah janin masuk dalam panggul, ada atau tidaknya keseimbangan
antara ukuran kepala janin dengan panggul, janin tunggal atau kembar, letak
DJJ, dan perkiraan taksiran berat badan janin dalam rahim (Prawirohardjo.
2009).

Aukultasi:

Auskultasi adalah pemeriksaan yang dlakukan oleh tenaga kesehatan untuk


menilai kesejahteraan janin dalam kandungan dengan menggunakan stetoskop
monokuler (Lennec), atau doppler. Periksa dengar harus dilakukan 1 menit
penuh dan menilai denyut jantung janin dalam batas normal yaitu 120-160 kali
per menit.

e. Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dilakukan untuk menilai keadaan servix, portio, ketuban, letak atau
presentasi janin, penurunan bagian terendah janin, adanya penyusupan atau tidak,
penumbungan, kesesuaian ukuran panggul dalam dengan bagian terendah janin, dan
menilai pelepasan cairan seperti lendir, darah dan air ketuban. Pada kehamilan kembar,
hasil dari pemeriksaan dalam hanya akan mendapatkan bagian terendah janin pertama
baik presentasi kepala, bokong ataupun posisi janin lintang. (Baety, 2012 : 9 dan 19-42).

II. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi sesuai dengan data yang dikumpulkan. Data yang
akurat diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Berdasarkan
kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data yang timbul adalah gravid, usia gestasi, keadaan
janin, gemelli, intrauterin, presentasi, bagian punggung, keadaan umum ibu dan janin baik,
dengan berdasarkan data subjektif dan objektif.

III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial.

Dari kumpulan diagnosis dan masalah, identifikasi faktor-faktor potensial yang memerlukan
antisipasi segera, maupun tindakan pencegahan.

IV. Melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi

Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan yang memerlukan tindakan segera,
beberapa data yang memerlukan indikasi adanya situasi yang membutuhkan tindakan segera
sambil menunggu intervensi dari dokter. Dalam situasi lain yang tidak darurat tetapi
membutuhkan konsultasi atau kolaborasi dokter.
V. Perencanaan tindakan/intervensi
KALA I
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Atur posisi ibu sesuai dengan keinginan ibu agar ibu lebih nyaman dan rileks
3. Observasi kemajuan persalinan dan kontraksi setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 4
jam
4. Observasi kondisi ibu yaitu TD setiap 4 jam, nadi setiap 30 menit, suhu 2-4 jam
5. Observasi kondisi janin (DJJ setiap 30 menit)
6. Dokumentasikandengan partograf

KALA II

1. Observasi tanda gejala kala 2 meliputi dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol,
vulva membuka

2. Pastikan ketuban sudah pecah atau belum, jika ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi

3. Pimpin ibu mengedan dengan cara ibu diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar,
kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his

4. Memantau DJJ untuk menilai kesejahteraan janin yang dilakukan setiap setelah kontraksi
untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi. Selama mengedan yang lama akan terjadi
pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin.

5. Lakukan episiotomi jika diperlukan untuk menghindari ruptur perineum

6. Bantu melahirkan bayi sesuai dengan proses keluarnya bayi yaitu bantu kelahiran kepala,
periksa tali pusat lalu lahirkan bahu dan anggota seluruhnya.

7. Evaluasi keadaan bayi

8. Cek TFU untuk memastikan tidak ada bayi kedua yang belum lahir

KALA III

1. Berikan oksitosin 10 IU secara IM untuk merangsang uterus berkontraksi sehingga


mempercepat pelepasan plasenta

2. Periksa tanda-tanda pelepasan plasenta meluputi tali pusat memanjang, ada semburan darah,
bentuk uterus menjadi globuler

3. Lakukan manajemen aktif kala III untuk membantu kelahiran plasenta

4. Masase fundus untuk tetap mempertahankan kontraksi dan mengurangi pengeluaran darah

5. Cek laserasi perineum dan vagina yang membutuhkan jahitan

6. Cek perdarahan

KALA IV
1. Pantau TD, nadi, suhu, TFU, kontraksi, kandung kemih, perdarahan setiap 15 menit pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke-2

V. IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Implementasi yang
efisien akan meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien.

VI. Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah manajemen kebidanan. Pada tahap evaluasi, bidan
harus mengetahui sejauh mana keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
Sumber :

Baety, Aprilia Nurul, Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono. Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai