Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil
pengamatan tentang data umum pasien dan tentang gambaran lokasi umum
jumlah sampel sebanyak dua pasien. Adapun hasil penelitiannya diuraikan sebagai
berikut:
A. Hasil Penelitian
Balikpapan, rumah sakit ini dibuka sejak tanggal 12 September 1949 dan
antara lain: rawat jalan, penunjang, pelayanan VIP, rawat inap dan fasilitas
umum. Untuk fasilitas rawat jalan terdiri dari 44 poliklinik, medical check
dan untuk fasilitas rawat inap terdiri dari 23 ruang rawat inap.
Balikpapan.
2. Pengkajian
Tabel 4.1
Hasil anamnesis Pasien dengan Pneumonia di
RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
a. Anamnesa
21 Masa Neonatal Lamanya ibu dan bayi di Lamanya ibu dan bayi di
Puskesmas setelah RS setelah melahirkan ±
melahirkan ± selama 1 selama 13 hari.
hari.
dilakukan pada perawatan hari keempat di ruang mawar, sedangkan pada Pasien 2
mawar. Didapatkan data keluhan utama pada Pasien 1 demam, batuk berdahak,
pilek, sedak napas sudah ± 1 minggu, terdengar suara ronkhi sedangkan pada
Pasien 2 didapatkan keluhan utama batuk pilek, batuk berdahak dan sesak napas.
Pada pasien 1 saat dilakukan pengkajian pasien sudah di beri oksigen, obat
penurun panas dan obat antibiotik hal ini sama dengan pasien 2 pada saat
pengkajian yaitu anak sudah diberi oksigen dan obat antibiotik di IRD.
rumah sakit karena penyakit kejang saat berusia 8 bulan begitu pula dengan pasien
2 sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit karena terminum air ketuban saat
proses persalinan. Untuk pemberian ASI tidak ada perbedaan yang signifikan pada
pasien 1 maupun 2 sama-sama mendapatkan asi eksklusif namun untuk makanan
Pasien 1 maupun pasien 2 tidak memiliki riwayat alergi debu, obat ataupun
makanan. Pada pemberian imunisasi terdapat kesamaan antara pasien 1 dan pasien
2 yaitu pemberian imunisasi dasar dan pemberian vitamin A yang tidak lengkap
namun untuk imunisasi dasar pada pasien 1 yang kurang hanya campak dan
vitamin A sedangkan pada pasien 2 imunisasi dasar anak yang kurang yaitu DPT
combo, campak dan vitamin A dikarenakan usia anak yang belum cukup umur
Pada riwayat kesehatan keluarga baik pasien 1 maupun pasien 2 tidak ada
yang mengalami sakit yang sama seperti pasien dan tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit jantung, diabetes dan penyakit keturunan lainnya. Namun pada
riwayat kesehatan keluarga pasien 1 terdapat perokok aktif yaitu ayah dan
Pada pasien 1 status nutrisi pasien selama sakit malas minum air putih
200 cc, pada hari pertama perawatan pasien 1 menggunakan NGT dengan
pemenuhan nutrisi susu 80 cc + 20 cc air putih, namun pada pasien 1 tidak terjadi
penurunan berat badan, berat badan pasien 1 saat ini 11,6 Kg status gizi baik.
Sedangkan pada pasien 2 status nutrisi baik, anak mampu minum ASI dengan
frekuensi sering, tidak ada penurunan berat badan sebelum sakit maupun saat
malas untuk minum susu dan air putih untuk terapi atau obat-obatan saat ini
pasien 1 di berikan obat antipiretik (paracetamol drop) diberikan 0,7 cc/4 jam
(diberikan jika suhu 38oC) sedangkan status cairan pada pasien 2 terpasang cairan
D5 ¼ NS 0.1 cc/jam, pasien 2 kuat minum ASI, untuk pemberian terapi atau obat-
obatan pasien diberikan obat antipiretic (paracetamol) dengan dosis 0.1 cc/jam 4-8
Adapun data lainnya yang di peroleh dari hasil anamnesa yaitu pada pasien
1 tinggal di lingkungan rumah dekat dengan jalan raya, kebiasaan yang dilakukan
dirumah kakek An.MA sering digendong An.MA dengan keadaan kakeknya sedang
merokok. Sedangkan pada pasien 2 tinggal di lingkungan komplek padat, dan ibu
b. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Anak dengan Pneumonia di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
5. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
a. Kepala Bentuk kepala normal, Bentuk kepala normal,
ubun-ubun simetris kulit ubun-ubun simetris kulit
kepala bersih, rambut kepala bersih, rambut
merata berwarna hitam, berwarna hitam, wajah
wajah tidak ada oedem, tidak ada oedem, mata
mata tidak oedem, tidak ada oedem,
konjugtiva tidak anemis, konjugtiva tidak anemis,
sclera jernih tidak ikterik, sclera jernih tidak ikterik,
telinga ukuran sedang telinga ukuran sedang
tampak sedikit kotoran, tampak bersih, hidung
hidung terdapat sekresi bersih terdapat
berwarna putih kekuningan pernapasan cuping hidung
terdapat pernapasan cuping (R:40x/mnt), pada bibir
hidung (R: 52x/mnt), mulut tidak ada sariawan,
tidak ada sariawan, nampak mukosa bibir lembab, gigi
sedikit lendir tidak ada belum tumbuh, tidak ada
perdarahan gusi, mukosa perdarahan gusi, lidah
kering, belum ada gigi bersih faring dan laring
tumbuh, lidah bersih faring normal tidak ada
dan laring normal tidak ada pembengkakan
pembengkakan,
Perkusi
a. Dada Pada An.MA dada suara Padan An.W dada suara
b. Perut redup, perut timpani, redup, perut timpani,
c. Ekstermitas ektremitas kurang baik ekstermitas baik berespon
berespon lamban saat di saat di perkusi
perkusi
pasien 1 suhu: 38,2oC akral teraba hangat, pernafasan 52 x/menit, nadi 120
x/menit teraba kuat, berat badan 11.6 Kg status gizi baik, mukosa bibir kering,
konjungtiva tidak anemis, turgor kulit tidak elastis kembali lambat, CRT > 2 dtk,
pemeriksaan fisik konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lembab, turgor kulit
elastis, CRT <2 dtk, hasil pengukuran tanda-tanda vital pada pasien 2 suhu:
36,6oC akral teraba hangat, pernafasan 40 x/mnt nadi: 145 x/mnt teraba kuat.
c. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Pneumonia di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
lengkap pada kedua pasien terjadi perbedaan Leukosit hasil yaitu pada pasien 1
hemogoblin 10,8 gr/dL ( N: 10,7 - 13,1 gr/dL), leukosit 12.58 mm3 ( N: 6000 –
14.000 mm3), eritrosit 5,26 106/mm ( N: 3,7 – 5,20 106/mm), MCV 59,5 Fl dan
hemogoblin 12.7 gr/dL (N: 10,7 – 13,1 gr/dL), leukosit 16.09 mm3 ( N: 6000 –
14.000 mm3), eritrosit 4,15 106/ml (N: 3.70 106/ml – 5,20 106/ml), MCV 89,9 Fl
d. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.4
Diagnosa Keperawatan Pasien Anak dengan Pneumonia di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
No Data Problem Etiologi ( Penyebab,
Tanda & Gejala)
Pasien 1
1. DS : Bersihan jalan napas Penumpukan jumlah
Ibu pasien mengatakan tidak efektif sputum yang
pasien batuk berdahak meningkat
dan pilek ± 1 minggu.
Ibu mengatakan dimulut
pasien banyak
mengeluarkan lendir
dan terdengar suara
seperti mengorok saat
bernapas.
DO :
Pasien nampak lemah,
kesadaran compos
mentis, tampak sekresi
pada hidung berwarna
putih kekuningan,
auskultasi paru ronkhi,
irama napas cepat,
terpasang oksigen 1
Lpm,
Dengan hasil TTV :
Nadi : 120 x/menit, RR :
52 x/menit, Suhu : 38,2
°C. Hasil rontgen paru
tanggal 04 April 2019,
kesan Pneumonia
dengan
lymphadenopatyhy
sinistra
DO :
Pasien nampak dyspnea,
terdapat pernapasan
cuping hidung, irama
napas cepat, terdapat
retraksi dinding dada.
Dengan hasil TTV: RR :
52 x/menit.
Terpasang oksigen nasal
kanula 1 Lpm.
Nampak pasien dengan
posisi semi fowler.
4. DO : Hipertemia Dehidrasi
Pasien nampak lemas,
mukosa bibir nampak
kering, turgor kulit
kembali >2 detik,
dengan hasil TTV :
Nadi : 120x/menit Suhu
: 38.2 °C
DS :
Ibu pasien mengatakan
pasien demam sejak
kemaren (tanggal 7
April 2019 jam 20.00
WITA), turun kembali
di jam 23.00 WITA dan
demam lagi hari ini jam
09.00 WITA.
DO :
Akral teraba hangat,
nadi 120x/menit, RR :
52 x/menit, suhu : 38.2
°C 1/, terpasang D5 ¼
NS 27 cc/jam.
DO :
Pasien nampak hanya
berbaring Pasien
nampak lemas
Hasil CT–Scan
hipoplasia cerebri
Pasien 2
1. DS : Bersihan jalan napas Penumpukan jumlah
Ibu pasien mengatakan tidak efektif sputum yang
sebelum masuk rumah meningkat
sakit anaknya
mengalami batuk pilek,
batuk berdahak selama
1 minggu dan sesak
sejak 4 hari yang lalu
terdengar suara seperti
mengorok saat
bernapas.
DO :
Pasien nampak lemah,
kesadaran compos
mentis, tampak sekresi
pada hidung berwarna
putih kekuningan,
auskultasi paru ronkhi,
irama napas cepat,
terpasang oksigen 1
Lpm,
Hasil TTV :
Nadi : 145 x/menit, RR
: 40 x/menit, Suhu :
36.6 °C. Hasil rontgen
paru kesan Pneumonia
DO :
Pasien nampak dyspnea,
terdapat pernapasan
cuping hidung, irama
napas cepat, terdapat
retraksi dinding dada.
Dengan hasil TTV :
RR : 40 x/menit.
Terpasang oksigen nasal
kanula 1 Lpm.
Nampak pasien dengan
posisi digendong
ibunya.
DO :
Hasil lab :
Leukosit (H) 16.09
10^3ul (tanggal 11 April
2019)
Leukosit (H) 17.27
10^3ul (tanggal 12 April
2019)
Nampak terpasang infus
tegakkan pada pasien 1 yaitu bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
pada pasien 2 ditegakkan diagnosa bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
peningkatan leukosit.
e. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.5
Perencanaan Pasien Anak dengan Pneumonia di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan Rasional
Pasien 1
Bersihan jalan Setelah 1.1 Observasi 1.1 Untuk
napas tidak efektif dilakukan tanda-tanda mengetahui
berhubungan tindakan vital keadaan umum
dengan keperawatan pasien
peningkatan selama 3 x 24
sputum di alveoli jam diharapkan 1.2 Atur posisi 1.2 Untuk
masalah untuk mengoptimalka
bersihan jalan memaksimalkan n fungsi paru
napas dapat fungsi paru
teratasi dengan
kriteria hasil : 1.3 auskultasi suara 1.3 Untuk
- Suara napas napas tambahan mengetahui
bersih adanya bunyi
- Tidak ada napas tambahan
dyspnea
- Nadi dan RR 1.4 lakukan 1.4 Untuk
dalam batas fisioterapi dada mengurangi
normal adanya
- Tidak sekret/sputum
terdengar pada paru-paru
suara ronkhi
1.5 monitor status 1.5 Untuk
respirasi dan mengetahui
oksigen tingkat kadar
oksigen dalam
tubuh
Pasien 2
Dx Keperawatan Kriteria Hasil Perencanaan Rasional
Bersihan jalan Setelah 1.1 Memonitor 1.1 Takipnea,
napas tidak efektif dilakukan frekuensi atau pernafasan dan
berhubungan tindakan kedalaman gerakan dada tak
keperawatan pernapasan dan simetris terjadi
dengan
selama 3 x 24 gerakan dada karena terjadi
peningkatan jam diharapkan peningkatan
sputum di alveoli masalah tekanan dalam
bersihan jalan paru
napas dapat
teratasi dengan 1.2 Auskultasi area 1.2 Suara gurgling
kriteria hasil : paru, catat area mengidentifikasi
- Suara napas penurunan atau terdapatnya
bersih taka da aliran penyempitan
- Tidak ada udara bronkus oleh
dyspnea sputum
- Nadi dan RR
dalam batas 1.3 Lakukan 1.3 Merangsang
normal fisioterapi dada gerakan mekanik
- Tidak lewat vibrasi
terdengan dinding dada
suara ronkhi supaya sputum
mudah bergerak
keluar
Tabel 4.6
Pelaksanaan Tindakan Pasien Anak dengan Pneumonia di RSKD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun 2019
Jam: 18.00
Melakukan kontrak pada
pasien untuk perawatan
homecare
DS:
- ibu pasien
mengatakan
bersedia dan setuju
untuk dilakukan
homecare
DO: Pasien KRS
Pasien II Rabu, 10 April 2019 Kamis, 11 April 2019 Jumat, 12 April 2019
(10 April –
12 April Jam: 20.30 Jam: 08.30 Jam: 08.00
2019) 1.1 Melakukan Melakukan Visite Melakukan Visite
observasi tanda- Keperawatan Keperawatan
tanda vital
1.2 Auskultasi area Jam: 08.30 Jam: 08.00
paru, catat area Observasi keadaan 1.1 Observasi tanda-
penurunan atau umum pasien tanda vital
aliran udara DS:- 1.2 Auskultasi area
3.1 Monitor status DO: paru, catat area
respirasi dan Ku: sedang penurunan atau
oksigen Kes: Composmentis taka da aliran
DS: (GCS: E4M5V6) udara
- Ibu oasien Jam: 08.30 1.5 Monitor status
mengatakan 1.1 Observasi tanda- respirasi dan
anaknya masih tanda vital oksigen
sesak, terdengar 1.2 Auskultasi area paru, 3.5 Batasi pengunjung
suara seperti catat area penurunan bila perlu
mengorok atau aliran udara 3.6 Tunjukkan/dorong
1.4Monitor status teknik mencuci
DO: respirasi dan oksigen tangan yang baik
- Pasien nampak 3.2 Batasi pengunjung dan benar
tidur bila perlu DS :
- Terdapat retraksi 3.3 Tunjukkan/dorong - Ibu pasien
dinding dada, teknik mencuci mengatakan sesak
- Terdapat tangan yang baik dan anaknya berkurang,
pernapasan cuping benar demam tidak ada
hidung DS : DO :
Hasil TTV : - Ibu pasien - Pasien nampak
N : 145x/menit mengatakan sesak tenang
R : 40 x/menit anaknya berkurang, - Nampak tidak ada
S : 36.6 °C demam tidak ada, pernapasan cuping
Hasil lab: 10 April DO : hidung
2019 - Pasien nampak - Nampak tidak ada
Hemogoblin: 12,7 tenang retraksi dinding
g/dl - Nasal kanula telah dada.
Eritrosit: 4,15 106/ml dilepas - Suara ronkhi tidak
Leukosit: 16.09 mm3 - Nampak ada terdengar
Terpasang infus Nacl pernapasan cuping - Nampak orang tua
D5 ¼ NS 0.1 cc/jam hidung An.W mengikuti
Terpasang O2 Nasal - Nampak masih ada cara mencuci
kanul 1 Lpm retraksi dinding tangan yang baik
dada. dan benar
Jam: 21.00 - Masih terdengar Hasil TTV :
1.6 Lakukan tindakan suara seperti N : 128x/menit
nebulizer sesuai mengorok R : 38 x/menit
indikasi - Nampak orang tua S : 36 °C
DO: An.W mengikuti Hasil lab: 12/04/2019
- Nebulizer dengan cara mencuci tangan Leukosit : 13.21 mm3
ventolin ½ respul yang baik dan benar
+ Nacl 2 cc/8 jam Hasil lab: 11 April 2019 Jam: 09.00
+ Pulmicort ½ cc Hemogoblin: 12,7 g/dl Mengganti cairan infus
selama 10-15 Eritrosit: 4,58 106/ml DO:
menit Leukosit: 17.27 mm3 D5 ¼ NS 0.1 cc
- Pasien nampak Hasil TTV : dengan Sirympump
bergerak-gerak N : 130x/menit
R : 40 x/menit Jam: 09.10
S : 36.6 °C 1.6 Lakukan tindakan
nebulizer sesuai
Jam: 08.50 indikasi
3.5 Mendorong keluarga DO :
memberikan nutrisi - Nebulizer dengan
yang cukup ventolin ½ respul +
DS: Nacl 2 cc/8 jam +
- Ibu pasien Pulmicort ½ cc
mengatakan selama 10 menit
anaknya banyak - Pasien nampak
minum asi tenang
DO:
Nampak ibu sedang Jam: 09.25
menyusui An.W 1.3 Melakukan
Jam: 09.00 fisioterapi dada
Mengganti cairan infus DO:
Ibu nampak melakukan
DO: sendiri tanpa dibantu
D5 ¼ NS 0,1 cc dengan oleh perawat
sirympump
Jam: 10.00
Jam: 09.20 3.4 Memberikan
1.6 melakukan tindakan antibiotik
nebulizer DS:-
DO: DO:
- Nebulizer dengan Meropenem 3 x 80
ventolin ½ respul + mg iv sirympump
Nacl 2 cc/8 jam +
Pulmicort ½ cc
Jam: 14.30
selama 10-15 menit
Melakukan Observasi
- Pasien nampak
perkembangan pasien
tertidur
1.1 Mengobservasi
Jam: 09.30
tanda-tanda vital
1.3 Melakukan
pasien
fisioterapi dada dan
2.1 Mengkaji frekuensi
mengedukasi ibu
dan kedalaman
cara melakukan
pernapasan
fisioterapi dada pada
2.2 Auskultasi bunyi
anak
napas
DS:
3.5 Menganjurkan
- Ibu mengatakan tidak
pemeberian nutrisi
berani
yang cukup
- Ibu mengatakan
S:
paham dan mengerti
- Ibu mengatakan
cara melakukan
anaknya sudah
fisoterapi dada
tidak mengalami
DO :
sesak, suara
- Pasien nampak
mengoroknya tidak
digendong
terdengar lagi,
- Pasien nampak
- Ibu mengatakan
tenang
anaknya tidak
- SPO2 98 %
rewel lagi, tidur
nyenyak saat
Jam: 10.00
malam hari
3.4 Memberikan
- Ibu mengatakan
antibiotic
anaknya sering
DO: haus
Meropenem 3x80 mg iv O:
syrimpump Tidak ada retraksi
dinding dada
Jam: 16.00 Tidak ada pernapasan
1.1 Observasi Tanda - cuping hidung
tanda vital Hasil lab: 12/04/2019
Leukosit: 13.21 mm3
DS : Hasil TTV:
- Ibu pasien S : 36.6 °C
mengatakan N : 120 x/mnt
anaknya masih R : 37 x/mnt
sesaknya Ku : sedang
DO : Kes: composmentis
Pasien nampak tenang (GCS: E4M5V6)
Hasil TTV : Akral hangat
N : 130 x/mnt Terpasang IVFD cairan
R : 40 x/mnt D5 ¼ NS 0.1 cc/jam
S : 36.6 °C Mukosa bibir lembab
Turgor kulit elastis
Jam: 20.00 A:
1.6 Melakukan tindakan Diagnosa I teratasi
nebulizer sesuai Diagnosa II teratasi
indikasi Diagnosa III teratasi
DS: P:
- Ibu pasien Hentikan intervensi
mengatakan dahak
anaknya mulai
berkurang
DO :
- Nebulizer dengan
ventolin ½ respul +
Nacl 2 cc/8 jam +
Pulmicort ½ cc
selama 10-15 menit
- Pasien nampak
tertidur
Jam: 21.00
Melakukan visite
keperawatan
1.3 Melakukan
observasi tanda-
tanda vital
1.4 Auskultasi area
paru, catat area
penurunan atau
aliran udara
3.2 Monitor status
respirasi dan oksigen
S:
- Ibu pasien
mengatakan anak
tidak ada demam ,
sesak mulai
berkurang, dahaknya
juga sedikit
berkurang ,suara
seperti mengorok
mulai berkurang
O:
Ku: sedang
Kes: composmentis
(GCS: E4M5V6)
Akral teraba hangat
Temperature: 36,6oC
HR: 130 x/mnt teraba
kuat
RR: 40 x/mnt
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit elastic
Terpasang IVFD cairan
D5 ¼ NS 0,1 cc/jam
Hasil lab: 11 April 2019
Hemogoblin: 12.7 g/dl
Eritrosit: 4,58 106/ml
Leukosit: 17.27 mm3
A:
Diagnosa I belum
teratasi
Diagnosa II teratasi
sebagian
Diagnosa III teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
berdasarkan rencana atau intervensi yang telah dibuat, tujuan melakukan tindakan
tercapai. Implementasi pada pasien 1 dilakukan selama 2 hari dirumah sakit pada
tanggal 08 April s/d 09 April dan 1 hari di rumah pada tanggal 11 April 2019,
sedangkan pada pasien 2 dilakukan selama 3 hari di rumah sakit mulai dari
g. Evaluasi
Tabel 4.7
Evaluasi Keperawatan pada Pasien Anak dengan Pneumonia di RSUD
dr Kanujoso Djatiwibowo
Dx Pasien 1
Hari
Hari I Hari II Hari III
Dx 1 S: S : S:
Bersihan - Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu pasien
jalan napas mengatakan mengatakan batuk mengatakan batuk
tidak batuk dan pilek ± pilek sudah pilek sudah tidak
efektif bd 1 minggu berkurang, sesak ada, dahak
peningkata - Ibu pasien sudah tidak ada dimulutnya sudah
n sputum di mengatakan O: tidak ada, tidak
alveoli anaknya masih - Pasien nampak terdengar suara
sesak berbaring, mengorok
- Ibu mengatakan auskultasi paru O:
masih terdengar masih terdengar - Pasien nampak
suara mengorok, ronkhi berbaring tidur
namun lendir - Tampak Retraksi auskultasi tidak
dimulut anaknya dinding dada terdengar ronkhi
sudah mulai - Tampak A:
berkurang pernapasan cuping Masalah sebagian
O: hidung teratasi
- Terdapat retraksi KU : sedang P:
dinding dada Kes : composmentis Lanjutkan intervensi
- Terdapat (E4M5V6) 1.4 Ajarkan fisioterapi
pernapasan Terpasang infus D5 ¼ dada
cuping hidung NS 27 cc/jam
- Pasien nampak Hasil TTV :
sesak N : 107 x/mnt
- Auskultasi paru R : 36 x/mnt
ronkhi S : 36.8 °C
KU : sedang, A:
Kes : compos mentis Masalah sebagian
(E4M5V6) teratasi
terpasang oksigen P:
nasal kanula 1 Lpm, Lanjutkan intervensi
irama napas cepat, 1.4 Lakukan
Hasil TTV : fisioterapi dada
N : 115 x/menit 1.6 Lakukan nebulizer
R : 48 x/menit 1.7 Lakukan suction
S : 37.0 °C
Rontgen thoraks
dengan hasil
pneumonia
Lymphadenopathy
sinistra
A:
Masalah belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1.1 Monitor TTV
dan pernapasan
1.4 Lakukan
fisioterapi dada
1.6 Lakukan
nebulizer
1.7 Lakukan suction
Dx 2 S: S:
Pola napas - Ibu pasien Ibu pasien mengatakan
tidak mengatakan anaknya nampak
efektif b.d anaknya masih tenang
kelemahan sesak, masih O:
otot terdengar suara Pasien nampak
pernapasan mengorok, jika berbaring, tidak
menarik napas nampak retraksi
anaknya seperti dinding dada, napas
kesulitan cuping hidung tidak
O: ada
- Terdapat retraksi Hasil TTV :
dinding dada N : 107 x/menit,
- Nampak R : 36 x/menit
pernapasan S : 36.8 °C
cuping hidung A : Masalah teratasi
- Pasien nampak P :
berbaring dengan Pertahankan intervensi
posisi semi
fowler,
- Terpasang nasal
kanula 1 Lpm,
- Napas nampak
cepat
R : 48 x/menit
N : 115 x/menit
S : 37,0 °C
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2.1 Kaji frekuensi
dan kedalaman napas
2.2 Monitor vital
sign
2.3 Auskultasi bunyi
napas
Dx 3 S: S: -
Hipovolemi - Ibu pasien - Ibu pasien
a b.d mengatakan mengatakan
kehilangan anaknya minum anaknya sudah
cairan aktif susu lewat alat dapat minum air
yang terpasang putih dan susu
dihidungnya dengan mulut
- Ibu pasien - Ibu mengatakan
mengatakan anaknya sering
untuk minum haus
susu anaknya O:
diberi 50-80 cc, Pasien nampak
diberitahu oleh berbaring, mukosa
perawat, anaknya bibir lembab,
masih sering N : 107 x/menit
menangis R : 36 x/menit
- Ibu pasien S : 36 °C
mengatakan A : Masalah teratasi
anaknya masih P:
demam Pertahankan intervensi
O:
Pasien nampak
berbaring dengan
mata nampak kearah
ke atas, mukosa bibir
kering, nadi teraba
cepat
Hasil TTV :
N : 115 x/menit
R : 48 x/menit
S : 37.0 °C
A:
Masalah sebagian
teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
3.1 monitoring status
hidrasi
3.2 atur catatan
intake dan output
cairan
3.5 berikan terapi
infus
Dx 4 S: S:
Hipertermi - Ibu pasien Ibu pasien mengatakan
b.d mengatakan anaknya sudah tidak
dehidrasi anaknya masih demam dan tidak
sering menangis, menangis lagi
dan masih Ibu mengatakan
demam anaknya banyak
- Ibu pasien minum susu
mengatakan
anaknya hanya O:
minum susu yang Pasien nampak
diberikan oleh berbaring, diam
perawat Hasil TTV : S : 36.7
O: °C
Hasil TTV : A : Masalah teratasi
S : 38.2 °C P:
A : Masalah sebagian Pertahankan intervensi
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
4.1 Lakukan
kompres hangat
4.2 Tingkatkan
intake cairan
4.3 Berikan injeksi
paracetamol 0.7/4
jam
Dx 5 S: S: S:
Gangguan Ibu pasien Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan
tumbuh mengatakan anaknya anaknya masih belum ia sudah paham
kembang masih belum mampu mampu berjalan, mengenai penyakit
b.d efek berjalan, tengkurap tengkurap sesuai yang dialami anaknya
ketidakma dengan sendiri, dengan usianya Ibu mengatakan ia
mpuan fisik bahkan duduk sendiri O: sudah paham cara
pun belum mampu Ibu pasien nampak melakukan fisioterapi
diusianya yang sudah sedih, pasien nampak dada pada anaknya
1 tahun lemah yang baik dan benar
Ibu mengatakan A: O:
anaknya belum Masalah belum teratasi Ibu mampu mencoba
mandapatkan P: cara melakukan
imunisasi campak Lanjutkan intervensi fisioterapi dada pada
dan vitamin A 5.5Edukasi ibu anaknya
O: mengenai proses A:
Pasien nampak tumbuh kembang, Masalah teratasi
berbaring lemas gizi anak, P:
A: imunisasi dan Pertahankan intervensi
Masalah belum penyakit anak (Intervensi fisioterapi
teratasi dada dilanjutkan oleh
P: orang tua pasien
Lanjutkan intervensi An.MA)
5.1 Lakukan
pemijatan ringan
pada anak
5.2 Kaji tumbuh
kembang
5.3 Edukasi ibu
mengenai proses
tumbuh kembang,
gizi anak, dan
imunisasi anak.
Dx 6 S: S: S:
Defisit - Ibu pasien- Ibu pasien - Ibu pasien
pengetahua mengatakan ia mengatakan sedikit mengatakan ia
n b.d belum paham lebih paham paham mengenai
kurang sekali mengenai mengenai penyakit penyebab penyakit
terpapar penyakit, anaknya anaknya
informasi penyebab yang - Ibu pasien - Ibu pasien
diderita anaknya mengatakan batuk mengatakan sudah
dan imunisasi pilek sudah tidak paham dan
yang harus ada, dahak mengerti mengenai
didapatkan untuk dimulutnya sudah tumbuh kembang
anaknya tidak ada, namun anak dan penyakit
O: masih terdengar anaknya
- Ibu pasien suara mengorok.
nampak bingung O: O:
dan bertanya ke - Pasien nampak - Ibu pasien nampak
perawat berbaring tersenyum, ibu
A: A: pasien mampu
Masalah sebagian
Masalah teratasi menjawab
teratasi P: pertanyaan yang
Lanjutkan intervensi diberikan dan
P: (melakukan homecare) mampu
Lanjutkan intervensi 6.3 Berikan edukasi mencontohkan
6.3 Berikan edukasi pendidikan kesehatan tindakan fisioterapi
pendidikan tentang penyakit dan dada
kesehatan imunisasi A:
mengenai Masalah teratasi
penyakit yang P:
diderita Pertahankan intervensi
6.4Beritahu
pentingnya
imunisasi pada
anak
Dx Pasien 2
Hari I Hari II Hari III
Dx 1 S: S: S:
Bersihan - Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu mengatakan
jalan napas mengatakan mengatakan, sesak anaknya sudah
tidak anaknya masih mulai berkurang, tidak mengalami
efektif bd sesak, terdengar dahaknya juga sesak, suara
peningkata suara seperti sedikit berkurang mengoroknya tidak
n sputum di mengorok ,suara seperti terdengar lagi,
alveoli O: mengorok mulai
- Pasien nampak berkurang O:
tidur O: Tidak ada retraksi
- Terdapat retraksi Ku: sedang dinding dada
dinding dada, Kes: composmentis Tidak ada pernapasan
- Terdapat (GCS: E4M5V6) cuping hidung
pernapasan Akral teraba hangat Hasil lab: 12/04/2019
cuping hidung S: 36,6oC Leukosit: 13.21 mm3
- Terdengar ruara HR: 130 x/mnt Hasil TTV:
ronkhi RR: 40 x/mnt S : 36.6 °C
Hasil TTV : Terpasang IVFD N : 120 x/mnt
N : 145x/menit cairan D5 ¼ NS 0,1 R : 37 x/mnt
R : 40 x/menit cc/jam Ku : sedang
S : 36.6 °C Hasil lab: 11 April Kes: composmentis
Hasil lab: 10 April 2019 (GCS: E4M5V6)
2019 Hemogoblin: 12.7 g/dl Terpasang IVFD
Hemogoblin: 12,7 Eritrosit: 4,58 106/ml cairan D5 ¼ NS 0.1
g/dl Leukosit: 17.27 mm3 cc/jam
Eritrosit: 4,15 106/ml A: A:
Leukosit: 16.09 mm3 Masalah sebagian Masalah teratasi
Terpasang infus Nacl teratasi P:
D5 ¼ NS 0.1 cc/jam P: Pertahankan intervensi
Terpasang O2 Nasal Lanjutkan intervensi
kanul 1 Lpm 2.1 Kaji frekuensi
A: dan kedalaman
Masalah belum napas
teratasi 2.2 Monitor vital
P: sign
Lanjutkan intervensi
2.3 Auskultasi
1.1 Monitor TTV
bunyi napas
dan pernapasan
1,4Lakukan
fisioterapi dada
1.6Lakukan
nebulizer
Dx 2 S: S: S:
Pola napas - Ibu oasien - Ibu pasien - Ibu mengatakan
tidak mengatakan mengatakan anak anaknya sudah
efektif b.d anaknya masih tidak ada demam , tidak mengalami
kelemahan
otot sesak, terdengar sesak mulai sesak, suara
pernapasan suara seperti berkurang, mengoroknya tidak
mengorok dahaknya juga terdengar lagi,
O: sedikit berkurang - Ibu mengatakan
- Pasien nampak ,suara seperti anaknya tidak
tidur mengorok mulai rewel lagi, tidur
- Terdapat retraksi berkurang nyenyak saat
dinding dada, O: malam hari
- Terdapat Ku: sedang - Ibu mengatakan
pernapasan Kes: composmentis anaknya sering
cuping hidung (GCS: E4M5V6) haus
Hasil TTV : Akral teraba hangat O:
N : 145x/menit S: 36,6oC Tidak ada retraksi
teraba kuat HR: 130 x/mnt dinding dada
R : 40 x/menit RR: 40 x/mnt Tidak ada pernapasan
S : 36.6 °C Terpasang IVFD cuping hidung
Hasil lab: 10 April cairan D5 ¼ NS 0,1 Hasil lab: 12/04/2019
2019 cc/jam Leukosit: 13.21 mm3
Hemogoblin: 12,7 Hasil lab: 11 April Hasil TTV:
g/dl 2019 S : 36.6 °C
Eritrosit: 4,15 106/ml Hemogoblin: 12.7 g/dl N : 120 x/mnt
Leukosit: 16.09 mm3 Eritrosit: 4,58 106/ml R : 37 x/mnt
Terpasang infus Nacl Leukosit: 17.27 mm3 Ku : sedang
D5 ¼ NS 0.1 cc/jam A: Kes: composmentis
Terpasang O2 Nasal Masalah sebagian (GCS: E4M5V6)
kanul 1 Lpm teratasi Akral hangat
P: Terpasang IVFD
Lanjutkan intervensi cairan D5 ¼ NS 0.1
1.2 Monitor TTV dan cc/jam
pernapasan A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi
Dx 3 S: S: S:
Resiko - Ibu pasien - Ibu pasien - Ibu mengatakan
infeksi mengatakan mengatakan anaknya sudah
berhubunga anaknya terlihat anaknya terlihat tidak mengalami
n dengan lemas sekali lebih sering sesak, suara
ketidakade - Ibu mengatakan tersenyum mengoroknya tidak
kuatan O: terdengar lagi,
anaknya belum
pertahanan Ku: sedang - Ibu mengatakan
tubuh mendapatkan Kes: composmentis anaknya tidak
sekunder imunisasi (GCS: E4M5V6) rewel lagi, tidur
(vaksinasi lanjutan, hanya Akral teraba hangat nyenyak saat
tidak mendapatkan S: 36,6oC malam hari
adekuat) imunisasi awal HR: 130 x/mnt - Ibu mengatakan
dan saja RR: 40 x/mnt anaknya sering
peningkata O: Mukosa bibir lembab haus
n leukosit Pasien nampak Turgor kulit elastic O:
berbaring nadi Terpasang IVFD Tidak ada retraksi
teraba cepat cairan D5 ¼ NS 0,1 dinding dada
Hasil TTV : cc/jam Tidak ada pernapasan
Ku: sedang Hasil lab: 11 April cuping hidung
Kes: composmentis 2019 Hasil lab: 12/04/2019
(GCS: E4M5V6) Hemogoblin: 12.7 g/dl Leukosit: 13.21 mm3
Akral teraba hangat Eritrosit: 4,58 106/ml Hasil TTV:
N : 145x/menit Leukosit: 17.27 mm3 S : 36.6 °C
R : 40 x/menit A: N : 120 x/mnt
S : 36.6 °C Masalah sebagian R : 37 x/mnt
Hasil lab: 10 April teratasi Ku : sedang
2019 sebagian Kes: composmentis
Hemogoblin: 12,7 P: (GCS: E4M5V6)
g/dl Lanjutkan intervensi Akral hangat
Eritrosit: 4,15 106/ml 3.1 Pantau tanda- Terpasang IVFD
Leukosit: 16.09 mm3 tanda vital cairan D5 ¼ NS 0.1
Terpasang infus Nacl dengan ketat, cc/jam
D5 ¼ NS 0.1 cc/jam khususnya A:
Terpasang O2 Nasal selama awal Masalah teratasi
kanul 1 Lpm P:
terapi Pertahankan intervensi
3.3 Tunjukkan/doron
g teknik mencuci
tangan yang baik
dan benar
3.4 Berikan antibiotic
bila perlu
3.5 Dorong
masukkan nutrisi
yang cukup
keperawatan selama 2 hari di rumah sakit dan 1 hari homecare, evaluasi pada
tidak efektif teratasi di hari ke 1 perawatan homecare, pola napas tidak efektif
bersihan jalan napas tidak efektif teratasi di hari ke 3 perawatan di rumah sakit,
pola napas tidak efektif teratasi di hari ke 3 perawatan di rumah sakit, dan resiko
B. Pembahasan
pada anak pasien 1 dan 2 dengan kasus Pneumonia yang telah dilakukan sejak
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
pasien 1 berusia 1 tahun dan pasien 2 berusia 2 bulan, terdapat keluhan yang
sama pada saat pengkajian yaitu sesak napas dan terdengar suara seperti
mengorok hal ini sesuai dengan teori terjadi pada penyakit Pneumonia yang
pada kedua pasien mengalami sesak napas dengan frekuensi pernapasan >
40x/ menit dimana menurut (Pudiastuti, 2011) ukuran gangguan napas cepat
pada usia 2 bulan yaitu 50x/menit dan untuk usia 1 tahun yaitu 40x/menit.
Pernapasan ini diikuti pula dengan frekuensi nadi yang teraba kuat, pada
dan pada pemeriksaan suhu kedua pasien terjadi perbedaan, dimana pada
suhu 36.6 oC akral teraba hangat, dari pengkajian telah didapatkan bahwa
pada pasien 2 sebelum dibawa ke ruang rawat inap mawar pasien telah
dan 2 yaitu pada pasien 1 anak mengalami demam sedangkan pada pasien 2
pada pasien 2 ibu mengatakan terdapat masalah dimana pada saat persalinan
pasien 2 tidak menangis spontan setelah dilahirkan hal ini terjadi karena
pada saat persalinan anak terminum air ketuban dan segera di rawat di ruang
dirawat di Rumah sakit Samboja, untuk riwayat imunisasi dasar ibu pasien 1
imunisasi anaknya sedang sakit, dan ibu mengatakan anaknya tidak mampu
factor umur anak, pemberian vitamin A dan status imunisasi dimana pada
usia bayi dan usia dini anak-anak rentan terkena virus yang mampu
A pada anak balita (Depkes, 2009), serta pada status pemberian imunisasi
pneumonia. Imunisasi ini diberikan pada balita saat berusia 2 bulan, 3 bulan,
dan 4 bulan.
ananemis turgor kulit kering crt >2 detik, mukosa bibir kering dan pucat,
nadi teraba kuat, pernapasan cepat dan demam, sedangkan pada pasien 2
konjungtiva ananemis turgor kulit elastis crt<2 detik, mukosa bibir lembab
dan tidak pucat hal ini dapat terjadi karena gejala klinis untuk diagnosis
dengan jalan raya dan dalam keluarga mempunyai kebiasaan merokok yaitu
ayah dan kakek dari pasien 1 merupakan perokok aktif. Sedangkan pada
penduduk, dan anak pertama dari keluarga tersebut sedang mengalami batuk
pilek.
dimana pencemaran udara rumah, asap rokok dan asap hasil pembakaran
dapat merusak mekanisme peratahan paru, tidak hanya itu ventilasi dan
pada pasien 1 dan pasien 2 sama dengan teori dari aspek lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
dan Nurarif dan Kusuma (2016) dalam buku NANDA (2016) terdapat 6
diagnose keperawatan yang muncul pada kasus pneumonia yaitu, bersihan
jalan napas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, hipertermi, hipovolemia,
keperawatan yang ditegakkan pada pasien 1 yaitu bersihan jalan napas tidak
peningkatan leukosit.
sputum di alveoli
dinding dada, anaknya sering rewel, tidak mau menyusu, dan terdapat
teratur dan pada pasien 2 suhu 36,6oC, akral teraba hangat, pernafasan
tersebut yaitu kasus ini sesuai dengan teori bahwa pada penyakit
pernapasan
120x/menit teraba kuat teratur dan pada pasien 2 suhu 36,6oC, akral
dinding dada dan terdengar suara seperti mengorok (Tim Pokja SDKI
pasien 2 :
gejala mayor dan minor seperti frekuensi nadi meningkat, turgor kulit
interstisiel, dan atau intra seluler ( Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
pada pasien 2 orang tua mengatakan anak tidak demam, yang juga
120 x/menit teraba kuat teratur sedangkan pada pasien 2 peneliti tidak
ketidakmampuan fisik
kurang paparan sinar matahari, bayi yang lahir dari ibu hamil dengan
tubuh, dapat mengenai salah satu dari sepasang organ atau bahkan
Pada terjadinya hipoplasia anak lebih sering berbaring hal ini karena
mengatakan bahwa anaknya hanya bisa berbaring saja, hal ini yang
3. Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk
kasus pasien 1 dan pasien 2, tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
diharapkan bersihan jalan napas dapat teratasi dengan kriterial hasil: suara
napas bersih, tidak ada dyspnea, nadi dan respirasi dalam batas normal,
jalan napas tidak efektif meliputi: Observasi tanda-tanda vital, atur posisi
ventolin 1 respul + Nacl cc/8 jam selama ±15 menit, lakukan tindakan
napas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil: tidak ada sesak, tidak
ada pernapasan cuping hidung dan tidak ada retraksi dinding dada. Rencana
tindakan dalam diagnose pola napas tidak efektif meliputi: kaji frekuensi
35 mg tim medis.
teratasi dengan kriteria hasil kebutuhan cairan terpenuhi, nadi dalam batas
normal, mukosa bibir lembab, suhu tubuh dalam batas normal, pasien tidak
tepat, Atur catatan intake dan output cairan secara akurat, Beri cairan yang
infeksi, muntah dan diare), dan lakukan 5 benar pemberian terapi infuse
dengan kriteria hasil: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada kejang.
menggunakan air hangat pada bagian ubun-ubun, axilla, dan daerah lipatan,
tingkatkan intake cairan dan nutrisi, monitor suhu setiap 3 jam, monitor
intake dan output,berikan terapi sesuai indikasi yaitu infus D5 ¼ NS 27
fisik dapat teratasi dengan kriteria hasil: pasien tidak nampak lelah, nutrisi
anak terpenuhi, ibu paham mengenai tumbuh kembang pada anak. Rencana
pemijatan pada anak, kaji tumbuh kembang pasien, kaji status gizi anak,
latih klien untuk baring, tengkurap dan berjalan, edukasi ibu mengenai
dengan kriteria hasil: ibu pasien paham mengenai penyakit yang diderita
dapat teratasi dengan kriteria hasil: klien bebas dari tanda dan gejala infeksi,
mencuci tangan yang baik dan benar, berikan antibiotic bila perlu, dan
4. Implementasi Keperawatan
pasien.
bersihan jalan napas tidak efektif pada kedua pasien. Tindakan yang
mengalami jalan napas tidak efektif sama dengan teori, karena pada saat
lain yang didapat dilakukan yaitu pemberian suction bila perlu untuk
antibiotic dan cairan IV, pada pasien 1 diberikan antibiotik cefotaxime 250
efektif pada kedua pasien yaitu pemberian oksigen dimana kedua pasien
tidak efektif sama dengan teori yaitu membantu kebutuhan oksigenasi dan
yaitu dengan memonitoring status hidrasi, mengatur intake dan output dan
cc/jam.
pada anak terdiri dari 2 terapi yaitu terapi suportif dan terapi simptomatik.
untuk terapi simptomatik ada beberapa jenis yang diberikan salah satunya
penderita (78.38%).
pasien untuk minum dan kolaborasi pemberian obat dan cairan intra vena
(IV) sesuai dengan teori. Karena kekurangan cairan pada tubuh akan
kompres hangat pada lipatan aksila dan paha. Menurut penelitian Sri
mengalami hipertermi sama dengan teori, karena pada saat kompres denga
air hangat akan membuat pembuluh darah melebar sehingga panas akan
keluar dan bukan masuk lagi ke dalam tubuh. Tindakan keperawatan yang
setiap jam 11/2-2 liter dalam 24 jam (air putih, susu asi).
imunisasi dasar sangat penting diberikan pada bayi langsung maupun tidak
terjadinya penyakit menular, sehingga anak lebih sehat atau status sehat
asupan makanan dapat masuk dengan baik, nutrisi pun terserap dengan
baik.
5. Evaluasi Keperawatan
tiga hari pada pasien 1 dan tiga hari pada pasien 2 selama tiga hari.
alveoli adalah pada pasien 1 teratasi pada hari ketiga pada tanggal 11
terasi pada hari ke tiga, sesuai dengan kriteria hasil suara napas bersih,
tidak ada sispnea, nadi dan pernapasan dalam batas normal, dan tidak
pada pasien 1 dapat teratasi pada hari ke dua pada tanggal 09 April
dengan kriteria hasil yaitu tidak ada sesak, tidak ada pernapasan
mukosa bibir lembab, suhu tubuh dalam batas normal, dan pasien
hari kedua tanggal 09 April 2019, sesuai dengan kriteria hasil suhu
11 April 2019, sesuai dengan kriteria hasil yaitu pasien nampak tidak
tumbuh kembang.
Hasil evaluasi yang didapatkan pada diagnose keperawatan
homecare tanggal 12 April 2019, sesuai dengan kriteria hasil yaitu ibu
pada pasien 2 teratasi pada hari ketiga tanggal 12 April 2019, sesuai
dengan kriteria hasil yaitu pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi,
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapat dari dua kasus yang sama yaitu
pengkajian klien 1 pada tanggal 08 April 2019 dan pengkajian pada klien
2 pada tanggal 10 April 2019. Pada kasus ditemukan data adanya gejala
yang sama yaitu pada klien 1 mengalami sesak napas, batuk bedahak,
hari. Namun terdapat perbedaan keluhan pada klien 1 dan 2 yaitu pada
> 2 detik, tidak mau menyusu. Sedangkan pada pasien 2 pada saat
teori yang dikemukakan oleh para ahli, pada klien 1 ada satu diagnosa
keperawatan yang tidak sesuai dengan teori yang ditemukan pada klien 1
3. Perencanaan
kebutuhan klien.
4. Pelaksanaan tindakan
dengan Pneumonia.
5. Evaluasi
leukosit.
B. Saran
1. Bagi penulis