Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

JENIS HUTAN, PEMANFAATAN, DAN PERSEBARANNYA DI INDONESIA

SMA NEGERI 1 TAJURHALANG


XI IPA 5

2018/2019

GEOGRAFI

DISUSUN OLEH :

1. Quldyah Viga D
2. Nadasyifa Adelia
3. Hanfiy Z
4. Muhammad Alfarobby
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Biogeografi Hutan”
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Biogeografi. Sholawat salam dan doa penulis
ucapkan untuk Nabi Muhammad saw., keluarga dan sahabatya sekalian.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
membantu penulis menyelesaikan makalah ini, khususnya bapak ---------- selaku dosen
pembimbing mata kuliah Biogeografi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran penulis harapkan kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih.

Bogor, 15 September 2018

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan

B. Fungsi Hutan

C. Jenis-jenis Hutan

D. Persebaran Flora dan Fauna di Hutan Indonesia

E. Faktor yang mempengaruhi Persebaran Hutan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara
lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang
cukup luas. Negara Kita Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan beraneka ragam
jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan
lain sebagainya.

Hutan merupakan paru-paru dunia. Artinya tanpa hutan kehidupan di bumi tidak akan berjalan
normal atau bisa dikatakan tidak akan aa kehidupan di bumi tanpa adanya hutan. Sebab seperti halnya
manusia yang tak akan mampu hidup tanpa adanya oksigen, sedangkan oksigen dihasilkan oleh
tumbuhan yang memiliki zat hijau daun atau biasa disebut klorofil. Dan yang menghasilkan oksigen
tentunya tumbuhan yang ada tumbuh di hutan. Tentu bisa dibayangkan bagaimana kondisi kehidupan
dibumi tanpa adanya oksigen. Selain menghasulkan oksigen, masih banyak lagi manfaat hutan bagi
manusia, seperti pemanfaatan sebagai sumber daya, seumber pangan, dan lain lain.

Hutan tidaklah hanya tempat yang ditumbuhi oleh tumbuhan dengan pohon yang tingginya
berpuluh-puluh meter, namun ada juga hutan dengan memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti stepa, sabana
dan yang lainnya. Banyak sekali organisme yang hidup dan berkembang biak dihutan, yakni flora dan
faunanya, yang secara langsung maupun tidak saling berinteraksi satu sama lain dan saling
membutuhkan.

Hutan di indonesia merupakan salah satu hutan terluas dengan ciri khas hutan dengan iklim
tropis, namun indonesia juga memiliki padang rumput yang didalamnya hidup flora dan fauna yang
beraneka ragam. Untuk mengkaji hutan dan flora serta fauna di suatu ruang yang ada didalamnya
maka penulis mengambil judul biogeografi hutan.

B. Rumusan Masalah

Adapun malsalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan hutan?

2. Apa saja fungsi hutan?

3. Apa saja jenis-jenis hutan?

4. Bagaimana persebaran flora dan fauna di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah:

Tujuan:

1. Untuk mendefinisikan hutan.

2. Untuk memaparkan fungsi hutan.


3. Untuk memaparkan jenis-jenis hutan.

4. Untuk memaparkan persebaran flora dan fauna di Indonesia.

Manfaat:

1. Menggugah rasa keingintahuan penulis khususnya, masyarakat umumnya tentang hutan dan
segala potensi yang dimilikinya.

2. Menambah wawasan ataupun referensi tentang hutan.

3. Menjadi acuan bagi pembaca dalam praktik pembelajaran.

4. Menambah referensi tentang hutan.

5. Mampu menangkap pengetahuan tentang potensi hutan yang dimiliki oleh manusia yang harus
dijaga oleh penduduk Indonesia khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yang dimaksud dengan
hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.

Jadi, hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi
sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus
hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan merupakan bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan
baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di
pulau kecil maupun di benua besar. Secara singkat hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan
juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup
luas..

Biogeografi adalah gabungan antara ilmu geografi dengan ilmu biologi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu yang bertujuan untuk mengungkapkan
kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Biogeografi merupakan distribusi
tumbuhan dan hewan biota di bumi. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan proses-proses yang
memengaruhi pola sebaran tumbuhan dan hewan.

Biogeografi hutan adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang persebaran hutan
serta flora dan fauna yang ada dihutan dengan sudut pandang interaksi antarorganisme, interaksi
organisme dengan lingkungan, dan pengaruh interaksi, serta persebarannya.

B. Fungsi Hutan

Hutan-hutan sudah banyak yang telah ditebang karena dibangun untuk pemukiman, industri dan
masih banyak yang lainnya. Seharusnya masyarakat lebih memperhatikan hutan di negara kita ini,
karena keindahan dan keramahan lingkungan dibentuk dengan adanya hutan disekitarnya dan hutan
merupakan paru-paru dunia. Banyak sekali fungsi dan manfaat hutan bagi kelangsungan hidup
manusia. Berikut fungsi hutan :

Fungsi hutan secara ekologis:

a. Hutan merupakan paru-paru dunia karena dalam proses fotosintetis daun-daun akan menghisap
karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Oleh karena itu, keberadaan hutan dapat menjaga
kestabilan oksigen diudara.

b. Hutan dapat menahan erosi karena laju aliran permukaan dihambat oleh akar-akar pohon. Selain
itu air dapat dengan mudah meresap kedalam tanah sehingga dapat menjaga tata air tanah.

c. Hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Fungsi Hutan secara keseluruhan:

1. Menyerap Karbon Dioksida

Manfaat hutan bagi kehidupan manusia antara lain dapat menyerap gas-gas karbon dioksida yang ada
dimuka bumi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa gas-gas karbon dioksida ini sangat
membahayakan manusia terlebih jika tingkatannya jauh diatas batas normal.

2. Menghasilkan Oksigen

Fungsi hutan lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh manusia adalah hutan sebagai penyedia oksigen.
Hutan menghasilkan oksigen dalam jumlah yang sangat besar yang digunakan oleh manusia untuk
bernafas.

3. Sumber Pangan Manusia

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hutan memiliki peranan yang sangat luar bisa, salah satu diantaranya
adalah hutan sebagai penyedia sumber pangan bagi manusia. Sumber pangan yang ada dihutan seperti
umbi-umbian, buah-buahan, sagu, jamur, madu, dan lainnya.

4. Penghasil Obat-obatan

Manfaat hutan lainnya yang bisa dirasakan adalah hutan sebagai penghasil obat-obatan. Banyak sekali
tanaman obat yang bisa kita temukan dihutan, tentunya ini alami dan tidak berbahaya bagi tubuh kita.
So, sayangi dan cintailah hutan yang ada disekitar kita.

5. Rumah Bagi Suku Pedalaman

Ketahuilah bahwa masih banyak suku-suku pedalaman di Indonesia ini, dan mereka menjadikan hutan
sebagai rumah mereka. Ini merupakan tugas kita bersama agar dapat melestarikan hutan dan menjaga
keberadaan suku pedalaman, khususnya yang berada didalam wilayah NKRI.

6. Rumah Bagi Flora dan Fauna

Hutan adalah rumah dan habitat bagi flora dan fauna, disana mereka lahir, tumbuh dan berkembang.
Kalau hutan menjadi rusak, lalu mereka mau tinggal dimana? Kita tentu pernah melihat pemukiman
yang dirusak hewan liar, itu karena rumah dan habitat mereka yang dirusak terlebih dahulu.

7. Sumber Ekonomi

Salah satu manfaat hutan yang bisa kita rasakan adalah hutan sebagai sumber ekonomi. Hasil-hasil
hutan seperti kayu, rotan, damar, dan lainnya dijual (ekspor) sebagai sumber pendapatan negara.
Sudah seharusnya negara mempergunakannya untuk kepentingan kesejahteraan rakyat banyak.

8. Mencegah Bencana Alam

Fungsi hutan bagi kehidupan lainnya adalah hutan dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya
bencana alam seperti banjir dan longsor. Kedua bencana alam tersebut disebabkan oleh volume air
yang berlebihan yang ada dibumi, dan pohon-pohon yang ada dihutan bisa menampung air tersebut.

9. Menyimpan Air
Salah satu diantara banyak peranan hutan adalah sebagai tempat penyimpanan air dalam volume yang
sangat besar. Jika hutan kita rusak maka air dengan volume yang sangat besar tersebut tidak bisa
tertampung sehingga hal seperti ini bisa menimbulkan bencana alam seperti banjir dan longsor.

10. Mengurangi Polusi

Fungsi hutan lainnya yang sangat berguna bagi kehidupan manusia didunia adalah hutan dapat
mengurangi polusi udara. Kita tahu semua bahwa polusi udara ini sangat membahayakan manusia,
dan udara yang tidak sehat tersebut dapat diserap oleh pohon-pohon yang ada dihutan.

11. Tempat Wisata

Ketahuilah bahwa hutan tidak hanya memiliki tanaman atau pohon-pohon saja, ada juga hutan yang
memiliki panorama yang begitu indah. Oleh sebab itu tidak sedikit hutan yang dijadikan sebagai
tempat wisata. Tentunya ini sangat menguntungkan karena bisa dijadikan sumber pendapatan daerah.

12. Untuk Pendidikan

Tidak hanya sebagai tempat wisata, hitan juga bisa dijadikan sebagai tempat riset dan penelitian untuk
pendidikan. Penelitian-penelitian seperti ini bisa menginformasikan kepada masyarakat bagaimana
pentingnya keberadaan hutan dan menyadarkannya agar selalu menjaga dan melestarikannya.

13. Mengatur Iklim

Keberadaan hutan sangatlah penting bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah hutan kota. Hutan
kota ini berfungsi untuk mengatur iklim yang ada disekitar kota tersebut, misalnya dengan
mengurangi efek panas, memberikan kesejukan, dan berbagai manfaat lainnya.

C. Jenis-jenis Hutan

Adapun jenis-jenis hutan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan jenis pohon

a. Hutan Heterogen

Hutan heterogen adalah hutan yang terdiri atas berbagai jenis tumbuhan seperti hutan hujan tropis
yang terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan. Sulawesi dan Papua.

b. Hutan Homogen

Hutan homogen adalah hutan yang terdiri atas satu jenis pohon seperti hutan jati, hutan bambu, hutan
karet, dan hutan pinus.

2. Berdasarkan tujuan pemanfaatan

a. Hutan Produksi

Hutan produksi adalah hutan yang diusahakan melalui sistem Hak Pengusahaan Hutan (HPH) baik
BUMN maupun pengusaha swasta, yang memanfaatkan hasil hutan seperti kayu untuk kegiatan
produksi. Adapun hasil dari kegiatan industri pengolahan kayu antara lain berupa triplek, kusen pintu
dan mebel serta perabot rumah tangga lainnya.

b. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

c. Hutan Wisata

Hutan wisata adalah hutan yang berfungsi untuk objek wisata sebagai tempat rekreasi atau hiburan
para wisatawan karena keindahan alamnya. Kebun Raya Bogor merupakan salah satu hutan wisata
yang banyak dikunjungi wisatawan.

d. Hutan Suaka Alam

Hutan suaka alam adalah hutan yang memiliki keadaan alam khas, diperuntukkan bagi perlindungan
dan pelestarian flora dan fauna yang hampir punah, agar dapat berkembang biak sesuai dengan
kondisi ekosistemnya. Hutan suaka alam Ujung Kulon merupakan tempat perlindungan badak bercula
satu dan beberapa fauna lainnya.

3. Berdasarkan iklim yang mempengaruhi

a. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis tumbuh di sekitar garis khatulistiwa atau equator yang memiliki suhu udara dan
curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Sebagian besar hutan ini tumbuh di lembah sungai Amazon,
lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia Tenggara. Hutan hujan tropis dikenal sebagai hutan
heterogen karena terdiri dari berbagai jenis tumbuhan. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di
Pulau Sumatera, kalimantan dan Irian Jaya (Papua).

Hutan hujan tropis adalah bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan paling
tinggi. Hutan hujan tropis merupakan vegetasi utama yang tumbuh di daerah tropis Indonesia. Ciri-ciri
hutan hujan tropis:

1) Letak hutan hujan berada di daerah tropis.

2) Hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahun.

3) Hutan hujan memiliki kanopi.

4) Hutan hujan tropis memiliki tingkat keragaman biota yang tinggi.

5) Spesies di hutan hujan seringkali bekerja bersama.

6) Daunnya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun.

7) Rata-rata ketinggian pohonnya 60 meter.

8) Banyak terdapat pohon memanjat.

9) Banyak tumbuh pohon epifit.


Flora dan fauna yang terdapat di hutan hujan tropis terdapat lebih dari seratus spesies. Pohon-pohon
utama dapat mencapai ketinggian 20-40m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk
suatu tudung atau kanopi. Tumbuhan khas yang dapat dijumpai adalah Liana (tumbuhan yang
menjalar di permukaan hutan. Contohnya rotan) dan Epifit (tumbuhan yang menempel pada batang-
batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut. Contohnya anggrek dan paku sarang) (Budiyati,
2006:9). Hutan hujan tropis dapat dijumpai di Sumatera, Banten, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Papua.

b. Hutan Musim

Hutan musim tumbuh di daerah yang memiliki tingkat perbedaan musim sangat jelas, yakni antara
lain:

1) Pada musim kemarau pohon-pohon di hutan umumnya kering dan daunnya berguguran, hal ini
untuk mengurangi penguapan.

2) Pada musim penghujan mulai bertunas dan pohon-pohonnya berdaun lebat.

3) Pohonnya lebih rendah dari hutan hujan tropis.

4) Jenis pohon di hutan musim antara lain pohon jati angsana, bambu, kapuk, atau disebut hutan
homogen.

Di Indonesia hutan musim banyak terdapat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ada dua jenis hutam musim:

1) Hutan musim gugur, berada pada daerah dengan ketinggian 800m dan suhu > 200C.

2) Hutan musim selalu hujan, berada pada daerah dengan ketinggian < 1.200m dan suhu > 220C.

c. Sabana dan Stepa

Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pepohonan atau semak belukar, sedangkan
steppa merupakan padang rumput yang sangat luas yang tidak diselingi pepohonan. Sabana dan
Steppa banyak dijumpai di daerah bercurah hujan rendah atau relatif sedikit. Di Indonesia, sabana dan
steppa terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Timur.

d. Hutan Musim Tropik

Hutan ini terdapat di daerah tropic beriklim basah, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang.
Biasanya pohon-pohon di hutan musim tropic menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Hutan
musim tropik banyak terdapat di kawasan India dan Asia Tenggara, termasuk juga Indonesia.

e. Hutan Hujan Iklim Sedang

Hutan hujan iklim sedang adalah hutan raksasa yang terdapat di Australia dan sepanjang pantai
Pasific di Amerika Utara dan California sampai negara bagian Washington. Hutan hujan iklim sedang
di Australia merupakan hutan dengan pohon-pohon tertinggi di dunia.

f. Hutan Pegunungan Tropik


Hutan jenis ini mirip dengan hutan hujan iklim sedang, namun struktur dan karakteristik lainnya
sangat berbeda.

g. Hutan Hujan Iklim Sedang yang selalu hijau

Terdapat di daerah beriklim sedang. Hutan jenis ini tersebar di Amerika Serikat dan Eropa yang
beriklim kontinen.

h. Hutan Gugur Iklim Sedang

Hutan ini terdapat didaerah dengan iklim kontinen sedang namun agak basah dengan musim hujan di
musim panas dan dengan musim dingin yang keras. Pohon-pohon yang dominant adalah pohon-pohon
yang berdaun lebar yang menggugurkan daunnya dimusim dingin. Hutan ini banyak tersebar di
kawasan Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, Chile dan Amerika Tengah.

i. Taiga

Taiga terdiri dari jenis-jenis conifer yang tumbuh di tempat terdingin dari daerah iklim hutan. Taiga
terbesar terdapat di Amerika Utara, Eropa dan Asia.

j. Hutan Lumut

Hutan lumut adalah komunitas pegunungan tropik yang memilki struktur yang berbeda dengan taiga.
Hutan lumut terdapat di daerah yang memilki ketinggian 2500 m. pohon-pohonnya kerdil dan juga
ditumbuhi lumut dan lumut kerak.

4. Berdasarkan letak geografis

a. Hutan Tropika

Secara astronomi hutan tropika terbentang pada wilayah 23,5o LU – 23,5oLS. Ciri-ciri utama
kawasan ini adalah curah hujan yang cukup tinggi dan matahari bersinar sepanjang tahun. Curah
hujan yang tinggi menyebabkan hutan tropika sangat lebat yang terdiri dari berbagai jenis pohon serta
daunnya menghijau sepanjang tahun. Hutan ini berfungsi sebagai paru-paru dunia karena
kemampuannya dalam menyerap karbondioksida serta menjaga keseimbangan suhu dan iklim dunia.

b. Hutan Temperature

Hutan temperate atau hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim,
secara astronomis di antara 23,5o – 66,5olintang utara maupun lintang selatan. Hutan ini berisi
tumbuhan yang daunnya gugur (meranggas) pada musim dingin. Keadaan ini akan berlangsung
hingga menjelang musim semi. Pada musim semi, temperatur akan meningkat, salju mulai mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi). Daerah persebaran hutan gugur terutama meliputi
wilayah sub-tropis sampai sedang seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Tengah dan Timur serta
Chili.

c. Hutan Boreal

Hutan boreal atau hutan taiga berkembang di daerah lintang tinggi dekat dengan kawasan lingkar
kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah hutan tropika. Hutan ini ditumbuhi oleh jenis
pohon berdaun jarum, dimana di kawasan ini memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin
yang panjang. Daerah yang termasuk kawasan ini meliputi Alaska - Amerika Utara, Skandinavia -
Eropa Utara, dan Siberia-Rusia. Vegetasi yang berkembang di daerah ini hanya satu jenis species saja
yaitu pohon spruce,alder, birch dan juniper. Permukaan tanah hutan ini umumnya tertutup lumut
kerak yang tebal.

5. Berdasarkan ketinggian tempat

a. Hutan Pantai (beach forest)

Hutan yang tumbuh di daerah pantai adalah hutan bakau (mangrove). Hutan bakau memilik akar
napas dan daun yang berlapis tebal di pemukaannya untuk mengurangi penguapan. Hutan bakau
banyak dijumpai di pantai yang ombak lautnya tenang, seperti di pantai Sumatera bagian Timur,
pantai Kalimantan Barat, pantai Kalimantan Selatan dan pantai Irian Jaya.

Tumbuhan bakau memiliki karakteristik khusus yang memungkinkan tumbuhan ini hidup dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Lingkungan tempat hidup tanaman ini umumnya memiliki kadar
garam yang cukup tinggi, selalu tergenang, dan tanah yang kurang oksigen.

Hutan bakau banyak tumbuh didaerah pantai yang landai dan berlumpur dengan ketinggian 0-5 meter,
dengan suhu rata-rata 26̊̊̊ C. Ciri-ciri htan bakau yakni selalu tergenang akarnya, tergantung waktu air
laut pasang surut, sehingga hutan bakau sering disebut hutan pasang.

b. Hutan Gambut

Hutan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan atau
akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun
waktu lama. Akumulasi ini terjadi karena lambatnya laju dekomposisi dibandingkan dengan laju
penimbunan bahan organik di lantai hutan yang basah/tergenang tersebut.

Di Indonesia, lahan gambut terdapat di daerah pantai rendah Kalimantan, Sumatera dan Papua Barat.
Sebagian besar berada pada daerah rendah dan tempat yang masih terpengaruh dengan kondisinya,
berada di daratan sampai jarak 100 km sepanjang aliran sungai dan daerah tergenang.

c. Hutan Dataran Rendah (lowland forest)

Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 -
1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau
Kalimantan termasuk hutan dataran rendah.

Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya di dunia. Sebanyak
425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama
dengan harimau Sumatera, gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran
rendah Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan bunga
terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi).

d. Hutan Pegunungan Rendah (sub mountain forest)

Hutan ini terdapat di daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas
permukaan laut. Hutan pegunungan memberikan manfaat bagi masyarakat yang hidup di gunung
maupun yang tinggal di bawahnya. Hutan yang ada merupakan sumber kehidupan. Dari hutan
pegunungan, mereka memanfaatkan tumbuhan dan hewan sebagai makanan, obat-obatan, kayu bakar,
bahan bangunan dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat yang tinggal di bawahnya membutuhkan
hutan pegunungan yang lestari sebagai daerah tangkapan air atau resapan air.
e. Hutan Pegunungan Atas (mountain forest)

Hutan ini terdapat di daerah daerah Indonesia dengan ketinggian di atas 3.500 m di atas permukaan
laut. Hutan ini berfungsi sebagai cagar alam dan taman wisata alam. Vegetasi hutan pegunungan yang
dijadikan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam termasuk tipe hutan hujan tropik pegunungan dengan
floranya terdiri dari jenis-jenis pohon dan liana serta epiphyte.

D. Persebaran Flora dan Fauna di Hutan Indonesia

Perebaran flora dan fauna di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sejarah geologi di masa lalu. Pada
zaman dahulu, wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan marupakan satu bagian dari Benua Asia,
Papua menjadi bagian dari Benua Australia, sedangkan Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara
merupakan pulau yang terpisah. Sehingga sekarang, terdapat pembagian wilayah persebaran flora dan
fauna di Indonesia yang dapat dilihat dari faktor geologinya.

Selain itu, keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh:

1. Perbedaab relief di permukaan bumi.

2. Perbedaan iklim seperti temperatur udara, curah hujan, dan kelembapan.

3. Perbedaan keadaan tanah, seperti tekstur, struktur, mineral dan unsur hara lainnya.

4. Komponen biotik seperti manusia, yang turut mrngubah bentang alam.

1. Persebaran Fauna di Indonesia

Di Indonesia hutan berdasarkan biogeografinya terdapat tiga bagian. Hal ini karena Kepulauan
Nusantara adalah relief alam yang terbentuk dari proses pertemuan antara tiga lempeng bumi. Hingga
hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu masih terus saling mendekat. Akibatnya, antara lain, gempa
bumi sering terjadi di negeri kepulauan ini.

Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu menghasilkan tiga kawasan
biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul. Masing-masing kawasan
biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan berdasarkan perbedaan permukaan fisik
buminya.

1. Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)

Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan berada
di sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas antara dunia flora
fauna di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini bergerak dari utara ke selatan,
antara Kalimantan dan Sulawesi, serta antara Bali dan Lombok. Garis ini mengikuti nama biolog
Alfred Russel Wallace yang pada 1858, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia.

Fauna wilayah ini biasa disebut Fauna Asiatis (Tipe Asia). Di daerah ini terdapat berbagai jenis
hewan menyusui yang besar seperti:

tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,


kera gibon terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

orang hutan terdapat di Sumatra Utara dan Kalimantan,

beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,

badak terdapat di Sumatra dan Jawa ,

gajah terdapat di Sumatra (berpindah-pindah),

siamang terdapat di Sumatra,

kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok,

harimau loreng terdapat di Jawa dan Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di
Jawa, Bali, dan Madura,

kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,

trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan

jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa.

Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan), singa, mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat
di Kalimantan).

2. Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur)

Paparan Sahul adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Australesia (Benua Australia) dan
berada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora
fauna di Paparan Sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. Garis ini membujur dari utara ke selatan
antara Kepulauan Maluku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dan Australia. Garis ini
mengikuti nama biolog Max Weber yang, sekitar 1902, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna
di kawasan ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia.

Fauna wilayah ini biasa disebut Fauna Australis (Australia). Hewan-hewan di Indonesia bagian timur
mirip dengan hewan Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut:

Burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.

Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.

Berbagai jenis serangga.

Berbagai jenis ikan.

Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat
berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.

Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.

3. Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah)


Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini bergerak di sela Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan
ini mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Flora
fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik (hanya ditemukan di tempat
bersangkutan, tidak ditemukan di bagian lain manapun di dunia). Namun, kawasan ini juga memiliki
unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun dari Kawasan Australesia.

Wallace berpendapat bahwa laut tertutup es pada Zaman Essehingga tumbuhan dan satwa di Asia dan
Australia dapat menyeberang dan berkumpul di Nusantara. Walaupun jenis flora fauna Asia tetap
lebih banyak terdapat di bagian barat dan jenis flora fauna Australia di bagian timur, hal ini
dikarenakan Kawasan Wallace dulu merupakan palung laut yang sangat dalam sehingga fauna sukar
untuk melintasinya dan flora berhenti menyebar.

Fauna di laut dalam ini biasa disebut Fauna Peralihan. Fauna Indonesia yang tergolong tipe peralihan
adalah sebagai berikut.

Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.

Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.

Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.

Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.

2. Persebaran Flora di Indonesia

Persebaran flora (dunia tumbuhan) di Indonesia juga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu bagian barat,
timur dan tengah atau peralihan. Setiap wilayah memiliki karakterisktik masing-masing yang khas dan
berbeda satu sama lainnya. Keadaan flora dan fauna yang di lindungi di Indonesia saat ini jumlahnya
sudah semakin menyusut karena adanya eksploitasi hutan yang dilakukan oleh manusia. Menurut ahli
biologi dari belanda Van Steenis di Indonesia setidaknya terdapat kurang lebih 4000 jenis pohon,
1500 jenis tumbuhan pakis-pakisan dan terdapat 5000 jenis bunga anggrek. Bukan itu saja bahkan van
steenis mengelompokan terdapat kurang lebih 25.000 jenis tanaman yang memiliki bunga dan kurang
lebih 1,700 tumbuhan yang tidak memiliki bunga.

Flora di Indonesia mencapai 10% dari yang ada di dunia, lumut dan ganggang yang ada di Indonesia
mencapai 35.000 jenis. 40% dari flora di Indonesia merupakan flora endemik yang hanya bisa
ditemukan di Indonesia saja dengan total jenisnya sebanyak 202 dan 59 diantaranya berada di pulau
Kalimantan. Vegetasi anggrek merupakan vegetasi yang terbesar di dalam flora ini. Dengan fakta ini
menjadikan Indonesia merupakan negara yang memiliki jenis flora terbesar dan terlengkap di dunia.

1. Flora di wilayah bagian Barat (Paparan Sunda)

Jika di Kalimantan terdapat 59 jenis flora endemik maka di paparan sahul ini terdapat 10 jenis
tumbuhan endemik yang hanya bisa tumbuh di daerah paparan sahul saja. wilayah paparan sahul
meliputi pulau Kalimantan, sumatera dan jawa yang memiliki hutan hujan tropis terbesar dan terluas
di dunia. flora di paparan sunda terbagi menjadi tiga macam yaitu flora endemik seperti bunga
bangkai atau raflesia arnoldi yang hanya terdapat di wilayah Bengkulu, jambi, dan sumatera selatan
serta bunga anggrek tien Suharto yang hanya ada di wilayah sumatera utara. Selanjutnya flora khas
paparan sunda adalah pada bagian pantai timur di dominasi hutan mangrove dan rawa gambut.
Kemudian flora di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian, rawa gambut, kemuning,
rotan dan hutan rawa air tawar.
2. Flora di wilayah bagian Timur (Paparan Sahul)

Flora atau tumbuhan sahul yang ada di wilayah Indonesia bagian timur atau bisa juga disebut dengan
flora australis. Disebut dengan flora australis karena seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya
bahwa wilayah Indonesia bagian timur dahulu menyatu dengan benua australia sehingga jenis
floranya juga hampir sama. Wilayah flora sahul meliputi daerah pulau papua dan beberapa pulau-
pulau kecil disekitarnya.

Hutan sahul memiliki ciri-ciri seperti sama dengan hutan Australia wilayah utara dengan beribu-ribu
jenis tumbuhan dengan daunnya yang lebat dan hijau, ketinggian pohon di wilayah ini bisa mencapai
50 meter tingginya.Karena lebatnya daun pohon di hutan sahul membuat sinar matahari tidak
menembus tanah sehingga kelembapan dan memiliki ciri ciri air tanah yang baik dan membuat tanah
subur dengan organisme yang ada di dalamnya. Karena hal ini pula terdapat banyak tumbuhan
merambat atau epifit.

Pohon-pohon yang menghasilkan kualitas kayu yang sangat berkualitas tumbuh di hutan ini seperti :

Pohon besi, cemara, merbau, jati dan eben hitam.

Di daerah pesisir pantai terdapat hutan mangrove yang sangat lebat dan sangat bagus untuk keamanan
pantai. Sedangkan di daerah rawa terdapat pohon sagu yang merupakan makanan pokok daerah
papua.

Tumbuhan endemik di daerah tersebut diantaranya adalah pohon Rhododendron. Secara garis umum
jenis flora yang ada di parapan sahul meliputi pohon sagu, hutan hujan tropic dan jenis pemetia
pinnata.

3. Flora daerah tengah atau peralihan

Seperti dengan namanya flora ini terletak di wilayah tengah atau peralihan dari wilayah timur dan
barat. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah wilayah pulau Sulawesi, Maluku dan nusa
tenggara. Di pulau Sulawesi setidaknya terdapat 4.222 jenis flora yang memiliki karakteristik yang
hampir mirip dengan yang ada di Flipina, Maluku, nusa tenggara, dan jawa. Flora di bagian peralihan
ini jika terdapat di pantai akan mirip dengan yang ada di papua namun untuk flora yang berada di
gurun sangat mirip dengan yang ada di Kalimantan.

Jenis flora endemik di wilayah ini adalah kayu ebonu atau yang biasa dikenal dengan kayu besi di
pulau Sulawesi. Saat ini kayu eboni atau kayu besi masuk dalam jajaran flora yang dilindungi karena
sudah terancam punah keberadaannya. Kualitas kayu yang kuat dan awet membuatnya memiliki harga
mahal.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Hutan

Hutan merupakan suatu ekosistem natural yang telah mencapai keseimbangan klimaks dan merupakan
komunitas tumbuhan yang paling besar yang mampu pulih kembali dari perubahan-perubahan yang
dideritanya sejauh tidak melampaui batas-batas yang dapat ditoleransi. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi persebaran hutan, yaitu iklim, keadaan tanah, relief, dan makhluk hidup.
1. Iklim

Kondisi iklim mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim
yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun
yang gersang, sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora
dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya,
daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim
yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu,
kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

2. Keadaan tanah

Faktor kedua yang memengaruhi persebaran hutan adalah kondisi tanah. Tanah merupakan media
tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap
tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan
humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-
pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media
optimal bagi pertumbuhan tanaman.

3. Relief

Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan
bentuk wilayah. Setiap dataran memiliki topologi dan tinggi yang berbeda-beda, di mana setiap naik
100 meter dari permukaan air laut, maka suhu udara akan turun sekitar 0.5-0.6 derajat celcius.
Penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab
organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di sekitarnya. Oleh karena
itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan yang hidup pada wilayah
dataran tinggi atau pegunungan.

4. Makhluk Hidup

Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di suatu
wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan flora dan
fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan
memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat
merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam waktu
yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal
pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara
alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia. Biogeografi
adalah gabungan antara ilmu geografi dengan ilmu biologi yang mempelajari tentang keanekaragaman
hayati berdasarkan ruang dan waktu yang bertujuan untuk mengungkapkan kehidupan suatu
organisme dan apa yang mempengaruhinya. Biogeografi hutan adalah suatu bidang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang persebaran hutan serta flora dan fauna yang ada dihutan dengan sudut
pandang interaksi antarorganisme, interaksi organisme dengan lingkungan, dan pengaruh interaksi,
serta persebarannya.

Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator
arus hidrologika, serta pelestari tanah, untuk mengatur iklim, mencegah terjadinya bencana alam dan
untuk kelangsungan ekonomi manusia. Fungsi hutan secara ekologis yakni hutan merupakan paru-
paru dunia, mencegah erosi, dan hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna.

Adapun jenis-jenis hutan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan jenis pohon yakni Hutan Heterogen dan Hutan Homogen.

2. Berdasarkan tujuan pemanfaatan yakni Hutan Produksi, Hutan Lindung, Hutan Wisata, dan
Hutan Suaka Alam.

3. Berdasarkan iklim yang mempengaruhi, yakni Hutan Hujan Tropis, Hutan Musim, Sabana dan
Stepa, Hutan Musim Tropik, Hutan Hujan Iklim Sedan, Hutan Pegunungan Tropik, Hutan Hujan
Iklim Sedang yang selalu hijau, Hutan Gugur Iklim Sedang, Taiga, dan Hutan Lumut.

4. Berdasarkan letak geografis, yakni Hutan Tropika, Hutan Temperature, dan Hutan Boreal.

5. Berdasarkan ketinggian tempat, yakni Hutan Pantai (beach forest), Hutan Gambut, Hutan
Dataran Rendah (lowland forest), Hutan Pegunungan Rendah (sub mountain forest) , dan Hutan
Pegunungan Atas (mountain forest).

6. Berdasarkan Proses Terjadinya, yakni Hutan Asli dan Hutan Buatan.

Persebaran Flora dan Fauna di Hutan Indonesia

1. Persebaran Fauna di Indonesia

a. Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat) disebut Fauna Asiatis (Tipe Asia). Seperti tapir,
banteng, gajah, harimau, dan lain-lain.

b. Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur) disebut Fauna Australis (Australia). Seperti burung
cendrawasih, amfibi, serangga dan lain-lain.

c. Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah) disebut Fauna Peralihan. Seperti katak
pohon, katak tebang, burung nuri, maleo dan lain-lain.
2. Persebaran Flora di Indonesia

a. Flora di wilayah bagian Barat (Paparan Sunda). Seperti pada bagian pantai timur di dominasi
hutan mangrove dan rawa gambut. di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian, rawa
gambut, kemuning, rotan dan hutan rawa air tawar.

b. Flora di wilayah bagian Timur (Paparan Sahul). Seperti Pohon besi, cemara, merbau, jati dan
eben hitam dan masih banyak lagi.

c. Flora daerah tengah atau peralihan. Flora endemiknya kayu ebonu atau yang biasa dikenal
dengan kayu besi di pulau Sulawesi.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan terutama dari sumber referensi
dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis berharap penyusunan makalah selanjutnya dengan
judul yang sama akan menyempurnakan kekurangan makalah ini dengan menambah materi yang lebih
lengkap maupun dengan melengkapi bagian materi yang dirasa kurang dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai