Anda di halaman 1dari 8

Rumusan masalah : ajaran tauhid dalam Islam

Permasalahan :

1. Apakah yang dimaksud dengan tauhid dalam Islam?


2. Bagaimana pengaruh tauhid dalam kehidupan seorang muslim?
3. Bagimana implementasi dari ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana cara mentauhidkan Allah SWT

Pembahasan :

Apakah yang dimaksud dengan tauhid dalam Islam

Dari segi bahasa “tauhid” berarti “esa”. Dari segi Syari “tauhid” ialah mengesakan
Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui nabi-nabi-Nya yaitu dari
segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma Was Sifat. Allah berfirman dalam surat Adz-
Dzariyat ayat 56:

ِ ‫س ِإ ََّّل ِل َي ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku.”

Maksud dari kata menyembah di ayat ini adalah mentauhidkan Allah dalam segala
macam bentuk ibadah sebagaimana telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu „anhu,
seorang sahabat dan ahli tafsir. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan
penciptaan jin dan manusia di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah saja.
Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian bermain-main dan
bersenang-senang belaka. Sebagaimana firman Allah SWT surat Al-Anbiya ayat 16-17:

َّ ‫لَ ْو أ َ َر ْدنَا أ َ ْن نَت َّ ِخذَ لَ ْه ًوا َّلت َّ َخ ْذنَاهُ ِم ْن لَدُنَّا ِإ ْن ُكنَّا فَا ِعلِينَ َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
َ ‫س َما َء َو ْاْل َ ْر‬
‫ض َو َما‬
َ‫َب ْينَ ُه َما ََّل ِع ِبين‬
Artinya : “Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dengan bermain-main. Sekiranya kami hendak membuat sesuatu permainan
tentulah kami membuatnya dari sisi kami. Jika kami menghendaki berbuat demikian.

Selain itu, tauhid juga adalah tujuan diutusnya beberapa rasul ke muka bumi, dalam hal ini
Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 36
ُ ‫َولَقَ ْد َب َعثْنَا ِفي ُك ِِّل أ ُ َّم ٍة َر‬
‫سوَّل‬
Artinya : “Dan sungguh kami telah mengutus Rosul itu”.

Makna dari ayat ini adalah bahwa para Rasul mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi
terakhir nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wa salam diutus oleh Allah untuk mengajak
kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak mempersekutukanNya
dengan sesuatu apapun. Maka pertanyaan bagi kita sekarang adalah “Sudahlah kita
memenuhi seruan Rasul kita Muhammad shollallohu alaihi wa sallam untuk beribadah
hanya kepada Allah semata ataukah kita bersikap acuh tak acuh terhadap seruan
Rasulullah ini ?”

Selain itu tauhid merupakan perintah Allah yang paling utama dan pertama. Allah
berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 36:

‫سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْربَى‬


َ ‫ش ْيئًا َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح‬
َ ‫َّللا َوَّل ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه‬
َ َّ ‫َوا ْعبُدُوا‬
‫س ِبي ِل َو َما‬ ِ ‫ب ِب ْال َج ْن‬
َّ ‫ب َواب ِْن ال‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َّ ‫ب َوال‬ِ ُ‫ار ْال ُجن‬ِ ‫ار ذِي ْالقُ ْر َبى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫سا ِك‬ َ ‫َو ْال َيتَا َمى َو ْال َم‬
ً ‫َّللاَ َّل ي ُِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَاَّل فَ ُخ‬
‫ورا‬ َّ ‫ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ِإ َّن‬
ْ ‫َملَ َك‬
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, kerabat-karib, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Tauhid merupakan materi dakwah pertama para Rasul. Tauhid merupakan terminal
pertama dan langkah terawal bagi mereka-mereka yang ingin menempuh jalan kepada Allah.
Apabila tauhid wujud dalam diri seseorang secara sempurna, maka tauhid akan mencegah
seseorang itu masuk neraka.

Kedudukan Tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, karena dari pemahaman


tentang tauhid adalah itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid dalam
Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugat dan sangat
berpengaruh terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid seorang tidak
kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.

Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah sebuah
sumpah akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah Yang Maha Esa.
Dengan meyakini akan keesaan Allah, maka seseorang muslim tidak akan lagi meyakini
adanya Tuhan selain Allah sehingga seluruh hidupnya akan senantiasa dipersembahkan hanya
untuk mengabdi kepada Allah. Dengan tauhid yang kuat maka seorang muslim akan mampu
melaksanakan seluruh perintah Allah dengan keyakinan yang kuat pula. Nilai keesaan Allah
merupakan awal dari kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan Nya tersebut. Manusia
diciptakan di muka bumi ini hanya mempunyai satu tugas yaitu menyembah Allah dengan
segala bentuk ibadahnya.

Dengan memperdalam pemahaman terhadap ilmu tauhid, maka diharapkan seorang


muslim mempunyai landasan kuat dalam mengimplementasikan kewajiban-kewajiban
menyembah Allah. Dengan keyakinan yang kuat tentang keesaan Allah, maka akan semakin
ringan seorang muslim melaksanakan seluruh ibadah yang diwajibkan kepada seorang
muslim pada Allah SWT.
Bagaimana pengaruh tauhid dalam kehidupan seorang muslim

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar bahwa pada suatu hari dia berjalan dengan
Khalifah Umar bin Khattab RA dari Madinah menuju Mekah, di tengah perjalanan mereka
berjumpa dengan seorang penggembala, yang sedang turun dari tempat penggembalaan
dengan kambing-kambingnya yang banyak. Khalifah ingin menguji sampai di mana
penggembala itu bersifat amanah. Antara keduanya terjadi percakapan sebagai berikut:

Khalifah : “Wahai penggembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu
itu!”.

Gembala : “Aku ini hanya seorang budak”.

Khalifah : “Katakan saja nanti kepada tuanmu,anak kambing itu telah dimakan
serigala.”

Gembala : “Kalau begitu di mana Allah?”

Amat singkat jawaban anak gembala itu “Di mana Allah?”

Bagi Khalifah Umar dan bagi kaum muslimin di kala itu umumnya, pertanyaan
sesingkat itu sudah cukup untuk menggugah dhamir, meremangkan bulu kuduk. Seakan-akan
anak gembala itu berkata: “Memang tuan, saya tidak memiliki ternak ini, bisa saja saya
tipudia tidak melihat apa yang saya lakukan di sini, tetapi bagaimana saya akan menipu
Allah! Bukankah allah meihat apa-apa yang saya perbuat, karena ia mengetahui apa yang
terbesit dalam hati seseorang dimanapun ia berada.”

Tidaklah heran, apabila waktu itu Khalifah Umar bercucuran air mata karena terharu.
Lalu beliau pergi bersama anak gembala itu menjumpai empunya yang ternak itu. Ditebusnya
kemerdekaan anak gembala dan lalu beliau berkata : “Kalimat fa ainallah inilah yang
memerdekakan kamu di dunia ini, semoga dengan kalimat itu pula akan memerdekakan kamu
di akhirat kelak.”. Demikianlah contoh pengaruh tauhid yang membentuk pribadi para kaum
muslimin dahulu mulai dari golongan elit sampai lapisan kaum awam.

Tauhid juga akan membebaskan manusia dari seribu satu macam belenggu kejahatan
duniawi. Tauhid membebaskan manusia dari penjajahan, perbudakan dan perhambaan, baik
oleh sesame manusia, maupun oleh hawa nafsu dan harta benda. Karena dengan tauhid,
manusia hanya akan menghamkan diri kepada Allah semata.

Dengan jiwa tauhid yang tinggi,seseorang akan bebas dari belenggu-belenggu


ketakutan dan duka-cita dalam kemiskinan harta-benda, karena yakin tiap binatang melata di
bumi ini dari Tuhan jugalah rezekinya. Kewajiban bagi manusia ialah bekerja, dan berusaha
sambil berdoa, hasilnya di tangan Tuhan sendiri. Tauhid juga membebaskan manusia dari
ikatan-ikatan kursi, jabatan dan kedudukan. Sebab tauhid menyadrakan manusia bahwa hanya
Tuhanlah yang dapat menaik-turunkan seseorang darri kursi jabatannya. Dan Tuhan berkuasa
memuliakan atau menghina-kan seseorang. Allah SWT sdalah sumber segala kemuliaan
Tauhid juga akan membebaskan manusia dari perasaan takut mati. Tauhid
menyadarkan manusia bahwa persoalan mati adalah di tangan Tuhan, dan setiap yang berjiwa
pasti mengalami mati. Mati adalah pintu gerbang yang setiap makhluk akan lewat di pintu
gerbang itu. Konsekuensinya menumbuhkan semangat jihad seseorang untuk menegakkan
yang hak dan menghancurkan yang batil, sekalipun ia harus menyabung nyawa dan
mempertaruhkan jiwa raga. Jadi, seorang muslim harus memiliki keberanian: berani berpihak
pada kebenaran dan keadilan, berani hidup juga berani mati demi keagungan Allah SWT.
Apa implementasi dari ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari?

Pertama, transformasi ketauhidan. Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan


ketauhdian kepada Allah dalam bentuk amal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita
menyadari betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka kita senantiasa menjaga perilaku
kita dari hal-hal buruk misalnya kesombongan, berbuat zalim, menyakiti orang lain,
merugikan orang lain, dan setersunya. Sebaliknya, kita selalu terdorong unatu melakukan hal-
hal yang baik misalnya bersikap ramah, menolong orang lain, peduli, empati pada sesame,
dan setersunya. Intinya kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat benar-benar membawa
manfaat bagi orang lain.

Kedua, transendensi kehidupan. Transendensi kehidupan adalah upaya mengaitkan


semua dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir sebagai pengawas kehidupan
kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Saat kita menerima rezeki, pertolongan, bahkan bencana semuanya
selalu terkait dengan Allah. Allah-lah yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-
hamba-Nya. Terkadang kita hanya berterima kasih pada manusia. Kita tak pernah sadar
bahwa Allah-lah yang mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan semuanya untuk kita.
Jadi seharusnya, pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah Allah. Baru manusia.
Demikian juga misalnya kita menerima musibah. Musibah harus menyadarkan kita bahwa itu
adalah ujian, peringatan, atau bahkan azab dari Allah. Intinya semuanya perilaku kehidupan
ini, kecuali ada ikhtiar lahiriah dan jawaban-jawaban rasional yang tak boleh ketinggalan
harus dihubungkan dengan Allah. Jika kita membutuhkan pertolongan, jika kita punya
masalah, jika kita ingin berbagi cerita, dan seterusnya, maka Allah-lah pihak pertama yang
kita jadikan tempat berbagi, tempat memohon, dan tempat melabuhkan perasaan. Mengapa?
Karena Dia-alah Yang Maha Mendengar. Dia-lah Yang Maha Peduli.
Bagimana implementasi dari ajaran tauhid dalam kehidupan sehari-hari?

1. Tidak mempersekutukan Allah


Mempersekutukan artinya tidak menyembah Tuhan selain Allah SWT.
Perbuatan mempersekutukan tersebut dinamakan syirik, dan orang yang
melakukannya dinamakan musyrik. Syirik merupakan dosa besar di samping dosa-
dosa besar yang lainnya, seperti durhaka pada orangtua, takabur, dan lain
sebagainnya.
Syirik merupakan dosa besar, bahkan derajatnya terletak di atas dosa-dosa
besar yang lain. Karena itu syirik merupakan hal yang paling berbahaya dan paling
dikutuk oleh Allah, bahkan syirik merupakan dosa yang tidak diampuni.
“Sesungguhya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan
Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendakinya.
Barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya”. (An-nisa’ 116).
2. Cinta kepada Allah
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhya Aku Maha
Pengampun Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya siksa-Ku adalah siksa yang
amat pedih” (Al-Hijr 49-50).
Adapun keharusan untuk mencintai Allah disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
a. Agama islam memang mengajarkan hendaknya semua manusia mencintai Allah
dan Rasul Allah.
b. Mencintai Allah di sini maknanya ialah, melaksanakan segala yang menjadi
kelaziman cinta(kepada Allah), yaitu mentaati dan mendahulukan perintah Allah,
menjauhi larangan Allah.
c. Allah Maha Pengasih Maha Penyayang sehingga kita wajib mengasihi dan
mencintai Allah sepenuh hati.
Imam Ghazali menerangkan, bahwa tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah
ialah:
a. Orang yang selalu ingat akan mati, sebab kematian adalah perjumpaan dengan
sang kekasih yaitu Allah.
b. Orang yang sukarela ingin berkurban untuk Allah dan ingin mendekatkan diri
kepada Allah.
c. Orang yang selalu ingat kepada Allah, dan ingat kepada Allah membawa
kesegaran bagi jiwanya.
d. Orang yang mencintai firman-firman Allah yaitu Al-Qur’an dan cinta kepada
Rasul Allah yaitu Muhammad SAW.
e. Orang yang merasa ringan dan senang hati beribadah kepada Allah SWT.
f. Orang yang akan cinta pula kepada orang-orang yang berbakti kepada Allah dan
benci kepada kaum kafir dan munafik.
3. Ridho dan ikhlas terhadap qada da qadar Allah
Kepercayaan kepada qada dan qadar ini mengajarkan, bahwa segala sesuatu
yang terjadi di alam, termasuk yang menimpa diri manusia sendiri, tidaklah terlepas
dari takdir atau ketentuan Allah. Semua yang ada pada diri manusia telah
ditentukan(ditakdirkan) oleh Allah, dan manusia tinggal menerima apa adanya.
“Siapa tidak ridha aka Qada-Ku da Qadar-Ku, baiklah ia mencari Tuhan selain
Aku” (Riwayat Thabrani).Makna ridha dan ikhlas terhadap takdir Allah ialah,
hendaklah kita bersyukur terhadap takdir yang diberikan oleh Allah SWT.
Orang mukmin yang sabar dan tabah meghadapi penderitaan akan
memperoleh beberapa keuntungan:
a. Akan menerima pahala yang tiada terkira banyaknya, bahkan memperoleh pahala
sebagai orang yang mati syahid.
b. Dihapus dosa-dosanya oleh Allah.
c. Akan memperoleh kebahagiaan hidup abadi di akhirat, yaitu masuk surga.
4. Bertaubat kepada Allah
Taubat adalah kembali taat kepada Allah setelah sebelumnya durhaka kepada
Allah SWT. Siapa yang menyesal atas sesuatu dosa yang telah dikerjakan, hal tersebut
sudah dinamakan bertaubat, walaupun perlu disempurnakan lagi. Agama Islam
mengajarkan, bahwa dosa dapat dihilangkan dengan dua jalan yang harus dikerjakan
semuanya, yaitu:
a. Dengan bertaubat kepada Allah, yaitu berusaha secara khusus menghilangkan
sesuatu dosa.
b. Dengan beribadah kepada Allah seperti shalat, puasa, dan amal-amal baik lainnya.
Taubat hendaknya dilakukan dengan mengerjakan rukun-rukun taubat yang
terdiri dari:
a. Berhenti dari maksiat
b. Menyesal atas dosa-dosa yang telah dikerjakan.
c. Berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi berbuat dosa.
d. Dalam hal dosa kepada orang lain, hendaknya ditambah dengan menyelesaikan
persoalan dengan orang lai yang bersangkutn.
5. Bersyukur kepada Allah
Syukur ialah mempergunakan segala sesuatu pemberian dari Allah pada
fungsinya masing-masing, sesuai dengan yang sudah ditentukan Allah. Adapun
selanjutnya, syukur itu melengkapi juga pengertia-pengertian sebagai berikut:
a. Merasa gembira atas sesuatu pemberian orang lain yang kita terima.
b. Menyatakan kegembiraan itu dengan ucapan dan perbuatan.
c. Memelihara pemberian dengan baik-baik dan mempergunakan sesuai dengan yang
di kehendaki oleh si pemberi.
d. Membalas pemberian Allah dengan mempergunakan karunia Allah menurut yang
diridhai Allah, dan membalas pemberian manusia dengan pemberian pula,
sekurang-kurangnya dengan doa
Bagaimana cara mentauhidkan Allah

Tauhid dicapai dengan keikhlasan menyembah Allah saja. Dan sungguh tidak berdo’a
kecuali kepada Allah dan sungguh tidak memohon ampun kecuali dengan Allah tidak
bertawakal kecuali kepada-Nya dan tidak bersumpah kecuali kepadaNya dan tidak
menyembelih kecuali untuk Allah dan tidak beribadah kecuali kepada Allah, menyembah
Allah saja seperti apa yang di Firmankan oleh Allahu ta’ala : “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu
adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di
samping (menyembah) Allah.” Qs.Al Jin 18

Dan FirmanNya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” Qs Albayyinah 5

Ini adalah kebenaran Attauhid. Allah mengkhususkan mereka dengan beribadah dan NabiNya
mengkhususkan mereka dengan taat mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alayhi sholaatu
wassalaam. Menyembah Allah adalah hak. wajib mengkhususkan untukNYa yang Maha
Kuasa. FirmanNya: “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya,
meskipun orang-orang kafir tidak menyukaiNya” Qs. Al-Mu’min 14

Dan FirmanNya: “Hanya KepadaMu kami Menyembah Dan hanya KepadaMu lah kami
meohon pertolongan”. Qs. Alfatihah 5

Dan FirmanNya: “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah)
Allah.”Qs.Al Jin 18

Maka tidak berdo’a kecuali kepada Allah, dan tidak menyembah kecuali untuk Allah,
tidak bersumpah kecuali kepada Allah, tidak berpuasa kecuali kepada Allah dan seterusnya
semua ibadah kecuali hanya untuk Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai